BERSAMBUNG
Brandi beri kode ke Majid dan Loha, duanya bergerak cepat masuk ke gudang ini dan Brandi bergegas mengambil kunci pesawat ampibi, dia sudah tahu tempatnya.Ini mereka berpacu dengan waktu, mereka bertiga bergegas bergerak sesuai planning sebelumnya, Majid dan Loha ambil granat dan senjata semampu mereka di gudang.Tak sampai 15 menitan, Majid dan Loha sudah keluar dari tempat gudang itu dan….!Bummmm…bummm…bummm…ledakan granat nenas mulai meledak di beberapa titik.Gegerlah tempat itu, ratusan penjaga yang tertidur berhamburan keluar, tapi mereka terpaksa berlindung, saat Brandi yang sudah sukses ambil kunci pesawat menembaki mereka.Kekacauan pun melanda tempat ini, aksi tembak menembak tak terelakan.Brandi, Majid dan Loha tak tahu, saat ini Mr Chino Hamuk tidak berada di tempat ini.Yang ada hanya anak buahnya, akibatnya mereka hanya bertindak untuk selamatkan diri dari serbuan trio nekat ini, karena tak ada komando.“Loha, cepat jemput Pat, Sandra dan Cicil, aku dan Majid melindung
“Jumlahnya ada 3 peti,” cetus Loha, tanpa tedeng aling-aling, hingga Majid makin melongo.“Pantas pesawat ini sangat berat saat take off tadi,” ceplos Majid, lalu tertawa berderai, tak menyangka di pesawat curian mereka ini, ada 'harta karun' tak sengaja terbawa.Loha kini berpaling ke arah 3 bule cantik ini.“Heloo ayank-ayangk kami, kini kita berenam akan jadi miliuner, di pesawat ini kita membawa 3 peti emas putih,” cetus Loha, hingga ke 3 bule ini tertawa berderai dengan wajah berbinar-binar .Nasib baik ternyata menaungi Brandi cs, gara-gara aksi mereka tersebut, alat komunikasi di markas Mr Chino Hamuk rusak parah dan tak bisa di gunakan lagi.Apalagi setelah genset sudah terbakar hebat dan pastinya harus di ganti dengan yang baru.Sehingga Mr Chino yang saat ini berada di Australia, sama sekali belum tahu apa yang terjadi dengan markasnya tersebut, anak buahnya tak bisa mengontaknya segera.“Kali ini kita harus rubah plannning, kita tak lagi simpan emas-emas ini di Indonesia, ta
Tiga orang berpakaian perlente dengan cerutu Kuba nya asyik bersantai ria di sebuah kafe mewah di kota Brussel, Swiss.Tak ada yang tahu, 3 orang ini bukan pria sembarangan, mereka kini punya tabungan jumbo yang bikin ketiganya menjadi miliuner.Setelah menyimpan emas-emas putih yang di bagi rata di sebuah bank Swiss, mereka pun menjelma jadi miliuner baru dan kini menikmati hasil kerja keras mereka.“Jadi…Pat nggak bisa datang ya Bang bersama Sandra dan Cicil menyusul ke sini?” tanya Loha sambil menatap si Abang Besar mereka ini, dia sedikit kecewa juga si Abang Besar ini tak bisa bersenang-senang seperti dia dan Majid.“Iyah…begitulah, tak apa, Pat memang sudah bilang, dia memiliki kekasih di Melbourne!” sahut Brandi santai.“Jadi apa rencana Abang selanjutnya?” tanya Majid lagi, ikutan kecewa Brandi tak bisa berleha-leha di negeri dingin ini bersama mereka nanti.“Aku…harus segera pulang ke Jakarta dan lapor dengan atasan, kalian silahkan bersenang-senang nikmati saja bersama Sandra
Ela mulai bercerita, di mulai saat dia baru saja menikah dengan Alfonso, mendiang suaminya.Saat itu Alfonso dapat cuti dan mereka sengaja bulan madu dan jalan-jalan ke kampung neneknya Ela di Kampung Cicangki, yang berada di Sukabumi.Sekalian mereka ingin mengunjungi bibinya atau satu-satu adik ayahnya yang tinggal di sana dan sudah renta.“Saat kami datang, Maya sepupuku yang lama jadi TKW di Dubai dan menjadi asisten seorang putri, baru 2,5 bulan datang dari sana sedang sakit parah terkena demam berdarah!” kata Ela, sambil menerawang jauh, seakan mengingat masalalu.Ela dan Alfonso kaget, Maya datang membawa seorang bayi mungil yang baru berusia 3 bulan. Awalnya Ela dan Alfonso mengira Maya sudah menikah, tapi keduanya diam dan kaget, saat Maya mengaku ini anaknya dengan ‘pacarnya’ di Dubai yang sengaja dia bawa.“Ela, Alfonso, kalau umurku tak panjang, sudikah kalian pelihara dan merawat Brandi. Kasian ibuku sudah tua, tak mungkin memeliharanya. Bawalah gelang ini, berikan kelak
“Jadi kamu mau balik ke Jakarta dan mau ziarah ke makam ibu kandungmu itu di Desa Cicangki di Sukabumi?” tanya Ela.Saat mereka makan malam berdua, dua keponakan Ela yang selama ini menemaninya, yang juga ‘sepupu’ Brandi terlihat asyik menonton TV di ruang keluarga. “Iya bun, sekalian aku akan selidiki, siapa kedua orang itu, sebab mereka pasti akan lacak aku di Mabes di Jakarta, kan ibu sudah bilang aku dinas di sana!” sahut Brandi.“Iya sihh…terserahlah, semoga misteri kamu anak siapa terungkap? bunda pun tak tahu misteri di balik ini semua.” sahut Ela lembut.Brandi langsung pegang tangan ibu angkatnya.“Bunda, dunia akhirat bagiku bunda tetap ibuku, juga ayah Alfonso adalah bapak-ku, tak bakalan berubah,” kata Brandi dengan suara bergetar.Hingga Ela berkaca-kaca matanya, sambil membelai kepala Brandi yang kini mencium tangannya, lalu balik mencium rambut anaknya yang mulai panjang ini.Namun Brandi tak buru-buru balik ke Jakarta, dia kasian dengan ibunya yang masih kangen denga
Brandi pun sabar menunggu, untuk cari jalan bicara dengan Audrey, yang hari ini tampil cantik sebagai pagar ayu.Brandi bahkan sengaja duduk di tempat yang mudah di lihat Audrey dan harapannya terkabul.Wanita cantik itu pun sama, kaget saat melihat Brandi ada di antara ratusan undangan yang datang hari ini di resepsi Panjul dan Arum hari ini.Audrey awalnya terlihat biasa, tapi saat menatap wajah Brandi yang terus-terusan memandangnya, Audrey terlihat mulai gelisah dan agaknya ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini.Lalu dia terlihat berbisik ke Arum dan tak lama kemudian dia turun dari panggung pelaminan.Brandi yang melihat ini buru-buru bangkit dan menyusulnya, Audrey terlihat pergi dengan tergesa-gesa dan tak pedulikan tatapan kagum puluhan pria dan sapaan mereka.Begitu sampai di sisi jalan, Audrey menuju ke sebuah mobil dan masuk ke mobil tersebut dan tak lama menghilang dari tempat ini.Brandi tentu saja terkejut dan dia kemudian mencari mobilnya di parkiran untuk menyusul, ta
“Brandi…makasih yaa dulu kamu pernah bantu ibuku hingga 50 juta,” kaat Audrey lagi, sebutkan bantuan pemuda ini beberapa tahun lalu.Brandi yang tadinya mau beranjak dari kursinya untuk pamit bertahan sebentar, lalu mengangguk sambil senyum.Keduanya kini saling tatap, walaupun keduanya masih menyimpan 'rasa', tapi Brandi juga paham, saat ii Audrey punya kehidupan sendiri dengan...suaminya.“Tak apa Audrey, tuh kita kan ada hubungan family, wajarlah aku bantu paman Ando dan bibi Uni, orang tua kamu itu” kata Brandi dan kali ini dia benar-benar pamit dengan Audrey.Tak enak dia lama-lama bersama…istri orang!Audrey ternyata tak menghalangi kepergian Brandi. Hanya bibirnya seakan mengatakan "maafkan aku Brandi".Sepeninggal Brandi, Audrey terlihat menarik nafas panjang. “Kelak kamu akan tahu sebabnya Brandi,” gumam Audrey sambil memutar-mutar gelas kacanya.Seakan ada beban di hatinya, yang hanya dirinya yang tahu.Brandi yang masih berasa ‘nyeri’ di hati langsung pulang ke rumah, ia mal
Mendengar cerita komplet Enjang ini, Brandi jadi membayangkan betapa berlikunya kehidupan sang taipan tersebut. Anehnya, ada perasaan lain yang ia rasakan, tapi sulit menjabarkan, kenapa rasa aneh itu ada?“Jadi tuan Brandon itu nakal juga ya saat muda, sampai ada anaknya ketemu dah gede saja?” kembali Brandon sengaja memancing Enjang.“Betul banget mas, playboy kakap, tapi tuan Brandon emank ganteng kok, kaya raya dan royal lagi, pasti semua wanita klepek-klepek. Tapi yang bapak salut, beliau selalu bertanggung jawab dan gentleman mas, asal mas tahu, semua wanita yang peranh dekat, dibantunya nggak tanggug-tanggung, sampai miliara!” ceplos Enjang lagi.Enjang juga bilang, tak akan aneh, bisa jadi anak-anak tuan Brandon masih ada yang tercecer dari skandal-skandal cinta masalalunya yang sukar di hitung jumlah wanita yang dekat dengannya di masa lalu.Enjang dengan polosnya juga bilang, Brandon juga pernah punya kekasih bule dan Arab.Brandi sampai gelen-geleng mendengar petualangan Bra