Gentala, Raden Brama Wijaya beserta yang lainnya pun mulai membangun kembali Kota Tanah Merah dari awal. Mereka membangun rumah, menyuburkan kembali tanah agar mereka bisa menggunakannya untuk bercocok tanam.
Setelah melakukan kesepakatan dengan Patih Wijiana, tiba-tiba Nenek Asih menemui Gentala dan juga Nayaka, membawa mereka berdua ke tempat yang sangat sunyi, di sana, Nenek Asih tiba-tiba berlutut bahkan bersujud meminta tolong untuk membunuhnya, sebab ia tak bisa menahan gejolak hitam di dalam tubuhnya lagi, ia juga berkata bahwa dirinya tak mau jika sang cucu, kelak melihatnya menjadi mayat hidup, maka dari itu ia lebih memilih untuk mati saja.
Ke duanya saling bertukar pandang, tak tahu harus berbuat apa?
Di tengah keraguan mereka, Agri Brata datang entah dari mana, ke dua bola matanya terbeliak melihat Sang Nenek yang tengah menjadi setengah mayat, kaki kecilnya berjalan lalu berlari meren
Gunandra Taksaka adalah adik dari pemimpin Klan Naga Istimewa yaitu Taraka Taksaka, sekaligus paman kesayangan dari Gentala.Di dalam Klan Naga Istimewa, Gunandra adalah sosok Naga yang pintar dan juga baik, dia juga sangat di sayangi dan di patuhi oleh seluruh anggota Klan Naga Istimewa, karena cara berpikirnya yang dapat menyelesaikan masalah dengan cepat, namun karena penyakit aneh yang di deritanya sejak kecil, membuatnya tak bisa leluasa dan menghabiskan sebagian waktunya terbaring lemah di atas ranjang.Hanya Gentala kecil yang selalu menemani dan merawatnya, mendengar keluh kesahnya, sesekali membawanya keluar untuk sekedar mengelilingi desa.Suatu hari, paman nya itu tiba-tiba menghilang, membuat seluruh anggota Klan merasa cemas termasuk Gentala yang merasa bersalah, karena telah menolak ajakan pamannya untuk menemaninya pergi ke hutan. 
Kekalahan telak yang di alami oleh Nayaka dan juga Gentala waktu itu , membuat Raden Brama Wijaya mau pun Prabu Jayandra menyadari bahwa mereka terlalu meremehkan lawan. Apalagi keberadaan Candani yang menjadi ancaman terbesar mereka. Seperti yang di katakan Nayaka, Candani adalah seorang penyihir yang memiliki kekuatan yang setara dengan Dewa Agung, bahkan Gentala yang memiliki kekuatan besar tak mampu melukainya atau pun menggoresnya. Mereka harus memutar otak untuk bisa menemukan cara agar bisa mengalahkan wanita itu dan meraih kemenangan telak. Sejak Gentala menawarkan Kontrak, Nayaka sering menghindarinya, bahkan beberapa kali saat dirinya berpapasan, dia akan mencari seribu alasan, agar pembicaraan mereka tak menjerumus ke sana. Bukankah akan terasa aneh jika si pemarah dan si ketus Gentala akan memanggilnya dengan panggilan Tuan? Memikirkannya saja sudah
Perang pun kembali pecah, namun kali ini mereka dapat mengimbangi peperangan tersebut, sebab Nayaka dan Gentala yang telah bersatu, kekuatan mereka pun bertambah berkali-kali lipat seperti yang di katakan Gentala sebelumnya.Karena kontrak yang di lakukan mereka, membuat ingatan Gentala hilang sepenuhnya. Dia bahkan melupakan masa kecilnya dan juga persahabatan yang telah mereka bangun dua puluh lima tahun, hal ini di ketahui oleh Raden Brama Wijaya membuatnya sangat sedih karena Gentala yang sekarang bukan lah Gentala yang dulu.Tak hanya melupakan masa lalunya, sikap dan cara berbicaranya pun menjadi berubah aneh, menjadi sosok penurut dan juga penyabar, tak peduli seberapa banyak Nayaka memerintahnya, dia akan melakukan nya saat itu juga.Melihat sikapnya berubah membuat Nayaka ingin membatalkan kontrak tersebut, namun, bukan hal mudah untuk membatalkan kontrak tersebut, sebab, syarat untuk membatalk
Nayaka yang telah memakan sepotong daging yang di ambil dari tubuh Gentala, membuatnya yang tadinya telah kehabisan tenaga, tiba-tiba memiliki kekuatan baru. Berbanding balik dengan Gentala yang semakin terbaring lemah, sebab, setengah kekuatannya telah di ambil oleh tuan nya sendiri.Dengan kekuatan baru di tubuhnya, Nayaka pun menghampiri tubuh sahabatnya lalu merapalkan sebuah mantra yang kemudian di ikuti oleh cahaya kuning yang mengitari tubuh sahabatnya itu.Sebelum tubuhnya tersegel sepenuhnya, ia mendengar bahwa segelnya hanya bisa di buka oleh darah dari keturunan Raden Brama Wijaya, ke dua kelopak matanya nya perlahan menutup, tubuhnya pun akhirnya tersegel di sebuah buku kosong. Buku itu terus terombang ambing tanpa arah selama ratusan tahun, hingga akhirnya ia bertemu dengan Juan." Jadi, tuan Nayaka mengatakan bahwa segel guru hanya bisa di buka oleh keturunan Raden
Wulandari adalah salah satu murid paling berbakat di Akademi Kancah Nangkub yang memiliki kekuatan element tumbuhan. Element ini adalah element terlemah dari ke empat element lain nya. Meski begitu, tak banyak yang tahu bahwa dengan element yang milikinya ini Gadis ini mampu membunuh monster dan iblis tingkat tinggi seorang diri dengan mudah.Karena sisi kuat yang di milikinya jarang terlihat oleh orang lain, membuatnya tetap di pandang lemah baik itu di luar Akademi maupun di dalam Akademi. Namun seluruh murid Akademi Kancah Nangkub sangat menghormatinya, sebab, dengan kemampuannya dalam mengobati segala macam luka dan tak pernah pandang bulu, siapa pun datang padanya dengan luka? Maka ia langsung mengobatinya sebisa mungkin.Karena sikapnya yang tak pernah pandang bulu, membuatnya mendapat julukan sebagai Ibu Perinya Akademi Kancah Nangkub,Sebelum Wulandari menjadi murid Akademi Kancah Na
" Juan, aku kecewa padamu, bagaimana bisa kamu tak mempercayai ku bahwa aku adalah murid di sini. " Ucap Kerta Putra yang di penuhi nada kecewa setelah melihat raut wajah yang di berikan Juan padanya." Maafkan aku Kerta, aku tak bermaksud menyakiti perasaan mu, hanya saja aku sedikit terkejut. " ungkap Juan penuh sesal.Kedua tangan Kerta Putra terlipat di depan dada seraya mendengus, ia menyadari bahwa dirinya memang lah lemah, apalagi ia masuk ke Akademi ini berkat koneksi yang di mliki kakaknya, Wulandari.Terkadang memiliki seorang teman yang terlalu jujur membuat hatinya terasa sakit dengan sikapnya, salah satunya teman nya ini, yang langsung memberinya raut terkejut ketika dirinya mengatakan bahwa dirinya adalah murid di Akademi ini.Hal yang di alaminya ini bukan sekali dua kali, tapi sangat sering, apalagi ketika semua orang tahu bahwa ia masuk ke Akademi berkat koneksi yang di milikin
Sesampainya di rumah, Kerta Putra langsung di hadang oleh kakaknya yang sudah berkacak pinggang di depan gerbang, namun, bukannya takut atau merasa bersalah seperti biasanya, ia malah langsung berlari terbirit-birit menuju ke tempat Nenek nya berada, melewati kakaknya begitu saja.Sesampainya di kamar Sang Nenek, tanpa berpikir panjang Kerta Putra langsung menyuntikkan obat itu ke dalam tubuh Sang nenek,Jantung nya semakin berpacu, antara habis berlari atau karena dirinya merasa harap-harap cemas, takut jika dirinya terlambat menolong sang nenek, setelah menunggu beberapa saat, kedua kelopak Sang Nenek terbuka perlahan, dan sekali lagi lebam hitam di tubuhnya menghilang sepenuhnya,Kedua sudut bibir Kerta Putra tertarik ke atas, air matanya mengalir begitu saja di antara ke dua pipinya, tubuhnya merosot ke bawah dengan perasaan lega dan juga lelah, Wulandari yang awalnya berniat marah
" Kenapa kamu tidak bilang dari tadi? " ucap kesal Gentala, ia pun beranjak bangkit dari kursinya, tak lupa sebelumnya ia merapihkan terlebih dahulu satu set pakaian itu dengan hati-hati, merapihkan nya dengan penuh kasih sayang, serta memperlakukan nya layaknya sebuah harta yang sangat berharga.Ke dua iris mata Juan menatap iri pada satu set pakaian itu, sebab ia tak pernah mendapatkan perlakuan istimewa seperti yang di dapat pakaian itu dari gurunya.Menyadari bahwa murid nya tak berada di belakangnya, Gentala pun menghentikan langkahnya lalu berbalik, menyadarkan muridnya yang masih termenung. " Apa yang sedang kamu lakukan? Cepat bawa aku ke sana. "Dengan mencebikkan bibirnya, Juan pun memimpin gurunya, membawanya ke tempat Wulandari di mana bunga itu berada.Alis Gentala naik sebelah, memperhatikan sikap aneh dari muridnya, namun ia tak ambil pusing sebab ad