Home / Romansa / Plz Don't Be Sad / Ini Tidak Ada Dalam Bayanganku

Share

Ini Tidak Ada Dalam Bayanganku

Author: niinanola
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kami sampai di sebuah Mall, tempat dimana mereka sering berkunjung untuk membeli sesuatu. Lee Sin berjalan di depanku. Sore ini, dia mengenakan sweater besar dengan aksen bunga sakura di bagian dadanya dan memakai kacamata hitam. Sepertinya ini adalah sebuah penyamaran yang sudah dirancang serapi mungkin agar para penggemar tidak mengetahui keberadaan mereka di sini. Sementara, aku hanya menggunakan syal untuk menutupi wajahku. Rasa khawatir juga sedang berkecamuk di dalam dada. Aku takut para penggemar fanatic itu akan menyerbuku dengan tiba-tiba dan.... Ah, aku tidak ingin membayangkannya lagi. Pasti akan sulit untuk keluar dari masalah besar seperti itu.

"Ayo!!!!" seru Alan mengajakku masuk ke dalam sebuah butik dengan baju-baju bermerek yang sudah pasti sangat mahal harganya.

Aku menelan ludah. Mungkin biaya kuliahku setahun di kota ini belum tentu dapat membeli satu baju saja dari butik ini. Aku berjalan menuju sebuah kursi tunggu yan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Plz Don't Be Sad   A Miracle For KARA

    Setelah 2 jam di dalam perjalanan menuju suatu tempat yang aku sendiri tidak mengetahuinya, akhirnya membuatku merasa segar sekarang. Sambil sedikit menguap, ku rentangkan kedua tangan dan menggerakkan kepalaku ke kiri dan ke kanan. Setelah ku sadari, ternyata aku sedang bersama Lee Sin. Aku menoleh ke arahnya.Pria itu tersenyum sembari memperhatikanku. "Kau sudah bangun?" tanyanya.Aku tersenyum malu membalasnya. Dia pasti sudah melihatku menguap tadi. Aku hanya mengangguk.Tiba-tiba, Lee Sin membuka bagian atap mobilnya dengan lebar. Udara segarpun masuk ke dalam dan membuatku menarik nafas panjang."Wah, segarnya! Aku ingin terbang sekarang juga!" teriakku dengan penuh rasa bahagia sambil berdiri di atas jok dan merentangkan kedua tangan.Anginnya seperti menampar-nampar wajahku. Pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Belum pernah aku merasakan udara dan suasana sesegar ini. Benar-benar suasana yang menawarkan sejuta kebahagiaan. Ak

  • Plz Don't Be Sad   Playfull Today

    Pagi ini, kami bersiap-siap untuk pulang ke Seoul. Aku mengikat rambutku dan masuk ke dalam mobil. Lee Sin sudah menungguku di dalam dengan kacamata hitam dan topinya. Dia tersenyum memandangku yang saat itu sedang berjalan keluar dari penginapan. Mudah-mudahan pagi ini saluran TV Korea dalam keadaan baik-baik saja. Aku melangkah lebih cepat lagi menuju mobil agar tidak ada yang melihat keberadaan kami. Kalau sampai itu terjadi, akan menjadi sebuah berita besar di Korea."Gwenchana?" tanyanya saat aku membuka pintu mobil."Nae..." jawabku tersenyum.Dia membalas senyumanku.Sepanjang perjalanan menuju Seoul, Sin bercerita banyak tentang keluarga dan kehidupannya. Dia juga berkisah tak pernah bermimpi menjadi seorang idol seperti sekarang. Impiannya adalah menjadi seorang dokter anak. Aku tersenyum mendengar kisahnya itu."Apa kau mengenal Professor Lee Hyuna?" tanyanya saat aku membuka layar handphoneku yang sudah mati semalaman.Beberapa pe

  • Plz Don't Be Sad   Malam Itu...

    Langkahku ini terasa berat pada akhirnya. Ini adalah tahun ketiga, dimana kehidupanku semakin rumit selama berada di Korea. Padahal, selangkah lagi pendidikanku akan selesai, tetapi kekhawatiran semakin menggebu di dalam hati. Perasaan yang tak bisa ku ungkapkan dengan apapun itu sebenarnya. Sudah sebulan lamanya, Sin juga tidak menghubungiku. Apakah dia benar-benar sibuk dengan pekerjaannya atau dia sedang melupakanku sementara waktu? Ah, seharusnya aku memyadari sesuatu diantara kami. Seorang superstar pasti tidak akan memiliki banyak waktu luang sepertiku, gumamku selalu di dalam hati. Terakhir pertemuanku dengannya adalah pada saat malam itu, malam ulang tahun Lee Sin."Saengilchukka habnida... Saengilchukka habnida... Saranghae uri Lee Sin, Saengilchukka habnida."Nyanyian ini terdengar lebih syahdu di telingaku. Aku pun ikut bernyanyi dengan wajah berseri-seri. Sin juga terlihat sangat bahagia. Dia mengenakan kemeja biru muda, jas hitam, dan celana panjang hitam

  • Plz Don't Be Sad   Memory Of JEJU

    Lagi-lagi aku melamun tentang Lee Sin. Aku sama sekali tak menyangka hubungan kami akan berakhir secepat ini. Sudah lebih dari sebulan, Sin tak pernah lagi menghubungiku. Sebenarnya tak ada siapapun yang mengharapkan ini terjadi. Dimana dia dan apa yang terjadi dengannya, aku sama sekali tak tahu. Setiap aku mencoba menghubungi Sin, teleponnya selalu tidak aktif. Satupun pesan singkat yang ku kirim tak pernah dibaca dan dibalas. Ada apa sebenarnya??Aku mulai mengenang kembali semua kebersamaan kami sebelum Sin benar-benar menghilang dariku.Kami sampai di Jeju. Tepat sebulan setelah makan malam itu, kami menjalin hubungan yang aku sendiri tak tahu harus mendeskripsikannya seperti apa. Aku hanya menikmati hubungan itu dengan seorang idola Korea, Lee Sin. Mungkin akan banyak pro dan kontra dalam hubungan kami, tetapi kami tak perduli. Belum lagi, Lee Sin juga tak ingin siapapun mengetahui hubungan kami. Masalah pekerjaan adalah nomor satu baginya dan aku tak bisa memung

  • Plz Don't Be Sad   Love Is Moment

    Kembali aku menguak cerita lama yang masih bersemi indah di dalam hatiku. Malam ulang tahun Lee Sin yang sangat berarti untukku. Saat itu, Professor Hyuna menyarankanku untuk memberikan sebuah syal pada Lee Sin di hari ulang tahunnya. Menurut Hyuna, Sin pasti akan selalu memakai syal ini kemanapun dia pergi. Dengan begitu, syal pemberianku akan selalu menjadi pendamping dimana pun dia berada."Bagaimana? Kau tertarik??" tanyanya dan mendekatiku yang masih memilah-milah syal yang pantas untuk Lee Sin.Aku masih bingung. "Semua syal yang ada di sini benar-benar bagus, Unnie," jawabku.Professor Hyuna tertawa kecil melihat wajahku yang kebingungan. Dia juga ikut membantuku memilih kado ulang tahun Lee Sin."Apakah kau tahu warna kesukaannya?" tanyaku dengan wajah memelas pada Hyuna. Aku memutar kedua bola mataku."Hitam, putih, dan abu-abu. Ku pikir seperti itu warna kesukaannya," jawab Hyuna lagi."Hitam, putih, dan abu-abu? Dia benar-benar ti

  • Plz Don't Be Sad   An Accident

    Aku berjalan perlahan menuju gerbang kampus. Suasana hatiku masih kacau walaupun sudah tak ada lagi yang terjadi. Bullyan yang ku terima beberapa bulan yang lalu sudah memudar perlahan-lahan. Mereka tak lagi melihatku dengan sinis. Mi Hee benar, ini hanya sementara saja dan akan segera berakhir. Ku harap tak akan terulang lagi di dalam hidupku. Di saat bersamaan, telepon genggamku berdering.“Nae…” jawabku dengan pelan.“Oediyeo?” tanyanya dengan nada yang tidak biasa.“Aku di kampus. Ada apa??”“Aku pikir kau harus bolos hari ini.”“Waeyo?”“Kau pulang saja. Aku tunggu di rumah sekarang…”Klik. Telepon terputus.Suara Mi Hee terdengar berbeda dari biasanya. Dia juga tiba-tiba menyuruhku pulang di saat seperti ini? Ku pandang gerbang kampus yang sedikit lagi ku jangkau. Apakah a

  • Plz Don't Be Sad   I'm Break My Heart

    Aku masih menangis. Ku pandangi foto diriku dan Lee Sin bergandengan saat di Jeju. Dia begitu ceria. Dia begitu menawan. Sampai aku tak menyangka ini terjadi padanya. Kenangan itu kembali terngiang di ingatanku. Saat Lee Sin mengungkapkan semua perasaannya yang begitu kuat untukku.“Sebenarnya apa yang membuatmu begitu mencintaiku, Lee Sin?” tanyaku padanya.“Hm, apakah kau harus tahu?” jawabnya menggodaku.“Nae… Aku masih tidak percaya seorang idol Korea menyukaiku. Ini sebuah keajaiban, kan?” jawabku sambil tertawa kecil.Dia mengencangkan pelukannya di pinggangku. “Aku juga tidak tahu. Mungkin ini yang disebut cinta. Aku tidak punya alasan apapun untuk mencintaimu,” jawab Lee Sin.“Oya?”“Nae. Aku benar-benar mencintaimu…”“Kau yakin?” ulangku lagi.“Kalau aku sudah mengatakan ya, berarti itu adalah kejujuran. Selama ini j

  • Plz Don't Be Sad   Hi, Korea!

    Kepalaku pusing. Aku ingin muntah. Tolong aku! Help me! Siapapun yang ada di sampingku sekarang, aku ingin muntah... Tolong! Tolong bantu aku!!!Ku gerakkan kepalaku dengan pelan. Masih dalam keadaan tak sadar, aku disambut sebuah botol air mineral. Ternyata ada sekilas bayangan tepat berada di sampingku. Di samping kursiku."Oh... Maaf!" seruku saat melihat seorang pria berkulit putih dengan hidung mancung dan lengan yang sedikit berotot menyodorkan botol itu padaku.Dia tersenyum dengan botol yang masih dipegangnya, "Tidak apa-apa. Apa kau sudah lebih baik sekarang?" tanyanya sambil memperhatikan seluruh bagian wajah dan tubuhku dengan sangat teliti.Aku mengangguk. "Aku sudah lebih baik.""Ini, ambillah! Wajahmu berkeringat," ujarnya dan juga menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna biru muda padaku.Tanpa pikir panjang lagi, aku mengambilnya dan menyapukannya ke seluruh permukaan wajah. Sekilas ku lihat ada sulaman huruf GJ di sapu

Latest chapter

  • Plz Don't Be Sad   I'm Break My Heart

    Aku masih menangis. Ku pandangi foto diriku dan Lee Sin bergandengan saat di Jeju. Dia begitu ceria. Dia begitu menawan. Sampai aku tak menyangka ini terjadi padanya. Kenangan itu kembali terngiang di ingatanku. Saat Lee Sin mengungkapkan semua perasaannya yang begitu kuat untukku.“Sebenarnya apa yang membuatmu begitu mencintaiku, Lee Sin?” tanyaku padanya.“Hm, apakah kau harus tahu?” jawabnya menggodaku.“Nae… Aku masih tidak percaya seorang idol Korea menyukaiku. Ini sebuah keajaiban, kan?” jawabku sambil tertawa kecil.Dia mengencangkan pelukannya di pinggangku. “Aku juga tidak tahu. Mungkin ini yang disebut cinta. Aku tidak punya alasan apapun untuk mencintaimu,” jawab Lee Sin.“Oya?”“Nae. Aku benar-benar mencintaimu…”“Kau yakin?” ulangku lagi.“Kalau aku sudah mengatakan ya, berarti itu adalah kejujuran. Selama ini j

  • Plz Don't Be Sad   An Accident

    Aku berjalan perlahan menuju gerbang kampus. Suasana hatiku masih kacau walaupun sudah tak ada lagi yang terjadi. Bullyan yang ku terima beberapa bulan yang lalu sudah memudar perlahan-lahan. Mereka tak lagi melihatku dengan sinis. Mi Hee benar, ini hanya sementara saja dan akan segera berakhir. Ku harap tak akan terulang lagi di dalam hidupku. Di saat bersamaan, telepon genggamku berdering.“Nae…” jawabku dengan pelan.“Oediyeo?” tanyanya dengan nada yang tidak biasa.“Aku di kampus. Ada apa??”“Aku pikir kau harus bolos hari ini.”“Waeyo?”“Kau pulang saja. Aku tunggu di rumah sekarang…”Klik. Telepon terputus.Suara Mi Hee terdengar berbeda dari biasanya. Dia juga tiba-tiba menyuruhku pulang di saat seperti ini? Ku pandang gerbang kampus yang sedikit lagi ku jangkau. Apakah a

  • Plz Don't Be Sad   Love Is Moment

    Kembali aku menguak cerita lama yang masih bersemi indah di dalam hatiku. Malam ulang tahun Lee Sin yang sangat berarti untukku. Saat itu, Professor Hyuna menyarankanku untuk memberikan sebuah syal pada Lee Sin di hari ulang tahunnya. Menurut Hyuna, Sin pasti akan selalu memakai syal ini kemanapun dia pergi. Dengan begitu, syal pemberianku akan selalu menjadi pendamping dimana pun dia berada."Bagaimana? Kau tertarik??" tanyanya dan mendekatiku yang masih memilah-milah syal yang pantas untuk Lee Sin.Aku masih bingung. "Semua syal yang ada di sini benar-benar bagus, Unnie," jawabku.Professor Hyuna tertawa kecil melihat wajahku yang kebingungan. Dia juga ikut membantuku memilih kado ulang tahun Lee Sin."Apakah kau tahu warna kesukaannya?" tanyaku dengan wajah memelas pada Hyuna. Aku memutar kedua bola mataku."Hitam, putih, dan abu-abu. Ku pikir seperti itu warna kesukaannya," jawab Hyuna lagi."Hitam, putih, dan abu-abu? Dia benar-benar ti

  • Plz Don't Be Sad   Memory Of JEJU

    Lagi-lagi aku melamun tentang Lee Sin. Aku sama sekali tak menyangka hubungan kami akan berakhir secepat ini. Sudah lebih dari sebulan, Sin tak pernah lagi menghubungiku. Sebenarnya tak ada siapapun yang mengharapkan ini terjadi. Dimana dia dan apa yang terjadi dengannya, aku sama sekali tak tahu. Setiap aku mencoba menghubungi Sin, teleponnya selalu tidak aktif. Satupun pesan singkat yang ku kirim tak pernah dibaca dan dibalas. Ada apa sebenarnya??Aku mulai mengenang kembali semua kebersamaan kami sebelum Sin benar-benar menghilang dariku.Kami sampai di Jeju. Tepat sebulan setelah makan malam itu, kami menjalin hubungan yang aku sendiri tak tahu harus mendeskripsikannya seperti apa. Aku hanya menikmati hubungan itu dengan seorang idola Korea, Lee Sin. Mungkin akan banyak pro dan kontra dalam hubungan kami, tetapi kami tak perduli. Belum lagi, Lee Sin juga tak ingin siapapun mengetahui hubungan kami. Masalah pekerjaan adalah nomor satu baginya dan aku tak bisa memung

  • Plz Don't Be Sad   Malam Itu...

    Langkahku ini terasa berat pada akhirnya. Ini adalah tahun ketiga, dimana kehidupanku semakin rumit selama berada di Korea. Padahal, selangkah lagi pendidikanku akan selesai, tetapi kekhawatiran semakin menggebu di dalam hati. Perasaan yang tak bisa ku ungkapkan dengan apapun itu sebenarnya. Sudah sebulan lamanya, Sin juga tidak menghubungiku. Apakah dia benar-benar sibuk dengan pekerjaannya atau dia sedang melupakanku sementara waktu? Ah, seharusnya aku memyadari sesuatu diantara kami. Seorang superstar pasti tidak akan memiliki banyak waktu luang sepertiku, gumamku selalu di dalam hati. Terakhir pertemuanku dengannya adalah pada saat malam itu, malam ulang tahun Lee Sin."Saengilchukka habnida... Saengilchukka habnida... Saranghae uri Lee Sin, Saengilchukka habnida."Nyanyian ini terdengar lebih syahdu di telingaku. Aku pun ikut bernyanyi dengan wajah berseri-seri. Sin juga terlihat sangat bahagia. Dia mengenakan kemeja biru muda, jas hitam, dan celana panjang hitam

  • Plz Don't Be Sad   Playfull Today

    Pagi ini, kami bersiap-siap untuk pulang ke Seoul. Aku mengikat rambutku dan masuk ke dalam mobil. Lee Sin sudah menungguku di dalam dengan kacamata hitam dan topinya. Dia tersenyum memandangku yang saat itu sedang berjalan keluar dari penginapan. Mudah-mudahan pagi ini saluran TV Korea dalam keadaan baik-baik saja. Aku melangkah lebih cepat lagi menuju mobil agar tidak ada yang melihat keberadaan kami. Kalau sampai itu terjadi, akan menjadi sebuah berita besar di Korea."Gwenchana?" tanyanya saat aku membuka pintu mobil."Nae..." jawabku tersenyum.Dia membalas senyumanku.Sepanjang perjalanan menuju Seoul, Sin bercerita banyak tentang keluarga dan kehidupannya. Dia juga berkisah tak pernah bermimpi menjadi seorang idol seperti sekarang. Impiannya adalah menjadi seorang dokter anak. Aku tersenyum mendengar kisahnya itu."Apa kau mengenal Professor Lee Hyuna?" tanyanya saat aku membuka layar handphoneku yang sudah mati semalaman.Beberapa pe

  • Plz Don't Be Sad   A Miracle For KARA

    Setelah 2 jam di dalam perjalanan menuju suatu tempat yang aku sendiri tidak mengetahuinya, akhirnya membuatku merasa segar sekarang. Sambil sedikit menguap, ku rentangkan kedua tangan dan menggerakkan kepalaku ke kiri dan ke kanan. Setelah ku sadari, ternyata aku sedang bersama Lee Sin. Aku menoleh ke arahnya.Pria itu tersenyum sembari memperhatikanku. "Kau sudah bangun?" tanyanya.Aku tersenyum malu membalasnya. Dia pasti sudah melihatku menguap tadi. Aku hanya mengangguk.Tiba-tiba, Lee Sin membuka bagian atap mobilnya dengan lebar. Udara segarpun masuk ke dalam dan membuatku menarik nafas panjang."Wah, segarnya! Aku ingin terbang sekarang juga!" teriakku dengan penuh rasa bahagia sambil berdiri di atas jok dan merentangkan kedua tangan.Anginnya seperti menampar-nampar wajahku. Pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Belum pernah aku merasakan udara dan suasana sesegar ini. Benar-benar suasana yang menawarkan sejuta kebahagiaan. Ak

  • Plz Don't Be Sad   Ini Tidak Ada Dalam Bayanganku

    Kami sampai di sebuah Mall, tempat dimana mereka sering berkunjung untuk membeli sesuatu. Lee Sin berjalan di depanku. Sore ini, dia mengenakan sweater besar dengan aksen bunga sakura di bagian dadanya dan memakai kacamata hitam. Sepertinya ini adalah sebuah penyamaran yang sudah dirancang serapi mungkin agar para penggemar tidak mengetahui keberadaan mereka di sini. Sementara, aku hanya menggunakan syal untuk menutupi wajahku. Rasa khawatir juga sedang berkecamuk di dalam dada. Aku takut para penggemar fanatic itu akan menyerbuku dengan tiba-tiba dan.... Ah, aku tidak ingin membayangkannya lagi. Pasti akan sulit untuk keluar dari masalah besar seperti itu."Ayo!!!!" seru Alan mengajakku masuk ke dalam sebuah butik dengan baju-baju bermerek yang sudah pasti sangat mahal harganya.Aku menelan ludah. Mungkin biaya kuliahku setahun di kota ini belum tentu dapat membeli satu baju saja dari butik ini. Aku berjalan menuju sebuah kursi tunggu yan

  • Plz Don't Be Sad   Aku Ada Diantara Mereka

    Jujur saja, aku sangat gugup sekali dengan suasana ini. Ini adalah pertama kalinya Sin mengajakku ke dormnya, dimana para idol yang sedang popular di seluruh negera menetap dengan karakter mereka masing-masing. Ada rasa ketidaksiapan saat bertemu dengan mereka secara langsung seperti ini.Setelah menyapa Alan, aku melihat pria itu lagi. Pria tampan dan mempesona yang rasanya tak asing bagiku. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya sebelum ini, tetapi apakah ini sebuah dejavu? Lee Sin memanggilnya dengan sebutan Hyung. Apakah itu berarti dia adalah leader dari grup ini?Saat melihatku masuk, pria itu bangkit dari sofa dan menyapaku dengan sangat ramah. "Kau sudah datang?" tanyanya. Mata sipitnya tampak jelas, mungkin karena dia tidak memakai make up seperti di atas panggung.Aku mengangguk dengan gugup. Ada sesuatu yang berbeda setiap aku berhadapan dengan pria ini. Apa yang sebenarnya terjadi denganku?"Anggap saja seperti di rumahmu sendiri, arasso?" uj

DMCA.com Protection Status