Dona serta Kresnata tiba-tiba muncul. Kedua orang tua itu tadinya berada di sisi lain, belum mengetahui kejadian tersebut, alangkah terkesiapnya mereka saat menyaksikan kejadian yang dipertontonkan Dyta dan Aldo.
“Anak muda jaman sekarang bikin geleng-geleng,” komen Dona menyentuh mulutnya. Kalau Kresnata hanya diam saja sambil merangkul istrinya.
Apalagi sesaat kemudian, Tanti juga ikut hadir di hadapan mereka, dia tak kalah terkesiap melihat pemandangan yang tersaji.
“Apa yang kalian lakukan?” ucap Tanti khas akan rasa kaget.
Untung perempuan renta tersebut tidak pingsan melihat kelakuan Aldo dan Dyta yang kurang terpandang ini. Sebenarnya Aldo belum berhasil menempelkan bibirnya pada bibir Dyta, tapi sudah cukup dekat dan tentu semua orang bisa menebak dengan benar apa yang akan dilakukan pasangan itu.
Mendengar suara nenek dan kedua orang tua Dyta, tentu saja Aldo ikut terkejut dan langsung membatalkan niatnya melahap bi
Pesta ulang tahun sang nenek bisa dikatakan berjalan dengan baik walau sempat terjadi beberapa kekacauan. Para tamu mulai berpamitan sejak jam 19.30an, hingga pukul 20.00 rumah nenek hampir kosong hanya menyisakan beberapa kerabat terdekat saja.Salah satunya seorang pria berusia sekitar 40 tahunan di depan sana, sedari awal Aldo sudah memperhatikan pria itu yang datang agak terlambat, tepatnya sehabis tragedi memalukan tadi, hanya saja belum sempat menanyakannya pada Dyta. Ia seperti mengenalnya, bukan seperti lagi sih, tapi yakin.“Dyt, itu bukannya Pak Ivan ya?” tanya Aldo akhirnya.“Mana?” Dyta ikut menoleh ke arah sofa bed tempat pria tersebut duduk.Disana terdapat 2 orang pria, juga ada Tanti yang menemani mereka ngobrol. Terlihat asyik sekali, senyuman merekah di wajah mereka semua. Baru kali ini Aldo melihat sang nenek tertawa selepas itu sejak pertama menginjakkan kaki di rumah itu.“Oh, yang pakai baju putih
“Iya ampun, jadi bener?” sambut Ivan antusias. Pada detik itu juga dia langsung beranjak dari posisi duduknya dan menyalami Aldo penuh semangat.Pemandangan seperti ini jelas membuat bingung semua orang yang berada di sana. Mau itu Tanti, ataupun Dyta. Temannya Ivan juga, tapi karena dia sendiri tidak mengenal Aldo dia tidak terlalu memikirkan hal itu.“Loh, jadi kalian saling kenal? Kok bisa sih?”Dyta yang bertanya. Saking bingungnya, Tanti bahkan tak dapat melontarkan pertanyaan tersebut. Sekarang pun ia masih termangu sembari menanti jawaban Aldo atas pertanyaan Dyta yang tak langsung dijawab. Malah Dyta yang kembali bersuara.“Asem! Kamu juga nggak bilang-bilang tadi,” protes Dyta sambil memukul bahu Aldo merasa tertipu.“Kamu kan udah tau aku kenal Pak Ivan,” protes Aldo balik.“Iya, tapi kamu nggak bilang kalian sedekat ini! Dasar!”Aldo bergegas menghindar ketika Dyta
Setelahnya, mereka semua saling bercengkrama, ngobrol santai saja. Lebih banyak membahas tentang ladang amal yang sedang dikerjakan Ivan saat ini, entah kenapa mereka merasa damai akan topik itu.Kumpulan itu juga semakin banyak, ketika kerabat lain yang belum pamit ikut nimbrung bersama mereka. Ivan memang tidak dengan sengaja mengajak mereka bergabung menjadi donatur, tapi ada beberapa orang menawarkan diri sendiri ingin ikut menyumbang saat tahu tentang kegiatan positif yang digarap Ivan, semua orang memuji kebaikan pria itu.Begitulah mereka menghabiskan sisa-sisa detik pesta, hingga satu per satu dari mereka pamit dari rumah sang nenek. Pada akhirnya hanya menyisakan Dyta dan Aldo saja. Dona serta Kresnata sendiri sudah pulang sejak jam 19.40 tadi, katanya Kresnata ada janji temu dengan klien besok jam 8 pagi jadi tidak bisa nginap.“Ehm, Nek … kayaknya aku sama Aldo juga harus pamit,” ucap Dyta. Raut wajah Tanti berubah muram.&ld
“Ada apa sih? Bilang dong … jangan bikin aku penasaran,” cecar Dyta.“Bukan apa-apa, nanti kamu juga tau sendiri kok.”“Kalau bukan apa-apa ngapain kita balik? Lagian kamu kayak khawatir gitu, ada masalah emang ya sama nenek?”“Atau karena nenek banting pintu tadi ya? Kita balik buat minta maaf, gitu kan?” berondong Dyta, tapi Aldo tetap tak menjawab.Dari wajahnya, Aldo malah terus memperlihatkan kekhawatirannya. Dia mencoba menyembunyikan, tapi tak bisa. Dia tidak ingin memberitahukan Dyta tentang ini karena tak ingin membuat kesayangannya itu ikut khawatir, cukup dia saja yang memikirkan hal ini.Apalagi Dyta orangnya panikan, jika saja dia mengetahui tentang sosok mengerikan yang dilihat oleh Aldo di samping rumah nenek, entah apa jadinya. Sementara dalam menghadapi masalah, Aldo memerlukan ketenangan, pikiran setenang air di danau.Berkaca dari kehidupannya yang penuh liku selama in
Sesaat, Aldo tanpa sengaja menekan gagang pintu ke bawah, dan hasilnya begitu mengejutkan. Ternyata pintu itu tidak terkunci.“Gawat!”Aldo pun semakin yakin pasti telah terjadi sesuatu terhadap sang nenek. Jika saja ada orang lain di rumah ini, mungkin Aldo masih bisa sedikit lebih tenang. Masalahnya nenek hanya sendirian! Jalu pergi entah kemana karena ngambek, biasanya dia yang menemani nenek. Dia tinggal bersama nenek selama ini.Sementara Dyta yang mendengar samar gumaman Aldo secepat mungkin menghampiri pintu.“Apanya yang gawat?”Entahlah, Dyta merasa Aldo terlalu berlebihan saat mencoba menerka apa isi kepala kekasihnya itu. Pasti Aldo berpikir ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada neneknya. Yah, memang demikian kenyataannya. Hanya saja Dyta tidak tahu saja kejadian sebenarnya seperti apa. Jika tahu, pastinya dia akan jauh lebih panik.“Mungkin nenek lupa kunci pintu,” tebaknya santai saja
Usai membantu nenek melepaskan ikatan dengan sangat gesit, Dyta lalu mengintip keluar jendela mencari keberadaan Aldo. Ia bisa melihat Aldo yang masih melakukan pengejaran terhadap seorang pria di luar sana. Posisi mereka sudah cukup jauh kalah itu. Dyta cukup terkejut melihat pemandangan tersebut.“Do, hati-hati!” teriaknya tanpa memedulikan Aldo dapat mendengar suaranya atau tidak.Suara Dyta memang terdengar sangat samar di kuping Aldo, ia juga tidak menoleh karena sedang fokus terhadap orang yang dia kejar. Posisinya dengan pria itu sudah cukup dekat, Aldo hampir mendapatkannya.“Woi! Berenti!”Sesekali ia juga meneriaki pria tersebut, dan orang itu akan menoleh padanya sekilas lewat. Melihat matanya, Aldo pun semakin yakin dia orangnya. Pria yang sering meneror keluarganya selama ini. Tapi kenapa sekarang dia malah menyerang neneknya Dyta? Aldo semakin penasaran saja.“Sial! Larinya cepet banget, kalau begini bisa
Sesaat Aldo nampak mencengkram rambutnya dengan kedua tangan, ia terlihat frustasi memikirkan hal ini. Dave meneror keluarganya, ini jelas tidak mungkin! Benar-benar tak terselami oleh pikirannya! Dave membantu dia dalam banyak hal, di kala keluarga mereka jatuh miskin, Dave selalu ada … saat dia hampir mencelakai dirinya sendiri, Dave menguatkan dia … ketika dia mengalami masalah, Dave juga sering muncul sebagai pahlawan … tapi sekarang dia mendapatkan kabar seperti ini …. Bagaimana bisa Aldo percaya pada omongan pria tadi? Ini jelas tidak masuk akal! Akan tetapi, setelah mengingat-ingat lagi mengenai keanehan Dave, lalu tentang informasi dari Zacky yang berkata bahwa asistennya ini bertemu Dimas, Aldo jadi mencurigai dia juga … tapi rasanya tetap tidak mungkin Dave melakukan hal sekejam itu terhadap keluarga Eduard. “CK!” Sungguh, Aldo dilanda kebingungan luar biasa. Semakin dipikir otaknya itu semakin kusut saja. “Sial! Seharusnya a
Sesaat, ia dibuat semakin tertegun .... Breg! Aldo tiba-tiba mendekap dia, erat sekali. “Syukurlah kalian baik-baik saja,” lirih Aldo penuh kelegaan. Dyta mengerutkan dahi di belakang sana, tak mengerti apa yang diucapkan Aldo. Bukankah dia yang seharusnya berkata demikian, kan Aldo yang mengejar penjahat otomatis Aldo yang berhadapan dengan mala bahaya, mestinya dia yang mencemaskan Aldo. Lebih-lebih mendengar suara detak jantung Aldo yang bergemuruh, bikin Dyta tambah keheranan saja. Napas Aldo pun sedikit memburu, sisa-sisa kelelahan itu masih ada walau ketakutannya telah lenyap setelah melihat Dyta dan nenek dalam keadaan baik-baik saja. Aldo memang terlalu khawatir, sampai-sampai berspekulasi yang tidak-tidak. Nyatanya tidak terjadi apapun di rumah nenek, dan dia sendiri harus merasakan sakit di sekujur tubuh akibat dipukul oleh Dyta sesaat lalu. Namun bersikap waspada juga baik, setidaknya bisa menciptakan keamanan ekstra.