Beranda / Fantasi / Puncak Benua / Bab 2 Majikan yang Cantik

Share

Bab 2 Majikan yang Cantik

Penulis: Milky Way
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-17 18:36:46

Matahari telah condong di barat, cuaca panas berganti hangat dan cahaya keemasan senja di mana-mana. Sebentar lagi malam akan menjelang.

"Kita akan berhenti tidak jauh di depan, itu tempat para pedagang biasanya mendirikan kemah untuk menginap. Bersiaplah, anak muda. Kamu harus bekerja untuk mendirikan kemah-kemah." Kakek Long mengingatkan.

"Baik, Kakek," jawab Aaron. Jadi itulah pekerjaannya, membantu pekerjaan kasar bagi kebutuhan orang-orang ini.

Aaron telah terbiasa melakukan itu. Ia sering pergi berburu dengan ayahnya dan menginap di hutan. Jadi pekerjaan seperti mendirikan kemah dan mencari kayu bakar bukanlah pekerjaan sulit baginya.

Kakek Long juga baik selama di perjalanan. Ia mengajari Aaron cara mengendalikan kuda-kuda penarik kereta. Aaron cukup cerdas, hanya dengan beberapa instruksi dari kakek Long ia sudah bisa melakukannya.

Tidak lama kemudian mereka sampai di tempat yang dimaksud oleh kakek Long, sebuah hutan kecil dengan aliran sungai berair jernih. Hamparan rumput yang dihuni oleh kemah-kemah para pedagang yang telah terlebih dahulu datang dan beristirahat.

Tuan Hong memerintahkannya untuk menurunkan tenda-tenda di gerbong kereta barang, sementara tuan Hong sendiri menemui penjaga yang mengawasi daerah itu untuk membayar sewa tempat mereka berkemah.

Dengan cekatan Aaron mengambil barang-barang yang diperlukan dan mulai mendirikan tenda. Dibantu oleh pengawal yang menjemputnya tadi. Penjaga itu mengenalkan dirinya bernama Lei.

Tidak banyak orang dalam rombongan mereka. Ditambah dengan Aaron mereka semua berjumlah delapan orang, tiga kusir, satu penjaga, tuan Hong dan dua keponakannya.

Karena sudah terbiasa, tenda-tenda itu segera selesai dikerjakan oleh Aaron. Dua gadis keponakan tuan Hong terlihat mengamati Aaron yang mengerjakan tugasnya. Mereka agak kagum dengan kelincahan anak muda itu. Meskipun Aaron hanyalah terlihat seperti orang biasa, namun raut polos dan mata jernihnya mengundang simpati menunjukkan kalau ia bukanlah orang yang berbahaya.

"Nampaknya anak itu cukup cekatan," gumam gadis di samping nona Yue. Gadis itu adalah nona Xia, kakak sepupu dari Yue. Xia telah terlebih dahulu menjadi murid akademi.

Saat mereka memperhatikan Aaron, dari jauh terlihat tiga orang seumuran mereka datang dengan pakaian yang sangat bagus. Menilik penampilan mereka, pastilah anak orang terpandang dari suatu tempat.

Di paling depan seorang laki-laki muda berkulit putih dengan wajah yang tampan. Di belakangnya seorang laki-laki muda lainnya dan seorang gadis yang terlihat agak acuh dan penyendiri, wajahnya anggun dengan lekukan tubuhnya yang mulai tumbuh dewasa.

"Salam, Nona Xia, Nona Yue." Sapa pria tampan itu menangkupkan tangan. Mata cemerlangnya menyiratkan kepercayaan diri yang besar.

"Tuan Muda Qibo. Salam ... lama tidak bertemu," jawab Xia membalas sambil tersenyum. Mereka berdua segera berdiri berhadapan dengan ketiga orang itu.

"Ah ... maafkan, akhir-akhir ini Qibo jarang berkunjung. Qibo ini sedang sibuk berlatih untuk persiapan penerimaan murid baru di akademi. Beruntungnya berkat pelatihan yang giat, yang muda ini berhasil naik ke tingkat dua Ranah Mortal jiwa," balas anak laki-laki tampan itu yang ternyata bernama Qibo.

"Ah ... sangat luar biasa, Xia tidak meragukan bakat dari klan Arsena yang sejak dulu terkenal sangat bagus," balas Xia memuji.

"Nona Xia terlalu menyanjung. Bakat saya tidak lebih baik daripada genius-genius dari klan lain, bagaimana mungkin bisa di samakan?" Qibo merendah, namun di dalam dadanya serasa meledak mendengar sanjungan itu. Sekilas ia melirik nona Yue di samping Xia.

"Tidak benar itu, bahkan di usianya yang masih sangat muda, Tuan Muda Qibo telah masuk ke tingkat dua Mortal Jiwa. Sungguh tidak dapat dicari bandingannya." Terdengar selaan dari sebelah Qibo. Pria itu adalah Luche, yang selalu menjilat dan menyanjung Qibo.

Mendengar sanjungannya semua orang tertawa. Qibo nampak sangat menikmati sanjungan yang diberikan orang-orang kepadanya, apalagi di hadapan nona Yue langsung. Ia telah lama menyukai gadis keponakan tuan Hong itu. Sebenarnya mereka bertemu di tempat ini bukanlah karena kebetulan, Qibo dan rombongannya telah mengatur waktu agar mereka bertemu di tempat ini. Dengan rencana mengajak untuk melanjutkan perjalanan bersama-sama keesokan harinya.

"Tingkat apakah Nona Yue saat ini?" Tiba tiba Qibo mengalihkan pertanyaannya kepada Yue yang sejak tadi hanya diam mendengarkan. Qibo menatap dengan kekaguman yang sangat jelas di matanya, pesona Yue benar-benar seperti sekuntum persik yang akan mekar.

"Yue ini tidak dapat dibandingkan dengan Tuan Muda Qibo. Setelah berusaha sangat keras, Yue hanya pada tingkat awal Mortal Jiwa," ucap Yue merendah. Ekspresinya sopan, namun juga mengandung jejak acuh di dalamnya.

Qibo nampak senang, orang yang membuatnya berangan-angan siang dan malam seharusnya memang tidaklah biasa-biasa saja. "Sungguh luar biasa, Nona Yue masih sangat muda, tapi telah mampu menembus ranah Mortal Raga ke Mortal Jiwa." Ia memberikan sanjungan.

Nona Yue tersenyum. "Tuan Muda Qibo terlalu memuji. Bahkan Tuan Muda sendiri berada di level dua Mortal Jiwa."

Tingkat paling pertama dari kultivasi adalah Mortal Raga, ranah di atas itu adalah Mortal Jiwa dan masih banyak lagi ranah- ranah di atasnya. Pada setiap ranah dibagi lagi menjadi sembilan tingkatan. Untuk mencapai setiap ranah lanjutan maka harus melewati sembilan tingkatan itu terlebih dahulu.

Persyaratan minimal masuk akademi adalah Mortal Raga tahap ke tujuh, itu juga dengan syarat tambahan tidak boleh melewati umur 17 tahun, kecuali memiliki ranah yang melampaui Mortal Raga.

...

Aaron terus menambahkan kayu api ke dalam unggun. Ketika nyalanya telah cukup besar, paman Lei menyatakan cukup.

Baru saja Aaron hendak duduk ketika terdengar suara berteriak dari jauh. Ia menoleh, dan melihat laki-laki yang bersama Qibo melambaikan tangan memanggilnya. Semua orang di kelompok itu juga memandang ke arahnya.

Mengetahui kalau ia dipanggil, Aaron bangkit berdiri. Agak ragu berjalan ke arah mereka.

"Cepat, Tuan Muda Qibo memanggilmu!" bentak Luche. Aaron agak mempercepat langkahnya.

"Ada apa Tuan Muda memanggilku?" tanya Aaron. Ia harus menjaga sikap dan bahasanya di depan orang ini. Secara alami nona Yue di depannya adalah majikannya sekarang, jadi ia harus menjaga kesopanannya.

"Tuan Muda Qibo akan menunjukkan teknik klannya yang legendaris, Murka Agung Seribu Tombak. Kamu cukup beruntung untuk menjadi pertunjukan tuan muda," jelas Luche.

Wajah Aaron berubah, cukup beruntung? Menjadi sansak latihan orang lain bukanlah sebuah keberuntungan, kutuknya dalam hati.

Menangkupkan tangan Aaron berkata, "Maaf, Tuan Muda. Saya hanyalah orang kecil yang tidak memiliki kemampuan, takutnya yang rendah ini tidak dapat memuaskan hati Tuan Muda." Aaron berusaha menolak dengan sopan.

"Berani kau menolak permintaan Tuan Muda?" Luche menggeram. Ia berjalan menghampiri Aaron dan melemparkan beberapa keping perak. "Keping perak itu akan cukup untukmu membayar tabib jika kau terluka!" teriak Luche. "Kau hanya perlu berdiri di sana dan menunggu Tuan Muda Qibo menunjukkan jurusnya."

Aaron melirik keping-keping perak itu, namun tidak mengambilnya.

"Hahaha ... aku tidak akan mengeluarkan kekuatan penuh, kamu juga boleh melakukan apa saja untuk menghindari cedera," sela Qibo sambil menaikkan lengan jubah kuningnya.

Tiba-tiba Yue maju selangkah dan berkata dengan suara lembut, "Yue rasa Tuan Muda Qibo tidak perlu menunjukkan keterampilannya hari ini. Yue ini percaya Tuan Muda Qibo sangatlah berbakat." Menyadari Aaron nampak keberatan dengan pertunjukan keterampilan itu, Yue mencoba menghalanginya.

...

Bab terkait

  • Puncak Benua   Bab 3 Dianggap Remeh

    "Jangan takut, Nona Yue. Tuan Muda ini pastinya akan berhati-hati dengan pelayan Nona Yue. Lagipula Qibo ini hanya akan melakukan satu gerakan." Qibo meyakinkan, dengan dagu terangkat ia berdiri agak jauh di depan Aaron.Nona Yue menghela napas, sangat di sayangkan jika terjadi sesuatu dengan anak itu. Ia cukup cekatan dan bertenaga, akan sangat berguna di perjalanan.Namun berbeda dengan Yue, kakaknya Xia terlihat sangat antusias. Ia memang menyukai pertunjukkan semacam itu.Melihat upaya nona Yue gagal, Aaron menarik napas berat, sepertinya ia tidak bisa menghindari hal ini. Sementara Yue meliriknya dengan raut wajah kasihan. Ia menyesalkan saudari perempuannya yang memprovokasi Qibo untuk menunjukkan jurus klannya, hanya karena Qibo mengatakan ia telah mempelajari teknik terbaik klannya itu di usianya yang masih muda."Apa kamu siap?" tanya Qibo kepada Aaron, namun ia mengambil sikap menyerang bahkan sebelum Aaron menjawab.Aaron hanya berdiri diam, mata jernihnya tajam memperhati

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Puncak Benua   Bab 4 Xia yang Kejam

    Nona Yue berada di posisi yang berat, menolak Qibo akan dianggap tidak memberikan wajah kepadanya. Meskipun ia tidak takut, namun ia juga tidak bisa tidak memberikan muka kepada Qibo atas nama klannya. Klannya dan klan Qibo adalah dua dari empat klan besar yang menguasai wilayah tempat mereka berasal.Dalam kebuntuan itu, tiba-tiba dua sosok mendekati, satu orang gemuk dan satu lagi tinggi tegap dengan jubah abu-abu."Yue, Xia. Beri hormat sesepuh klan Arsena." Paman Hong memberi perintah kepada kedua gadis keponakannya."Salam, Tuan Mutsa." Serempak kedua gadis itu menyatukan kedua telapak tangan di depan dada dan memberi hormat. Tuan Mutsa tertawa sambil mengusap janggutnya."Sungguh anak-anak yang sopan," ujarnya."Kalian bertiga juga beri hormat kepada Tuan Hong," suruh tuan Mutsa kepada Qibo dan kedua yang lainnya. Suaranya berat dan berwibawa. Tuan Mutsa adalah penatua yang memimpin rombongan untuk menjaga tiga orang tersebut diperjalanan.Paman Hong menyambut salam mereka deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Puncak Benua   Bab 5 Majikan Cantik yang Baik Hati

    Mendengar saran nona Xia, Aaron terdiam. Ia telah berjanji kepada ayah dan ibunya suatu hari nanti akan menjadi seorang yang kuat. Masuk akademi adalah jalan untuknya menjadi terampil dengan cepat, namun membayangkan harapan itu akan hilang sekarang hatinya sangat tidak rela."Aku akan mencoba mencari cara," jawab Aaron menanggapi saran Xia."Bodoh, bahkan jika kamu bisa masuk ke dalam akademi, kamu hanya akan menjadi bahan bully-an siswa lain. Tapi terserahmu, kamu yang akan mengalaminya," ucap Xia dengan sinis. Sebenarnya ia lebih suka jika Aaron ikut dengan paman Hong, dengan demikian mereka akan mendapatkan tenaga yang cukup cekatan dan lincah. Mendengus lalu ia bangkit dan pergi menuju tendanya, suasana hatinya menjadi buruk."Maafkan sikap kakakku, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Yue. Meskipun saat ini Aaron adalah bawahannya, namun setelah pekerjaannya selesai nanti hubungan majikan dan pelayan akan berakhir."Tidak masalah, Nona. Kakak Xia benar dengan perkataann

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Puncak Benua   Bab 6 Menyentuh Kelembutan

    Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang."Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya.Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron."Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali.Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong.Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron u

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Puncak Benua   Bab 7 Jangan Mati, Tuan!

    Maye tetap berada di dahan pohon sambil matanya celingukkan melihat jika ada gerakan dari anak laki-laki itu. Namun telah beberapa lama, ia tidak melihat satu gerakan pun.Sangat khawatir ia berencana untuk turun, tetapi teringat pesan bocah itu untuk harus terus berada di dahan pohon, ia mengurungkan niatnya.Dalam kebingungan tiba-tiba terdengar suara keresek dari balik pepohonan. Seorang pemuda berjalan sempoyongan dan berlumuran darah berjalan ke arahnya. Bajunya robek di beberapa bagian dan wajahnya penuh cipratan merah yang membuatnya terlihat mengerikan seperti seseorang yang baru saja keluar dari medan pertempuran.Gadis itu segera melompat turun, ia bergegas ke depan dan menghampiri anak muda itu.Namun setelah dekat, tubuh laki-laki muda itu jatuh merosot dan akan tumbang. Maye buru-buru menangkap tubuhnya. Aaron samar-samar mencium aroma harum dan segar dari tubuh wanita itu. Maye terlihat sangat cemas dan berpikir pastilah serigala-serigala itu telah merobek tubuh si peny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Puncak Benua   Bab 8 Menjual Hasil Buruan

    Konvoi berhenti di lapangan luas yang dikhususkan untuk parkiran pengunjung pasar kota. Qibo dan yang lainnya segera turun dari kereta. "Apa yang dilakukan anak itu?" tanya Xia sambil mengernyitkan keningnya. Yue menoleh, dan melihat Aaron menjemur pakaiannya di atap kereta barang. Maye yang juga melihat tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Menahan tawa ia berjalan menuju pasar bersama Qibo dan yang lainnya.Aaron tidak menyadari hal itu dan terus menjemur pakaiannya, setelah selesai ia bergabung dengan kakek Long dan paman Lei. Mengobrol sebentar kemudian ia merasa bosan. "Paman, bolehkah aku jalan-jalan ke dalam pasar sebentar?" tanya Aaron."Oh, tentu saja, tapi ingat jangan terlalu lama. Kamu harus kembali sebelum tuan Hong selesai berbelanja," jawab Paman Lei mengizinkan....Pasar itu cukup luas, di sisi kiri dan kanan jalan banyak kios-kios pedagang yang menawarkan barang jualan. Aaron hanya melirik sesekali tanpa niat membeli. Bukan karena tidak tertarik, hanya saja ia tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Puncak Benua   Bab 9 Penolong Tak Terduga

    Wajah Qibo terlihat merah padam, sementara di hadapannya seorang lelaki bertubuh cukup besar berdiri dengan kokoh dan tegas. Di sampingnya gadis bergaun merah yang terlihat manja sedang memainkan kipas bermotifkan bunga-bunga yang menebarkan aroma harum samar saat itu digerakkan. Seorang pria tampan memakai jubah putih ada di antara mereka yang tampak bersikap dingin dan acuh."Nona Yue terlebih dahulu membeli kipas itu, jadi bagaimanapun juga itu adalah milik Nona Yue. Bujia, kamu tidak bisa bersikap arogan dengan mengatakan itu adalah milik Nona Houlin hanya karena dia menginginkannya." Qibo sangat marah. Ketika mereka sedang tawar-menawar, wanita bergaun merah itu datang dan tiba-tiba saja merebut kipas di tangan Yue. "Milik Nona Yue? Bahkan itu belum dibayar, maka pemiliknya adalah yang mendapatkan barang tersebut. Sudahlah, Qibo, jika kamu ingin bertarung pun kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk itu," cibir Bujia memandang remeh kepada Qibo.Amarah Qibo terlihat dengan jela

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Puncak Benua   Bab 10 Kalian Tidak Berguna!

    Xia memandang pemuda itu dengan tatapan rumit, anak muda yang menolongnya itu siapa lagi kalau bukan Aaron?"Siapa kamu berani ikut campur urusan Tuan Muda ini!" Bujia yang melihat pemuda itu berpenampilan biasa saja, segera membentak dengan marah.Aaron mengabaikannya, lalu berjalan mendekati Xia, "Kamu baik-baik saja?" ia bertanya dan memperhatikan keadaan Xia. Xia mengangguk dengan wajah bingung.Sekilas Aaron melirik Yue dan Maye yang berdiri di pinggir lapangan, mengabaikan Qibo yang masih terduduk membersihkan muntahan darah di bajunya.Mata Qibo terbelalak tidak percaya, anak itu telah memblokir serangan kultivator bintang lima!Pemuda tampan berjubah putih mendengus dingin. "Hmmm ... dengan kekuatan puncak bintang satu kamu bisa memblokir seranganku. Nampaknya kamu memiliki cukup kemampuan tersembunyi di balik lengan bajumu," ujarnya menatap Aaron dengan penuh perhatian."Lupakanlah, kenapa kita tidak saling mundur satu langkah dan melepaskan kejadian hari ini?" ajak Aaron me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23

Bab terbaru

  • Puncak Benua   Bab 46 Menjadi Siswa Akademi

    Setelah acara pendaftaran masuk akademi selesai, Aaron dan seluruh murid-murid baru dikumpulkan. Setiap kelompok memiliki instruktur mereka masing-masing. Para instruktur itu menggiring seluruh rombongan menuju pinggang gunung, di mana mereka akan dibawa ke pondok-pondok tempat menginap selama menjadi murid Akademi.Akademi Menara Putih, memiliki dua tingkat pelatihan, Akademi Luar dan Akademi Dalam. Akademi Luar adalah tempat bagi murid-murid tingkat rendah yang baru direkrut masuk ke dalam akademi. Akademi Dalam adalah lingkup inti Akademi, di mana selama di Akademi Luar, mereka adalah murid yang terbaik atau direkrut langsung sebagai murid inti. Perlakuan yang diberikan tentu juga berbeda terhadap kedua akademi ini. Sekte lebih memprioritaskan fasilitas untuk murid-murid Akademi Dalam, seperti teknik tingkat tinggi, harta rahasia, guru terbaik dan pelatihan khusus yang tidak tersedia di Akademi Luar. Namun, itu tidak berlaku bagi seratus murid yang menempati kelas satu Akademi L

  • Puncak Benua   Bab 45 Tuan Serikat Langit Ugura

    Mata Tanggu terbelalak, ia tidak menyangka Tuan Amusa juga akan berada di tempat ini. Bukankah orang itu dikabarkan jatuh sakit dan tidak mampu bahkan untuk berjalan? Tetapi saat ini kondisinya jauh lebih baik. Meskipun auranya tampak sedikit kacau, itu sangat jauh dari lumpuh seperti yang diberitakan.Tanggu memutar tubuhnya ke samping dan berdiri dengan sikap hormat, begitupun seluruh bawahannya, mereka menangkupkan tangan dan memberi salam kepada pimpinan utama serikat tersebut. "Salam, Tuan Amusa," ucap mereka serempak.Termasuk Guyo, yang dalam hal ini benar-benar tidak berkutik. Ia bisa sembarangan terhadap Meiyo, tetapi ia benar-benar tidak bisa untuk tidak memberi hormat kepada ayah gadis itu."Hahaha ... apa yang terjadi di sini?" ucap Tuan Amusa dengan suara berat dan berwibawa. Ia melirik sekilas kepada Tanggu dan bawahannya, selanjutnya kepada Hong dan Mutsa. "Salam, Tuan Serikat," secara bersamaan Hong dan Mutsa menangkupkan tangan. Tuan Amusa membalas dengan anggukan.

  • Puncak Benua   Bab 44 Dendam Guyo

    Gegap gempita terdengar setelah semua siswa kembali berkumpul di lapangan bawah.Tuan Hong dan tuan Mutsa secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada Aaron. Mereka melihat semua penampilan Aaron dan keponakan mereka melalui cermin layar yang ditempatkan pada layar lapangan bawah. Tidak pernah dalam generasi mereka sebelumnya seseorang menempati posisi kelas satu di dalam klan, Maye dan Yue memecahkan rekor itu dan tentu saja tuan Hong dan tuan Mutsa menyambutnya dengan gembira. Jika kabar ini dilaporkan kepada pemimpin klan, mereka yakin klan akan mengadakan pesta untuk beberapa hari. Sebagai anggota siswa kelas satu, akademi akan memberi klan mereka status khusus dan dianggap sebagai mitra khusus akademi, status ini bukanlah main-main, mengingat kekutan akademi sendiri yang sangat kuat.Xia yang pertama kalinya sempat meragukan Aaron, kali ini berterima kasih dengan sepenuh hati. Berbeda saat dirinya mengikuti tes pendaftaran dulu, ia memulai pada tingkat delapan mortal raga, kem

  • Puncak Benua   Bab 43 Kebaikan Sang Putri

    "Teknik apa itu?" gumam pemuda yang memegang kipas."Entahlah, aku tidak pernah melihat teknik seperti itu sebelumnya," balas Youya yang memandang tidak berkedip. Sementara Jeyun menyipitkan matanya. Ia mengenal setiap teknik dari para genius yang dikenalnya, namun baru hari ini ia melihat teknik yang ditampilkan oleh anak muda itu"Ia terlalu memaksakan diri, sepertinya teknik itu belum dikuasainya secara penuh," gumam Jeyun setelah mengamati ekspresi Aaron."Benarkah? Jadi menurutmu siapakah yang akan kalah dalam pertukaran ini?" tanya laki-laki tampan yang memegang kipas.Namun Jeyun hanya diam, ia hanya mendengus dan terus mengamati.Taying yang secara langsung dapat merasakan betapa kuatnya bola matahari tersebut, tertegun sesaat. Namun, dengan geraman berat ia mengabaikan, lalu mengarahkan kedua lengannya ke arah Aaron. Dua naga api yang melilit lengan dan tubuhnya meluncur deras dengan suara gemuruh dan ganas.Rooooooaaarrrr!Aaron tidak ketinggalan dan dengan susah payah mend

  • Puncak Benua   Bab 42 Aaron vs Taying

    Menghadapi serangan Taying tiba-tiba, Aaron menangkis dengan satu lengan yang terbalut energi putih menyilaukan, benturan keras terjadi. Tidak ada yang diuntungkan dari pertukaran pertama ini. Namun Taying agak merasa terkejut Aaron mampu menahan serangan itu tanpa kesulitan. Jika itu bintang dua biasa, paling tidak mereka akan terlempar ke belakang beberapa meter.Merasa serangan pertamanya gagal, Taying meningkatkan kekuatannya dan kembali menyerbu dengan ganas. Aaron tak berkedip, tinju Taying yang datang ke arahnya seperti dibalut ilusi yang menyala. Itu haruslah atribut api yang membakar, sama sepertinya yang juga memiliki atribut api, namun miliknya lebih seperti panas cahaya matahari, itu menyilaukan dan panas dengan terik."Baiklah, siapa yang lebih panas di antara kita," gumam Aaron sambil meledakkan energi Qi dari dantiannya. Semburan terik menyilaukan segera membungkus lengannya dan secara langsung ia meninju ke depan."Anak itu gila, berani bertabrakan dengan bintang lim

  • Puncak Benua   Bab 41 Dendam Taying

    Wajah Aaron berubah dingin, hatinya dipenuhi kemarahan saat ini, anak ini telah mengganggunya berkali-kali dan ia punya batas kesabaran. Merasa tidak ingin untuk memperpanjang debat kata dengan orang itu, Aaron meledak dengan energi Qi di sekujur tubuhnya. Ia membentuk beberapa segel dan tubuhnya berubah menjadi bayangan saat melesat ke depan dan meninju dengan ganas. Felou yang merasakan ancaman bahaya dari serangan ini bergegas menyilangkan kedua tangannya dan membentuk perisai Qi berwarna hijau.Duaaaakkkkk!Pukulan tangan Aaron yang terbungkus Qi perak menghantam perisai itu, benturan langsung tersebut menimbulkan suara keras diikuti suara retak dan perisai itu hancur berkeping-keping.Felou memandang dengan ngeri ketika melihat teror lainnya datang dengan cepat dan menghantam kedua tangannya yang tidak terlindung perisai Qi.Kachaaa!Matanya mendelik tak percaya saat bunyi retak tulang-tulangnya pecah dan tinju itu masih terus melesat menuju dadanya.Duaaakkkkk!Tanpa ampun tub

  • Puncak Benua   Bab 40 Kau Tidak Layak di Kelas Utama!

    Hanya disediakan seratus platform untuk kelas satu, lima ratus untuk kelas dua dan sisanya adalah siswa kelas tiga. Akademi sengaja membuat pengaturan bahwa siswa sendirilah yang harus menentukan di kelas mana mereka berada. Dengan perjuangan dan ketekunan mereka untuk mendapatkan kelas yang lebih tinggi, tentu saja hal tersebut akan menyebabkan konflik di antara para siswa sendiri yang sama-sama menginginkan tempat yang lebih tinggi. Karena itu, pertarungan pun pastinya tidak akan dapat dihindari.Saat aba-aba jatuh dari Master Akademi, letusan energi meledak di seluruh lapangan itu dan ribuan siswa seperti air banjir melesat menuju piramida yang menjulang di depan mereka.Aaron berlari diikuti Maye dan Yue, mereka harus melewati lantai ubin sepanjang satu kilometer untuk mencapai piramida tersebut, dapat di bayangkan itu akan terlihat seperti lautan semut yang mengerubungi piramida gula di depan mereka.Energi Qi mengamuk saat semua orang berlomba untuk lebih cepat dari yang lainny

  • Puncak Benua   Bab 39 Tes Penentuan Kelas

    Insiden kecil itu ditonton oleh banyak orang, melihat hal tersebut tampaknya para siswa senior lainnya yang menjaga meja mulai ketakutan dan berlaku dengan adil. Mereka juga tidak mengerti, biasanya hal tersebut hanya akan diabaikan oleh akademi, jadi mengapa sekarang itu menjadi insiden?Menduga bahwa mungkin saja master akademi sedang dalam suasana hati yang buruk, mereka tidak berani main-main lagi. Beberapa juga memikirkan kemungkinan lain, bisa jadi anak muda itu adalah sosok yang diperhatikan oleh para tetua. Dugaan mana yang benar, mereka segera melupakan kejadian itu dan melayani para calon siswa dengan benar.Yue memandang Aaron dengan sudut matanya, laki-laki muda tersebut semakin berubah dari hari ke hari sejak ia pertama kali bertemu dengannya. Pemuda lusuh itu yang ditemuinya di jalan, hari ini telah membantunya untuk masuk menjadi murid resmi akademi merah putih. Bagaimanapun juga itu adalah sebuah pencapaian bagi dirinya sendiri, sebelumnya ia tidak memiliki keyakinan

  • Puncak Benua   Bab 38 Bantuan Tak Terduga

    Mengetahui bahwa sebenarnya orang yang di depannya ini adalah bawahan Meiyo, yang berarti dia memiliki status lebih rendah di bawahnya, wajah Guyo langsung menjadi gelap. "Beraninya kau, aku adalah putra dari pemimpin serikat, apakah kau tahu hal itu?" teriaknya. Ia mendengus dengan mata berapi-api. Telah terbayang olehnya akan membuat anak laki-laki ini hancur berkeping-keping."Lalu bagaimana jika kau adalah putra pemimpin serikat? Nona Meiyo adalah putri pemilik serikat," cibir Aaron.Wajah Guyo merah padam, apa yang di katakan Aaron benar, Meiyo adalah anak pemilik serikat. Tetapi ia tidak merasa takut sekarang. "Hanya tinggal menunggu waktu, tidak lama lagi serikat akan menjadi milik ayahku," sanggahnya dengan marah. Aaron memandangnya dengan sinis, orang ini bahkan tidak perlu menyembunyikan pengkhianatan yang dilakukan oleh keluarganya. Perdebatan itu berhenti ketika kerumunan orang-orang datang dari arah lain, menyadari mereka telah kehilangan banyak waktu, Aaron segera be

DMCA.com Protection Status