Share

84. Gangguan Jiwa

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-19 19:32:36

“Kamu mengenaliku?”

Marsha tersenyum menatap Marc. Wanita yang masih mengenakan pakaian pasien rumah sakit itu terkekeh. “Kamu suamiku yang tampan dan kaya raya.”

Marc menggeleng keras dan membalas, “Bukan. Aku bukan suamimu.”

Seketika wajah Marsha menegang. Secara tiba-tiba ia melihat Sarah lalu tangannya terjulur berusaha menggapai adik tirinya tersebut.

“Kamu pelakor! Iya, kan? Kamu yang merebut suamiku. Tolong! Ada pelakor!” Marsha menjerit kembali tak terkendali.

Kegaduhan itu mulai menjadi perhatian para pengunjung dan staff rumah sakit. Seorang dokter berlari mendekat lalu memerintahkan Marsha dibawa ke ruang perawatan.

Tentu saja Marsha meronta. Ia memanggil-manggil nama Marc dengan suara keras. Frank dan Marc memandang dengan wajah Marsha tanpa belas kasihan.

Sementara Sarah terlihat takut. Ia menggigit bibirnya dan menunduk hingga Marc sadar lalu segera memeluk Sarah serta menenangkannya.

“Tenang.”

Sarah mengangguk mendengar satu kata dari Marc. Sebenarnya ia sangat ingin pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yiming
sukurin Marsha jd gila. mantaap thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   85. Berbalas Pesan

    Frank menghampiri Sarah. Ia duduk di depan menantunya dan menatap Sarah dan mengelengkan kepala.“Terbuat dari apa hatimu, Sarah. Mereka menghinamu, membuangmu, membohongi, mengancam bahkan melakukan percobaan pembunuhan tetapi kamu masih mau membantu mereka.”“Kasihan mereka, Pa. Siapa lagi yang bantu kalau bukan aku?”“Dan menurutmu mereka akan berterima kasih padamu?”“Aku tidak butuh ucapan terima kasih, Pa.”Marc akhirnya juga gemas mendengar ucapan istrinya. Lelaki itu membuang napas berat sebelum berkata tegas pada Sarah.“Lalu, jika kamu membantu mereka dan mereka meminta maaf kamu bersedia memaafkan?”Sarah tidak langsung menjawab. Ia bingung sendiri. Otaknya mengatakan ibu dan kakak tirinya tidak akan pernah menyesal dan berbaik hati padanya namun hati kecilnya tetap merasa kasihan pada mereka.“Biarkan Adrian yang mengurus aset itu, ya. Tolong Papa, Jangan berhubungan lagi dengan Tinna dan Marsha.”Akhirnya Sarah mengangguk setuju atas permintaan Frank. Marc terkesima melih

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   86. Seperti Remaja

    Dengan wajah memerah, Sarah mengetik balasan lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas.“Sebaiknya kamu pegang saja ponselmu. Kalau Marc menghubungi, jadi ia tidak khawatir karena kamu lama membalasnya.” Sambil tersenyum simpul, Frank turun dari mobil.Entah mengapa, Sarah menurut. Ia mengambil ponselnya dan menggenggamnya hingga rasanya Frank ingin tertawa terbahak-bahak.Umur putra dan menantunya sudah dewasa. Mereka seperti layaknya anak remaja yang senang membaca pesan dari lawan jenis.Lalu, Frank sadar. Marc selama ini memang belum pernah berpacaran. Sejak remaja hingga dewasa, ia sibuk dengan berbagai aktifitas mengembangkan keahliannya diperbagai bidang.Marc juga belum tipe lelaki yang mudah bergaul. Ia lebih senang di rumah dan belajar atau ikut dengan Frank ke perusahaan mereka.Menurut Thomas, putrinya juga tidak pernah memiliki kekasih. Walaupun cukup ramah dan senang bergaul, Sarah sibuk mempertahankan prestasinya sebagai mahasiswa beasiswa yang memiliki nilai tinggi.Cocok

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   87. Rencana Cerdas

    Polisi tidak menerima laporan Marc. Mereka berkata, Maxim masuk tanpa paksaan. Jadi, menurut polisi hal tersebut tidak bisa dijadikan aduan pencurian barang.“Bukankah mengambil sesuatu yang bukan miliknya namanya mencuri dan bisa dihukum?” Marc berkeras hati.“Masalahnya, Maxim mendapat akses ke kamar dan juga ruang wardrobe. Padahal untuk masuk ke kamar dan ruangan aksesoris memiliki PIN.”Marc akhirnya membiarkan polisi pergi. Dengan hati kesal, ia menata barang-barang Mamanya dan memasukkan semua ke dalam satu lemari dan mengganti PIN-nya.Setelah itu ia mengumpulkan para pelayan dan memberikan pengarahan untuk tidak sembarangan membiarkan orang yang bukan keluarga untuk masuk. Marc meminta sekuriti menutup rapat gerbang rumah.Sambil memijat keningnya, kini Marc duduk di ruang keluarga. Ia mengamati layar ponsel dan mendapat satu pesan dari Sarah.Lelaki itu segera duduk tegak dan membaca pesan. Sarah meminta dijemput di apartemen karena sudah jadwalnya minum vitamin.Marc segera

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   88. Bebas Bersyarat

    Satu bulan sudah Lucy ditahan. Pengacara akhirnya memberikan bukti suara rekaman dari ponsel Lucy. Hanya terdapat suara Marsha dan lelaki yang disewanya untuk mencelakakan Sarah.Akhirnya Lucy bebas bersyarat. Ia tidak diperbolehkan ke luar negeri. Berkewajiban melapor dua kali dalam seminggu serta melakukan pekerjaan sosial di dinas sosial.Paling tidak saat ini ia kembali berada di rumah. Marc menjemput dan mengantar Lucy. Frank tidak mengizinkan Sarah ikut dan meminta Sarah menemaninya ke rumah barunya.“Kenapa, Ma?” Marc bertanya saat melihat Lucy memandang sekeliling dengan wajah muram.“Kamu tidak merasakannya? Rumah ini jadi suram, ya?”“Mungkin karena sepi saja, Ma.”Lucy berjalan ke kamar utama diikuti Marc. Ia memandang dengan tatapan kosong lemari aksesorisnya. Marc menceritakan barang apa saja yang hilang dicuri Maxim.“Untungnya aku tidak pernah membuka safe deposit di depan Maxim.”Wanita itu lalu beranjak ke sebuah lukisan. Di balik lukisan tersebut terdapat safe deposi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   89. Abaikan Saja, Ma!

    Maxim menggeleng keras. Ia berteriak bahwa tidak ada bukti jika ia mencuri. Namun, tetap saja polisi berpakaian preman membawanya ke kantor polisi atas arahan Marc.“Terima kasih atas bantuanmu, Gianni.”“Sama-sama, Marc.”Mereka duduk bersama di sofa. Sarah mendengar bagaimana Gianni seringkali diminta mengenali benda-benda terkenal dunia.“Profesiku sebenarnya adalah pengamat fashion.”“Gianni sekarang viral karena seringkali membongkar kualitas barang-barang mahal,” jelas Marc.“Keren sekali. Aku sih pasti tidak bisa membedakan tas original dan tiruan yang premium.” Sarah memuji Gianni.“Kamu tidak perlu khawatir. Apa pun yang dibeli Marc, pasti original. Kalau tidak, toko tempatnya membeli barang bisa dituntut.”Sarah tersenyum. Ia jadi teringat bagaimana Marc pernah membelanjakan dirinya berbagai macam barang tanpa melihat tag harga.Setelah Gianni berpamitan karena akan melanjutkan kerja, Marc dan Sarah masih bersantai di apartemen. Marc memesan banyak makanan untuk mereka dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   90. Beli Supermarket

    “Om jahat. Nanti aku kasih tau Mama-Papaku, ya!”Tak lama kemudian, datang pasangan lelaki dan wanita. Mereka langsung datang mendekati Sarah dan Marc.“Nessa!”Anak perempuan itu menoleh. Ia lalu berlari kecil menghampiri lelaki yang memanggilnya. Lelaki itu segera menggendongnya. Pasangan lelaki dan wanita itu menghampiri Sarah dan Marc.“Maaf, jika Nessa mengganggu.” Lelaki itu menunduk santun pada Sarah dan Marc.“Tu – Tuan Marc.” Wanita di sebelah lelaki menyapa.Marc menatap wanita itu lalu mengangguk. “Kyra.”“Maaf, Tuan, Nyonya. Ini Nessa putriku. Memang senang berlari-lari dan tadi sempat lepas dari pegangan Ayahnya saat kami sedang memillih-milih pakaian.” Kyra menjelaskan.“Tak apa.”Sarah tersenyum. Ia menatap Marc. Namun tampaknya, Marc tidak peka hingga tidak mengenalkan Sarah pada Kyra.Tangan Sarah terjulur ke arah Kyra. “Kenalkan saya, Sarah.”Kyra terkekeh dan menjabat tangan Sarah. “Saya sudah sangat mengenal Anda, Nyonya Sarah. Kenalkan saya Kyra, sekretaris Tuan M

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   91. Kenapa Kamu jahat Banget?

    Sarah mengerutkan kening. “Memang buat siapa?”“Nanti kamu pilih yang kamu mau, sisanya kita bagikan saja.”Sarah langsung mengerti. Ia sering mendengar Frank dan Marc adalah lelaki yang dermawan. Kali ini ia melihatnya sendiri.Barang-barang belanjaan mereka bahkan diantar oleh dua orang petugas supermarket. Marc memberi tips besar pada dua orang yang membantunya tersebut.Dibantu Marc, Sarah memasukkan bahan-bahan yang ia perlukan ke dalam kulkas dan lemari penyimpanan. Sisanya mereka masukkan ke dalam tas besar untuk dibagikan esok hari.“Mau makan lagi?” Marc bertanya pada Sarah. Kembali teringat bahwa wanita hamil akan senang makan.Sarah memilih yogurt. Ia memakannya menghadap jendela luas yang menghadap pemandangan kota yang sibuk.“Sudah hampir tiga bulan aku tidak bekerja. Aku bosan.”Pernyataan itu jelas ditujukan pada Marc. Tetapi, lelaki tersebut memilih mengabaikan keluhan sang istri.“Marc!”“Hem.”“Jangan pura-pura tuli!”Terdengar embusan napas berat. Pekerjaan Sarah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   92. Kalian Bertengkar?

    “Apa anda kenal Nona Marsha, Nyonya Sarah?”Pertanyaan itu membuat Sarah yang sedang membagikan makanan tersenyum dan mengangguk pelan. Beberapa orang yang penasaran mengajaknya mengobrol.“Apa yang menyebabkan Nona Marsha menjadi gila?”“Iya, kenapa ya? Padahal jika ke sini tampak normal saja.”“Malah terkadang terlihat mesra dengan Tuan Marc.”“Pssttt!”Wanita pekerja sosial yang memberikan pernyataan terakhir menutup mulutnya. Ia meminta maaf pada Sarah.“Tetapi, Anda memang harus hati-hati, Nyonya Sarah. Jangan sampai Tuan Marc berselingkuh.”Kali ini para wanita itu mengangguk bersamaan. Sarah tidak berkomentar. Ia hanya kembali tersenyum tipis.Acara bagi-bagi makanan selesai. Sarah menatap sekilas tangannya yang digandeng Marc keluar yayasan diikuti pandangan dari semua orang.Pasti mereka sedang membandingkan antara dirinya dengan Marsha. Sarah berkata dalam hati.“Aku perlu ke kantor. Kamu ikut saja, ya.”“Aku perlu bekerja.” Sarah mendesis pelan.Marc menghela napas lalu men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   205. Keluarga Besar

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Keluarga Carrington sedang berlibur di sebuah perkemahan mewah. Mereka juga mengajak keluarga Ibu Irma.Irwan dan Vania telah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang dinamai Nirvana."Kenapa Kak Arzan jagain Vana terus?" Vivi memberengut kesal saat ia minta Arzan menemaninya main tetapi anak lelaki itu sedang sibuk menjaga adiknya."Vana masih kecil, Vivi. Sini, kita main sama-sama." Arzan menepuk sisinya yang kosong. Namun, Vivi malah melengos dan memilih bergelayut manja di kaki Papanya."Aku panggil Irwan dulu biar ia menjaga Vana." Vania yang sedang memasak dapur merasa tak enak hati mendengar pembicaraan Arzan dan Vivi."Sudah, biarkan saja. Gak papa, kok." Sarah yang sedang hamil besar menenangkan Vania."Aku gak enak, Sarah. Sepertinya Vivi cemburu karena Arzan menjaga Vana terus.""Lihat itu." Sarah mengendik pada Vivi yang kini asyik bermain bersama Marc. "Dia kesal cuma sebentar, kok."Vania tersenyum simpul dan mengangguk. Apalagi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   204. Peringatan Dini

    Ulang tahun pertama Vivi sangat meriah. Meski anak perempuan itu belum memiliki banyak teman, tetapi tamu-tamu undangan mulai dari balita hingga kakek nenek banyak yang hadir.Marc menyulap taman belakang menjadi taman bermain yang nyaman dengan tenda dan AC portable di mana-mana. Berbagai makanan sehat tersebar di penjuru taman.Sebagian tamu adalah teman-teman Arzan yang membawa adik-adik mereka. Vivi jadi memiliki teman sebaya."Sepertinya, prediksi Arzan tepat. Akhir-akhir ini mereka jadi dekat, bukan?" Sarah melirik pada Irwan dan Vania yang tampak asyik berbincang dengan ibu Irma.Tanpa melihat objek pembicaraan mereka, Marc mengangguk. Lelaki itu melingkari tangan di pinggang sang istri dan membawanya ke meja makan."Masih lapar?" Sarah mengamati suaminya yang mengambil makanan cukup banyak."Apa kamu tidak lihat? Aku tadi lari-larian mengikuti Vivi?" Marc memotong steak ayam lalu menyuapi dirinya. "Lagipula, steak ini lezat sekali."Bahkan Sarah akhirnya ikut makan karena Mrac

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   203. Bisa Berjalan

    Sesuai rencana, berita tentang Marc dan Vania menghilang. Tentu saja itu tidak lepas dari tim yang dibuat Adrian untuk menghapus semua postingan tersebut.“Sayang.” Marc menyapa istrinya yang sedang menyusui Vivi.“Ya?”“Jam berapa Arzan datang?”“Vania bilang, mereka sudah dalam perjalanan.”“Hmm ... aku ada rapat. Sengaja kubuat online. Tapi kalau Arzan datang dan aku belum selesai, minta ia ke ruang kerjaku saja, ya.”“Oke. Selamat rapat.”Marc mengangguk. Lalu, membungkuk sedikit untuk mencium pipi istri dan putrinya. Setelah itu, ia keluar dari ruang bayi.Setelah Marc keluar, seorang pelayan masuk membawa paket untuk Sarah.“Tolong dibuka,” pinta Sarah pada pelayan yang langsung mengangguk.Sarah tau isi paket itu adalah buku-buku Vania yang ia pesan secara online. Pelayan memberikan buku -buku yang masih berplastik itu pada Sarah lalu keluar.Vivi melepas puncak dada Mamanya karena tertarik dengan buku yang dipegang Sarah. Ia merebut buku tersebut lalu ikut membolak-balik halam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   202. Mengaku Salah

    “Maafkan aku. Aku mengaku salah.” Khanza menunduk dalam-dalam.Adrian dan pengacara mendatangi kantor penerbit buku Vania. Mereka memberikan data bahwa Khanza membuat berita kebohongan agar publik tertarik pada cerita Vania dan membeli buku terbarunya.Direktur penerbitan menggeleng samar melihat data-data tersebut. Ia tidak menyangka Khanza berbuat seperti itu.“Aku melakukannya untuk Vania.” Khanza berkilah, membela diri.“Aku yakin Vania pun tak setuju kamu membantu dengan cara ini.” Adrian mengecam.“Vania sedang tidak fokus. Banyak pikiran. Jadi, aku pikir, aku perlu membantunya sedikit.”Direktur menggeleng. Ia juga tampak tidak setuju. Apalagi sampai ada pengacara yang menuntut mereka.“Masalahnya, Nona.” Pengacara menatap wajah Khanza dengan pandangan tajam. “Yang anda cemarkan adalah keluarga Carrington, terutama Tuan Marc.”“Lelaki yang selama ini terkenal dingin dan tidak bersosialisasi dengan media.” Adrian menambahkan.Direktur menengahi. Mereka akan membuat pengumuman pe

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   201. Terima Kasih

    Pagi di bumi perkemahan cukup cerah setelah semalaman hujan. Pengelola bahkan tidak mengizinkan peserta kemping untuk melakukan trekking.“Terus kita ngapain, Om?” Arzan mengguncang-guncang tangan Irwan.“Masih ada pilihan untuk memancing. Kamu mau?”“Om bisa memancing?”“Bisa, dong.”“Mauuu.” Arzan menjerit senang.Vania menatap kebersamaan Irwan dan Arzan. Seandainya Bryan masih hidup, mungkin yang berdiri di depannya sekarang ada sosok Bryan dan Arzan. Vania menggeleng membuyarkan lamunannya.Telah lima tahun berlalu, tetapi rasanya masih sama. Kehilangan dan kedukaan itu masih sangat jelas di mata Vania.“Ibu, ayo ikut memancing,” ajak Arzan.Vania tau, Arzan pasti disuruh Irwan. Ia sebenarnya tidak tau apa-apa tentang memancing, tetapi demi menemani Arzan, Vania mengangguk.Perahu disiapkan pengelola perkemahan. Vania melihat Irwan berbincang dengan penjaga Arzan. Seperti setiap kegiatan Arzan, harus dilaporkan pada keluarga Carrington.Akhirnya mereka bertiga di atas perahu. Mer

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

DMCA.com Protection Status