"TEMANKU DIPUKULI ORANG! CEPAT KE SINI!" teriak Nissa pada polisi kenalan ayahnya."Iya, tenang, Nissa. Aku sudah mengirim satu regu untuk menuju ke alamat yang kamu kirim. Aku sendiri juga akan segera kesana," kata polisi itu di seberang sana."Cepetan." Setelah itu, Nissa segera menyimpan handphonenya karena dia melihat Beni mulai mendekatinya."KAMU MAU APA, HAH!" teriak Nissa sambil melotot ke arah Beni."Aku akan melakukan apa yang harusnya aku lakukan sejak dulu, yaitu memperkosamu dan menghamilimu supaya kita langsung menikah.""Ayahku akan membunuhmu kalau kamu berani melakukan itu kepadaku!""Aku akan menyekapmu dan memastikan kamu hamil dulu sebelum ayahmu menemukan kita. Saat itu, aku akan bertanggungjawab dan ayahmu pasti tidak akan menolaknya. Hehehe.""Dia pasti akan menolak!"Beni menggeleng-gelengkan kepalanya. "Harusnya ini aku lakukan sejak dulu. Harusnya aku tidak bersikap baik kepadamu, harusnya aku langsung mengambilmu, menikmatimu, menghamilimu hingga kamu tidak
Seorang pemuda berumur 20 tahunan nampak menyambut Leon dan Nissa di pintu masuk rumah tempat Leon dan Nissa memarkir mobilnya itu."Nama saya Jufri. Saya sudah diberitahu oleh Kak Nancy kalau Kak Nissa akan datang. Ini kak Nissa, kan?" tanya pemuda itu."Iya. Aku ingin bertemu dengan ahli hipnotis di tempat ini.""Itu bapakku Ragil. Dia sudah menunggu di ruang praktek. Mari aku antarkan." Setelah itu, Jufri membalikkan tubuhnya untuk masuk ke bagian dalam.Nissa sengaja memegang tangan Leon. Dia mengajak Leon masuk ke dalam melewati ruang tamu mengikuti pemuda bernama Jufri itu hingga akhirnya Jufri berhenti di depan sebuah pintu.Jufri mengetuk pintu itu dan setelah terdengar jawaban dari dalam, Jufri langsung membuka pintu itu dan mempersilahkan Leon dan Nissa untuk masuk ke dalam.Seorang pria berumur 50 tahunan nampak mengangguk ramah ke arah Leon dan Nissa serta menyuruh Leon dan Nissa untuk duduk di depannya.Sementara itu, Jufri langsung keluar dari ruangan ini dan menutup kem
MASIH FLASHBACKLeon terkejut karena Nissa duduk tepat di sampingnya, di antara barang-barang pertukangan yang berserakan dan di antara lantai yang kotor dan berdebu."Di sini kotor. Tidak baik bagimu duduk di sini," kata Leon."Kalau kamu bisa, kenapa aku tidak." Setelah itu, dengan cueknya Nissa langsung membuka kotak makanan di tangannya dan mulai makan.Leon berpandangan dengan Djarot. Djarot memberikan isyarat mata supaya Leon mulai makan sambil Djarot mengangkat jempol ke arah Leon."Maksud kamu apa?" tanya Leon tidak mengerti."Cewek kamu cantik banget," kata Djarot keras-keras."Kamu jangan sembarangan, Djarot. Dia bukan cewekku," bantah Leon."Siapa bilang?" protes Nissa."Tuh kan, bener, kan apa yang aku bilang?" Djarot mulai tertawa-tawa menggoda Leon dan Nissa."Maksud kamu, apa?" tanya Leon sambil menggerakkan kepalanya untuk menatap Nissa."Maksudku, oke sampai saat ini aku belum resmi menjadi pacarmu tapi di masa depan, itu belum tentu. Bisa jadi 1 jam atau 1 hari kemu
MASIH FLASHBACK"Eh, Kak Saras," sapa Leon kepada wanita yang baru datang ini.Leon mengenal Saras selama hampir dua minggu ini karena Sarah sempat beberapa kali memberikan makanan untuk Leon.Tapi belakangan karena Saras terus diejek teman-temannya karena kedekatan Saras dengan seorang buruh seperti Leon, maka Saras mulai agak menjauh dari Leon.Ini adalah pertama kalinya Saras mendekat lagi pada Leon setelah dia sempat menjauh."Djarot bilang kamu mau kencan. Apa itu betul?" tanya Saras.Leon langsung tersenyum. "Wah, ternyata Djarot suka ngegosip juga.""Kamu mau kencan dengan siapa?"Leon Menggaruk-garuk kepalanya. "Namanya Nissa. Dia kerja di sini juga, pegawai magang kalau nggak salah.""Bagaimana dengan kita?""Kita? Memang kenapa?" tanya balik Leon."Kamu kan milikku. Kita saling memiliki tapi sekarang dengan cepatnya kamu melupakan aku."Leon menjadi sangat heran mendengar kata-kata Saras ini, karena Saras ini, sebelumnya mendekati Leon hingga Leon merasa istimewa bagi Saras
MASIH FLASHBACKSesudah itu, Leon dan Nissa naik di mobilnya Nissa yang terparkir tepat di depan pintu masuk PT Nusa Gerbang Perkasa.Mereka berdua memutuskan untuk kencan di sebuah restoran yang cukup mewah.Tentu saja ini adalah rencana dari Nissa. Nissa yang membawa ke restoran ini dan Nissa yang akan membayar biaya makan mereka berdua di restoran ini.Saat ini, dalam keadaan Nissa dan Leon masih berada dalam pengaruh hipnotis, mereka berdua melihat kedekatan mereka berdua saat berada di restoran itu.Restoran itu menjadi saksi dari terpautnya dua hati di antara Leon dan Nissa.Leon yang sebelumnya agak canggung jadi semakin nyaman dengan Nissa sehingga dengan memberanikan dirinya, di akhir kencan mereka berdua di restoran itu, Leon menyatakan cintanya kepada Nissa.Apa yang dikatakan oleh Leon itu langsung diterima oleh Nissa yang memang sudah jatuh cinta pada Leon lebih duluan dari Leon sejak perjumpaan mereka di lift. Karena itu, Nissa langsung menerima pernyataan cinta Leon itu
"Tidak bisa semudah itu, Nissa." Leon menggeleng-gelengkan kepalanya."Kenapa tidak bisa? Wanita itu melakukan hal yang buruk kepadamu. Kepada kita. Dia menjadi kaki tangan Beni untuk melenyapkan ingatan kita, sehingga kita tidak saling mengenal, tidak saling mengingat. Iya kan!" Nissa melotot ke arah Leon.Sementara itu, konflik antara Leon dan Nissa ini, membuat sang ahli hipnotis diam-diam keluar dari ruangannya sendiri untuk memberi kesempatan kepada muda-mudi ini yang baru menemukan ingatan mereka untuk berbicara dengan lebih tenang."Aku tahu perbuatannya salah, Nissa. Dia memang salah besar. Tapi, saat ini dia sudah terlanjur menjadi istriku," tandas Leon.Nissa terdiam. Dia menyadari akan status pernikahan yang sudah terlanjur melekat dalam diri Leon. "Maafkan aku yang mungkin terlalu egois. Ehm, apakah kalian berdua memiliki anak?"Leon menggelengkan kepalanya.Nissa jadi lega mendengarnya. "Lalu apalagi yang memberatkanmu? Kalau kamu dan istrimu tidak memiliki anak, berarti
"Mengapa kamu bilang begini, Saras?" tanya Leon sambil menatap wajah Saras dan memegang tangan Saras erat-erat."Karena aku memang salah. Aku tidak layak diampuni. Huhuhu. Aku telah memisahkan kamu dengan pacarmu supaya aku bisa memiliki cintamu. Huhuhu. Aku sangat bersalah, Leon." Saras terus menangis tanpa henti.Leon terdiam setelah mendengar penjelasan dari Saras ini."Akhirnya ngaku juga. Tuh, Leon. Dia sendiri sudah memintamu untuk menceraikan dia. Iya kan? Jadi, apalagi yang kamu tunggu?" desak Nissa.Leon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa menceraikan istriku. Tidak bisa.""Mengapa begitu? Ingat, dia bersalah pada kita, Leon.""Dia memang pernah bersalah padaku. Pada kita. Tapi, walau bagaimanapun, dia sudah menjadi istriku. Walau bagaimanapun, dia banyak menderita karena aku. Karena itu, aku tidak bisa menceraikan dia. Tidak bisa," tegas Leon."Tapi dia pengganggu hubungan kita, Leon! Seharusnya kita yang menikah. Seharusnya kita yang berbahagia. Seharusnya aku y
Dengan air mata berderai Nissa menatap Leon dan berkata, "aku akan menunggumu selama tiga hari ini. Aku akan menunggumu sebelum aku ke Amerika."Leon cuma bisa membisu. Dia tidak berkata apa-apa mendengar kata-kata dari Nissa ini."Begini saja. Kalau kamu datang kepadaku sebelum aku pergi ke Amerika, maka itu berarti kamu sudah menceraikan dia atau sudah berniat untuk menceraikan dia. Maka aku akan menanggung semua biaya perawatannya biaya pengobatan istrimu sampai dia sembuh tapi kamu harus tetap menjadi milikku, tapi kalau kamu tidak datang, berarti itu tandanya kalau aku harus melupakan kamu."Leon cuma bisa menutup matanya mendengar kata-kata Nissa itu."Cuma itu yang akan aku katakan." Setelah itu, Nissa menatap Saras dan beranjak pergi keluar dari ruangan tempat Saras dirawat ini.Setelah Nissa pergi, Saras berkata kepada Leon. "Kejar dia. Susul dia. Sejak awal, dialah yang kamu cintai. Sejak awal, kamu tidak mencintai aku, dialah cinta sejatimu, Leon."Leon menggeleng-gelengkan
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s