Setibanya di pom bensin, Papi langsung mengisi bensin. Sedangkan aku, memakan roti dan air mineral. Barulah setelah itu, aku dan Papi segera membawa Mami ke rumah sakit.
Aku dan Papi, menunggu Mami harap harap cemas. Akhirnya dokter mempersilahkan Papi dan aku masuk.
Dokter memberikan selamat, Dokter mendekati Papi.
Papi sangat senang, bahagia. Ekpresi wajah Papi, selalu berbinar binar.
"Selamat iya Pak, istri Bapak tengah mengandung. Usia kandungannya, sekitar dua minggu,"ucap dokter tersebut, sambil menjabat tangan Papi.
"Iya dokter, terimakasih banyak dokter. Saya sangat berterimakasih, "ucap Papi sambil tersenyum.
Papi dan Mami, bahagia sekali. Papi dan Mami memelukku, mereka berdua, membelikan aku mobil lamborgini berwarna merah. Tetapi, aku menolaknya secara halus. Tetapi Papi memaksaku, akhirnya aku menerimanya.
Tidak terasa, aku sudah mau kenaikan kelas tiga. Papi dan Mami, hadir ke acara kenaikan aku. Mewakili kedua orang tuaku, karena mereka berdua sedang sibuk bekerja.
Papi, mengajak aku dan Mami merayakan kenaikanku. Ke sebuah panti asuhan, kami berbagi nasi kotak dan sembako. Papi meminta supaya anak anak mendoakan kebahagian keluarga kami. Papi memberikan aku hadiah, ponsel keluaran terbaru.
Thanks, Mami and Papi. We are spirit for me. Thanks Ayah and Ibu. Saya akan terus berjuang, untuk meraih cita cita saya.
Aku kini sudah berada di rumah, aku membantu Ibu memasak. Ibu sedang tertidur. Kebetulan Mami sudah membelanjakan ayam. untuk keluarga kami.
Aku memutuskan, untuk membuat Ayam Bakar Betutu. Sekali sekali, aku masak enak. Aku ingin menyenangkan Ayah dan Ibuku.
Setelah Ayam Bakar Betutu, nasi matang. Aku memutuskan untuk membuat sambal mangga.
Setelah matang, sepertinya ada yang kurang. Kira kira apa iya. Aku akhirnya membuat cah kangkung.
Setelah hidangan tersaji, dengan sangat cantik. Aku mengajak Ibu dan Ayah makan bersama.
Aku senang, Ayah dan Ibu menyukai masakanku. Padahal, aku hanya otodidak. Berlajar dari youtobe.
"Gimana apakah rasanya enak?"tanyaku kepada kedua orang tuaku.
"Enak nak,"puji Ibu, sambil mengacungkan jempol.
"Enak sekali Adrian,"puji Ayah, sambil mengacungkan jempol.
Setelah selesak makan, aku langsung mencuci piring. Aku lihat, gosokan menumpuk.
Aku segera menyetrika pakaian, tetapi ibu menghampiri. Ibu meminta aku berhenti, biar saja Ibu yang mengosok pakaian.
"Nak, kamu sudah jangan menggosok. Biar Ibu saja, kamu berlajar saja,"titah Ibu kepadaku.
"Tetapi Ibu, biar saya saja. Yang mengosok, setelah selesai saya akan berlahar. Saya menggosok pakaian dulu,"ucapku sambil tersenyum.
"Iya nak, terimakasih Adrian. Ibu masuk kamar dulu iya nak,"ucap Ibu dengan sangat ramahnya.
Setelah selesai, aku menyetrika pakaian. Aku segera, berlajar. Aku berlajar dengan khusyu, aku mengantuk sekali.
Aku terbangun, pagi sekitar jam empat pagi. Aku segera mandi, setelah itu aku berdoa kepada Tuhan. Semoga di perlancar, semoga di permudahkan.
Setelah selesai, aku turun ke bawah. Aku membuat sarapan, untuk aku Ayah dan Ibuku.
Aku membuat bubur Ayam spesial, setelah matang kami sarapan bersama.
Setelah selesai, aku segera berangkat sekolah menaiki sepedaku. Maaf iya Pi, aku tidak menaiki mobil lamborginiku. Aku janji, setelah sukses aku akan menaiki mobil lamborgini pemberian Papi. Tetapi, untuk saat ini. Aku menaiki sepedaku dulu.
Setibanya di sekolah, aku langsung masuk ke dalam kelas. Aku berlajar dengan sungguh sungguh, ketika Toni dan The Genksnya menghardik, menghinaku. Aku tidak mengubrisnya. Aku seakan cuek, dan acuh tak acuh. Aku makan siang, dengan Dimsum yang sudah di kirim oleh Mami melalui Gojek.Setelah selesai, aku kembali berlajar. Aku pulang sekolah sekitar jam tiga sore. Ketika di perjalanan pulang, tiba tiba Toni and The Genks menghalau dan menghadangku.
Mereka ini, sebenarnya mau apa? Aku lagi males, untuk meladeni mereka. Mereka ini, semakin liar saja.
Aku pun, langsung mengkayuh sepeda, tanpa menghiraukan mereka. Setibanya di rumah, Ibuku sedang mencuci pakaian tetangga.
"Ibu, nanti Adrian bantu menyuci. Adrian ganti baju dulu iya. Bolehkan Ibu Adrian bantu?"tanyaku kepada Ibu.
"Iya nak, boleh nak. Kamu ganti baju saja dulu. Kamu makan dulu,"ucap Ibu sambil tersenyum.
Aku segera masuk ke kamar, aku segera menganti pakaianku. Aku segera makan, baru setelah itu. Aku membantu Ibu memcuci pakaian, Setelah selesai, aku pamit untuk mandi. Karena badanku, sudah sangat lengket sekali.
Setelah selesai mandi, aku menghampiri Ibu. Aku membantu Ibu menggosok pakaian. Setelah selesai, aku ke kamar. Aku segera, berlajar. Sepertinya, Ibuku sakit. Soalnya Ibu, meriang. Aku membuatkan susu jahe dan kue jahe untuk Ibu.
Aku juga memijit, mengurut dan mengkerok Ibu. Ibu sangat berterimakasih kepadaku. Aku sayang Ibu, aku tidak mau Ibu sakit. Jadi tidak apa apa aku yang sakit.
Asalkan Ibu, selalu sehat walafiat. Aku ingin Ibu selalu sehat. Begitu juga Ayah, aku ingin Ayah selalu sehat.
Aku sangat senang sekali, ternyata ada murid baru pindahan dari Jogjakarta. Namanya Bagus. Bagus sangat baik, semoga aku dan Bagus dapat berkawan degan baik.Bagus sekarang, menjadi target pembulian Toni and the genks. Aku aneh, terhadap Toni dan genksnya. Kenapa masih saja merundung? Masih saja, membuat masalah.Aku dan Bagus, bersama sama. Melawan Toni and the genks. Tetapi bukan dengan kekerasan. Kami berdua, mengerjainya balik. Dengan cara cantik, kami mengerjainya. Aku dan Bagus, berharap mereka taubat. Mereka tidak lagi berulah, tidak lagi membuat masalah. Aku tidak ingin, mereka itu tidak sadar sadar.
Aku dan Bagus, sama sama bercita cita ingin menjadi prajurit. Bedanya aku, aku ingin menjadi TNI AL. Sedangkan Bagus, ia ingin menjadi TNI AU.
Kami berdua, berkawan baik. Kami berdua berjanji ingin sukses bersama dalam mengapai cita cita kami berdua.
Aku dan Bagus, berlajar bersama. Aku dan Bagus, suka menghabiskan waktu di perpustakaan.
Sabtu dan Minggu, aku menginap di rumah Mami dan Papi. Papi menyuruh aku untuk sering sering berenang. Karena Papi, ingin aku sukses menjadi prajurit TNI.Aku berlatih berenang setiap sabtu dan minggu, beruntung sekali aku memiliki Mami, Papi, Ayah dan Ibu yang selalu mensuprote aku.
"Adrian sayang, makan dulu yugh! Mami sudah masak nak,"ajak Mami sambil tersenyum."Baik Mi,"jawabku sambil tersenyum.
Mami memasak, Ikan Cakalang pedas, Bakso Pentol iga dan Kwitiaw Siram. Sungguh rasanya, sangat enak.
"Makan yang banyak Adrian, kamu harus sehat. Sebentar lagi, kamu lulus sekolah. Terus, kamu sebentar lagi. Akan mendapatkan nilai tertinggi," ucap Mami sambil tersenyum.
"Iya Mi, terimakasih banyak Mi. Oia Mi, Adrian mau pergi ke Semarang minggu depan. Ada studytoor,"terangku sambil tersenyum.
"Papi yang antar iya,"ucap Papi sambil tersenyum.
"Iya Pi, terimakasih Pi. Tetapi apa itu, nggak berlebihan. Aku soalnya, naik bus dari sekolah," ucapku sambil tersenyum.
"Nggak ada yang berlebihan, kan Papi yang antarkan. Papi udah transfer uang ke rekeningmu, selama kamu di Semarang,"ungkap Papi sambil tersenyum.
Betapa terkejutnya, ketika aku lihat im bankingku. Uangnya dua puluh juta.
Bersambung.
"Pi, Papi nggak salah. Papi transfer aku dua puluh juta, apa ini nggak berlebihan?"keluhku kepada Papi."Nggak nak, apanya yang berlebihan? Kamu anak Papi, pasti Papi akan usahakan yang terbaik untukmu. Jadi kamu, harus berlajar dengan sungguh!"titah Papi kepadaku."Ok Pi, thanks iya Pi. Papi sangat baik kepadaku, aku sayang Papi. Thanks Pi,"ucapku sambil tersenyum."Oia Mami juga ada hadiah, Mami transfer. Tetapi nggak banyak,"ucap Mami sambil mengelus rambutku dengan penuh cinta dan kasih sayang.Mamiku, juga transfer uang sebanyak sepuluh juta. Ya ampun, Mami sangat baik. Terimakasih Mi, tetapi apakah kedua orang tua angkatku tidak terlalu berlebihan? Memberikan aku uang saku, terlalu banyak sekali.Bahkan Papi dan Mami, terlalu memanjakanku. Uang di rekeningku banyak sekali. Ada total, sekitar tiga puluh juta di rekeningku."Mi, ini banyak sekali. Sepuluh juta lagi. Apakah ini nggak terlalu berlebihan?
Aku dan Ibu guru BK aku Ibu Sonya, mencoba mencari Toni and the genks. Ibu Sonya nampaknya sangat lelah, Ibu Sonya dan aku berhenti dulu mencari tempat nongkrong yang biasanya mereka ada. Tetapi nihil karena kami tidak menemukannya.Akhirnya aku dan Ibu Sonya memutuskan untuk pulang, karena sudah mau magrib juga. “ Adrian kita pulang saja yugh!” ajak Ibu Sonya sambil tersenyum.“ Baik Ibu,” ucapku sambil tersenyum.“ Masalahnya sudah magrib juga, nggak baik juga nak. Sebaiknya pulang iya,” ucap Ibu Sonya sambil tersenyum.“ Baik Ibu, besok apakah kita akan pergi mencari Toni and the genks lagi?” tanyaku kepada Ibu Sonya.“ Iya nak, besok kita langsung mendatangi rumah saja. Kamu segaralah pergi besok ke rumahnya,” titah Ibu Sonya kepadaku.“ Baik Ibu,” jawabku dengan singkat.“ Tetapi maaf iya nak Adrian, Ibu besok ada acara. Jadi ibu nggak bisa menemani kamu bisa sendiri nggak nak?” tanya Ibu Sonya kepadaku.“ Bisa kok Ibu, Ibu nggak perlu khawatir dan cemas. Saya bisa sendiri,” u
Sekarang aku sudah tau, tempat persembunyian Toni and the genks. Aku di antarkan Mami dan Papi angkatku hingga sampai rumah. Setibanya di rumah, aku langsung beristirahat. Sementara Mami dan Papi angkatku sudah pulang. Badan dan wajahku tidak begitu sakit, ketika aku berobat.Aku terbangun pagi sekitar jam empat pagi, aku segera mandi. Setelah selesai mandi, aku segera berpakaian rapih. Tak lupa aku membuat sarapan sederhana untuk Ayah dan Ibuku. Aku sangat berharap, aku membuat menu simple nan sederhana. Aku memasak Nasi Goreng Seafood. " Ayo Ibu, ayo Ayah kita sarapan pagi bersama. Aku sudah memasak," ajakku kepada kedua orang tuaku." Terima kasih nak sudah membuatkan Ibu sarapan," ungkap Ibu sambil mengecup keningku. " Sama-sama Ibu," ungkapku sambil tersenyum." Terimakasih nak sudah buatkan Ayah sarapan," ucap Ayah sambil tersenyum." Sama-sama Ayah," ucapku sambil tersenyum.Setelah selesai sarapan, aku berpamitan kepada kedua orang tuaku." Ayah, Ibu Adrian berangkat sekola
“ Baiklah aku mau hanya traktir kamu dan kawan-kawan kamu makan, nggak lebih dari itu. Jika menyontek pada saat ulangan jangan harap aku akan memberikannya,” tawar aku kepada Toni and the genks. “ Ok Baiklah deal,” ucap Toni sambil mengulurkan tangannya.“ Ok deal,” ucapku sambil membalas uluran tangannya.Aku senang akhirnya Toni and the genks, mau aku bujuk untuk ke sekolah. Besok kami akan ke sekolah bersama-sama.Aku dan Toni sangat bahagia, kami sangat senang sekali. Karena ia dan kawan-kawannya.Walaupun sikap Toni dan genksnya masih belum berubah, walaupun mereka sekarang tidak berubah. Masih suka menghina, menghardikku. Tetapi untuk masalah dia memukulku sudah mulai berkurang, Toni sekarang bahkan sekarang mengajakku untuk pergi ke sesuatu tempat. Toni mengajakku, untuk pergi ke tempat wisata yang bagus dan baik. Ketika kami berlibur.Semoga saja, kelak mimpi dan asa cita-cita kami dapat berwujud. Toni semoga saja, dapat mewujudkan cita-citanya.Aku baru saja, menyelesaikan
“ Ya ampun nak, kamu kenapa?” tanya Ibu dengan sangat panik menatap aku. “ Baju putihku ke tumpahan sambal Ibu,” jawabku singkat.“ Ya ampun nak, Ibu belum mencuci dan menyetrikanya. Bagaimana ini nak?” tanya Ibu dengan sangat panik.Untung Mami dan Papiku membelikan aku satu lusin kemeja putih, jadinya aku dapat menyetrika dan memakai yang baru. Setelah selesai aku segera berangkat, aku di antarkan oleh Papi. Pendaftarannya panjang banget antreannya. Awal mulanya aku psikotes dulu, setelah psikotes aku tes gambar dan warna. Setelah selesai, aku di suruh pulang oleh yang mengetes. Papi dengan semangat mengajak aku makan sore. Di kedai sate Padang. Mungkin Papi sedang menginginkan sate Padang, jadi mau nggak mau aku makan Sate Padang Lontong di temani dengan Juice Markisa. Sangat enak sekali rasanya, apa lagi aku memakan dalam keadaan lapar sekali. Semoga aku besok bisa makan seperti ini lagi. Aku harus selalu bersyukur. Dalam menikmati semuanya. “ Bagaimana nak hasilnya?” tanya
Aku terbangun jam empat pagi, aku segera mandi. Aku segera mengenakan seragam militer PDL, atau Pakaian Dinas Loreng. Sekarang aku dapat mengenakan pakaian Loreng ini, aku sangat bangga karena ada namaku Adrian. Sekarang aku sudah resmi menjadi Prajurit TNI AL, dengan pangkat Letda atau Letnan Dua.Terimakasih Tuhan, engkau telah mengabulkan doaku untuk menjadi seseorang prajurit. Aku berjanji akan menjadi prajurit TNI AL yang baik, berbakti kepada nusa, bangsa dan agama." Adrian kok kamu melamun, kamu bukannya jam lima ada apel pagi. Ayo kamu segera berangkat nak," ucap Papi sambil tersenyum." Baik Pap, terima kasih iya Papi. Aku sangat bahagia," ucap Adrian sambil tersenyum.Setelah rapih, aku di antarkan oleh kedua orang tua kandung dan kedua orang tua angkatku.Setibanya di tempat kerjaku aku berpamitan kepada mereka, orang-orang yang aku sayangi dan cintai. Yaitu Ayah, Ibu, Mami dan Papi. " Hati-hati nak, kami pulang iya. Kami langsung terbang ke Manado," ucap Papi sambil mel
Setibanya kami di rumah kawan Bang Andy, Bang Reno. Aku dan Bang Andy nafas kami masih tersengal-sengal seperti habis lari maraton saja.Ya Tuhan, aku sudah tidal kuat rasanya. Bang Reno dan istrinya Mbak Ratna mempersilahkan kami makan dan minum." Silahkan di minum tehnya, mau kue nggak?" tanya mbak Ratna kepada aku dan Abang Andy." Terima kasih Mbak, teh saja juga sudah cukup. Kami nggak mau merepotkan," jawabku dan Abang Andy secara bersamaan." Udah yang, bawain kue. Ini tolong belikan Mie Ayam uangnya beli empat yang," titah Mas Reno kepada Mbak Ratna." Ok yang," jawab Mbak Ratna secara singkat.Mbak Ratna pulang membawa empat bungkus Mie Ayam, mie ayam dengan rasa pedas dan gurih.Kami semua sangat menikmati hidangan mie ayam ini, rasanya asin pedas dan gurih. "Kalian itu kawan satu liting?" tanya Abang Reno kepada kami." Junior aku Kawan," jawab Abang Andy singkat." Kawanku ini terkenal galak, bahkan panggilannya adalah si cabai rawit karena kalau sudah berkata mulutnya p
Benar saja, apa yang di katakan oleh Michele. Hidungku penuh darah, aku mimisan." Itu kan aku benar, aku nggak bohong Adrian. Kau sedang sakit sebaiknya ke rumah sakit, " ungkap Michele sambil tersenyum menatapku." Baiklah kau temanin aku iya, aku mau kamu temani aku Michael please. Ayolah," ajakku kepada Michele."Ok no problems," ucap Michele sambil tersenyum.Aku dan Michele kini sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, kami menaiki mobil dinas Pasukan Mikhele. Entah berapa mata tertuju kepada kami. Mungkin aku dan Michele klop banget. Bahkan dengan setianya tatkala aku di periksa oleh dr. Michele sangat peduli dan perhatian kepadaku, sehingga dr. serta perawat mengira kami adalah saudara." Semoga kau cepat sembuh Adrian, aku mau ke kesatuanku dulu. Istirahatlah bro," ucap Michele sambil tersenyum.Aku di sini, beragam macam karakter dan sikap. Kami sangat bingung, kami harus bagaimana, sebagai prajur