"Hi Adrian, how are you? This is Mr. Rudi Hartanto, I hope you are always healthy. I have something important to say," ucap Bapak Panglima TNI.
(Halo Adrian, kau apa kabar? Ini saya Bapak Rudi Hartanto, semoga kabar kamu sehat selalu. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan,)"Good afternoon General, good General, I will obey whatever the General's mandate and orders are. Excuse me, General, may I know what?" tanyaku dengan sangat penasaran.
(Selamat sore Jenderal, baik Jenderal saya akan menuruti amanah dan titah Jenderal apapun itu. Maaf Jenderal kalau boleh tau apa iya?)"Next week, your term of service is over. You will be assigned to Papua. You study French for two months I give you time, you are assigned to France for one year. If you are willing?" ucap Bapak Panglima TNI memberikan penjelasan kepadaku.(Minggu depan, masa dinasmu usai. Kamu akan di tugaskan di Papua. Kamu pelajari Bahasa Perancis selama dua bulan sa"Боже мій, Хаді, ти так задушився. З вами все гаразд?Bozhe miy, Khadi, ty tak zadushyvsya. Z vamy vse harazd?" tanyaku dengan memberikan segelas air putih untuknya.(Ya ampun Hadi, kau sampai tersendak seperti itu. Kau tidak apa-apa?)"Дякую, що дав мені води, ти дуже добрий Адріан. Я подавився, тому що кімчі був занадто гострим,Dyakuyu, shcho dav meni vody, ty duzhe dobryy Adrian. YA podavyvsya, tomu shcho kimchi buv zanadto hostrym," keluh Hadi dengan tersenyum kecut.(Terima kasih sudah memberikan aku air putih, kau baik sekali Adrian. Aku tersendak karena kimchinya terlalu pedas sekali sangat pedas sekali rasanya,)"Вибач, Хаді, я забув, що ти не дуже любиш гостре, через мене ти подавився. Мені шкода Хаді,Vybach, Khadi, ya zabuv, shcho ty ne duzhe lyubysh hostre, cherez mene ty podavyvsya. Meni shkoda Khadi," ucap Kim Soek Jin dengan tulus.(Maaf Hadi aku lupa kau tidak terlalu suka pedas, gara-gara aku kau jadi te
Aku langsung menghampiri, istriku yang nampaknya wajahnya sangat pucat pasih. Aku langsung menatap Tiara."Sayang setelah kamu selesai masak, setelah kita selesai makan. Kita pergi yugh!" ajakku dengan tersenyum menatap ke arah Tiara."Iya mas, mas kamu ajak aku ke mana?" tanya Tiara kepadaku."Aku mau ajak kamu ke sesuatu tempat, udah selesai masaknya. Kita makan sama-sama," ucap aku dengan senyuman."Mas kamu dan Debora mandi dulu, supaya bersih baru boleh makan. Masa main makan saja kalian berdua harus steril dan bersih," ucap Tiara dengan tersenyum.Aku dan Debora putriku, masuk ke kamar kami masing-masing. Setelah aku dan putriku rapih, aku dan Debora langsung ke meja makan. Tiara sebagai istri dan Ibu yang sangat baik.Dengan tersenyum manis dan cantik, Tiara melayaniku dengan menyendoki aku dan anak-anak kami nasi beserta lauk dan pauknya."Terima kasih sayang," ucapku dengan tersenyum.
Aku mengikuti langkah kaki putriku, setelah putriku memasuki kelas. Aku sangat senang dan bahagia sekali. Ternyata ini hanya kehawatiran aku saja.Setelah sudah aman, aku segera berangkat menuju ke rumah sakit. Aku pergi ke rumah sakit guna membeli obat. Aku membeli obat sakit kepala. Aku berasa kepalaku sakit seperti di tusuk beribu-ribu jarum.Ya Tuhan kepalaku pusing sekali, bagaikan ada seribu jarum yang menancap beribuan jarum yang menusuk jantungku.Aku ke rumah sakit, setelah selesai aku melakukan pemeriksaan di rumah sakit.Aku segera menuju ke Batalionku.Ada kunjungan Bapak KASAL dan Bapak Panglima TNI.Bapak KASAL dan Bapak Panglima memberikan suport dan dukungan kepadaku, memberikan suport dan dukungan kepadaku secara langsung."Adrian minggu depan, besok kamu harus siap-siap iya. Karena besok kamu ke Batalion," ucap Bapak Kasal dan Bapak Panglima dengan tersenyum."Te
"Sayang sudah malam ayo kita tidur, sudah malam. Besok aku masih libur. Nanti kamu aku ajak jalan-jalan sayang," ucapku dengan senyuman."Iya suamiku tersayang, aku mau berlibur menemani kamu sayang. Kemana pun kamu berada sayang," ucap Tiara dengan tersenyum.Udara pagi yang sangat dingin, karena Kota Papua sedang di guyur hujan. Aku dan Tiara kini sedang menyiapkan sarapan untuk anak-anak kami yang sangat kami sayangi dan cintai."Ayo sarapan sayang!" ajak Tiara dengan tersenyum."Ayo istriku," jawabku dengan tersenyum."dear you why? Why are you like that dear, don't be gloomy dear. Then your handsome is gone," goda aku kepada Tiara istriku.(Sayang kamu kenapa? Kok kamu seperti itu sayang, jangan murung sayang. Nanti ganteng kamu hilang,)"I'm worried and anxious, soon I have a year's assignment in France. I hope you are patient and wait for me to come back, I go for work and come home for love.
Setelah aku berpamitan kepada mereka, keluargaku yang sangat aku sayangi, cintai dan kasihi. Kami seleluarga saling berpelukan."Attends que je revienne bébé, je t'aime tellement. je t'aime plus que tout," ucapku dengan mengucap istriku.(Tunggu aku kembali sayang, aku sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu melebihi apa pun,)"Pourquoi manger beaucoup, ton estomac est encore mince Adrian. Il faut manger beaucoup, boire des vitamines et des fruits aussi. Nous devons toujours être en bonne santé, ne pas tomber malade," ucap Tono yang sudah terlihat bagaikan Ibu-ibu."Oui mon cher mari, je t'attendrai mon cher. Je serai longtemps plus tard, j'attendrai," ucap Istriku Tiara dengan tersenyum.(Iya suamiku sayang, aku akan menantikanmu sayang. Lama akan aku nanti sebentar akan aku tunggu,)"Ma fille Deborah, prends bien soin de maman. Prends bien s
Bab 1 – Ini Aku, Adrian!Waktu istirahat aku habiskan di bawah pohon akasia, sambil mengipas-ngipas wajah dengan topi sekolah yang tadinya kukenakan. Keringat mengucur deras sekali. Setelah jam pelajaran olahraga selesai, teman-temanku membubarkan diri. Ada yang ke kantin, ke kelas dan ada juga yang masih berada di lapangan sama sepertiku.“Hei, anak miskin! Berani-beraninya kau membela tim B dan mengalahkan kami. Kau cari mati ya?!” erang Tono, si ketua The Genks Perundung. Seperti namanya, mereka memang suka menghina siswa-siswi yang kurang mampu di sekolah ini.Aku diam saja. Tidak mau mencari masalah hingga masuk ke ruang BP.“Mulutmu terjahit ya? Kenapa tidak jawab pertanyaanku?” tanya Tono lagi.“Maaf, aku hanya ikut bermain saja tadi. Kalian jangan tersinggung. Kita harus sportif dalam bermain,” sahutku.“Berani sekali ya!” Tono menarik rambutku hingga aku terjatuh. Kemeja sekolahku diremasnya
Ketika aku sadarkan diri, aku sudah berada di rumah sakit. Ada Ayah, Ibu, Koko dan Cece yang menemani aku di rumah sakit."Ya ampun Nak, kok kamu bisa seperti ini? Siapa yang melakukan ini sama kamu, Nak?" tanya Ibu kepadaku."Aku tidak apa-apa Ibu, hanya perlu istirahat dan minum obat. Aku pasti akan sembuh, Ibu dan Ayah jangan cemas dan khawatir," ucapku sambil memandangi kedua orang tuaku."Maafkan Ayah, ya Nak, karena keluarga kita miskin. Kamu harus menderita seperti ini, maafin Ayah karena tidak becus menjadi kepala keluarga. Maafkan Ayah, Nak," ungkap Ayah sambil menitikkan air mata."Ayah tidak perlu meminta maaf, aku tidak apa-apa Ayah. Ini semua bukan salah Ayah, ini semua sudah takdir dan ketentuan Tuhan. Intinya kita harus berusaha lebih ekstra untuk bangkit, untuk berjuang. Adrian janji akan menjadi orang sukses, Adrian akan membawa nama baik keluarga kita," ucapku sambil menitikkan air mata.Ketika aku, Ayah, Ibu sedang berpelukan tiba-ti
Mereka sangat marah dan emosi, mereka Toni and the genks memukulku secara membabi buta. Bahkan mereka, mendorong tubuhku hingga terjatuh. Rasanya sungguh sakit sekali. Ya Allah, kenapa mereka sejahat ini kepadaku?Padahal aku, tidak pernah menjahati mereka. Toni and the genks. Mereka juga menyirami tubuhku dengan air comberan.Untungnya ketika kejadian itu, aku berpapasan dengan Koko dan Cece. Kedua bosku, mereka sangat kaget.Untungnya Koko dan Cece, sangat baik sekali. Mereka berdua, memandikan aku di rumahnya.Bahkan mereka berdua, membelikan aku seragam sekolah yang baru."Siapa yang melakukan ini sama kamu Adrian? Saya heran, kenapa kamu nggak lawan saja Adrian? Kamu terlalu baik jadi orang, saya doakan kamu jadi orang sukses, “tanya Koko sambil terus mengelus rambutku."Mereka orang yang sama, dengan orang yang menghinaku di Restoran Ko. Jika aku mengadu, kasihan mereka. Mereka pasti akan di