Plz Don't Be Sad

Plz Don't Be Sad

last updateLast Updated : 2021-11-11
By:  niinanolaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings. 8 reviews
21Chapters
4.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Dunia Kara kini berubah setelah kehadiran Lee Sin, seorang idol Korea yang sedang naik daun. Kehidupan barunya berawal dengan pertemuan yang jauh di luar dugaan. Tuhan telah memberikannya bonus atas semua doa-doanya. Bagaimana mungkin dia bisa menjalin hubungan dengan seorang idol? Itulah kuasa. Keajaiban yang tak tahu kapan datang dan menghilang. Yang Kara rasakan sekarang adalah perasaan saling mencintai diantara dirinya dan Lee Sin. Tetapi ada sesuatu yang membuatnya kembali memutar hati dan pikiran. Gyo Joon?? Mengapa pria ini hadir di waktu yang bersamaan? Siapakah sebenarnya yang ada di hati Kara? Siapakah pria yang sudah membuat hatinya tergugah sejak awal bertemu?

View More

Chapter 1

Hi, Korea!

Kepalaku pusing. Aku ingin muntah. Tolong aku! Help me! Siapapun yang ada di sampingku sekarang, aku ingin muntah... Tolong! Tolong bantu aku!!!

Ku gerakkan kepalaku dengan pelan. Masih dalam keadaan tak sadar, aku disambut sebuah botol air mineral. Ternyata ada sekilas bayangan tepat berada di sampingku. Di samping kursiku.

"Oh... Maaf!" seruku saat melihat seorang pria berkulit putih dengan hidung mancung dan lengan yang sedikit berotot menyodorkan botol itu padaku.

Dia tersenyum dengan botol yang masih dipegangnya, "Tidak apa-apa. Apa kau sudah lebih baik sekarang?" tanyanya sambil memperhatikan seluruh bagian wajah dan tubuhku dengan sangat teliti.

 Aku mengangguk. "Aku sudah lebih baik."

"Ini, ambillah! Wajahmu berkeringat," ujarnya dan juga menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna biru muda padaku.

Tanpa pikir panjang lagi, aku mengambilnya dan menyapukannya ke seluruh permukaan wajah. Sekilas ku lihat ada sulaman huruf GJ di sapu tangan itu.

"Kau akan pergi ke Korea?" tanyanya saat aku mulai membersihkan wajahku dengan sapu tangan yang diberikannya.

"Ya..." jawabku.

"Oh, begitu. Perkenalkan, aku Gyo Joon." Kali ini pria itu menyebutkan namanya sambil sedikit menundukkan kepalanya, memberi salam ala Korea.

"Kara. Almaira Karalina," jawabku sambil tersenyum dan mengikuti gerakannya tadi.

"Nice to meet you...."

Aku membalasnya lagi dengan senyuman dan mulai mengingat apa yang sebelumnya terjadi. Apakah aku telah mengacaukan sesuatu? Atau telah terjadi sesuatu padaku? Aku terus berusaha mengingat setiap hal yang ku lakukan setelah berada di dalam pesawat ini.

"Kau tidak makan sebelum berangkat tadi?"

Aku mendadak kaget dan menoleh pada lelaki itu. "Kenapa?" tanyaku penuh penasaran.

Dia mengambil sesuatu dari bawah tempat duduknya dan menunjukkannya padaku. Sebuah kemeja. Sedikit noda. Oh, bukan. Kotoran. Seperti kotoran, tetapi apa itu? Kenapa dia menunjukkannya padaku? Aku memandang kemeja itu dengan sangat teliti.

"Kau tidak mengingatnya?" Dia kembali bertanya dan meletakkan kemeja itu kembali ke bawah.

Aku menggeleng.

"Benar? Benar-benar tidak mengingatnya?" tanyanya untuk ke-sekian kali.

Aku menggeleng lagi. Oh, Tuhan! Kenapa aku ini? Kenapa aku tidak mengingat apapun? Apa yang sedang dibicarakan oleh pria ini?

"Well, tidak masalah bagiku. Kalau begitu, ayo kita tidur saja!" ajaknya dan mulai menyandarkan kepalanya di bantalan kursi pesawat.

Dia menutup mata perlahan-lahan sampai terdengar suara dengusan nafasnya yang sangat merdu. Kenapa suara nafas bisa semerdu ini? Aku membiarkan pria itu tidur dengan pulas. Di samping itu, otakku juga terus berputar dengan apa yang baru saja ditunjukkannya tadi. Ada apa sebenarnya? Aku... Apakah ada hubungannya dengan kemeja kotor itu??? Aduh, kenapa aku susah sekali mengingatnya????

Akhirnya. Ku angkat ransel miniku yang berada tepat di samping kaki pria itu. Ku lirik dia. Dia masih tetap di posisi yang sama seperti tadi, bersandar dan menutup matanya.  Apa dia tidak tahu, kalau pesawat ini baru saja landing dan kami telah sampai? Ku kibaskan telapak tanganku di hadapannya. Dia tak bergeming sedikitpun. Apa dia masih tidur? Pelan-pelan aku berdiri dan berusaha melihat wajahnya dalam jarak yang sangat dekat. Wajahnya sangat bersinar, seperti seorang selebriti. Ah, mana mungkin! Memang kebanyakan orang Korea seperti ini. Mereka memiliki kulit yang putih dan wajah yang tirus. Aku dengar-dengar sih, itu semua karena bantuan operasi plastik yang sangat terkenal di negara mereka. Hum... Aku kembali konsentrasi pada pria ini. Tubuhnya juga mengeluarkan wangi yang sangat sedap. Aku hampir kehabisan nafas berada di dekatnya dan berlama-lama seperti ini. Ku pikir, dia harus bangun. Ku tepuk bahunya dengan pelan dan memanggil namanya berulang-ulang.

"Tuan Gyo Joon, kita sudah sampai. Apa kau masih tidur?" Aku terus mengatakannya berulang kali berharap dia mendengar suaraku.

Namun, posisinya masih belum berubah juga. Tetap seperti itu.

"Tuan... Bangunlah! Kita sudah sampai!" seruku lagi dan kali ini aku mengatakannya tepat di telinganya.

Tiba-tiba kepalanya bergerak dengan mata tertutup dan tangannya menyambar lenganku yang berpangku di pegangan kursi. Aku tak sadar dan oleng. Lalu....

"Mianhae... Mianhae... Mianhae..." Pria itu terus menerus menundukkan badannya padaku dan mengucapkan maaf dalam bahasa Korea berulang kali.

Aku tak bisa berkata apa-apa selain mengangguk dan menganggap tidak terjadi apapun.

"Aku benar-benar tidak sengaja. Jangan kau pikir itu adalah taktikku! Tidak sama sekali!" Dia memandangku dengan sangat lama. Sudah hampir 10 menit kami keluar dari dalam pesawat dan dia belum juga selesai mengucapkan kata maaf padaku.

"Aku mengerti, Tuan. Tidak apa-apa. Aku juga minta maaf. Aku hanya ingin membangunkanmu. Itu saja..." jawabku dengan perasaan malu. Bagaimana aku tidak malu? Kami baru saja berciuman di dalam pesawat. Sepi. Sunyi. Hanya kami. Ya, hanya kami berdua. Apakah ini sebuah keajaiban? Apakah aku sedang mengikuti acara reality show seperti di televisi itu? Apakah aku… Ah, rasanya ini mimpi!

Ku rebahkan tubuh yang sudah sangat kaku ini ke kasur empuk di kamar yang akan ku tempati selama beberapa tahun untuk menyelesaikan studiku. Aku lega. Aku sudah sampai di kota ini. Kota penuh bunga dan cinta. Kotanya para Kpop bergentayangan. Kota impianku. Seoul.

Drrrtttt... Drrrtttt... Drrrrttt... Bunda memanggil...

"Iya, Nda..." sapaku saat wajah bunda muncul dalam video call kami kali ini.

"Sudah sampai, Sayang?"

"Sudah. Baru saja."

"Bagaimana di sana? Kamu baik-baik saja, kan?"

"Alhamdulillah... Aku baik-baik saja, Nda. Oya, mana ayah dan Kak Nathan?"

"Mereka sedang keluar. Bunda khawatir kamu kesasar, Nak...."

"Tidak dong! Doa Bunda akan selalu menyertaiku." Aku tersenyum dengan rasa bahagia.

"Jaga diri baik-baik ya, Sayang! Selalu kasih kabar, kalau ada apa-apa di sana. Bunda akan selalu merindukanmu, Nak."

"Hahahaha... Iya, Nda. Doakan aku terus ya?"

Bagaimana beliau tidak gelisah? Ini adalah pertama kalinya aku pergi berjauhan darinya dan dalam waktu yang lama. Maklum saja, aku adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga. Dari kecil mereka semua sudah membiasakanku menjadi sosok yang mandiri walaupun Bunda tetap tidak bisa menerima, kalau aku sudah dewasa sekarang. Aku kembali merindukan mereka padahal kami baru saja berpisah selama kurang lebih 12 jam. Setelah berleha-leha tak karuan di atas kasur, ku angkat tubuhku dan melangkah keluar kamar. Mandi adalah langkah yang paling tepat setelah aku berpeluh keringat dan... Bajuku? Celanaku? Kenapa sekotor ini? Bahkan kotornya sama dengan... Ya... Kemeja Tuan Korea itu! Oh, Tuhan!!! Apa aku benar-benar tidak mengingatnya? Apakah aku muntah????? Handuk yang berada di atas koper langsung saja ku sambar dan berlari menuju kamar mandi. Bagaimana ini? Aku yakin, aku pasti muntah dan mengenai kemeja Tuan Korea itu. Hah, matilah aku! Bagaimana aku bisa seceroboh ini? Pantas saja dia menunjukkan kemejanya padaku berharap aku mengingat apa yang terjadi dan meminta maaf padanya. Aku tidak tahu harus mencarinya kemana sekarang. Setelah perpisahan di Bandara, aku tak lagi melihatnya. Padahal, kami baru saja membuat kenangan paling indah dalam hidupku. Oh, No! Tidak… Tidak… Jangan diingat lagi! Maafkan aku, Tuan Korea. Semoga kita bisa bertemu lagi, batinku. Sedang asyik membereskan pakaian dan semua perlengkapan di dalam lemari, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.

"Sebentar..." sahutku dari dalam kamar.

"Annaeyoenghaseyooo..." sapa seorang gadis putih, cantik, memakai hotpants biru, dan berkaus putih dengan dua kuncir di rambutnya menundukkan badannya padaku begitu pintu kamarku terbuka.

Aku tersenyum memandangnya, "Hai...."

"Kau yang datang dari Indonesia itu, kan?" tanyanya.

"Ya...."

"Aku Mi Hee. Kamarku berada di sudut kanan sana. Kalau kau perlu sesuatu, panggil saja aku!" serunya lagi sambil menunjuk sebuah ruangan berpintu ungu.

"Baiklah. Oya, namaku Kara. Almaira Karalina," ujarku dan menyodorkan tangan padanya.

"Senang bertemu denganmu, Kara...."

"Ehm... Kau sudah lama di sini?"

"Ku pikir 2 bulan waktu yang sudah cukup lama, bukan?"

"Erm. Begitu ya?"

"Oya... Kalau kau ada waktu, ayo kita jalan-jalan sore ini!"

Perkenalan itu membuatku dan Mi Hee semakin erat. Bahkan, aku tak ingin kehilangan dia, walau sedetikpun dalam keseharianku. Mi Hee sudah menjadi keluargaku satu-satunya di negeri ini. Negeri yang penuh dengan pria tampan juga wanita berparas cantik.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Rianievy
dillema cinta, selalu membingungkan memang
2021-08-30 06:36:28
1
user avatar
Aililea (din din)
Wah, ceritanya benar benar beda, best pokoknya
2021-06-29 19:44:41
1
user avatar
niinanola
Nuansa Korea membawaku seolah² berada di sana!!!!
2021-06-21 12:58:11
1
user avatar
Annabella Shizu
Aw, nuansa Korea terasa di mana-mana 🤗 Terus berkarya buat author, semangat!
2021-06-17 20:58:01
1
user avatar
WarmIceBoy
Oalah ini to
2021-06-17 20:33:47
1
user avatar
Lathifah Nur
Seru jg nih diajak travelling ke Korea lewat cerita ini 💛
2021-06-17 20:31:33
1
user avatar
Veedrya
nama tokohnya mengingatkanku pada drama Goong wkwkwkwwk Semangat akak!
2021-06-17 20:26:13
1
user avatar
niinanola
Sedikit mellow, tetapi akan menjadi cerita cinta yang juga membingungkan.
2021-06-09 12:02:27
1
21 Chapters
Hi, Korea!
Kepalaku pusing. Aku ingin muntah. Tolong aku! Help me! Siapapun yang ada di sampingku sekarang, aku ingin muntah... Tolong! Tolong bantu aku!!!Ku gerakkan kepalaku dengan pelan. Masih dalam keadaan tak sadar, aku disambut sebuah botol air mineral. Ternyata ada sekilas bayangan tepat berada di sampingku. Di samping kursiku."Oh... Maaf!" seruku saat melihat seorang pria berkulit putih dengan hidung mancung dan lengan yang sedikit berotot menyodorkan botol itu padaku.Dia tersenyum dengan botol yang masih dipegangnya, "Tidak apa-apa. Apa kau sudah lebih baik sekarang?" tanyanya sambil memperhatikan seluruh bagian wajah dan tubuhku dengan sangat teliti. Aku mengangguk. "Aku sudah lebih baik.""Ini, ambillah! Wajahmu berkeringat," ujarnya dan juga menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna biru muda padaku.Tanpa pikir panjang lagi, aku mengambilnya dan menyapukannya ke seluruh permukaan wajah. Sekilas ku lihat ada sulaman huruf GJ di sapu
last updateLast Updated : 2021-05-12
Read more
A Hyperdreamer
Mi Hee. Gadis Korea yang berambisi memiliki kekasih seorang idol. Tak disangka banyak yang telah dikorbankannya untuk sekedar melihat idol yang sangat dikaguminya. Hampir seluruh teman-teman di sekolahnya dulu mengejek dan meremehkan impiannya itu. Mereka tak sadar bahwa dengan ejekan itu membuat Mi Hee semakin berpacu untuk menggapai mimpi-mimpinya. Ah, Mi Hee memang seorang gadis yang luar biasa. Sungguh bahagia memiliki sahabat baru sepertinya. Dia juga sering mengajakku mengunjungi beberapa tempat terhebat di Seoul. Mulai dari tempat syutingnya Boys Before Flower, Full House, dan masih banyak lagi. Aku benar-benar sangat bahagia. Setahun berlalu, sudah melekat dalam benakku wangi aroma alamnya, musim dinginnya yang menusuk tulang, dan hidung-hidung mancung dengan wajah tirus yang berseliweran di sekelilingku. Aku sudah sangat hafal dengan itu semua. Mi Hee membuatku lupa akan Indonesia, kampung halamanku."Memangnya apa yang sedang kau kejar di sini?" Mi Hee memandangku d
last updateLast Updated : 2021-05-12
Read more
A Mysterious Guy
Aku meronta kesakitan. Jari kelingkingku terpijak seseorang saat keluar dari dalam ruangan yang bising itu. Berdarah. Air mengucur deras dari ujung kuku kakiku. Aku bersandar pada sebuah bangku taman yang sedikit basah karena embun malam ini. Ku regangkan tanganku dan menekuknya satu persatu. Dalam waktu kurang lebih 2 jam di dalam sana sudah membuatku kuyup keringat, lelah, dan terluka. Ditambah lagi, aku harus kehilangan Mi Hee. Dia berlari dengan sangat cepat. Itu membuatku terpisah darinya. Aaarrghhh... Aku ingin mengutuk diriku sekarang. Kenapa sampai seceroboh ini??? Saat sedang asyik memijat bagian belakang kaki, aku melihat sebuah bayangan di bawah lampu taman yang berada tak jauh dariku. Sesegera mungkin aku beranjak dari bangku dan...."Ayo... Ayooo!!!" Seseorang kembali menarik tanganku dengan kuat sambil berlari ke arah yang berlawanan dari rumahku.Aku tersontak kaget dan tak bisa berkata apa-apa selain ikut berlari dengannya. Siapa orang ini? Kenapa dia s
last updateLast Updated : 2021-05-12
Read more
It's Suddenly
Hari ini aku merasa tidak enak badan. Terasa seperti remuk redam. Mungkin karena aku berdesak-desakan di acara Konser kemarin bersama Mi Hee. Punggungku ngilu seperti ditusuk-tusuk. Bagian betisku juga agak kram karena banyak berlari dan… ya, jempolku juga tak kalah perihnya dari betis dan punggung ini. Entah berapa lama lagi aku harus membalutnya dengan kain kasa. Aku sudah tak sabar ingin memakai sepatu."Kau akan ke supermarket hari ini?” tanya Mi Hee padaku saat kami sedang berada di kantin siang ini.Aku mengangguk sambil menyuapkan buah pisang ke dalam mulut.“Apa aku perlu ikut?”Aku menggeleng. “Tidak usah! Kau masuk kelas saja. Aku tidak masalah, kalaupun pergi sendiri!”“Jeongmal?”“Nae!”“Erm, jangan lupa membeli lobak!”“Iya, aku sudah tahu itu!”“Dan…” Dia berhenti dan mulai tersenyum aneh padaku.A
last updateLast Updated : 2021-05-12
Read more
A Wish
Sebulan berlalu, setelah kali kedua aku bertemu dengan lelaki itu. Lee Sin. Entah apa kabarnya sekarang? Aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Yang dapat ku lakukan hanya melihatnya di layar kaca tanpa bisa bertemu langsung seperti yang sudah-sudah. Ada rindu di dalam hatiku sebenarnya. Aku ingin memandangnya secara langsung seperti waktu itu. Apakah dia sudah melupakanku? Atau ini hanya perasaanku saja. Mungkin ya. Kalau dipikir-pikir, Lee Sin adalah seorang idol sementara aku hanyalah gadis biasa yang tak mungkin sebanding dengannya. Seharusnya aku tak berkhayal seperti gadis yang ada di drama Korea yang sering ku tonton. Namun, inilah keajaiban itu. Masih jelas di ingatanku saat dia meminta nomor teleponku siang itu di taman."Ku harap kita akan bertemu kembali, Kara!" ujarnya sambil menyimpan telepon genggamnya ke dalam saku celana siang itu.Aku hanya tersenyum memandang wajah oriental sang idol. Matanya yang sipit dan akan menghilang saat tertawa membuatku tak d
last updateLast Updated : 2021-05-13
Read more
The Winter
Taman ini membeku. Kursi yang ku duduki juga terasa seperti es. Aku mulai menggigil. Ku lirik jam tanganku, sudah jam 8 lewat 10 menit. Aku mulai cemas. Apakah Lee Sin lupa dengan janjinya atau dia sedang sibuk sekarang? Atau… Ah... Aku bisa mati kedinginan di sini, kalau dalam waktu 5 menit lagi dia tidak datang juga. Coat yang ku pakai sepertinya tak bisa menghangatkan badanku karena dinginnya semakin menembus tulang. Ini memang sedang musim dingin di Korea. Kenapa aku percaya saja pada pria Korea itu? Kenapa aku mengikuti ajakannya? Kenapa aku sampai segila ini menembus dinginnya malam Korea hanya untuk bertemu dengannya? Ah, sepertinya aku sama gilanya seperti Mi Hee sekarang. Ini semua karena Lee Sin.“Mianhae…” Sebuah suara datang dari arah belakang.Aku membalikkan tubuh ke belakang. Dia memakai jaket bertopi berwarna biru tua dan kacamata hitam yang legam.Sambil tersenyum, Lee Sin meletakkan coatnya ke tubuhku. “Kau sudah
last updateLast Updated : 2021-06-08
Read more
The Heartbeat, Oh No!
"Hyung..." Suara Lee Sin terasa berat.Gyo Joon memandangnya sebentar dan fokus kembali pada layar yang berada di hadapannya."Menurutmu, apakah mungkin kita bisa menjalin hubungan dengan seseorang?" tanya Lee Sin dan mendekati Joon yang sedang bermain game di ruang tamu malam itu."Kau menyukai seseorang? Siapa? Gae Na? Gyu Won?" Joon terkejut m3ndengar pertanyaan juniornya itu "Aniyo! Bukan mereka." Lee Sin menggeleng dengan cepat."Lalu siapa?""Hanya seorang gadis biasa.""Memangnya kau bukan orang biasa?" balas Joon tanpa melihat Sin sedikitpun. Dia masih sibuk dengan game online di laptopnya. Ya, hidup Joon hanya ditemani dengan game yang dapat membuatnya lebih tenang setelah mengadakan beberapa music tour bersama SNine.Lee Sin menggaruk kepalanya sambil menunjukkan wajah yang sedikit bingung dengan jawaban Joon. Sepertinya in
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more
Rahasia Hati
Sebulan telah berlalu. Setelah kejadian itu, aku tak pernah mendengar kabar apapun lagi darinya. Sampai aku melihat sebuah acara Weekly Idol di TV tentang mereka, tentang SNine yang sempat menjadi bunga tidurku sepanjang malam."Kau tidak ingin duduk bersamaku di sini?" tanya Mi Hee dan melemparkan sebuah bantal kursi padaku. Dia tersenyum sambil melambaikan tangannya.Aku menggeleng. Perasaanku sudah berubah sejak Lee Sin tak lagi pernah menghubungiku."Kenapa?" Dahi Mi Hee mengerut."Aku sedang tidak enak badan," jawabku tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya."Kau tidak ingin melihat SNine? Kau yakin?" tanyanya lagi seakan tidak percaya dengan jawabanku. Aku menggeleng lagi dengan cepat."Kau aneh! Biasanya kau paling rajin menatap mereka seharian di sini. Ya sudah, kalau begitu." Mi Hee memalingkan wajahnya dariku.Aku duduk di meja makan sambil mengupas sebuah apel merah yang ada di atasnya."Kara, lihatlah! Itu
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more
He's Back!
Eodiyeo?Aku meraih ponselku sambil meregangkan tangan yang terasa sakit karena sedari pagi aku terus bergelut dengan tugas dari Profesor Hyuna. Aku tidak tahu bahwa ternyata Pshycology itu merumitkan. Hampir saja aku merasa putus asa saat mulai mengerjakan tugas itu satu persatu. Antara sadar atau tidak, aku melotot memandang layar ponselku. Lee Sin? Benarkah ini pesan darinya? Sontak saja aku melompat dari kasur dan terduduk manis di depan meja rias. Senyumku mengembang seketika. Aku masih terus memandang namanya yang terpampang di layar. Entahlah, aku sudah seperti orang gila setiap berhadapan dengan pria Korea yang tampan ini. Sambil tersenyum lebar, aku mulai mengetik balasan pesan untuknya. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Rasa rindu sudah memuncah dalam jiwaku, seperti meronta-ronta menginginkan kehadiran Lee Sin secepatnya. Aneh memang, tetapi itulah yang ku rasakan.Aku di rumah. Memangnya ada apa?
last updateLast Updated : 2021-06-12
Read more
The Sweetheart
Tempat ini ramai sekali. Banyak remaja Korea yang sedang hilir mudik di hadapanku sekarang. Mungkin mereka juga sedang menunggu kedatangan sang idola tepat di pintu masuk gedung, sama sepertiku dan Mi Hee. Suara lengkingan yang tak henti-hentinya terdengar dari setiap sudut gedung membuatku ingin mundur saja dan pulang ke rumah. Mereka sangat histeris menyambut SNine. Mungkin lebih baik aku tidur manis di atas kasur sambil membayangkan Lee Sin dengan indah. Ah, dalam keadaan seperti ini masih sempatnya aku melamunkan yang tidak-tidak. Kehisterisan merekapun mulai menjadi-jadi. Berkali-kali nama Lee Sin mendayu syahdu di telingaku. Rasanya cemburu di dalam hati begitu kuat saat gadis-gadis centil ini memanggil namanya. Apa yang ku pikirkan sekarang? Lee Sin bukan hanya milikku. Dia adalah milik para penggemarnya karena dengan adanya dukungan dari mereka untuk Sin, itu akan membuat Sin meraih kesuksesannya dengan mudah.Tak berapa lama, pintu masuk gedung pun terbuka. Semua pen
last updateLast Updated : 2021-06-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status