Dimana ketika itu Recky sempat mengamuk di depan Dirly dan Robert, segala macam benda beterbangan di depan mereka. Kursi, kumpulan kertas di atas meja, dan beberapa alat kantor lainnya juga tak luput saat meja yang menjadi penghuni benda-benda itu dibalik oleh Recky.
“Bukan Morgan yang membuat aku bangkrut, tapi Aldo! Paham kalian?!” Begitu katanya.
Ketika ditanyakan lebih jelas oleh Robert, pria itu sudah terlanjur emosi dan menutup topik tersebut.
“Gue muak! Gue pengen tenang.”
Begitulah Recky justru pergi dari rumah meninggalkan Dirly dan Robert di rumahnya. Hingga hari ini, Dirly masih belum mengerti apa maksud Recky waktu itu.
“Jadi inikah maksudnya? Tuan Morgan itu adalah Aldo?”
Masuk akal sih, dia jadi teringat pada kejadian pertama kali pertemuan mereka setelah 5 tahun menghilang di Royal Morgan, bukankah Aldo naik panggung saat dipanggil MC?
“Sejak awal aku udah ngira sih,” bati
“Jadi, apa perlu aku memecatmu sekarang biar kamu yakin kalau aku memang bos-mu?”Suasana terasa tegang di saat-saat seperti ini. Dyta mencoba membisikkan sesuatu di kuping Aldo, mungkin meminta Aldo mempertimbangkan keputusannya. Bagaimanapun Sella sepupunya, dia tetap tidak tega walau perempuan itu begitu jahat.Kalau dipikir-pikir memang rasanya tidak pantas sama sekali Dyta masih saja membelanya seperti ini setelah semua yang dilakukan Sella terhadap dia dan Aldo. Seharusnya Dyta memang tidak perlu lelah-lelah melakukan semua ini, sebab Sella manusia yang tidak tahu diuntung, lihat saja tanggapannya.Sella terlihat menaikkan alis, lalu berbahak singkat.“Kamu mau pecat aku? Lucu sekali … Ob mau pecat akunting, benar-benar nggak masuk akal!”Aldo sontak menatapnya tajam, ia malah membalas tatapan itu dengan berani.“Coba aja buktikan ucapanmu sekarang!” tantangnya.Deg!Dia benar-be
“Yaela … apa yang dia lakukan?”“Entah … nggak tau malu banget, ya.”“Ho oh … tadi julid, sekarang berlutut meminta ampun. Memalukan!”“Dia mana punya urat malu sih? Orang kalau tau malu nggak akan ngelakuin itu ….”“Bener banget, kalau aku jadi dia malah bakal nutup muka aku rapat-rapat, terus pergi dari sini secepat mungkin!”“Untung abi bukan ibunya … boga anak kayak ente mah bikin mamah jeung bapane isin,” sambung seorang wanita paruh baya yang lidahnya agak keseleo menggunakan bahasa khas daerah sana.Sella tak lagi memedulikan nyiyiran orang-orang banyak yang kini berbalik membully dia, sudah seperti karma sedang berlangsung saja. Dia hanya terus memohon pada Aldo.“Tolong jangan pecat aku, Kak Aldo. Aku mohon!”Sepertinya Sella lupa dengan ucapan Aldo tadi, supaya dia tidak mengemis dimasukkan lagi ke pe
Yup, Dirly mengenal dekat siapa Dimas, ia menyimpan banyak rahasia mengenai Dimas. Seandainya Aldo tahu tentang ini ….Bukan hanya Aldo dan Dirly, Dyta juga kaget Sella mengenal pria itu.“Kamu kenal Dimas? Kayaknya dekat banget kamu sama dia, kamu harus hati-hati loh, Sel … dia bukan pria baik-baik,” Nasehat Dona reflek. Lebih dari itu, dia dan Kresnata ikut terkejut pastinya saat mendengar Sella menyebut nama Dimas dengan begitu akrab.“Iya kenallah … memangnya hanya kalian yang bisa kenal sama orang kaya? Aku juga bisa keles,” nyinyir Sella sombong.“Apa yang kamu tau tentang dia? Dia itu berbahaya, tante harap kamu lebih berhati-hati,” pesan Dona sekali lagi. Dia benar-benar mencemaskan Sella.Namun tentunya Sella sama sekali tak mau mendengarkan petuah dari Dona, dia justru berpendapat lain.“Halah … paling Tante iri kan, Sella kenal sama orang kaya? Kak Dimas lebih k
Tak salah memang, Neneng dijuluki sebagai kembang desa, polesan make up yang cukup tebal tetap menjadikan dia semakin cantik seperti perempuan kota, walau agak norak dandanannya. Dyta mengakui kecantikan perempuan itu, tapi sebenarnya masih cantikan Dyta kok.Lalu kenapa Aldo sampai menatap terbengong perempuan itu? Ia hampir lupa ada Dyta di sampingnya. Patut jika Dyta marah besar, dan ingin sekali menonjok mukanya kuat-kuat.Sebenarnya bukan perihal tampang saja sih, jika dibandingkan dengan Dyta jelas Aldo juga bisa menilai, cantikan Dyta kemana-mana. Dandanan Dyta jauh lebih berkelas, natural dan elegan kayak artis-artis korea, menjadikan dia begitu menawan tanpa ada porsi make up yang terlalu berlebihan. Pokoknya Dyta begitu perfect.Maklum, Aldo pria normal … ini alasan yang paling tepat … selain make up, pakaian yang dikenakan Neneng juga cukup parah. Tubuhnya yang kurus berbalut pakaian kurang bahan!Neneng mengenakan rok hampir 2 je
Karena Dyta tidak menanggapi kalimatnya, Aldo pun kembali menambahkan, “Bukannya apa-apa, aku cumen nggak mau kita ribut disini, nanti nenekmu marah lagi.”“Oh … jadi kamu minta maaf karena takut sama nenek? Padahal sebenernya kamu nggak merasa bersalah, iya kan?”“Bu-bukan begitu juga … aku ….” Wajah Aldo nampak memelas. Tak terpikir sedikitpun olehnya Dyta akan salah paham sejauh ini.“Tuh kan, kamu nggak bisa jawab? Bilang aja memang iya.”Selesai sudah, Dyta malah semakin marah. Ini merupakan kali pertama Dyta ngambek seperti ini, Aldo jadi bingung harus berbuat apa.“Ternyata cewek kalau ngambek gini amat ya?” batinnya menggaruk-garuk kepala belakang yang tidak terasa gatal.Ini juga bisa dikatakan pertama kalinya ia berhadapan dengan perempuan yang sedang merajuk, mantan-mantannya yang lain tidak ada yang berani bersikap seperti ini terhadapnya, bertingkah
“OK! Aku mau lihat kamu seberani apa!”Wow! Aldo tak menyangka, ternyata Dyta malah menantangnya seperti ini, membuatnya terbelalak.Ia memperhatikan Dyta memutar lagi kepalanya cepat membelakanginya, lalu mulai menggerakkan kakinya. Rasanya napas Aldo agak tersendat-sendat menahan diri agar tidak terbawa emosi. Pada detik yang sama ia juga terpikir perlu memberi Dyta pelajaran.“He … Dia pikir aku beneran nggak berani melakukannya?”Dengan sigap Aldo meraih tangan Dyta cukup kuat hingga tubuh Dyta berputar dan terjatuh kedalam pelukannya. Posisi mereka begitu dekat sekarang, sangat intim. Saking tak berjarak, mereka bisa merasakan hangatnya hembusan napas masing-masing. Pandangan mereka juga saling bertemu. Pada posisi seperti ini, Aldo berhasil membuat jantung Dyta berpacu cepat sekali.Kejadian tersebut ternyata sangat menarik perhatian, seisi ruangan kini menoleh ke arah mereka. Menyadari hal itu, wajah Dyta sonta
Dona serta Kresnata tiba-tiba muncul. Kedua orang tua itu tadinya berada di sisi lain, belum mengetahui kejadian tersebut, alangkah terkesiapnya mereka saat menyaksikan kejadian yang dipertontonkan Dyta dan Aldo.“Anak muda jaman sekarang bikin geleng-geleng,” komen Dona menyentuh mulutnya. Kalau Kresnata hanya diam saja sambil merangkul istrinya.Apalagi sesaat kemudian, Tanti juga ikut hadir di hadapan mereka, dia tak kalah terkesiap melihat pemandangan yang tersaji.“Apa yang kalian lakukan?” ucap Tanti khas akan rasa kaget.Untung perempuan renta tersebut tidak pingsan melihat kelakuan Aldo dan Dyta yang kurang terpandang ini. Sebenarnya Aldo belum berhasil menempelkan bibirnya pada bibir Dyta, tapi sudah cukup dekat dan tentu semua orang bisa menebak dengan benar apa yang akan dilakukan pasangan itu.Mendengar suara nenek dan kedua orang tua Dyta, tentu saja Aldo ikut terkejut dan langsung membatalkan niatnya melahap bi
Pesta ulang tahun sang nenek bisa dikatakan berjalan dengan baik walau sempat terjadi beberapa kekacauan. Para tamu mulai berpamitan sejak jam 19.30an, hingga pukul 20.00 rumah nenek hampir kosong hanya menyisakan beberapa kerabat terdekat saja.Salah satunya seorang pria berusia sekitar 40 tahunan di depan sana, sedari awal Aldo sudah memperhatikan pria itu yang datang agak terlambat, tepatnya sehabis tragedi memalukan tadi, hanya saja belum sempat menanyakannya pada Dyta. Ia seperti mengenalnya, bukan seperti lagi sih, tapi yakin.“Dyt, itu bukannya Pak Ivan ya?” tanya Aldo akhirnya.“Mana?” Dyta ikut menoleh ke arah sofa bed tempat pria tersebut duduk.Disana terdapat 2 orang pria, juga ada Tanti yang menemani mereka ngobrol. Terlihat asyik sekali, senyuman merekah di wajah mereka semua. Baru kali ini Aldo melihat sang nenek tertawa selepas itu sejak pertama menginjakkan kaki di rumah itu.“Oh, yang pakai baju putih