BERSAMBUNG
“Brandi…makasih yaa dulu kamu pernah bantu ibuku hingga 50 juta,” kaat Audrey lagi, sebutkan bantuan pemuda ini beberapa tahun lalu.Brandi yang tadinya mau beranjak dari kursinya untuk pamit bertahan sebentar, lalu mengangguk sambil senyum.Keduanya kini saling tatap, walaupun keduanya masih menyimpan 'rasa', tapi Brandi juga paham, saat ii Audrey punya kehidupan sendiri dengan...suaminya.“Tak apa Audrey, tuh kita kan ada hubungan family, wajarlah aku bantu paman Ando dan bibi Uni, orang tua kamu itu” kata Brandi dan kali ini dia benar-benar pamit dengan Audrey.Tak enak dia lama-lama bersama…istri orang!Audrey ternyata tak menghalangi kepergian Brandi. Hanya bibirnya seakan mengatakan "maafkan aku Brandi".Sepeninggal Brandi, Audrey terlihat menarik nafas panjang. “Kelak kamu akan tahu sebabnya Brandi,” gumam Audrey sambil memutar-mutar gelas kacanya.Seakan ada beban di hatinya, yang hanya dirinya yang tahu.Brandi yang masih berasa ‘nyeri’ di hati langsung pulang ke rumah, ia mal
Mendengar cerita komplet Enjang ini, Brandi jadi membayangkan betapa berlikunya kehidupan sang taipan tersebut. Anehnya, ada perasaan lain yang ia rasakan, tapi sulit menjabarkan, kenapa rasa aneh itu ada?“Jadi tuan Brandon itu nakal juga ya saat muda, sampai ada anaknya ketemu dah gede saja?” kembali Brandon sengaja memancing Enjang.“Betul banget mas, playboy kakap, tapi tuan Brandon emank ganteng kok, kaya raya dan royal lagi, pasti semua wanita klepek-klepek. Tapi yang bapak salut, beliau selalu bertanggung jawab dan gentleman mas, asal mas tahu, semua wanita yang peranh dekat, dibantunya nggak tanggug-tanggung, sampai miliara!” ceplos Enjang lagi.Enjang juga bilang, tak akan aneh, bisa jadi anak-anak tuan Brandon masih ada yang tercecer dari skandal-skandal cinta masalalunya yang sukar di hitung jumlah wanita yang dekat dengannya di masa lalu.Enjang dengan polosnya juga bilang, Brandon juga pernah punya kekasih bule dan Arab.Brandi sampai gelen-geleng mendengar petualangan Bra
“Baiklah bibi Umi, aku mau ziarah ke makam bibi Maya, sebelum pulang ke Jakarta, dimanakah beliau dikebumikan Bi?” tanya Brandon lagi, sambil menatap sebuah rumah yang berada di seberang jalan. Rumah tua yang halamannya di tumbuhi semak belukar, karena lama tak di urus.Bibi Umi sebutkan tempatnya di sebuah pemakaman umum, saat akan permisi, suami bibi Umi yang kerja sebagai tukang kebun datang.Begitu tahu siapa Brandi, pria ini langsung minta maaf telah lancang menempati rumah neneknya ini.Namun Brandi langsung menggeleng dan bilang rumah ini akan jadi milik keluarga ini selamanya.Brandi lalu memanggil Enjang dan minta tolong ambilkan tas ranselnya, dengan tergopoh Enjang mengangguk lalu ke mobil dan balik lagi, kemudian angsurkan tas ransel ini ke Brandi.“Paman dan bibi, ini ada uang buat kalian berdua, buat bibi Umi terima kasih sudah membuka sebuah rahasia besar tentang aku.”“Iya Brandi, maafkan bibi kalau kisah ini bikin kamu kaget!” sahut bi Umi pelan, suaminya hanya mendeng
Gara-gara ketiduran sepanjang jalan dan tiba kembali pukul 23.35 menitan, pukul 2 dinihari barulah Brandi bisa tidur lagi.Lama dia termenung memikirkan cerita bibi Umi yang bongkar jatdirinya, yang bukan anak kandung bibi Maya, tapi Putri Zeremiah, si putri asal Dubai, bekas majikan Bibi Maya.Brandi bermimpi di temui seorang wanita sederhana, wajahnya cantik dan lembut serta sangat ke ibuan dan senyumnya bikin teduh.Wanita ini menggandeng seorang anak laki-laki berbaju sekolah, merah dan putih yang di bajunya ada tambalan.Sepatu anak bertubuh kurus itu terlihat boncos di bagian depan, hingga jempol kakinya terlihat. Anak kecil hanya menatap Brandi, tak ada senyum di wajahnya.Anak kurus tampan ini terlihat murung, dia seolah tak memusingkan pakaiannya dan sepatunya yang boncos itu“Kamu adalah cucuku Brandi…tapi sebelum semuanya terang benderang, kamu harus bereskan masalah ibu kandungmu di Dubai, juga nanti bantu ayahmu atasi musuh-musuhnya. Ayahmu inilah yang ku gandeng saat ini…
Brandi senyum saja saat melihat budgetnya ke Timteng tidak begitu besar. “Hmm…aneh juga Mr-KN ini, minta aku bergaya ala agen burjo, masa ke Timteng hanya di modalin 30 juta,” gumam Brandi geli sendiri, saat melihat ada uang masuk ke rekening khususnya dari Mabes.30 jutaan hanya seharga jas miliknya, yang dulu dia beli di butik si Ngondek.Brandi tentu saja tertawa, karena uangnya dari penjualan emas putih serta uang dari harta rampokan yang kini dia kuasai, setelah Mr M buron jumlahnya masih fantastis.Namun Brandi tak pernah mau menampilkan gaya hedonnya, ke Dubai-pun ia naik pesawat komersil.Lama-lama gini, mending aku kelak ajukan pensiun dini sekalian, pikir Brandi lagi, lalu senyum sinis sendiri.Brandi pun tak mau lagi pusing memikirkan berapa bugjet yang diberi, dia konsentrasi saja saja pada tugasnya.Sesuai informasi yang ia peroleh, akan ada pertemuan antara Mr M dan Mr Chino Hamuk di sebuah kafe di kota Dubai ini.Tentu saja kafe di sini tak bisa disamakan dengan kafe di
‘Ihh kamu kok lama banget sihh ke toilet, malah asyik nelpon, nelpon kekasih yaa…!” tiba-tiba wanita cantik nongol dan bikin Brandi terkaget-kaget.Dia buru-buru menarik si cantik ini menjauh, apalagi 4 orang centeng Chino Hamuk dan Mr M muncul dan menatap keduanya dengan curiga.“Hampir saja ketahuan, dasar wanita, bikin ribet saja!” batin Brandin yang sekalian membawa wanita ini keluar dari kafe ini, bahkan agar cepat, Brandi tak ragu menggendongnya.Sampai di mejanya tadi, Brandi lalu bawa tas wanita ini, juga kartu kamarnya dan agak tergesa-gesa ajak keluar dari tempat ini.Tepat saat itu Mr M dan Mr Chino Hamuk juga selesai metting dan mereka melihat Brandi yang setengah ‘menyeret’ wanita yang sudah mabuk ini, sebelum menggendongnya keluar dari tempat ini.Untung saja saat itu hanya punggung Brandi yang terlihat, sehingga keduanya tak melihat wajahnya.“Pasti si wanita lagi kecewa sama tu cowok, hingga mabuk begitu, tapi mesra juga, main gendong segala he-he” ceplos Mr M tersenyum
“Di mana kamu kenal mendiang Emir Thamrin, mantan iparku itu dan di mana kamu kenal mendiang Putri Zeremiah?” berondong Saffana balik bertanya ke Brandi.Saffana bahkan kini memandang curiga pada Brandi, tentu saja tak sembarangan orang tahu tentang 'keluarga' eks suaminya ini.Kenapa Brandi yang baru dia kenal secara tak sengaja ini malah sebut-sebut nama Emir Thramrin dan nama Putri Zeremiah, siapa yang tak curiga, pikirnya.Kali ini gantian Brandi yang terdiam sekaligus terperanjat bukan kepalang. Tentu saja dia tak menyangka mantan suami Saffana ini adik dari Emir Thamrin mantan suami Putri Zeremiah.Hatinya mulai bimbang, antara berterus terang saja, atau sembunyikan soal ini.Tapi Brandi akhirnya ambil keputusan yang tak di sangka-sangka, setelah ambil nafas panjang, seakan kumpulkan kekuatan, mulai lah Brandi menjawab!“Karena…aku anak kandung dari Putri Zeremiah!” sahut Brandi, kini gantian Saffana melongo, sekaligus terperanjat bukan kepalang.Pengakuan pemuda tampan ini sungg
Hampir dinihari keduanya bercakap-cakap, sampai akhirnya keduanya sama-sama ngantuk dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.“Apakah ini jalan Tuhan…sehingga aku tak sengaja di pertemukan dengan Putri Saffana ini,” batin Brandi, sambil menyelimuti tubuh Saffana yang kini mulai tidur.Brandi memilih tidur di kursi, tapi jelang subuh baru dia bisa memejamkan mata.Fakta yang diceritakan Saffana benar-benar guncang batinnya. Belum lagi soal pembunuhan Tuan Brandon, yang pelakunya ternyata Serda Andi dan anak buah bos rentenir Syamsudin dan dalangnya Mr M serta Tuan Chino Hamuk ini.“Brandi bangun, ini kopi panas dan roti,” Saffana membangunkan Brandi yang ketiduran di sofa panjang.Brandi kaget, lalu kerjap-kerjapkan mata, Saffana kini hanya kenakan kimono, agaknya wanita cantik ini sudah mandi.“Aku mandi dulu Saffana, tak enak banget langsung ngopi dan makan roti,” sahut Brandi dan kini dia menyegarkan tubuhnya dengan sengaja siramkan air yang sagat dingin ke sekujur tubuhnya, untuk r
Di kamar lainnya, Hagu sama sekali tak bisa pejamkan mata. Pemuda ini berdiri di balkon kamarnya dan menatap Kota Kuala Lumpur, sambil termenung ingat mimpinya tadi sore yang baginya sangat aneh dan membuat bulu kuduknya sering berdiri tanpa bisa di cegah.“Aneh sekali, kenapa aku bisa mimpi kakek Datuk Hasim Zailani dan aku di sebut cucu buyutnya…?” batin Hagu sambil kembali isap rokoknya, benar-benar puyeng kepala pemuda ini.Akhirnya saat jarum jam sudah menunjuk ke angka pukul 2 malam, barulah Hagu bisa tidur nyenyak, tanpa mimpi.Balanara paham ‘sahabat’ barunya ini pusing tak punya identitas, karena paspornya tertinggal di Bangkok.Balanara lalu kontak staf di kantornya, agar membantu Hagu urus paspor dan surat-surat lainnya ke kedutaan Suriah yang ada di ibukota Malaysia ini.“Agar kamu tak di tangkap aparat saat berkeliaran di Kuala Lumpur, nanti biar anak buahku di kantor bantu kamu,” saran Balanara, Hagu pun mengangguk dan benar-benar sangat berterima kasih dengan 'Abangnya'
“Kelak kamu akan tahu, belum saatnya kamu kini tahu. Kamu masih banyak PR yang harus diselesaikan cucuku. Sekalian bantu saja keluarga si Balanara juga keluarga si Ryan ya, dia bukan orang lain denganmu,” sahut pria tampan dalam foto tersebut.“I-iya Om...eh kek…maksudnya apa? Aku ada hubungan dengan Balanara dan Om Ryan?” sahut Hagu masih gugup.Namun orang foto itu malah seperti kembali ke asal, tidak lagi bicara, foto besar itu tetap hanya berupa foto, tidak lagi terlihat hidup atau bicara.“Mas…mas…bangun, ini kopi panas silahkan di minum, nggak enak kalau dingin!”Hagu kaget, ia ternyata ketiduran, matanya sampai liar menatap kiri dan kanan, saat mentok ke foto tadi, bulu kuduknya kembali meremang.“Astagaa…aku ketiduran dan…bermimpi!” batin Hagu sambil menatap lurus foto itu.“Waah enak banget kamu, baru ku tinggal 30 menitan lebih, langsung molor,” ceplos Balanara.Hagu tentu saja kebingungan, perasaan di baru saja masuk di ruangan ini, kenapa malah di bilang lebih 30 menitan..
“Ha-ha-ha…bagaimana kalau mampir ke rumahku atau tepatnya rumah kakek buyutku, kita bisa ngobrol santai di sana, tapi bukan di Penang sini, di Kuala Lumpur!”Tiba-tiba tanpa di duga Hagu, Balanara mengundang ke rumahnya, padahal mereka baru kenal tanpa sengaja di tempat ini.Bukannya menolak, entah karena dorongan apa, Hagu mengiyakan saja, terlebih dia juga bingung mau kemana…!Hagu kaget saat Balanara di jemput mobil mewah yang langsung membawa mereka ke Bandara Penang Airport dan Hagu makin kagum, Balanara naik private jet, yang akan langsung menerbangkan mereka ke Kuala Lumpur.Awalnya heran juga Hagu, kok ada pemuda se tajir Balanara mau nangkring di kafe kelas biasa di Penang sini.“Jangan kaget yaa…kakek buyutku itu dulunya salah seorang taipan di sini. Lalu menurun ke kakekku dan akhirnya sampai ke ayahku. Aku ini generasi ke 5 dari kakek buyutku itu,” cerita Balanara saat mereka sudah berada dalam private jet mewah ini.“Jangan-jangan Anda ini keturunan Hasim Zailani,” ceplos
Hagu ternyata komit dengan niatnya, uang dari kelompok Al Harun dulu, benar-benar dia bagi-bagikan buat siapa saja yang membutuhkan dan Boby, Sari dan Ona kini giliran yang dapat uang darinya.Begitu sampai di pelabuhan Muara Sungai Mekong, tanpa buang waktu, Hagu cs beli tiket kapal fery, kini tujuan mereka ke Malaysia.Kalau sebelumnya mereka melewati sungai, kini mereka melewati Laut Cina Selatan yang sangat luas dan wajah ke 4 nya kini lega bukan main, sebab sudah berhasil keluar dari mimpi buruk.Padahal sebelumnya bermimpi akan dapat kerja enak dan gaji tinggi, hingga rela meninggalkan negeri sendiri.Diam-diam sebenarnya masih banyak warga Indonesia yang terjebak di sana. Boby, Sari dan Ona hanyalah 3 orang yang beruntung selamat setelah bertemu Hagu.Akhirnya, sampailah mereka di pulau Penang Malaysia.Boby, Sari dan Ona terkejut, saat Hagu bilang akan bertahan di Malaysia, dia tak ikut menuju ke Indonesia.“Kalian lanjutkan saja perjalanan ke Indonesia, aku ingin bertahan di
Dari ngantuk berubah jadi lenguhan manja dan akhirnya Crea pasrah menikmati layanan istimewa pemuda ini, yang tak ada puas-puasnya melumat apem rimbunnya tersebut.Crea sudah mengajari bebek berenang dan kini si bebek makin tak terkendali."Tahu enak gini, si Arai dulu ku sikat juga,' batin Hagu makin mabuk olehh nafsunya sendiri.Hagu yang baru pertama kali adu kelamin, kembali mengajaknya melayang di babak kedua.Kali ini Crea tak segan ‘ajari’ bebek berenang ini gaya-gaya yang mendebarkan jakun. Hagu…makin tenggelam dalam indahnya percintaan dengan Crea.Yang namanya nikmat pasti ingin mengulang dan terus mengulang, begitu juga keduanya. Apalagi Hagu dia tak bisa ngerem nafsunya dengan Crea. Paginya Boby, Sari dan Ona saat sarapan yang di sediakan ART Crea sampai saling pandang, saat terdengar suara desahan di kamar sang tuan rumah.Sari dan Ona sampai senyum-senyum di kulum dan mereka agak memerah wajahnya. Boby yang aslinya ada dikit-dikit ngondek mengedipkan mata pada dua sahab
Tiba-tiba Hagu kaget, saat tangan lentik Crea meraba pahanya, jantung Hagu kontan berdetak kencang. Anehnya kali ini dia diam saja, beda saat bersama Arai, tangan wanita itu dulu di kibaskan.“Kata orang, kalau di pegang langsung tegang, benaran perjaka!” canda Crea sambil berbisik, sampai dengus nafasnya menerpa wajah Hagu.“Masa sih, jadi kamu belum percaya…coba pegang!” tantang Hagu mulai terbawa suasana.Dan Hagu kaget setengah enak, saat tangan lentik dan halus Crea mulai menyelusup ke celana nya dan memegang ularnya…dan dalam hitungan detik pelan-pelan mulai terbangun.“Benaran perjaka tuan, sudah mulai keras…besar lagi,” bisik Crea terkaget-kaget sekaligus mulai terbakar sendiri. Tak menyangka pemuda ini memiliki size di atas rata-rata. Tak ada apa-apanya milik mantan suamiku, batinnya.Di usianya yang sudah hampir 22 tahunan, inilah pertama kalinya benda keramat milik Hagu di pegang seorang wanita dewasa.Reaksi Hagu…diam saja menikmatin, tanpa ada niat menghentikan ulah nakal
Mendengarkan niatan Boby, Sari dan Ona yang akan pergi dari negeri ini, Crea pun mengangguk paham, dia bahkan berniat akan bantu ke 4 nya kabur dari negara ini.Namun masalah muncul, karena paspor mereka di tahan kelompok Korsan dan lupa di cari di markas komplotan itu.“Satu-satunya jalan, kalian harus ikut kapal motor yang akan melewati sungai di belakang rumahku ini, kapal motor ini biasanya memang sering bawa penumpangnya kabur ke Malaysia. Tapi masih 3 harian lagi baru lewat. Jadi kalian ku minta tetap bersembunyi dulu di sini,” saran Crea.“Iya itu masuk akal juga, kita tak bisa balik ke pelabuhan, pasti di sana paspor kita akan di tanya. Kalau paspor kita tidak ada, bisa jadi kita akan di tangkap aparat dan di tuding sebagai pendatang haram,” sela Sari, yang selama ini bersama Ona hanya jadi pendengar yang baik.“Baiklah, mau tak mau kita akan menunggu di sini selama 3 harian,” sahut Hagu dan kini makin percaya dengan Crea, pastinya diam-diam kagum juga dengan kecantikan wanita
Tiba-tiba tangan Hagu bergerak. Dorrr…dorrr…dorr…dorr…dorrr pistolnya menyalak sampa 5X, Korsan dan 4 anak buahnya terjengkang dengan perut berlumuran darah terkena tembakan cepat Hagu.Korsan tak pernah menyangka, Hagu adalah mesin pembunuh berdarah dingin dan sekali bertindak tak pernah tanggung-tanggung.Crea sampai berlutut saking kaget dan tidak menyangka cepatnya Hagu bertindak.Hagu lalu injak dada Korsan. “Di mana kamu sekap anak Crea?” dengus Hagu sambil todongkan pistolnya ke wajah Korsan.Korsan terlihat kebingungan karena tak bisa Bahasa Inggris. Crea lalu buru-buru terjemahkan ucapan Hagu.Dengan wajah ketakutan, Korsan sebutkan tempatnya dan…setelah itu kepalanya terkulai, dengan berdarah dingin Hagu injak dada Korsan dengan keras dan pentolan penjahat ini mati seketika.Crea sampai menutup wajahnya, saking takutnya melihat kekejaman Hagu.“Cepat Crea, ambil anakmu itu, sebelum orang-orang berdatangan,” cetus Hagu kalem dan dengan kaki gemetaran Crea masuk ke markas ini
Lalu Hagu keluar dari mobil ini dan dia di pandang heran oleh Boby, Sari dan Ona, karena Hagu terlihat berjalan hati-hati menuju ke kafe di seberang jalan lumayan ramai di pelabuhan ini.Hagu sengaja tutupi wajahnya dengan topi, dia masuk ke kafe milik Crea. Dendamnya ke wanita ini membuat Hagu ingin ‘selesaikan’ Crea saat ini juga.Hagu mempunyai sifat dendam yang akut, dia tak akan puas kalau musuhnya tidak habis, inilah hasil dia jadi milisi selama bertahun-tahun di Timteng, hawa membunuhnya sangat kuat.Hagu kini berpura-pura sebagai pengunjung kafe ini, tapi matanya mengawasi di mana si Crea berada. Kafe malam menjelang malam ini lumayan ramai, walaupun kafe ini tak begitu luas.Setelah pesan bir, ia sengaja duduk di pojokan dan mengamati tempat ini, orang yang dia cari-cari belum terlihat.Hampir 1 jam Hagu duduk akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu terlihat, namun Hagu tetap sabar menunggu.Tak lama kemudian, Crea terlihat baru datang mulai sibuk perintah ini itu pada anak buahn