Share

76. Nostalgia

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-15 23:47:01

“Apa? Wow ... ini benar-benar kejutan!” Sarah membelalakkan matanya.

Namun melihat wajah sendu Frank, antusias Sarah berkurang. Mereka menatap Ibu Irma yang telah berjalan kembali dengan baki di tangannya.

Bahkan, Sarah dapat melihat tangan Ibu Irma yang gemetar saat meletakkan cangkir teh dan piring kue di depan Frank.

“Silahkan diminum dan dimakan.” Ibu Irma tersenyum pada Frank dan Sarah.

Frank tidak pernah menolak kue tersebut. Ia segera mengambil dan memakannya. Wajahnya tampak menikmati sekali.

“Keahlianmu sejak dulu belum berubah. Jago masak.” Frank memuji Ibu Irma. “Dan apa kamu ingat, aku selalu menjadi yang pertama kali mencicipi masakanmu.”

“Kamu menilai dengan tidak jujur. Masa semua kamu bilang enak.” Ibu Irma terkekeh mengenang saat itu.

Kepala Frank menggeleng keras. “Aku jujur. Memang semuanya enak. Buktinya aku tidak tau kue ini buatanmu dan aku menyukainya. Padahal kamu tau aku tidak terlalu menyukai kue.”

Ibu Irma terkekeh. “Aku heran saat Sarah bilang kamu menyukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   77. Kekacauan Memori

    “Aku titip Sarah di sini, Irma. Jangan biarkan ia keluar dari apartemen.” Frank berdiri sambil memperhatikan ponselnya.Dengan sigap Irma mengangguk menyanggupi permintaan Frank.“Papa pergi sendiri?” Sarah bertanya dengab nada khawatir.“Tidak. Adrian akan menjemput. Sebentar lagi ia sampai.”Sarah mengangguk. Perutnya seketika kencang kembali. Ia tau ia selalu stress saat mendengar kabar tentang Ibu dan Kakak tirinya.Bagaimana tidak? Ia baru tau betapa bencinya mereka pada dirinya sampai-sampai ibu dan kakak tirinya sangat ingin melenyapkannya dari bumi.“Hati-hati ya, Pa. Sarah akan tunggu di sini.”Frank tersenyum tipis. Pintu apartemen diketuk seseorang. Frank tau itu pasti sang asisten pribadi yang datang menjemput.Ibu Irma membukakan pintu untuk Adrian. Sementara Frank menghampiri Sarah dan mencium dahinya sebelum pergi.Spontan, Sarah memeluk Frank. Hingga akhirnya kedua lengan lelaki setengah baya itu pun melingkari pinggang Sarah.“Maaf, Sarah merepotkan Papa, ya.” Sarah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   78. Dunia yang Sempit

    Marc dan Frank mengamati Marsha dari balik jendela. Wanita itu sedang berceloteh tentang kehamilannya. Ekspresi wajahnya terlihat berubah-ubah.Seorang psikiater didatangkan untuk memeriksa kejiwaan Marsha. Ia juga menanyai Frank dan Marc.“Siapa Sarah yang selalu dibicarakan Marsha?” Psikiater menatap Frank dan Marc.“Istriku. Sarah juga merupakan adik tiri Marsha.” Marc menjawab.“Apa betul Sarah menjual ginjalnya pada seorang lelaki kaya raya dan mendapatkan uang banyak?”Marc dan Frank saling melirik. Akhirnya, Marc menceritakan masalah keluarganya. Psikiater tampak mencatat apa yang diungkapkan Marc.“Apa saya bisa bertemu dengan Sarah?”Marc menggeleng. “Saya harus melindunginya. Sarah sedang hamil dan akhir-akhir ini kesehatannya tidak baik karena stress.”Psikiater mengangguk penuh pengertian. “Saya mengerti.”Setelah mengumpulkan informasi lengkap tentang Marsha dan kehidupannya yang lalu, psikiater kembali bicara dengan Marsha. Wanita itu sekilas tampak normal, namun saat bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   79. Kamu Mencintai Sarah?

    “Kamu tinggal sendirian setiap hari?”Marc mengerutkan kening mendengar pertanyaan Papa-nya pada Ibu Irma. Memangnya kenapa jika Ibu Irma tinggal sendirian? Selama ini baik-baik saja, bukan?Apalagi, gedung apartemen ini relatif aman. Ada petugas keamanan dua puluh empat jam, CCTV di setiap lorong dan lift.“Setiap hari memang sendiri.” Ibu Irma menjawab. “Aman. Keamanan gedung ini sangat baik, kok.”“Ya sudah, hati-hati.”Frank diikuti Adrian segera masuk ke dalam lift. Sarah mencium kedua pipi Ibu Irma sebelum mengikuti suaminya.“Besok, Sarah telepon ya.”Ibu Irma mengangguk dan melambai. Ia pun masuk ke dalam apartemen dan mengunci ganda pintunya.Di dalam lift, Marc masih mengamati Papanya. Lelaki setengah baya itu sedang berdiskusi dengan Adrian tentang renovasi rumah yang baru dibeli Papa.“Papa menginap di rumahku malam ini, kan?”“Hmm ... sebenarnya tidak. Besok pagi, Papa ada janji dengan arsitek di rumah baru itu.”Marc terlihat kecewa. Frank bisa membaca ekspresi wajah put

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   80. Demi Bayi Dalam Rahim

    Marc terdiam mendapat pertanyaan tersebut. Dari caranya berpikir, Frank tau putranya masih ragu pada perasaannya sendiri."Yang pasti kamu sayang pada anak dalam rahim Sarah itu, kan?" cecar Frank lagi."Iya, Pa. Kalau itu sudah pasti."Frank berdecak. "Sayang anaknya masa dengan ibunya tidak."Kalimat bercandaan Frank itu dianggap serius oleh Marc. Embusan napas panjang terdengar dari hidung Marc."Papa sayang padaku tetapi tidak sayang lagi pada Mama, kan?.Apa bedanya?"Segera, Frank menggeleng. "Itu berbeda, Marc. Jangan samakan kondisi dan situasi kamu, Sarah dengan Papa Mamamu."Tidak ada komentar lagi dari Marc. Lelaki itu bersandar malas di punggung sofa dan memainkan ponselnya."Terus-terang saja, situasi dan kondisi Papa Mama membuatku tidak percaya dengan pernikahan.""Marc! Jangan begitu. Banyak yang berhasil. Sangat tidak adil menilai dari yang kurang beruntung dalam pernikahan saja.""Tapi contoh nyata ada di depan mataku. Papa Mama sudah menikah selama puluhan tahun dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   81. Penyesalan Lucy

    Sarah bangun lebih dulu sebelum alarm berbunyi. Kandung kemihnya sudah penuh. Akhirnya ia ke kamar mandi sekaligus membilas diri.Belum selesai, Marc masuk. Ia langsung menuju urinoir dan membuang air seninya.“Selamat pagi.” Marc kemudian ikut masuk ke dalam bathtub dalam keadaan tanpa busana.“Pagi juga.”Sapaan itu jarang sekali diucapkan Marc. Sarah berusaha mengalihkan pandangannya pada tubuh Marc dan fokus menyabuni tubuhnya.Selagi ia berusaha, Marc malah menyabuninya. Sarah sampai harus menahan napas merasakan tangan Marc mengusap halus setiap inci kulitnya.“Kamu tidak perlu menyabuniku. Aku bisa sendiri.”Marc sedang menikmati kegiatannya hingga tidak menjawab pernyataan istrinya. Ia fokus menyusuri tubuh Sarah dengan busa di tangan. Setiap lekuk ia perhatikan dengan seksama.Hingga akhirnya ia menyadari bagian tubuhnya mulai menegang. Marc menundukkan kepala dan mengeram pelan. Hingga Sarah spontan mengikuti arah pandang suaminya.“Argghh.” Sarah menutup mata.Entah kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   82. Waktu Berkunjung

    Sarah akhirnya hanya mengamati Marc dan Lucy berbincang di meja lain. Meski begitu, terkadang ia dapat mendengar jelas perbincangan mereka.“Penjara ini jahat, Marc. Hampir setiap hari ada yang menghina bahkan memukuli Mama.” Lucy mengadu pada putranya.Marc terdiam. Ia juga pernah mendengar cerita bahwa penjara wanita yang ditempati ibunya termasuk penjara yang rawan kejahatan fisik. Itu semua karena penjara ini adalah tempat tahanan bagi orang yang menjadi terdakwa kekerasan.Tentu saja yang berada di dalam memang wanita-wanita yang akrab dengan hidup keras dan liar untuk bertahan hidup.Sebenarnya, pengacara Lucy sudah meminta kelonggaran agar Lucy ditempatkan di sel sendiri. Tetapi, hingga saat ini permintaan itu belum dikabulkan.“Bertahan ya, Ma. Mama wanita yang cerdas. Cobalah menghindari masalah dengan wanita-wanita di sini.”“Mama berusaha.”Mereka terdiam. Lucy mengamati Sarah yang sedang menunduk.“Pasti Sarah senang Mama dipenjara.”Cepat, Marc menggeleng. “Sarah bahkan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   83. Hey, Itu Suamiku!

    “Bagaimana ini bisa terjadi?”“Ada apa?” Marc dengan wajah khawatir langsung mendekati Dokter Samuel dan istrinya.Namun pertanyaan penasaran itu tidak dijawab. Dokter Samuel malah sibuk membuka-buka berkas dan membacanya. Selain itu ia juga banyak mengajukan pertanyaan pada Sarah.“Dan kamu sedang hamil satu bulan sekarang?”Sarah mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Dokter Samuel. Kali ini ia khawatir. Apa kehamilannya akan terganggu?Dokter Samuel mengembuskan napas panjang. Lelaki berjas putih itu meminta suster membantu Sarah kembali berpakaian karena ia telah selesai memeriksa pasiennya.Mereka harus sabar menunggu karena saat ini Dokter sedang menulis beberapa catatan pada berkas kesehatan Sarah. Setelah itu, ia meminta Frank naik ke atas ranjang hidrolik.Hanya sebentar waktu yang Dokter Samuel butuhkan untuk memeriksa Frank. Ia melihat berkas data bahwa Frank sangat rajin memeriksakan kesehatannya pasca operasi. Kini, semuanya duduk di kursi dan menunggu penjelasan Dokt

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   84. Gangguan Jiwa

    “Kamu mengenaliku?”Marsha tersenyum menatap Marc. Wanita yang masih mengenakan pakaian pasien rumah sakit itu terkekeh. “Kamu suamiku yang tampan dan kaya raya.”Marc menggeleng keras dan membalas, “Bukan. Aku bukan suamimu.”Seketika wajah Marsha menegang. Secara tiba-tiba ia melihat Sarah lalu tangannya terjulur berusaha menggapai adik tirinya tersebut.“Kamu pelakor! Iya, kan? Kamu yang merebut suamiku. Tolong! Ada pelakor!” Marsha menjerit kembali tak terkendali.Kegaduhan itu mulai menjadi perhatian para pengunjung dan staff rumah sakit. Seorang dokter berlari mendekat lalu memerintahkan Marsha dibawa ke ruang perawatan.Tentu saja Marsha meronta. Ia memanggil-manggil nama Marc dengan suara keras. Frank dan Marc memandang dengan wajah Marsha tanpa belas kasihan.Sementara Sarah terlihat takut. Ia menggigit bibirnya dan menunduk hingga Marc sadar lalu segera memeluk Sarah serta menenangkannya.“Tenang.”Sarah mengangguk mendengar satu kata dari Marc. Sebenarnya ia sangat ingin pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   205. Keluarga Besar

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Keluarga Carrington sedang berlibur di sebuah perkemahan mewah. Mereka juga mengajak keluarga Ibu Irma.Irwan dan Vania telah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang dinamai Nirvana."Kenapa Kak Arzan jagain Vana terus?" Vivi memberengut kesal saat ia minta Arzan menemaninya main tetapi anak lelaki itu sedang sibuk menjaga adiknya."Vana masih kecil, Vivi. Sini, kita main sama-sama." Arzan menepuk sisinya yang kosong. Namun, Vivi malah melengos dan memilih bergelayut manja di kaki Papanya."Aku panggil Irwan dulu biar ia menjaga Vana." Vania yang sedang memasak dapur merasa tak enak hati mendengar pembicaraan Arzan dan Vivi."Sudah, biarkan saja. Gak papa, kok." Sarah yang sedang hamil besar menenangkan Vania."Aku gak enak, Sarah. Sepertinya Vivi cemburu karena Arzan menjaga Vana terus.""Lihat itu." Sarah mengendik pada Vivi yang kini asyik bermain bersama Marc. "Dia kesal cuma sebentar, kok."Vania tersenyum simpul dan mengangguk. Apalagi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   204. Peringatan Dini

    Ulang tahun pertama Vivi sangat meriah. Meski anak perempuan itu belum memiliki banyak teman, tetapi tamu-tamu undangan mulai dari balita hingga kakek nenek banyak yang hadir.Marc menyulap taman belakang menjadi taman bermain yang nyaman dengan tenda dan AC portable di mana-mana. Berbagai makanan sehat tersebar di penjuru taman.Sebagian tamu adalah teman-teman Arzan yang membawa adik-adik mereka. Vivi jadi memiliki teman sebaya."Sepertinya, prediksi Arzan tepat. Akhir-akhir ini mereka jadi dekat, bukan?" Sarah melirik pada Irwan dan Vania yang tampak asyik berbincang dengan ibu Irma.Tanpa melihat objek pembicaraan mereka, Marc mengangguk. Lelaki itu melingkari tangan di pinggang sang istri dan membawanya ke meja makan."Masih lapar?" Sarah mengamati suaminya yang mengambil makanan cukup banyak."Apa kamu tidak lihat? Aku tadi lari-larian mengikuti Vivi?" Marc memotong steak ayam lalu menyuapi dirinya. "Lagipula, steak ini lezat sekali."Bahkan Sarah akhirnya ikut makan karena Mrac

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   203. Bisa Berjalan

    Sesuai rencana, berita tentang Marc dan Vania menghilang. Tentu saja itu tidak lepas dari tim yang dibuat Adrian untuk menghapus semua postingan tersebut.“Sayang.” Marc menyapa istrinya yang sedang menyusui Vivi.“Ya?”“Jam berapa Arzan datang?”“Vania bilang, mereka sudah dalam perjalanan.”“Hmm ... aku ada rapat. Sengaja kubuat online. Tapi kalau Arzan datang dan aku belum selesai, minta ia ke ruang kerjaku saja, ya.”“Oke. Selamat rapat.”Marc mengangguk. Lalu, membungkuk sedikit untuk mencium pipi istri dan putrinya. Setelah itu, ia keluar dari ruang bayi.Setelah Marc keluar, seorang pelayan masuk membawa paket untuk Sarah.“Tolong dibuka,” pinta Sarah pada pelayan yang langsung mengangguk.Sarah tau isi paket itu adalah buku-buku Vania yang ia pesan secara online. Pelayan memberikan buku -buku yang masih berplastik itu pada Sarah lalu keluar.Vivi melepas puncak dada Mamanya karena tertarik dengan buku yang dipegang Sarah. Ia merebut buku tersebut lalu ikut membolak-balik halam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   202. Mengaku Salah

    “Maafkan aku. Aku mengaku salah.” Khanza menunduk dalam-dalam.Adrian dan pengacara mendatangi kantor penerbit buku Vania. Mereka memberikan data bahwa Khanza membuat berita kebohongan agar publik tertarik pada cerita Vania dan membeli buku terbarunya.Direktur penerbitan menggeleng samar melihat data-data tersebut. Ia tidak menyangka Khanza berbuat seperti itu.“Aku melakukannya untuk Vania.” Khanza berkilah, membela diri.“Aku yakin Vania pun tak setuju kamu membantu dengan cara ini.” Adrian mengecam.“Vania sedang tidak fokus. Banyak pikiran. Jadi, aku pikir, aku perlu membantunya sedikit.”Direktur menggeleng. Ia juga tampak tidak setuju. Apalagi sampai ada pengacara yang menuntut mereka.“Masalahnya, Nona.” Pengacara menatap wajah Khanza dengan pandangan tajam. “Yang anda cemarkan adalah keluarga Carrington, terutama Tuan Marc.”“Lelaki yang selama ini terkenal dingin dan tidak bersosialisasi dengan media.” Adrian menambahkan.Direktur menengahi. Mereka akan membuat pengumuman pe

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   201. Terima Kasih

    Pagi di bumi perkemahan cukup cerah setelah semalaman hujan. Pengelola bahkan tidak mengizinkan peserta kemping untuk melakukan trekking.“Terus kita ngapain, Om?” Arzan mengguncang-guncang tangan Irwan.“Masih ada pilihan untuk memancing. Kamu mau?”“Om bisa memancing?”“Bisa, dong.”“Mauuu.” Arzan menjerit senang.Vania menatap kebersamaan Irwan dan Arzan. Seandainya Bryan masih hidup, mungkin yang berdiri di depannya sekarang ada sosok Bryan dan Arzan. Vania menggeleng membuyarkan lamunannya.Telah lima tahun berlalu, tetapi rasanya masih sama. Kehilangan dan kedukaan itu masih sangat jelas di mata Vania.“Ibu, ayo ikut memancing,” ajak Arzan.Vania tau, Arzan pasti disuruh Irwan. Ia sebenarnya tidak tau apa-apa tentang memancing, tetapi demi menemani Arzan, Vania mengangguk.Perahu disiapkan pengelola perkemahan. Vania melihat Irwan berbincang dengan penjaga Arzan. Seperti setiap kegiatan Arzan, harus dilaporkan pada keluarga Carrington.Akhirnya mereka bertiga di atas perahu. Mer

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

DMCA.com Protection Status