BERSAMBUNG
Mendengar cerita komplet Enjang ini, Brandi jadi membayangkan betapa berlikunya kehidupan sang taipan tersebut. Anehnya, ada perasaan lain yang ia rasakan, tapi sulit menjabarkan, kenapa rasa aneh itu ada?“Jadi tuan Brandon itu nakal juga ya saat muda, sampai ada anaknya ketemu dah gede saja?” kembali Brandon sengaja memancing Enjang.“Betul banget mas, playboy kakap, tapi tuan Brandon emank ganteng kok, kaya raya dan royal lagi, pasti semua wanita klepek-klepek. Tapi yang bapak salut, beliau selalu bertanggung jawab dan gentleman mas, asal mas tahu, semua wanita yang peranh dekat, dibantunya nggak tanggug-tanggung, sampai miliara!” ceplos Enjang lagi.Enjang juga bilang, tak akan aneh, bisa jadi anak-anak tuan Brandon masih ada yang tercecer dari skandal-skandal cinta masalalunya yang sukar di hitung jumlah wanita yang dekat dengannya di masa lalu.Enjang dengan polosnya juga bilang, Brandon juga pernah punya kekasih bule dan Arab.Brandi sampai gelen-geleng mendengar petualangan Bra
“Baiklah bibi Umi, aku mau ziarah ke makam bibi Maya, sebelum pulang ke Jakarta, dimanakah beliau dikebumikan Bi?” tanya Brandon lagi, sambil menatap sebuah rumah yang berada di seberang jalan. Rumah tua yang halamannya di tumbuhi semak belukar, karena lama tak di urus.Bibi Umi sebutkan tempatnya di sebuah pemakaman umum, saat akan permisi, suami bibi Umi yang kerja sebagai tukang kebun datang.Begitu tahu siapa Brandi, pria ini langsung minta maaf telah lancang menempati rumah neneknya ini.Namun Brandi langsung menggeleng dan bilang rumah ini akan jadi milik keluarga ini selamanya.Brandi lalu memanggil Enjang dan minta tolong ambilkan tas ranselnya, dengan tergopoh Enjang mengangguk lalu ke mobil dan balik lagi, kemudian angsurkan tas ransel ini ke Brandi.“Paman dan bibi, ini ada uang buat kalian berdua, buat bibi Umi terima kasih sudah membuka sebuah rahasia besar tentang aku.”“Iya Brandi, maafkan bibi kalau kisah ini bikin kamu kaget!” sahut bi Umi pelan, suaminya hanya mendeng
Gara-gara ketiduran sepanjang jalan dan tiba kembali pukul 23.35 menitan, pukul 2 dinihari barulah Brandi bisa tidur lagi.Lama dia termenung memikirkan cerita bibi Umi yang bongkar jatdirinya, yang bukan anak kandung bibi Maya, tapi Putri Zeremiah, si putri asal Dubai, bekas majikan Bibi Maya.Brandi bermimpi di temui seorang wanita sederhana, wajahnya cantik dan lembut serta sangat ke ibuan dan senyumnya bikin teduh.Wanita ini menggandeng seorang anak laki-laki berbaju sekolah, merah dan putih yang di bajunya ada tambalan.Sepatu anak bertubuh kurus itu terlihat boncos di bagian depan, hingga jempol kakinya terlihat. Anak kecil hanya menatap Brandi, tak ada senyum di wajahnya.Anak kurus tampan ini terlihat murung, dia seolah tak memusingkan pakaiannya dan sepatunya yang boncos itu“Kamu adalah cucuku Brandi…tapi sebelum semuanya terang benderang, kamu harus bereskan masalah ibu kandungmu di Dubai, juga nanti bantu ayahmu atasi musuh-musuhnya. Ayahmu inilah yang ku gandeng saat ini…
Brandi senyum saja saat melihat budgetnya ke Timteng tidak begitu besar. “Hmm…aneh juga Mr-KN ini, minta aku bergaya ala agen burjo, masa ke Timteng hanya di modalin 30 juta,” gumam Brandi geli sendiri, saat melihat ada uang masuk ke rekening khususnya dari Mabes.30 jutaan hanya seharga jas miliknya, yang dulu dia beli di butik si Ngondek.Brandi tentu saja tertawa, karena uangnya dari penjualan emas putih serta uang dari harta rampokan yang kini dia kuasai, setelah Mr M buron jumlahnya masih fantastis.Namun Brandi tak pernah mau menampilkan gaya hedonnya, ke Dubai-pun ia naik pesawat komersil.Lama-lama gini, mending aku kelak ajukan pensiun dini sekalian, pikir Brandi lagi, lalu senyum sinis sendiri.Brandi pun tak mau lagi pusing memikirkan berapa bugjet yang diberi, dia konsentrasi saja saja pada tugasnya.Sesuai informasi yang ia peroleh, akan ada pertemuan antara Mr M dan Mr Chino Hamuk di sebuah kafe di kota Dubai ini.Tentu saja kafe di sini tak bisa disamakan dengan kafe di
‘Ihh kamu kok lama banget sihh ke toilet, malah asyik nelpon, nelpon kekasih yaa…!” tiba-tiba wanita cantik nongol dan bikin Brandi terkaget-kaget.Dia buru-buru menarik si cantik ini menjauh, apalagi 4 orang centeng Chino Hamuk dan Mr M muncul dan menatap keduanya dengan curiga.“Hampir saja ketahuan, dasar wanita, bikin ribet saja!” batin Brandin yang sekalian membawa wanita ini keluar dari kafe ini, bahkan agar cepat, Brandi tak ragu menggendongnya.Sampai di mejanya tadi, Brandi lalu bawa tas wanita ini, juga kartu kamarnya dan agak tergesa-gesa ajak keluar dari tempat ini.Tepat saat itu Mr M dan Mr Chino Hamuk juga selesai metting dan mereka melihat Brandi yang setengah ‘menyeret’ wanita yang sudah mabuk ini, sebelum menggendongnya keluar dari tempat ini.Untung saja saat itu hanya punggung Brandi yang terlihat, sehingga keduanya tak melihat wajahnya.“Pasti si wanita lagi kecewa sama tu cowok, hingga mabuk begitu, tapi mesra juga, main gendong segala he-he” ceplos Mr M tersenyum
“Di mana kamu kenal mendiang Emir Thamrin, mantan iparku itu dan di mana kamu kenal mendiang Putri Zeremiah?” berondong Saffana balik bertanya ke Brandi.Saffana bahkan kini memandang curiga pada Brandi, tentu saja tak sembarangan orang tahu tentang 'keluarga' eks suaminya ini.Kenapa Brandi yang baru dia kenal secara tak sengaja ini malah sebut-sebut nama Emir Thramrin dan nama Putri Zeremiah, siapa yang tak curiga, pikirnya.Kali ini gantian Brandi yang terdiam sekaligus terperanjat bukan kepalang. Tentu saja dia tak menyangka mantan suami Saffana ini adik dari Emir Thamrin mantan suami Putri Zeremiah.Hatinya mulai bimbang, antara berterus terang saja, atau sembunyikan soal ini.Tapi Brandi akhirnya ambil keputusan yang tak di sangka-sangka, setelah ambil nafas panjang, seakan kumpulkan kekuatan, mulai lah Brandi menjawab!“Karena…aku anak kandung dari Putri Zeremiah!” sahut Brandi, kini gantian Saffana melongo, sekaligus terperanjat bukan kepalang.Pengakuan pemuda tampan ini sungg
Hampir dinihari keduanya bercakap-cakap, sampai akhirnya keduanya sama-sama ngantuk dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.“Apakah ini jalan Tuhan…sehingga aku tak sengaja di pertemukan dengan Putri Saffana ini,” batin Brandi, sambil menyelimuti tubuh Saffana yang kini mulai tidur.Brandi memilih tidur di kursi, tapi jelang subuh baru dia bisa memejamkan mata.Fakta yang diceritakan Saffana benar-benar guncang batinnya. Belum lagi soal pembunuhan Tuan Brandon, yang pelakunya ternyata Serda Andi dan anak buah bos rentenir Syamsudin dan dalangnya Mr M serta Tuan Chino Hamuk ini.“Brandi bangun, ini kopi panas dan roti,” Saffana membangunkan Brandi yang ketiduran di sofa panjang.Brandi kaget, lalu kerjap-kerjapkan mata, Saffana kini hanya kenakan kimono, agaknya wanita cantik ini sudah mandi.“Aku mandi dulu Saffana, tak enak banget langsung ngopi dan makan roti,” sahut Brandi dan kini dia menyegarkan tubuhnya dengan sengaja siramkan air yang sagat dingin ke sekujur tubuhnya, untuk r
“Brandi, tolong aku untuk merebut kembali anakku dari mantan suamiku,” kata Saffana meminta pertolongan Brandi.Setelah mengantar pamannya Ahmad Miller ke rumah sakit dan kini Saffana ikut ke hotel Brandi, setelah chek out dari hotel sebelumnya.Brandi menoleh ke wajah Saffana lalu mengangguk tanpa pikir panjang. “Dimana alamatnya mantan suami kamu itu Saffana?” Wanita inipun sebutkan tempatnya, setelah berbasa-basi, Saffana pun ingatkan soal warisan Emir Thamrin.“Brandi, makasih yaa, kamu harus hati-hati, ingat yang ku ceritakan kemarin soal harta warisan,” Saffana lalu memeluk badan kokoh Brandi dan mencium pipi pemuda ini.Brandi menarik wajah Saffana dan melumat bibir merah tebal wanita ini.“Setelah anakku kembali ke pangkuanku, kamu boleh menikmati tubuhku,” desah Saffana, kemudian Saffana pulang kembali apartemennya.Sama-sama sudah suka, tapi ada hal yang masih mengganjal, anak Saffana yang sudah seminggu ‘diculik’ Amir Thamrin.Brandi pun duduk termenung memikirkan bagaiman
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak m
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan mili
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” se
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik je
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tid
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan
Trakk…trakk…! Senjata terkokang.4 serdadu yang berjaga di pos langsung todong mobil Ryan yang berjalan perlahan menuju ke gardu pos ini.Ryan tersenyum sinis, lalu secepat kita dia cabut pistolnya.Dupp…dupp..dupp…dupp!Empat tembakan beruntun dari pistol berperedam lagi-lagi milik Mayor Ehud yang juga ia pergunakan dulu untuk menyendera Letna Elita kini makan korban, empat serdadu itu tewas tanpa sempat berteriak.Tembakan Ryan yang di puji Suhail sangat lihai membidik ini tepat bersarang di wajah ke 4 serdadu zionis itu, yang di tembak dari jarak dekat.Tanpa turun dari mobilnya, Ryan terus jalankan mobilnya dan kini sudah berada di halaman kantor militer sekaligus merangkap mess ini.Ryan turun dari mobil, lalu menuju ke pintu depan yang di jaga dua serdadu dengan mata terkantuk-kantuk sedang duduk sambil sesekali minum bir.“Heiii siapa kaa…arghhhh!Suara si serdadu ini hilang berikut nyawanya, rekannya juga bernasib sama, lagi-lagi kepala yang Ryan bidik dari jarak dekat.Ryan
Ryan yang murka pun ikut lepaskan berondongan tembakan, tapi semua itu sia-sia belaka. Pesawat-pesawat tempur itu terbang lumayan tinggi dan bermanuver di udara.Abu Shekar perintahkan semua orang kabur sejauh-jauhnya dari tempat ini, karena pesawat-pesawat tempur terus memuntahkan rudal-rudal balistiknya.“Ryan ayoo kita pergi,” Suhail menarik lengannya.“Bagaimana dengan istriku Fareeha!” Ryan menolak pergi, ia masih cemas memikirkan nasib Fareeha.“Dia mungkin sudah pergi juga mengungsi ke tempat aman, ayoo sebelum terlambat,” desak Suhail.Mau tak mau Ryan pun ikuti semua orang pergi sejauh-jauhnya dari tempat ini. Api makin berkobar hebat bakar semua tenda pengungsian ini.Sepanjang jalan mata Ryan terus mencari-cari sosok istrinya, tapi sampai jauh pergi, tidak terlihat keberadaan Fareeha.“Fareeha di mana kamu sayang…!” batin Ryan makin cemas saja.Setelah hampir 2,5 jam menjatuhkan bom-bom-nya, 3 pesawat zionis ini menghilang di atas langit yang gelap.Berangsur-angsur para pen