Setelah ular itu lewah, barulah aku dapat melewati jalan menuju ke rumah Tiara.
Setibanya di rumah Tiara, aku langsung mengetuk pintu rumah Tiara."Permisi, ada Tiara?" tanyaku dengan sopan kepada Papa Tiara.
"Ada tunggu anak muda, silahkan masuk nak. Mau minum apa nak?" tanya Papa Tiara kepadaku.
Aku masuk ke rumah Tiara, sedangkan Ayah Tiara mungkin akan bersiap-siap untuk membawa senapan laras panjang dengan seragam militer lengkapnya.
Tiara datang, dengan sangat cantik. Dia membawakan aku segelas Teh manis hangat dengan kue cemilan masakan rumahan.
"Silahkan di minum Teh manis hangatnya, kuenya juga silahkan di makan. Semoga mas Adrian suka," ucap Tiara.
Aku mencoba kue buatan Tiara, rasanya sangat enak sekali. Ada choco cips dan keju di bagian atasnya.
"Aku suka kok dengan kuenya, apa lagi ada bagian choco cips dan keju di atasnya. Kapan-kapan jika nggak sibuk bagaimana kalau kita membuat kue bersama?" tanyaku kepada Tiara.<
Ya ampun sayangku Tiara, dia terjatuh. Aku membawa Tiara kekasihku ke rumah sakit. Ternyata kekasihku Tiara lemah, letih dan tidak bertenaga."Mas aku mau makan Bakso yang pedas," ucap Tiara dengan sangat manja."Nggak boleh sayang," ucapku sambil melarang gadis cantikku."Why honey," tanya gadis cantikku kepadaku."Kamu baru sembuh dari sakit, nanti klo udah sembuh. Baru makan bakso lagi boleh," ungkapku dengan senyuman."Kamu istirahat dulu di rumah sakit iya sayang, nanti kita pulang. Aku antar kamu," ungkapku dengan senyuman.Tiara aku jaga selama dua hari benar-benar aku jaga, aku rawat baik-baik calon istriku tersayang.Aku kembali bekerja, aku hari ini ada kelas mengendarai kapal laut. Yang mana aku menjadi nakhoda kapalnya.Aku ingin jika kapal yang aku arungi, dapat di temani oleh istri cantikku. Aku harus bersabar karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang suami. Aku akan menjadi nakhoda kapal di dampingi oleh istr
Sayang ayo kita ke rumah sakit!" ajakku kepada Tiara.Aku dan Tiara ke luar kamar kami, ada Ayah dan Ibuku yang bertanya kepadaku."Kalian mau ke mana nak?" tanya Ibuku kepada kami."Saya ingin membawa Tiara ke rumah sakit Ibu, saya harus membawa Tiara sepertinya dia sedang sakit. Minta doanya Iya Ibu," ucapku sambil tersenyum menatap Ibu."Ok nak, hati-hati di jalan nak. Ibu sangat khawatir nanti kabari Ibu iya nak," ucap Ibu dengan senyuman."Hati-hati di jalan nak, jangan lupa kabari Ayah. Semoga kalian sampai dengan selamat," ucap Ayah dengan senyuman."Iya Ayah, aku pamit berangkat dulu iya. Aku pamit Yah," ucap Aku dengan senyuman.Setibanya di rumah sakit, ternyata istriku mual-mual dan pusing hanya kecapean.Ibu dan Ayah, sudah sangat khawatir, mereka selalu telepone aku dan istriku Tiara. Ya ampun Yah dan Ibu sabar iya, jika ingin cucu aku dan istriku baru saja menikah dan berbulan madu. Masa Tiara sudah
"Iya mas, nggak ap-apa aku paham dan mengerti. Lama kan aku nanti sebentar akan aku tunggu," ucap Tiara dengan tersenyum."Baiklah sayang, terima kasih sudah memahami kondisiku sayang. Aku sangat menyayangimu dan mencintaimu Tiara,"ungkapku dengan tersenyum."Sama-sama mas Adrian, aku juga sangat menyayangi dan mencintaimu sayang. Kamu adalah suami kesayanganku," ucap Tiara dengan tersenyum.Aku dan Tiara saling memuji satu sama lain, setelah kami saling memuji satu sama lain.Aku dan Tiara, saling memuji satu satu sama lain. Kami berdua adalah sepasang suami istri yang sangat serasi."Mas ini bawa makanan dan pakaian untuk kamu bawa ke Aceh iya," ucap Tiara dengan senyuman."Iya sayang, terima kasih iya istriku sayang. Karena kamu udah care dan peduli kepadaku," ucapku dengan mengecup kening istriku."Sama-sama mas, sungguh sesuatu kebanggaan bagiku bisa membahagiakanmu. Sudah kewajiban seo
Benar saja aku mulas sekali, aku menuntaskan hajatku sebanyak sepuluh kali. Setelah selesai, aku membuang hajat air besarku. Aku buang hajat, kurang lebih selama dua jam. Setelah usai aku kembali tertidur karena sudah malam sekali.Revin dan aku berangkat dinas bersama, aku dan Revin ketika berdua mempergunakan bahasa asing jika tidak ada prajurit lain."Pourquoi es-tu Adrien ? Ton visage est si pâle, tu es malade ?" tanya Revin kepadaku. Dalam bahasa Perancis, ia dengan tersenyum.(Kamu kenapa Adrian? Wajahmu pucat sekali, apakah kau sakit?)"Oui, je suis malade, j'ai vraiment mal au ventre, Revin. Avez-vous un médicament efficace contre les maux d'estomac?" jawab dan tanyaku kepada Revin.(Iya aku sedang sakit, sangat sekali perutku Revin. Kamu ada obat sakit perut yang mujarab?)"Vous venez de boire de nouveaux diatabs," jawab Revin dengan tersenyum.(Ada kamu minum saja ne
Aku merasakan seakan cahaya sangat gelap, aku merasakan sekujur tubuhku sakit. Karena banyak peluru yang bersarang di dalam tubuhku, aku merasakan obat bius menancap di tubuhku. Setelah selesai di bius, aku tidak merasakan apa-apa, walaupun cahaya hitam dan pekat. Cahaya seakan sangat pekan dan tak bersilau. Seakan ada suara, yang melarangku ke tempat ruangan yang sangat gelap."Kamu belum saatnya pergi, kamu masih dapat hidup. Jadilah orang yang sangat berguna bagi nusa, bangsa agama dan negara. Kamu harus hidup Adrian berjuanglah ikuti arah cahaya putih itu nanti kamu akan bertemu dengan keluargamu dan orang-orang yang kamu sayangi," ucap seseorang yang tidak aku kenal.Aku mengikuti cahaya putih, ketika aku sadarkan diri. Sudah ada kawan-kawanku, Komandan, Ayah, Ibu, Mami, Papi dan kedua adikku. Tetapi aku tidak melihat Tiara istriku, apakah mungkin Tiara istriku sedang sibuk di Papua. Makanya dia tidak hadir dan datang, padahal aku sangat merindukannya.
Meneer, breng me alstublieft naar uw land, ik wil dat u mij als kind adopteert. Help me, ik ben alleen," ucap Debora dengan menatap sedih ke arahku.(Pak tolong bawa saya ke Negara Bapak, saya ingin Bapak mengangkat saya sebagai anak. Tolong saya saya sebatang kara,)"Maar ik kan niet meteen beslissen zoon, ik moet praten met mijn vrouw, familie en commandant. Als ze het ermee eens zijn, zal ik je als kind adopteren," ucapku dengan tersenyum.(Tetapi saya tidak dapat memutuskan langsung nak, saya harus bicarakan ke istri, keluarga dan Komandan saya. Jika mereka setuju saya akan mengangkatmu sebagai anak,)Aku akhirnya remukan bersama kawan militerku, bersama Komandanku. Bapak Komandanku mengusulkan untuk aku segera menghubungi keluargaku dan istriku."Adrian saran saya kamu segera menghubungi keluargamu dan istrimu, masalahnya anak ini sebatang kara. Gadis ini hanya meminta kau menjadi ayahnya," ucap Komandanku dengan tersen
"Ya ampun sayang, jangan menangis sayang. Mama nggak bermaksud nak," ucap Tiara dengan mengecup Debora."Iya Nggak apa-apa Ma, aku juga yang salah karena berbicara bahasa Neterland. Tanpa memikirkan peraasaan Mama yang nggak paham dan mengerti bahasa Neterland,"ungkap Debora dengan senyuman."Maaf kan Mama nak, kamu bisa kok mengajari Mama bahasa Neterland. Mama mau belajar kok," ucap Tiara dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya."Terima kasih Mama," ucap Debora yang memeluk Tiara.Sungguh pemendangan indah dan menakjubkan, istri dan anak-anakku berpelukan.Tiara di rawat kurang lebih seminggu, aku menggendong Baby Bayu sedangkan Debora memapah Tiara. Kami pulang dengan mengendarai taksi.Setibanya di rumah, Tiara langsung aku baringkan di tempat tidur bersama Bayu. Debora beres-beres rumah sedangkan aku memasak untuk kami.Setelah selesai aku memasak, aku segera menghindang kepada anak dan istriku. Sem
"Kau sedang apa Adrian?" tanya Ragil sinis kepadaku."Aku sedang menunggu kehadiran putriku Debora," jawabku singkat."Hebat sekali kau Adrian, padahal tampang kau jelek sekali. Kok mau gadis bule menjadi selingkuhanmu dan bodohnya lagi istrimu Tiara mau menerima anak hasil perselingkuhanmu dengan gadis bule itu," ejek Ragil kepadaku dengan berbisik.Darahku langsung mendidih, mendebgarkan penghinaan ini. Aku hanya membalasnya dengan senyuman kecut. Aku hanya menyindir balik hingga ia terbungkam."Terserah kamu mau bicara apa tentangku dan keluargaku, ketahuilah Debora adalah putriku dengan Tiara. Aku tidak peduli masa lalu Debora di Neterland dengan keluarga lamanya yang aku ketahui sekarang Debora putriku, iya dia putri pertamaku dengan Tiara. Aku akan menjaga dan melindunginya," ungkapku dengan menyidirnya balik.Ternyata Tiara, mendengarkan pembicaraan kami. Tiara masuk dengan anggunnya. Putriku mengenakan gaun khas gaya gadis Eropa