Ada apa dengan Sheily? Kenapa ia menolak permintaanku? Biasanya baik-baik saja saat aku minta waktunya. Apa karena ia sedang sangat sibuk? Atau karena sudah ada janji dari cowok lain yang diam-diam mungkin mengejarnya? Bagaimanapun, hatiku sempat shock dengan sikapnya yang membuatku seperti tak mengenalinya sebagai seorang Sheily sekertarisku yang selalu patuh dan tak pernah melanggar perintah.
Jika biasanya ia patuh lalu tiba-tiba ia tidak patuh berarti ada yang tidak beres. Agar tidak berpsekulasi macam-macam aku langusng menanyakannya.
“Ada yang salah dari permintaanku Sheil?”
“Maaf Pak malam ini saya harus mengantar Ayah saya berobat ke dokter. Hari ini jadwal kontrol. Sementara pekerjaan hari ini di kantor banyak sekali dan saya harus menyelesaikannya dengan lebih cepat agar sepulangnya nanti bisa mengantar Ayah saya berobat.”
Alasan yang sangat bisa diterima. Aku menawarkan untuk mengantarnya pulang dengan harapan bi
Namun di sisi lain, aku harus memprioritaskan Sheily yang sudah menyempatkan dan mengorbankan waktunya untuk menemani sesi curhatku yang tadi sempat terputus di kalimat yang sangat penting.Aku lebih memilih untuk tidak mengangkatnya. Panggilan kuarahkan ke nomor Sheily. Tak lama kemudian tersambung.“Halo Sheily. Sampai mana tadi?”“Iya Pak.. tentang saran saya satu lagi,” aku mendengarkannya dengan seksama apa yang akan dinasehatkan.“Jika memang sudah mantap dan Maria belum ada yang melamar, jangan ditunda-tunda lagi. Singkirkan idealisme Bapak dulu. Tapi hadapi dengan realistis. Jangan sampai karena menunda, masalah akan bertambah dan urusan akan berlarut-larut lagi.”“Siap Sheily. Terimakasih banyak ya atas waktunya.”Sheily izin menyudahi karena ayahnya memanggilanya dan usai kami bertelepon aku segera beristirahat.Sebelum istirahat Shopia mengirimkanku pesan tapi hanya kubaca tan
Aku sangat bersyukur karena ayah memberikan kepercayaan itu lagi. Memang rasanya tidak enak dan malu lebih tepatnya namun apa boleh buat? Dari semua kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik dan terbaik maka inilah yang lebih baik dan terbaik.Ayah dengan kerendahan hatinya memintaku untuk merenungkannya masak-masak sebelum memutuskan untuk melamar wanita yang namanya barusan disebutkan yaitu; Maria.Ayah merasa mungkin ini ada hubungannya dengan Maria. Ayah Merasa Tuhan tidak menginginkanku hidup menjalani rumah tangga bersama Shopia tapi Maria. Ayah juga merasa inilah alasannya aku dijatuhkan dalam hubungan asmaraku dengan Shopia agar aku mengetahui betapa berharganya Maria untukku.Dalam kesendirian saat di sel tahanan aku juga sempat berpikir bahwa jika dengan Shopia tidak jadi maka aku bisa jadi datang ke Maria dan melamarnya. Tak kusangka ternyata ini juga dikonfirmasi oleh ayah.Dan jika dipikir-pikir antara Renata, Shopia dan Maria maka yang paling
Aku tak memperdulikan siapa mereka dan pintanya untuk membuka pintu. Kemungkinan mereka bukan orang daerah sini. Entahlah. Apakah mereka suruhan? Tapi suruhan siapa? Ayahnya Shopia yang mungkin tak sengaja mendapati pesan Shopia di hapenya lalu mendapati ada riwayat panggilan dan pesan yang dikirimkan ke aku meski aku tak membalasnya tapi dikira kami masih berhubungan?Aku tak mau ambil pusing. Aku tak mau berurusan dengan mereka. Aku putuskan untuk menginjak pedal gas dengan kencang dan menghindari mereka. Tapi belum sempat aku melakukannya mobil di belakang yang tadi membuntutiku keburu menabrak bagian belakang mobilku. Di saat yang bersmaan pengendara motor satunya dari arah samping seperti melempar benda keras ke kaca mobil dan sedetik kemudian terdengar bunyi TIARRRRRRRR!!!!! Kaca pintu mobil pecah. Kedua serangan itu membuatku merasa harus berhenti untuk menyelesaikannya secara gentle. Begitu aku keluar dari mobil dan meminta pertanggung jawaba
Dendam dan memaafkan selalu berdekatan. Jika tidak dimaafkan biasanya masih menyimpan dendam. Dendam ada karena rasa ketidakterimaan, rasa sakit hati, merasa direndahkan dan disepelekan. Dampaknya bisa merugikan banyak hal, sengsaranya bisa berkepanjangan namun semua itu bisa mereda dengan kata dan bukti tindakan berupa maaf dan memaafkan.Dan dendam itulah yang menjadi jawaban kejadian pengeroyokan yang tidak fair ini. Hampir setahun yang lalu mungkin ia menunggu. Mencari-cari dimana aku dan celah bagaimana aku bisa dihabisinya. Setelah setahun menunggu hari ini dendam itu terbalaskan.Kejadian itu bermula pada suatu pagi saat beranjak kerja. Dimana ada pengendara motor yang menyempret mobilku. Merasa tidak dia yang menyempret padahal sudah ada saksi kalau dia yang menyempret, dia malah tak terima dan bermaksud menghajarku tapi kalah cepat gerakannya saat mau memukulku.Akibatnya aku yang balik menghajarnya. Sempat aku suruh hafalkan plat nomor mobilku
Bapak penolong yang memperkenalkan diri dengan panggilan Putra itu pamit pulang. Tapi nama lengkapnya adalah Herman Syaputra. Perawakannya mengingatkanku pada ayah Maria, Pak Herman. Dan kebetulan namanya juga ada Herman-nya. Apakah mereka saudaraan dan tinggal berdekatan dengan Maria tinggal, mengingat kejadian pengroyokan itu ada di jalanan dekat rumah Maria? Entahlah. Yang jelas aku sangat berterima kasih padanya.Tak lama kemudian, Ayah dan kakakku datang sehingga Andrew dan Sheily bisa langsung pulang mengingat besok mereka harus ke kantor. Aku percayakan urusan kantor ke mereka berdua. Dan Sheily akan mengusahakan untuk menjengukku lagi besok jika tidak ada jadwal yang tabrakan. Aku bilang tidak perlu dipaksa karena di sini sudah ada keluargaku yang menjaga.Ayah bergegas menghampiriku dan mengelus-elus kepalaku sambil menitikan air mata. Ia terlihat sangat sedih atas kejadian ini. Apalagi ini kali kedua. Melihat sikap dan perhatian ayah yang begitu aku mer
Dengan pelan dan berat hati, Sheily mengatakan yang sejujurnya bahwa sudah lama sekitar beberapa tahun ini ayahnya mengidap penyakit ganas bernama kanker. Namun lantaran kedisiplinannya untuk kontrol dan berobat, membuat penyakit ayahnya itu jarang kambuh.Meski begitu, Sheily selalu mengawasi perkembangan ayah yang sangat dicintainya. Sebagai konsekuensinya ia merelakan waktu libur dan di luar jam kerjanya tidak ia gunakan untuk having fun, jalan-jalan, nongkrong di mall atau kafe sebagaimana khalayak muda umumnya lakukan.Dan itulah alasannya kenapa ia sering menolak diajak kumpul, makan bareng jika tidak ada urgensi yang mendesak. Karena ia tidak mau meninggalkan ayahnya lama-lama. Selama ia kerja, yang merawat ayahnya adalah sang ibu. Sheily selalu siaga jika kapanpun ditelepon ibunya terkait dengan keadaan ayahnya yang membutuhkan pertolongan meskipun sedang kerja.“Apa alasanmu selain kau ingin menjadi anak yang berbakti kepada oran
Sejauh ini Sheily mampu mengajarkanku banyak hal tentang orang tua tanpa aku merasa digurui. Ia berhasil membuat hatiku berdamai dengan ayah. Hingga saat pintu dibuka tanpa ketukan, karena ayah hanya ingin mengambil barangnya yang tertinggal di tas, untuk kemudian pergi keluar setelah memastikan kami baik-baik saja. Aku tak merasa marah karena ia lupa mengetuk pintu.Berbeda dengan sebelum-sebelumnya yang sudah pasti aku akan mengeluh protes dan memarahi ayah. Perasaan itu kudapat dari penjelasan Sheily barusan setelah terpotong saat ayah keluar.“Bapak lihat kejadian tadi? Bukan karena sengaja beliau tidak mengetuk. Usianya yang senja rawan akan lupa terhadap sesuatu yang kecil. Kita sebagai yang muda tidak semestinya jengkel dan sebal karena jika kita ingat saat masih kecil, bukankah kita sering melakukan itu? dan apakah orang tua kita marah? Malah kita dinasihatin dengan lembut dan sayang.”&nb
Setelah menunggu agak lama karena mungkin sedang menyusun jawaban, akhirnya Sheily bersuara juga.“Mungkin ini karena didikan ayahku Pak. Tentang mencintai di tempat dan waktu yang tepat. Ayahku mengajarkanku banyak terkait itu. Soal mencintai, kita memang berhak untuk mencintai siapa saja. Tapi apakah cinta harus memiliki? Haruskah kita memiliki guru favorit kita karena kita mencintainya? Haruskan kita memiliki teman kita hanya karena kita mencintai mereka? Demikian juga dengan sosok yang kucintai.“Aku memang mencintainya tapi apakah aku harus memilikinya? Bagiku mengagumi dalam diam adalah bentuk ekspresi cinta dalam bentuk lain. Karena jika cinta itu diucapkan pada seseorang yang kita cintai tidak pada tempat dan waktunya maka akan riskan terhadap masalah yang ditimbulkannya.“Entah itu patah hati jika cintanya ditolak, entah itu kesedihan yang berlarut lantaran perasaan cemburu atau dikecewakan, entah itu bertengkar sehingga rencana menika