Share

Chapter 7

Penulis: Velmoria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-27 17:20:42

Sepanjang perjalanan pulang, Ethan dan Ivy sama-sama diam. Begitu tiba di rumah, Ivy mengikuti Ethan, memperhatikan setiap sudut tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai sekarang.

Tiba-tiba, Ethan berhenti dan berbalik. Tangannya masih di saku celana, tatapannya lurus ke Ivy. “Apa yang sedang kau rencanakan?”

Ivy mengangkat alis. “Apa maksudmu?” Balik bertanya dengan nada datar.

Ethan menatap Ivy lekat-lekat. Rahangnya mengeras sesaat. “Kau mengisi kepala kakekku dengan omong kosong.”

Ivy tertawa pelan. “Maksudmu tentang aku yang akan bertahan dalam pernikahan ini?”

Ethan tidak menjawab. Tatapannya tetap dingin.

Ethan masih diam, tapi Ivy tahu Ethan sedang menahan sesuatu. Mungkin kesal, mungkin tidak peduli. Sulit ditebak.

“Kau buang-buang tenaga,” kata Ethan akhirnya, nada suaranya tenang, tapi dingin.

Ivy mengangkat bahu. “Aku tidak merasa begitu. Lagipula, kakekmu yang memutuskan. Aku hanya mengikutinya.”

Ada kernyitan samar di kening Ethan saat mendengar ucapan Ivy. “Kau mau bertahan dalam pernikahan ini? Oke, cobalah,” tantangnya dengan suara tajam, dingin.

Ivy tersenyum sinis sekilas menanggapi tantangan Ethan. “Ya, kita coba saja. Kita lihat siapa yang akan bertahan.”

Ethan maju selangkah. “Jangan bermain denganku, Isla.” Peringatannya jelas, tajam dan dingin.

Ivy tidak mundur. “Aku tidak bermain. Aku hanya tetap di sini.”

Ethan menatap Ivy sebentar sebelum akhirnya berbalik. “Kamar kita di lantai atas.”

Ethan melangkah menuju tangga. Sementara Ivy menatap sejenak punggung pria itu sebelum akhirnya menyusul.

***

Pagi harinya, Ivy baru saja turun dari kamar, ketika suara bel pintu berbunyi. Seorang pelayan membukakan pintu dan seorang wanita dengan setelan kerja elegan melangkah masuk tanpa ragu.

Stella. 

Dia berjalan menuju meja makan, tempat Ethan sedang menikmati kopi sambil membaca dokumen. Tanpa melihat Ivy sedikit pun, Stella meletakkan beberapa berkas di meja dengan gerakan cepat.

“Ada rapat penting pagi ini,” kata Stella. Nada suaranya terdengar profesional, tapi sedikit lebih akrab dari sekadar urusan pekerjaan. “Aku tahu kau tidak suka membawa pekerjaan ke rumah, jadi aku putuskan datang lebih awal.”

Ethan melirik berkas itu sekilas. “Aku bisa melihatnya nanti di kantor.”

Stella tersenyum tipis, lalu kemudian menoleh ke arah Ivy—seakan baru menyadari keberadaan wanita itu. Mata Stella menyapu Ivy dari ujung kepala sampai kaki, sebelum akhirnya mengangkat alis. “Oh, kau sudah keluar dari rumah sakit, rupanya. Selamat pagi, Isla.”

Ivy membalas sapaan Stella dengan senyum tipis yang tidak kalah tenang. “Selamat pagi,” ujarnya santai. “Ya, aku sudah kembali. Dan kali ini, aku tidak akan pergi ke mana-mana lagi, Stella.”

Stella masih mempertahankan senyumnya, tapi ada kilatan halus dalam tatapannya. “Senang mendengarnya,” ucapnya ringan, meski jelas tidak terdengar seperti itu.

Ivy tetap tersenyum, mengambil tempat duduk di seberang Ethan, seolah Stella tidak lebih dari gangguan kecil di paginya. “Kau datang pagi sekali. Begitu berdedikasi,” katanya santai, menuangkan teh ke dalam cangkirnya.

“Aku hanya ingin memastikan segalanya berjalan lancar untuk Ethan.” Stella merapikan salah satu berkas dengan gerakan lembut. “Kau tahu, dia sangat sibuk.”

Ivy mengangguk kecil, pandangannya masih fokus pada cangkir teh di tangannya. “Tentu saja. Mulai sekarang, aku akan memastikan dia tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak penting.”

Sebuah keheningan tipis menyusup di antara mereka, sebelum akhirnya Stella kembali menatap Ethan. “Aku akan menunggumu di kantor.”

Ethan mengangguk kecil tanpa melihat Stella. Perhatiannya masih tertuju pada dokumen di tangannya, sementara tangan satunya meraih cangkir kopi dan menyesapnya pelan.

Lalu, tanpa mengangkat kepala, Ethan berbicara. “Tutup pintu saat keluar.” Nada suaranya datar, hampir terdengar seperti perintah yang tidak perlu dibantah.

“Oke.” Stella melangkah pergi, namun sebelum benar-benar keluar, dia berhenti sejenak di ambang pintu. Dengan satu tarikan napas, dia menoleh dan memberikan satu senyum terakhir kepada Ivy. “Aku harap kau tetap sekuat itu, Isla. Tidak mudah, kan bertahan dalam situasi seperti ini?”

Ivy menatap Stella sejenak sebelum tersenyum tipis. “Mungkin tidak mudah, tapi aku tidak pernah menghindari tantangan.”

Stella menahan tatapan geramnya sebentar sebelum akhirnya pergi.

Begitu pintu tertutup, Ivy menyesap tehnya pelan. “Sekretarismu cukup perhatian,” katanya tanpa menoleh ke Ethan.

Ethan bahkan tidak repot-repot melihat ke arah Ivy. “Dia sekretarisku. Itu saja.”

Ivy tersenyum kecil. “Tentu.”

Hening. Ivy mengira percakapan selesai di antara mereka.

“Kau tidak bertanya lebih jauh?” Suara Ethan terdengar ringan, tapi ada sesuatu di baliknya. Sesuatu yang nyaris tidak terdeteksi, kecuali jika benar-benar memperhatikannya.

Ivy mengangkat alis, akhirnya menatap Ethan. “Haruskah aku bertanya?”

Ethan masih tampak acuh, tapi ketukan jarinya di meja sedikit melambat. “Biasanya orang akan melakukannya.”

Ivy menyandarkan punggung. “Aku bukan ‘biasanya’.”

Sejenak, sesuatu melintas di mata Ethan. Lalu, dengan santai, dia kembali menyesap kopinya.

Ivy tidak melewatkan itu. Dan dia merasa seperti baru saja memenangkan sesuatu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 1

    “Bagus kau sudah sadar.”Suara berat seorang pria menyambut Ivy begitu kelopak matanya terbuka. Pandangannya masih buram. Kepalanya juga terasa berat. Cahaya putih menyilaukan di atasnya membuat dia harus menyipitkan mata untuk menyesuaikan diri dengan ruangan yang asing.Aroma antiseptik yang tajam segera memenuhi indera penciumannya. Menandakan bahwa sekarang dia sedang berada di rumah sakit.Ivy coba menggerakkan tangan, tapi ada selang infus yang menusuk pergelangan tangannya. Napasnya tercekat sejenak saat rasa nyeri menyeruak di kepalanya. Berusaha mengingat bagaimana bisa dia berada di sini. Lalu perlahan, kepingan ingatan itu kembali.Isla.Saudara kembarnya.Mereka akhirnya bertemu setelah sekian lama terpisah. Namun, kebahagiaan yang seharusnya mereka rasakan cuma berlangsung sesaat sebelum kecelakaan itu terjadi.Tatapan Ivy kini beralih ke pria yang berdiri di samping ranjangnya. Sosok yang memiliki sorot mata tajam dan ekspresi dingin yang sulit diartikan. Bertubuh tinggi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 2

    Ivy Harrington tidak pernah lupa hari ketika keluarganya tercerai-berai. Usianya baru sepuluh tahun saat itu, berdiri di tengah ruang tamu megah keluarga Harrington di Norwick. Menyaksikan ibunya—Rosalind, menangis tersedu sambil menggenggam tangan Isla—saudari kembar yang persis serupa wajah dengannya.Di sisi lain, ayahnya—Edmund Harrington, berdiri kaku dengan tatapan dingin, sementara kakeknya, patriark keluarga—Alistair Harrington, yang tidak pernah bisa dilawan, mengeluarkan ultimatum. Rosalind harus pergi dan meninggalkan salah satu anak.“Dia tidak pantas jadi bagian dari keluarga ini,” ujar kakek dengan nada yang tak meninggalkan ruang untuk negosiasi.Ivy masih ingat bagaimana ibunya memohon, tapi kakek dan ayahnya, bergeming. Akhirnya, ibu pergi entah ke mana bersama Isla, sementara Ivy tinggal di Norwick, dibentuk menjadi pewaris Harrington Company.Sejak hari itu, Ivy dididik untuk jadi kuat, tegas, dan tidak pernah menyerah. Ayah dan kakeknya mengasahnya seperti pedang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 3

    Kepala Ivy masih berdenyut sesekali dan sekujur tubuh menyisakan sedikit nyeri akibat kecelakaan yang dialaminya, tapi sekarang dia tidak punya waktu untuk lemah. Tidak di depan pria yang saat ini bergerak melangkah mendekatinya, setelah melemparkan sebuah tuduhan lagi.Di dalam hati, Ivy memendam kebencian yang membara. Pria ini—pria yang telah membuat Isla menderita selama dua tahun, dan sekarang bahkan seenaknya menuduh Isla berselingkuh.Secara tidak langsung menjadi alasan mengapa saudara kembarnya terbaring sekarat saat ini. Ivy muak dan benci hanya dengan melihat wajah Ethan. Namun dia harus tetap tenang.Ivy akan menjadi Isla, memanfaatkan alasan ‘lupa ingatan’ yang dia buat sejak sadar, sambil mencari celah untuk menghancurkan Ethan dan keluarga Winchester.Dengan suara yang pelan tapi tajam, Ivy berkata. “Jadi, itu yang kau pikirkan tentangku, Ethan?” Matanya menatap lurus ke arah pria itu. “Aku berselingkuh … menurutmu?”Ethan berdiri tegak di sisi Ivy. Sosoknya memancarkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 4

    Tidak seperti Ethan, Leonard Winchester terlihat lebih hangat dan terbuka. Frederick—ayahnya Ethan, meski tampak hampir sama dengan putranya, rupanya jauh lebih ramah. Apalagi Anastasia—ibunya. Wanita itu memang anggun, lembut, dan selalu tersenyum. Benar dugaan Ivy, kalau anggota keluarga Winchester memang berbeda dari Ethan.Ethan selalu memancarkan ketenangan yang hampir mengintimidasi. Diamnya bukan sekadar diam—ada kendali penuh dalam setiap gerak-geriknya, seakan dia tidak pernah terburu-buru. Tapi justru itulah yang paling menyebalkan darinya.Ivy sudah sering bertemu banyak orang dengan berbagai karakter, sehingga dia cukup mudah menilai siapa yang tulus dan siapa yang hanya sekadar basa-basi. Meski begitu, ia tahu penilaiannya tidak selalu benar.“Minggu lalu, kami ada di Rosenthal untuk menyelesaikan perjanjian investasi besar. Itu bukan sesuatu yang bisa kami tinggalkan begitu saja,” jelas Frederick. Memulai lebih dulu, ketika akhirnya mereka duduk berkumpul di ruang keluar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 5

    Ivy mengangguk pelan. “Aku setuju karena Ethan yang sangat menginginkan perceraian ini, Kek.”Leonard mendengus. Menatap kesal pada Ethan, bukannya Ivy. “Cucu bodohku ini benar-benar keterlaluan. Selama dua tahun kau pasti menderita hidup bersamanya, bukan?”Bukannya membantah, Ivy justru senang bisa sedikit memberi pelajaran pada Ethan di depan sang kakek yang terlihat lebih membelanya, daripada cucu sendiri. “Ya, begitulah, Kek. Aku mengerti kenapa dia mengambil keputusan seperti itu. Pernikahan ini terjadi karena kesalahan, mungkin karena itulah dia mudah percaya pada berita yang tidak benar.”Ekspresi Anastasia sedikit mengerut. Sudut bibirnya tertarik sedikit. Sekilas Ivy melihat perubahan raut wajah ibunya Ethan yang duduk di hadapannya, tapi kembali beralih pada si kakek yang terdengar berdehem keras. Leonard mengetuk ujung tongkatnya pelan di lantai. “Atas nama cucuku, aku minta maaf padamu, Isla, karena tidak mendidiknya dengan benar selama ini.”Terdengar tulus, Ivy sadar i

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 6

    “Tentu saja, Kakek.” Ivy mengangguk tanpa ragu-ragu. Benar. Ethan tidak akan dia biarkan lolos begitu saja, setelah semua ketidakadilan yang diterima oleh Isla.Leonard mengangguk puas, senyumnya menandakan dukungan penuh untuk Ivy. “Karena masalah ini sudah selesai, aku ingin kalian berdua ke ruang kerjaku sekarang.”Tatapannya beralih ke Frederick dan Ethan secara bergantian sebelum bangkit dari kursinya. “Kita perlu membahas langkah berikutnya setelah kesepakatan di Rosenthal. Ada beberapa keputusan yang harus dipastikan segera. Terutama kau, Ethan—aku tidak ingin ada satu detail pun yang kau lewatkan.”Ethan tidak langsung bereaksi. Sekalipun namanya disebut, dia tetap tenang, seolah tidak ada yang perlu ditanggapi berlebihan. Namun, saat berdiri, tubuh tegapnya memancarkan aura otoritas yang sulit diabaikan. Dia tidak menjawab Leonard, tidak juga menatap Ivy, tetapi caranya bergerak, caranya berjalan menuju ruang kerja bersama dua pria lainnya, memberi kesan bahwa kendali tetap b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 7

    Sepanjang perjalanan pulang, Ethan dan Ivy sama-sama diam. Begitu tiba di rumah, Ivy mengikuti Ethan, memperhatikan setiap sudut tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai sekarang.Tiba-tiba, Ethan berhenti dan berbalik. Tangannya masih di saku celana, tatapannya lurus ke Ivy. “Apa yang sedang kau rencanakan?”Ivy mengangkat alis. “Apa maksudmu?” Balik bertanya dengan nada datar.Ethan menatap Ivy lekat-lekat. Rahangnya mengeras sesaat. “Kau mengisi kepala kakekku dengan omong kosong.”Ivy tertawa pelan. “Maksudmu tentang aku yang akan bertahan dalam pernikahan ini?”Ethan tidak menjawab. Tatapannya tetap dingin.Ethan masih diam, tapi Ivy tahu Ethan sedang menahan sesuatu. Mungkin kesal, mungkin tidak peduli. Sulit ditebak.“Kau buang-buang tenaga,” kata Ethan akhirnya, nada suaranya tenang, tapi dingin.Ivy mengangkat bahu. “Aku tidak merasa begitu. Lagipula, kakekmu yang memutuskan. Aku hanya mengikutinya.”Ada kernyitan samar di kening Ethan saat mendengar ucapan Ivy. “Kau

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 6

    “Tentu saja, Kakek.” Ivy mengangguk tanpa ragu-ragu. Benar. Ethan tidak akan dia biarkan lolos begitu saja, setelah semua ketidakadilan yang diterima oleh Isla.Leonard mengangguk puas, senyumnya menandakan dukungan penuh untuk Ivy. “Karena masalah ini sudah selesai, aku ingin kalian berdua ke ruang kerjaku sekarang.”Tatapannya beralih ke Frederick dan Ethan secara bergantian sebelum bangkit dari kursinya. “Kita perlu membahas langkah berikutnya setelah kesepakatan di Rosenthal. Ada beberapa keputusan yang harus dipastikan segera. Terutama kau, Ethan—aku tidak ingin ada satu detail pun yang kau lewatkan.”Ethan tidak langsung bereaksi. Sekalipun namanya disebut, dia tetap tenang, seolah tidak ada yang perlu ditanggapi berlebihan. Namun, saat berdiri, tubuh tegapnya memancarkan aura otoritas yang sulit diabaikan. Dia tidak menjawab Leonard, tidak juga menatap Ivy, tetapi caranya bergerak, caranya berjalan menuju ruang kerja bersama dua pria lainnya, memberi kesan bahwa kendali tetap b

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 5

    Ivy mengangguk pelan. “Aku setuju karena Ethan yang sangat menginginkan perceraian ini, Kek.”Leonard mendengus. Menatap kesal pada Ethan, bukannya Ivy. “Cucu bodohku ini benar-benar keterlaluan. Selama dua tahun kau pasti menderita hidup bersamanya, bukan?”Bukannya membantah, Ivy justru senang bisa sedikit memberi pelajaran pada Ethan di depan sang kakek yang terlihat lebih membelanya, daripada cucu sendiri. “Ya, begitulah, Kek. Aku mengerti kenapa dia mengambil keputusan seperti itu. Pernikahan ini terjadi karena kesalahan, mungkin karena itulah dia mudah percaya pada berita yang tidak benar.”Ekspresi Anastasia sedikit mengerut. Sudut bibirnya tertarik sedikit. Sekilas Ivy melihat perubahan raut wajah ibunya Ethan yang duduk di hadapannya, tapi kembali beralih pada si kakek yang terdengar berdehem keras. Leonard mengetuk ujung tongkatnya pelan di lantai. “Atas nama cucuku, aku minta maaf padamu, Isla, karena tidak mendidiknya dengan benar selama ini.”Terdengar tulus, Ivy sadar i

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 4

    Tidak seperti Ethan, Leonard Winchester terlihat lebih hangat dan terbuka. Frederick—ayahnya Ethan, meski tampak hampir sama dengan putranya, rupanya jauh lebih ramah. Apalagi Anastasia—ibunya. Wanita itu memang anggun, lembut, dan selalu tersenyum. Benar dugaan Ivy, kalau anggota keluarga Winchester memang berbeda dari Ethan.Ethan selalu memancarkan ketenangan yang hampir mengintimidasi. Diamnya bukan sekadar diam—ada kendali penuh dalam setiap gerak-geriknya, seakan dia tidak pernah terburu-buru. Tapi justru itulah yang paling menyebalkan darinya.Ivy sudah sering bertemu banyak orang dengan berbagai karakter, sehingga dia cukup mudah menilai siapa yang tulus dan siapa yang hanya sekadar basa-basi. Meski begitu, ia tahu penilaiannya tidak selalu benar.“Minggu lalu, kami ada di Rosenthal untuk menyelesaikan perjanjian investasi besar. Itu bukan sesuatu yang bisa kami tinggalkan begitu saja,” jelas Frederick. Memulai lebih dulu, ketika akhirnya mereka duduk berkumpul di ruang keluar

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 3

    Kepala Ivy masih berdenyut sesekali dan sekujur tubuh menyisakan sedikit nyeri akibat kecelakaan yang dialaminya, tapi sekarang dia tidak punya waktu untuk lemah. Tidak di depan pria yang saat ini bergerak melangkah mendekatinya, setelah melemparkan sebuah tuduhan lagi.Di dalam hati, Ivy memendam kebencian yang membara. Pria ini—pria yang telah membuat Isla menderita selama dua tahun, dan sekarang bahkan seenaknya menuduh Isla berselingkuh.Secara tidak langsung menjadi alasan mengapa saudara kembarnya terbaring sekarat saat ini. Ivy muak dan benci hanya dengan melihat wajah Ethan. Namun dia harus tetap tenang.Ivy akan menjadi Isla, memanfaatkan alasan ‘lupa ingatan’ yang dia buat sejak sadar, sambil mencari celah untuk menghancurkan Ethan dan keluarga Winchester.Dengan suara yang pelan tapi tajam, Ivy berkata. “Jadi, itu yang kau pikirkan tentangku, Ethan?” Matanya menatap lurus ke arah pria itu. “Aku berselingkuh … menurutmu?”Ethan berdiri tegak di sisi Ivy. Sosoknya memancarkan

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 2

    Ivy Harrington tidak pernah lupa hari ketika keluarganya tercerai-berai. Usianya baru sepuluh tahun saat itu, berdiri di tengah ruang tamu megah keluarga Harrington di Norwick. Menyaksikan ibunya—Rosalind, menangis tersedu sambil menggenggam tangan Isla—saudari kembar yang persis serupa wajah dengannya.Di sisi lain, ayahnya—Edmund Harrington, berdiri kaku dengan tatapan dingin, sementara kakeknya, patriark keluarga—Alistair Harrington, yang tidak pernah bisa dilawan, mengeluarkan ultimatum. Rosalind harus pergi dan meninggalkan salah satu anak.“Dia tidak pantas jadi bagian dari keluarga ini,” ujar kakek dengan nada yang tak meninggalkan ruang untuk negosiasi.Ivy masih ingat bagaimana ibunya memohon, tapi kakek dan ayahnya, bergeming. Akhirnya, ibu pergi entah ke mana bersama Isla, sementara Ivy tinggal di Norwick, dibentuk menjadi pewaris Harrington Company.Sejak hari itu, Ivy dididik untuk jadi kuat, tegas, dan tidak pernah menyerah. Ayah dan kakeknya mengasahnya seperti pedang.

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   Chapter 1

    “Bagus kau sudah sadar.”Suara berat seorang pria menyambut Ivy begitu kelopak matanya terbuka. Pandangannya masih buram. Kepalanya juga terasa berat. Cahaya putih menyilaukan di atasnya membuat dia harus menyipitkan mata untuk menyesuaikan diri dengan ruangan yang asing.Aroma antiseptik yang tajam segera memenuhi indera penciumannya. Menandakan bahwa sekarang dia sedang berada di rumah sakit.Ivy coba menggerakkan tangan, tapi ada selang infus yang menusuk pergelangan tangannya. Napasnya tercekat sejenak saat rasa nyeri menyeruak di kepalanya. Berusaha mengingat bagaimana bisa dia berada di sini. Lalu perlahan, kepingan ingatan itu kembali.Isla.Saudara kembarnya.Mereka akhirnya bertemu setelah sekian lama terpisah. Namun, kebahagiaan yang seharusnya mereka rasakan cuma berlangsung sesaat sebelum kecelakaan itu terjadi.Tatapan Ivy kini beralih ke pria yang berdiri di samping ranjangnya. Sosok yang memiliki sorot mata tajam dan ekspresi dingin yang sulit diartikan. Bertubuh tinggi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status