Setelah aku berpamitan kepada mereka, keluargaku yang sangat aku sayangi, cintai dan kasihi. Kami seleluarga saling berpelukan.
"Attends que je revienne bébé, je t'aime tellement. je t'aime plus que tout," ucapku dengan mengucap istriku.(Tunggu aku kembali sayang, aku sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu melebihi apa pun,)"Pourquoi manger beaucoup, ton estomac est encore mince Adrian. Il faut manger beaucoup, boire des vitamines et des fruits aussi. Nous devons toujours être en bonne santé, ne pas tomber malade," ucap Tono yang sudah terlihat bagaikan Ibu-ibu.
"Oui mon cher mari, je t'attendrai mon cher. Je serai longtemps plus tard, j'attendrai," ucap Istriku Tiara dengan tersenyum.
(Iya suamiku sayang, aku akan menantikanmu sayang. Lama akan aku nanti sebentar akan aku tunggu,)
"Ma fille Deborah, prends bien soin de maman. Prends bien sBab 1 – Ini Aku, Adrian!Waktu istirahat aku habiskan di bawah pohon akasia, sambil mengipas-ngipas wajah dengan topi sekolah yang tadinya kukenakan. Keringat mengucur deras sekali. Setelah jam pelajaran olahraga selesai, teman-temanku membubarkan diri. Ada yang ke kantin, ke kelas dan ada juga yang masih berada di lapangan sama sepertiku.“Hei, anak miskin! Berani-beraninya kau membela tim B dan mengalahkan kami. Kau cari mati ya?!” erang Tono, si ketua The Genks Perundung. Seperti namanya, mereka memang suka menghina siswa-siswi yang kurang mampu di sekolah ini.Aku diam saja. Tidak mau mencari masalah hingga masuk ke ruang BP.“Mulutmu terjahit ya? Kenapa tidak jawab pertanyaanku?” tanya Tono lagi.“Maaf, aku hanya ikut bermain saja tadi. Kalian jangan tersinggung. Kita harus sportif dalam bermain,” sahutku.“Berani sekali ya!” Tono menarik rambutku hingga aku terjatuh. Kemeja sekolahku diremasnya
Ketika aku sadarkan diri, aku sudah berada di rumah sakit. Ada Ayah, Ibu, Koko dan Cece yang menemani aku di rumah sakit."Ya ampun Nak, kok kamu bisa seperti ini? Siapa yang melakukan ini sama kamu, Nak?" tanya Ibu kepadaku."Aku tidak apa-apa Ibu, hanya perlu istirahat dan minum obat. Aku pasti akan sembuh, Ibu dan Ayah jangan cemas dan khawatir," ucapku sambil memandangi kedua orang tuaku."Maafkan Ayah, ya Nak, karena keluarga kita miskin. Kamu harus menderita seperti ini, maafin Ayah karena tidak becus menjadi kepala keluarga. Maafkan Ayah, Nak," ungkap Ayah sambil menitikkan air mata."Ayah tidak perlu meminta maaf, aku tidak apa-apa Ayah. Ini semua bukan salah Ayah, ini semua sudah takdir dan ketentuan Tuhan. Intinya kita harus berusaha lebih ekstra untuk bangkit, untuk berjuang. Adrian janji akan menjadi orang sukses, Adrian akan membawa nama baik keluarga kita," ucapku sambil menitikkan air mata.Ketika aku, Ayah, Ibu sedang berpelukan tiba-ti
Mereka sangat marah dan emosi, mereka Toni and the genks memukulku secara membabi buta. Bahkan mereka, mendorong tubuhku hingga terjatuh. Rasanya sungguh sakit sekali. Ya Allah, kenapa mereka sejahat ini kepadaku?Padahal aku, tidak pernah menjahati mereka. Toni and the genks. Mereka juga menyirami tubuhku dengan air comberan.Untungnya ketika kejadian itu, aku berpapasan dengan Koko dan Cece. Kedua bosku, mereka sangat kaget.Untungnya Koko dan Cece, sangat baik sekali. Mereka berdua, memandikan aku di rumahnya.Bahkan mereka berdua, membelikan aku seragam sekolah yang baru."Siapa yang melakukan ini sama kamu Adrian? Saya heran, kenapa kamu nggak lawan saja Adrian? Kamu terlalu baik jadi orang, saya doakan kamu jadi orang sukses, “tanya Koko sambil terus mengelus rambutku."Mereka orang yang sama, dengan orang yang menghinaku di Restoran Ko. Jika aku mengadu, kasihan mereka. Mereka pasti akan di
Ketika aku mengerjapkan, mataku. Tiba tiba, aku berada di sebuah puskesmas. Aku melihat seorang gadis, ia sangat cantik sekali.Gadis itu, sangat manis sekali. Senyumannya sangat cantik, bibirnya pink. Secantik dan manis semanis buah Strawbery."Kamu tidak apa apa?"tanya gadis itu, sambil tersenyum menatapku dengan sangat lekat."Aku tidak apa apa, hanya agak pusing saja. Karena mungkin aku belum makan siang,"ungkapku kepada gadis cantik ini."Kenapa kamu tidak makan?" tanya gadis cantik itu sambil tersenyum."Aku tidak sempat makan, karena sepulang sekolah. Aku langsung berlajar, di perpustakaan. Aku sibuk sekali,"jawabku sambil tersenyum menatap gadis cantik ini."Tetapi ini, sudah jam lima sore. Aku ada roti, kamu mau? Roti ini untukmu. Ayo di makan," ucap gadis cantik ini, sambil memberikan rotinya kepadaku."Terimakasih Nona, perkenalkan aku adalah Adrian. Salam kenal," ucapku sambil menj
Setibanya di pom bensin, Papi langsung mengisi bensin. Sedangkan aku, memakan roti dan air mineral. Barulah setelah itu, aku dan Papi segera membawa Mami ke rumah sakit.Aku dan Papi, menunggu Mami harap harap cemas. Akhirnya dokter mempersilahkan Papi dan aku masuk.Dokter memberikan selamat, Dokter mendekati Papi.Papi sangat senang, bahagia. Ekpresi wajah Papi, selalu berbinar binar."Selamat iya Pak, istri Bapak tengah mengandung. Usia kandungannya, sekitar dua minggu,"ucap dokter tersebut, sambil menjabat tangan Papi."Iya dokter, terimakasih banyak dokter. Saya sangat berterimakasih, "ucap Papi sambil tersenyum.Papi dan Mami, bahagia sekali. Papi dan Mami memelukku, mereka berdua, membelikan aku mobil lamborgini berwarna merah. Tetapi, aku menolaknya secara halus. Tetapi Papi memaksaku, akhirnya aku menerimanya.Tidak terasa, aku sudah mau kenaikan kelas tiga. Papi dan Mami, hadir k
"Pi, Papi nggak salah. Papi transfer aku dua puluh juta, apa ini nggak berlebihan?"keluhku kepada Papi."Nggak nak, apanya yang berlebihan? Kamu anak Papi, pasti Papi akan usahakan yang terbaik untukmu. Jadi kamu, harus berlajar dengan sungguh!"titah Papi kepadaku."Ok Pi, thanks iya Pi. Papi sangat baik kepadaku, aku sayang Papi. Thanks Pi,"ucapku sambil tersenyum."Oia Mami juga ada hadiah, Mami transfer. Tetapi nggak banyak,"ucap Mami sambil mengelus rambutku dengan penuh cinta dan kasih sayang.Mamiku, juga transfer uang sebanyak sepuluh juta. Ya ampun, Mami sangat baik. Terimakasih Mi, tetapi apakah kedua orang tua angkatku tidak terlalu berlebihan? Memberikan aku uang saku, terlalu banyak sekali.Bahkan Papi dan Mami, terlalu memanjakanku. Uang di rekeningku banyak sekali. Ada total, sekitar tiga puluh juta di rekeningku."Mi, ini banyak sekali. Sepuluh juta lagi. Apakah ini nggak terlalu berlebihan?
Aku dan Ibu guru BK aku Ibu Sonya, mencoba mencari Toni and the genks. Ibu Sonya nampaknya sangat lelah, Ibu Sonya dan aku berhenti dulu mencari tempat nongkrong yang biasanya mereka ada. Tetapi nihil karena kami tidak menemukannya.Akhirnya aku dan Ibu Sonya memutuskan untuk pulang, karena sudah mau magrib juga. “ Adrian kita pulang saja yugh!” ajak Ibu Sonya sambil tersenyum.“ Baik Ibu,” ucapku sambil tersenyum.“ Masalahnya sudah magrib juga, nggak baik juga nak. Sebaiknya pulang iya,” ucap Ibu Sonya sambil tersenyum.“ Baik Ibu, besok apakah kita akan pergi mencari Toni and the genks lagi?” tanyaku kepada Ibu Sonya.“ Iya nak, besok kita langsung mendatangi rumah saja. Kamu segaralah pergi besok ke rumahnya,” titah Ibu Sonya kepadaku.“ Baik Ibu,” jawabku dengan singkat.“ Tetapi maaf iya nak Adrian, Ibu besok ada acara. Jadi ibu nggak bisa menemani kamu bisa sendiri nggak nak?” tanya Ibu Sonya kepadaku.“ Bisa kok Ibu, Ibu nggak perlu khawatir dan cemas. Saya bisa sendiri,” u
Sekarang aku sudah tau, tempat persembunyian Toni and the genks. Aku di antarkan Mami dan Papi angkatku hingga sampai rumah. Setibanya di rumah, aku langsung beristirahat. Sementara Mami dan Papi angkatku sudah pulang. Badan dan wajahku tidak begitu sakit, ketika aku berobat.Aku terbangun pagi sekitar jam empat pagi, aku segera mandi. Setelah selesai mandi, aku segera berpakaian rapih. Tak lupa aku membuat sarapan sederhana untuk Ayah dan Ibuku. Aku sangat berharap, aku membuat menu simple nan sederhana. Aku memasak Nasi Goreng Seafood. " Ayo Ibu, ayo Ayah kita sarapan pagi bersama. Aku sudah memasak," ajakku kepada kedua orang tuaku." Terima kasih nak sudah membuatkan Ibu sarapan," ungkap Ibu sambil mengecup keningku. " Sama-sama Ibu," ungkapku sambil tersenyum." Terimakasih nak sudah buatkan Ayah sarapan," ucap Ayah sambil tersenyum." Sama-sama Ayah," ucapku sambil tersenyum.Setelah selesai sarapan, aku berpamitan kepada kedua orang tuaku." Ayah, Ibu Adrian berangkat sekola