BERSAMBUNG
“Jumlahnya ada 3 peti,” cetus Loha, tanpa tedeng aling-aling, hingga Majid makin melongo.“Pantas pesawat ini sangat berat saat take off tadi,” ceplos Majid, lalu tertawa berderai, tak menyangka di pesawat curian mereka ini, ada 'harta karun' tak sengaja terbawa.Loha kini berpaling ke arah 3 bule cantik ini.“Heloo ayank-ayangk kami, kini kita berenam akan jadi miliuner, di pesawat ini kita membawa 3 peti emas putih,” cetus Loha, hingga ke 3 bule ini tertawa berderai dengan wajah berbinar-binar .Nasib baik ternyata menaungi Brandi cs, gara-gara aksi mereka tersebut, alat komunikasi di markas Mr Chino Hamuk rusak parah dan tak bisa di gunakan lagi.Apalagi setelah genset sudah terbakar hebat dan pastinya harus di ganti dengan yang baru.Sehingga Mr Chino yang saat ini berada di Australia, sama sekali belum tahu apa yang terjadi dengan markasnya tersebut, anak buahnya tak bisa mengontaknya segera.“Kali ini kita harus rubah plannning, kita tak lagi simpan emas-emas ini di Indonesia, ta
Tiga orang berpakaian perlente dengan cerutu Kuba nya asyik bersantai ria di sebuah kafe mewah di kota Brussel, Swiss.Tak ada yang tahu, 3 orang ini bukan pria sembarangan, mereka kini punya tabungan jumbo yang bikin ketiganya menjadi miliuner.Setelah menyimpan emas-emas putih yang di bagi rata di sebuah bank Swiss, mereka pun menjelma jadi miliuner baru dan kini menikmati hasil kerja keras mereka.“Jadi…Pat nggak bisa datang ya Bang bersama Sandra dan Cicil menyusul ke sini?” tanya Loha sambil menatap si Abang Besar mereka ini, dia sedikit kecewa juga si Abang Besar ini tak bisa bersenang-senang seperti dia dan Majid.“Iyah…begitulah, tak apa, Pat memang sudah bilang, dia memiliki kekasih di Melbourne!” sahut Brandi santai.“Jadi apa rencana Abang selanjutnya?” tanya Majid lagi, ikutan kecewa Brandi tak bisa berleha-leha di negeri dingin ini bersama mereka nanti.“Aku…harus segera pulang ke Jakarta dan lapor dengan atasan, kalian silahkan bersenang-senang nikmati saja bersama Sandra
Ela mulai bercerita, di mulai saat dia baru saja menikah dengan Alfonso, mendiang suaminya.Saat itu Alfonso dapat cuti dan mereka sengaja bulan madu dan jalan-jalan ke kampung neneknya Ela di Kampung Cicangki, yang berada di Sukabumi.Sekalian mereka ingin mengunjungi bibinya atau satu-satu adik ayahnya yang tinggal di sana dan sudah renta.“Saat kami datang, Maya sepupuku yang lama jadi TKW di Dubai dan menjadi asisten seorang putri, baru 2,5 bulan datang dari sana sedang sakit parah terkena demam berdarah!” kata Ela, sambil menerawang jauh, seakan mengingat masalalu.Ela dan Alfonso kaget, Maya datang membawa seorang bayi mungil yang baru berusia 3 bulan. Awalnya Ela dan Alfonso mengira Maya sudah menikah, tapi keduanya diam dan kaget, saat Maya mengaku ini anaknya dengan ‘pacarnya’ di Dubai yang sengaja dia bawa.“Ela, Alfonso, kalau umurku tak panjang, sudikah kalian pelihara dan merawat Brandi. Kasian ibuku sudah tua, tak mungkin memeliharanya. Bawalah gelang ini, berikan kelak
“Jadi kamu mau balik ke Jakarta dan mau ziarah ke makam ibu kandungmu itu di Desa Cicangki di Sukabumi?” tanya Ela.Saat mereka makan malam berdua, dua keponakan Ela yang selama ini menemaninya, yang juga ‘sepupu’ Brandi terlihat asyik menonton TV di ruang keluarga. “Iya bun, sekalian aku akan selidiki, siapa kedua orang itu, sebab mereka pasti akan lacak aku di Mabes di Jakarta, kan ibu sudah bilang aku dinas di sana!” sahut Brandi.“Iya sihh…terserahlah, semoga misteri kamu anak siapa terungkap? bunda pun tak tahu misteri di balik ini semua.” sahut Ela lembut.Brandi langsung pegang tangan ibu angkatnya.“Bunda, dunia akhirat bagiku bunda tetap ibuku, juga ayah Alfonso adalah bapak-ku, tak bakalan berubah,” kata Brandi dengan suara bergetar.Hingga Ela berkaca-kaca matanya, sambil membelai kepala Brandi yang kini mencium tangannya, lalu balik mencium rambut anaknya yang mulai panjang ini.Namun Brandi tak buru-buru balik ke Jakarta, dia kasian dengan ibunya yang masih kangen denga
Brandi pun sabar menunggu, untuk cari jalan bicara dengan Audrey, yang hari ini tampil cantik sebagai pagar ayu.Brandi bahkan sengaja duduk di tempat yang mudah di lihat Audrey dan harapannya terkabul.Wanita cantik itu pun sama, kaget saat melihat Brandi ada di antara ratusan undangan yang datang hari ini di resepsi Panjul dan Arum hari ini.Audrey awalnya terlihat biasa, tapi saat menatap wajah Brandi yang terus-terusan memandangnya, Audrey terlihat mulai gelisah dan agaknya ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini.Lalu dia terlihat berbisik ke Arum dan tak lama kemudian dia turun dari panggung pelaminan.Brandi yang melihat ini buru-buru bangkit dan menyusulnya, Audrey terlihat pergi dengan tergesa-gesa dan tak pedulikan tatapan kagum puluhan pria dan sapaan mereka.Begitu sampai di sisi jalan, Audrey menuju ke sebuah mobil dan masuk ke mobil tersebut dan tak lama menghilang dari tempat ini.Brandi tentu saja terkejut dan dia kemudian mencari mobilnya di parkiran untuk menyusul, ta
“Brandi…makasih yaa dulu kamu pernah bantu ibuku hingga 50 juta,” kaat Audrey lagi, sebutkan bantuan pemuda ini beberapa tahun lalu.Brandi yang tadinya mau beranjak dari kursinya untuk pamit bertahan sebentar, lalu mengangguk sambil senyum.Keduanya kini saling tatap, walaupun keduanya masih menyimpan 'rasa', tapi Brandi juga paham, saat ii Audrey punya kehidupan sendiri dengan...suaminya.“Tak apa Audrey, tuh kita kan ada hubungan family, wajarlah aku bantu paman Ando dan bibi Uni, orang tua kamu itu” kata Brandi dan kali ini dia benar-benar pamit dengan Audrey.Tak enak dia lama-lama bersama…istri orang!Audrey ternyata tak menghalangi kepergian Brandi. Hanya bibirnya seakan mengatakan "maafkan aku Brandi".Sepeninggal Brandi, Audrey terlihat menarik nafas panjang. “Kelak kamu akan tahu sebabnya Brandi,” gumam Audrey sambil memutar-mutar gelas kacanya.Seakan ada beban di hatinya, yang hanya dirinya yang tahu.Brandi yang masih berasa ‘nyeri’ di hati langsung pulang ke rumah, ia mal
Mendengar cerita komplet Enjang ini, Brandi jadi membayangkan betapa berlikunya kehidupan sang taipan tersebut. Anehnya, ada perasaan lain yang ia rasakan, tapi sulit menjabarkan, kenapa rasa aneh itu ada?“Jadi tuan Brandon itu nakal juga ya saat muda, sampai ada anaknya ketemu dah gede saja?” kembali Brandon sengaja memancing Enjang.“Betul banget mas, playboy kakap, tapi tuan Brandon emank ganteng kok, kaya raya dan royal lagi, pasti semua wanita klepek-klepek. Tapi yang bapak salut, beliau selalu bertanggung jawab dan gentleman mas, asal mas tahu, semua wanita yang peranh dekat, dibantunya nggak tanggug-tanggung, sampai miliara!” ceplos Enjang lagi.Enjang juga bilang, tak akan aneh, bisa jadi anak-anak tuan Brandon masih ada yang tercecer dari skandal-skandal cinta masalalunya yang sukar di hitung jumlah wanita yang dekat dengannya di masa lalu.Enjang dengan polosnya juga bilang, Brandon juga pernah punya kekasih bule dan Arab.Brandi sampai gelen-geleng mendengar petualangan Bra
“Baiklah bibi Umi, aku mau ziarah ke makam bibi Maya, sebelum pulang ke Jakarta, dimanakah beliau dikebumikan Bi?” tanya Brandon lagi, sambil menatap sebuah rumah yang berada di seberang jalan. Rumah tua yang halamannya di tumbuhi semak belukar, karena lama tak di urus.Bibi Umi sebutkan tempatnya di sebuah pemakaman umum, saat akan permisi, suami bibi Umi yang kerja sebagai tukang kebun datang.Begitu tahu siapa Brandi, pria ini langsung minta maaf telah lancang menempati rumah neneknya ini.Namun Brandi langsung menggeleng dan bilang rumah ini akan jadi milik keluarga ini selamanya.Brandi lalu memanggil Enjang dan minta tolong ambilkan tas ranselnya, dengan tergopoh Enjang mengangguk lalu ke mobil dan balik lagi, kemudian angsurkan tas ransel ini ke Brandi.“Paman dan bibi, ini ada uang buat kalian berdua, buat bibi Umi terima kasih sudah membuka sebuah rahasia besar tentang aku.”“Iya Brandi, maafkan bibi kalau kisah ini bikin kamu kaget!” sahut bi Umi pelan, suaminya hanya mendeng
“Apes aku, gara-gara Bang Prem dan Ange,” batin Hagu yang terpaksa menahan hati kena semprit Tante Ria.Untung saja, melihat wajah teduh Park Hyung, Hagu bisa menahan hati, sehingga tak buru-buru pamit.Begitu Tante Ria masuk meninggalkan Hagu dan Park Hyung berduaan, barulah secara perlahan Hagu sampaikan maksudnya.Park Hyung lantas berbisik.“Nanti malam aku akan temui kamu di hotel, nggak enak kedengaran ibunya si Ange, kalau Om sih tak masalah Prem dan Ange menikah. Tapi tante kamu itu beda…ada masalalu yang belum kelar dengan…Balang, papanya si Prem!” bisik Park Hyung.Hagu tersenyum menganngguk, soal ini dia sudah tahu, kakek Chulbuy sudah ceritakan padanya kalau Balang dan Tante Ria dahulu pernah ada pertalian asmara yang gagal!Yang bikin Hagu tersenyum, kakek Chulbuy dengan nada bercanda juga pernah bilang, sempat suka dengan Tante Ria saat muda, tapi kalah bersaing dengan Balang.“Tante Ria itu saat muda mirip sekali dengan artis Ariel Tatum, bodynya woww…dari semua sepupu
Dan inilah yang bikin Hagu kaget, Datuk minta Hagu saat ini juga balik ke dunia masa depan saat ini juga. Padahal, dirinya lagi anget-angetnya bersama Park Hymin, kemana-mana selalu bersama.“Saat ini tugasmu selesai, kamu harus balik, jangan di tunda. Tugas lain masih menunggu!”“Tapi aku belum pamit dengan Park Hymin?” Hagu masih ngotot, namun saat melihat wajah Datuk, Hagu kalah wibawa.“Nggak usah…nanti aku sampaikan!”Akhirnya Hagu pun tak berani lagi ngotot, apalagi saat Datuk bilang kalau terlambat, maka Hagu akan terjebak selamanya di masa lalu.Mendengar kalimat ini, Hagu keder juga. Sebab dia aslinya belum sanggup berada selamanya di masa lalu.Datuk lalu mengusap wajah Hagu dan pemuda ini berasa mengantuk dan tidak ingat apa-apa lagi.“Bangun…ini sudah siang, molor saja kerjaan kamu itu Hagu.”Hagu langsung buka matanya dan kaget wajah Cynthia neneknya sudah berada di sisinya. Perasaan awalnya dia bersama Prem, tapi pas kembali malah berada di rumah kakek dan neneknya.“S
Hagu…tak ragu mengiyakan, api nafsu yang berkobar sudah terlanjur tak bisa di tahan lagi dan butuh penyaluran saat ini juga.Hagu mau-mau saja bersumpah dan di bimbing Park Hymin.Park Hymin yang kini bahagia dan sudah berstatus ‘istri’ Hagu, kini tak ragu melepaskan pakaiannya di depan suami keduanya ini.“Sekarang…aku adalah milikmu suamiku, lakukanlah sesukamu,” bisik Park Hymin, dan si bangor ini bak kucing garong melihat ikan segar, langsung menyerbu tubuh putih dan mulus ini.Bercumbu di alam terbuka beralaskan pasir putih hangat menimbulkan sensasi aneh bagi Hagu.Hagu lupa, ini bukanlah alam masa depan di mana dia tinggal, tapi alam masa lalu yang rentang waktunya puluhan tahun.Tapi Park Hymin beda lagi, bertemu pria tampan dari alam masa depan, justru bikin dirinya mabuk kepayang sejak awal melihat Hagu.Saat bersama roh Datuk Hasim Zailani, Park Hymin tak sungkan-sungkan lagi bertanya siapa Hagu ini.Awalnya wanita jelita ini kaget bukan main saat tahu kalau Hagu bukan bera
Mata Hagu terus menatap Dean.“Benaran jadi mirip dengan kakek buyut? Kata kakek Chulbuy, kakek buyut saat kecil supel. Tapi berubah jadi pendiam saat tahu kalau Bahar Irwansyah, suami kedua nenek buyut bukan ayah kandung kakek buyutku…!” pikir Hagu dan senyum sendiri melihat kelakuan Dean yang tak kaku pada siapapun.Sepanjang jalan, Dean selalu menyapa warga dan dengan bersemangat acungkan genggam, tanda merdeka.Hagu kadang menahan tawa melihat kelakuan Dean begitu. "Benar-benar anak aneh, tak beda jauh dengan ayah kandungnya," batin Hagu.Akhirnya setelah satu bulanan, mereka sampai juga di desa di mana Park Hymin berada, kedatangan keduanya di sambut si cantik ini.“Pacar paman kakek cantik sekali, jangan di lepas ya paman kakek, kapan lagi dapat wanita secantik ini..!” ceplos Dean lugu, hingga Hagu melotot, tapi Park Hymin malah tertawa dan membelai kepala Dean."Huss...kamu jangan ngomong sembarangan, anak kecil mau tau ajee urusan orang dewasa," tegur Hagu, pura-pura marah, pa
Hagu terus berlari dan tidak peduli berondongan senjata pasukan Jepang, dia merasa seolah Datuk juga berlari bersamanya.Dia juga tak takut nyasar, karena suara Datuk selalu membimbingnya, Hagu juga tak menyadari sudah berlari hampir satu malaman tanpa merasa lelah, padahal sambil pondong tubuh Dean dan kini sudah sangat jauh meninggalkan markas Jepang ini.Begitu tiba di ujung sebuah desa dan hari sudah pagi, Hagu terheran-heran melihat semua warga desa sedang berpesta pora. Orang tua, anak-anak, pria dan wanita tumpah ruah ke jalanan.“Ada apa ini?” tanya Hagu pada seorang warga desa.“Jepang kalah perang, sekarang kita merdeka dari jajahan mereka, saatnya kita pesta dan rayakan kemenangan ini sobat!” kata warga ini dengan wajah sumringah.“Oh syukurlah..!” batin Hagu lalu menurunkan si anak kecil ini yang ternyata sepanjang malam ketiduran dalam pondongannya.Kini mereka berjalan berdua sambil gandengan tangan, persis seperti ayah dan anak saja, sambil melihat kemeriahan pesta ini.
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini