BERSAMBUNG
Jadi panglima pupus, nyapres yang waktunya tinggal setahun kurang lagi juga terancam gagal, sedangkan Mr M tinggal 5 bulanan lagi pensiun.Saking pusingnya, Mr M sudah tak peduli lagi dengan keluarganya.Dia bahkan serahkan soal keuangan untuk para algojonya buat habisi orang-orang yang berkhianat pada Brandi.Brandi dipercaya betul oleh Mr M, karena si perwira ini punya catatan cermat dan di sukai Mr M.Juga terbukti saat mabuk, Brandi benar-benar menjaganya hingga kembali ke rumah dalam kondisi baik-baik saja.Bahkan setelah Mr M secara tak sengaja bocorkan semuanya, Brandi tak berani lagi macam-macam, ia benar-benar teliti dalam bertugas, apalagi soal keuangan.Dan diam-diam ini justru yang disukai Mr M.“Tak salah kamu aku rekrut…biarpun si nenek lampir yang matrealistis di rumah itu minta duit, jangan langsung kamu kasih, lapor dulu denganku, paham!”“Siap marsekal, semua petunjuk saya laksanakan,” sahut Brandi, yang justru kini makin ingin ‘belajar’ jadi agen hebat dari sang ment
“Ehh enak ajah, aku juga kepingin, suamiku yang udah tua itu letoy bangettt. Alasannya selalu capek sepulang kerja, lhaa istri mulus dan denok di anggurin. Fuji, pinjam yaah, satu malam dyehh,” sahut yang lain tanpa ragu.“Duehh brewok tipisnya, nggak tahan nekk…apalagi kalau kena punyaku, auwww!” sahut yang lain dan tanpa malu-malu lagi mulai mesum, apalagi pengaruh minuman berakolhol mulai merasuki otak mereka.Celotehan semua teman-temannya membuat Fuji pusing sendiri dan dia diam-diam menatap ke Brandi yang terlihat cuek.Semprol sekali mereka ini, aku sendiri belum pernah ngerasain si Brandi, pikir Fujianti dan di otaknya mulai susun sebuah rencana buat si ajudan ganteng ini.Aslinya Fujianti adalah wanita kesepian, tapi dia tidak berani selingku, karena takut dengan Mr M, yang punya anak buah di mana-mana dan pastinya Fujianti tahu, suaminya ini tak pernah kompromi.Ke 6 wanita higtclass ini makin ramai bersenda gurau, apalagi setelah miras mahal yang mereka minum, membuat kesada
Brandi tak bisa menolak saat di sodori minuman berakolhol, akibatnya Brandi yang tak terbiasa minum mulai merasakan kepalanya kleyengan.Melihat Brandi mulai goyang begitu, mereka makin bersemangat merecoki minuman ke Brandi, akibatnya pemuda ini ambruk juga, tak sanggup bertahan lama.Brandi hanya sanggup habiskan dua botol wine berakolhol lumayan tinggi.Fujianti cs pun mengakhiri aksinya, Fujianti yang terbiasa minum lebih kuat di bandingkan Brandi, lalu memanggil seorang sekuriti agar membantu Brandi dimasukan ke mobilnya, mereka memang memutuskan akhiri bersenang-senang malam ini.“Fuji, setelah ini, boleh yaa nanti kami yang pinjam si Brandi,” bisik salah satu temannya kenes, Fuji diam saja tak menyahut. Walaupun hatinya jengkel dengan keganjenan teman sosialitanya ini.Fujianti masih kuat nyiter, tapi dia khawatir juga, jalanan masih ramai. Akhirnya Fujianti singgah di sebuah hotel dan meminta dua sekuriti hotel untuk membawa Brandi ke kamar yang di bokingnya.Kesadaran mulai me
Setelahnya, lagi-lagi Fuji menikmati ‘perkosaan’ yang dilakukan Brandi. Fuji yang selama ini tak berani selingkuh, tapi di tangan Brandi malam ini berubah.Bukannya marah di kasari sang ajudan tampan ini, justru Fuji seakan jadi kuda betina liar, yang butuh di puaskan kuda jantan malam ini. Gaya kasar Brandi menggauli-nya menimbulka sensasi aneh baginya. Sekali selingkuh, justru bertemu Brandi yang gagah perkasa dan gaya bercinta yang kasar.Lama-lama Fujianti bukannya merasa di perkosa, tapi sebaliknya, dia membuka pintu nya seluas-luasnya, agar Brandi menggauli sepuasnya.Fujianti yang juga masih sama seperti Brandi, masih terpegaruh miras.Kini menjerit-jerit 'keenakan' sekaligus menumpahkan air yang selama ini tertahan. Kenikmatan yang selama ini dia impikan dia rasakan saat ini.Fuji bahkan tak ragu minta berbagai gaya, yang dengan senang hati serta wajah sinis Brandi iyakan dengan semangat tinggi.“Gila…teruskan sayangg…achhh…akhirnya aku menemukan pria yang sesuai dengan khalay
“Lebih bangsat lagi kelakuanku, berani selingkuhi istri bos sendiri,” cetus Brandi dan Fuji kaget saat Brandi menggendongnya dan membawa ke dalam kamar lagi.“K-kamu mau apa Brandi,” bisik Fuji, yang terkaget-kaget dengan ulah Brandi, tapi hatinya membuncah, sebagai wanita berpengalaman, dia paham, pagi ini Brandi pasti ingin ajak berlayar lagi di jalan berlumpur.“Kamu cantik dan menggairahkan, pagi ini kita bercinta lagi sayang,” bisik Brandi, sambil melumat bibir seksoi Fuji dan kamar ini pun sunyi, yang terdengar hanya lenguhan dan bunyi orang sedang jalan di tanah yang becek.Lagi-lagi Fuji menikmati gaya bercinta dengan tempo tinggi dari Brandi. Tapi dia justru sangat menikmati percintaan ini, dengan alasan makin kasar justru makin cepat dia klimaks.Mereka berdua bak botol bertemu tutup, cocok satu sama lain, Fuji tak malu-malu lagi ekspresikan dirinya, yang selama ini terpendam.Cukup lama juga mereka bercinta di pagi hari ini, hingga matahari sudah naik agak tinggi. Lalu kemba
Jagat berita tanah air geger, dua tokoh politik tewas mengenaskan. Ahmad Sarmawi di temukan tewas dengan mulut berbusa di sebuah panti pijat dan Jono Anwar tewas kecelakaan mobil tunggal di jalan to arah Jagorawi.Brandi yang baru pulang 5 harian yang lalu dari hotel, setelah satu malam hingga siang hari bersama Fujianti, duduk termangu di depan TV di rumahnya, menyaksikan breaking news ini.Jarak antara kematian Sarmawi dan Jono hanya berselisih 6 jam, Sarmawi tewas pukul 16-an lewat beberapa menit dan Jono pukul 21-an.Selama 4 harian ini Brandi memang tidak ke rumah Mr M, dia hanya masuk kantor di Mabes saja. Karena Mr M masih cuti ke Eropa, sehingga dia berkantor di mabes.“Mr M ternyata tak main-main, dia sudah laksanakan niatnya, benar-benar sangat berbahaya orang ini dan pastinya berdarah dingin,” batin Brandi.Walaupun berjiwa ‘ganas’, Brand bergidik juga dengan ulah si marsekal ini, nekat dan penuh dengan muslihat.Tapi apakah polisi tinggal diam dengan kejadian yang menggeger
“Silahkan duduk Ipda Joko, juga Briptu Dewi,” kata Brandi, sambil duduk di hadapan kedua polisi ini.“Terima kasih…sebelumnya maaf sudah ganggu waktunya pa Iptu Brandi. Kami mnta waktu, untuk ajukan beberapa pertanyaan pada bapak!” kata Ipda Joko ini lagi, Brandi pun mempersilahkan.“Sudah berapa lama pa Brandi jadi ajudan pa Marsekal Marko Jelantik? Dan benarkah anda yang serahkan cek buat bapak Sarmawi dan Jono Anwar..?” “Belum lama pa Joko, baru 5 bulanan ini, ya saya akui itu pernah berikan cek sesuai perintah Mr M…!” sahut Brandi.“Tahukah pa Brandi, darimana uang besar itu diperoleh pa Marsekal Marko Jelantik atau Mr M tersebut berasal? Kami minta maaf sebelumnya, ada kasus lama sekitar 3 tahunan yang lalu, di mana ada sebuah perampokan besar di perusahaan emas di Papua, yang hilang 2 ton emas dan 3 karung uang berbentuk dolar amerika, yang di rampok orang-orang yang berseragam tentara, sejak lama kepolisian curiga, Mr M terlibat aksi jahat itu!”“Maaf pa Joko, saya sama sekali
Selama Lea berada di rumahnya dengan kondisi masih ketakutan, Brandi pun selalu hibur wanita cantik ini, agar jangan terlalu stres berlebihan.“Kamu tenang saja, cuti dulu kuliah dan kalau tak penting-penting amat, di rumah saja,” saran Brandi, Lea tentu saja mengangguk dan makin aman berada di dalam lindungan Brandi.Inilah sifat Brandi yang menganggumkan Lea, Brandi selalu bersikap sopan padanya.Padahal kalau Brandi ingin merasakan kehangatan tubuh denoknya, yang sepintas mirip body mendiang Leni. Lea dengan senang hati berikan itu, kapanpun Brandi pingin.Seminggu kemudian, Brandi pun melihat lagi tayangan TV breaking news. Marsekal Marko Jelantik alias Mr M resmi dinyatakan borunan Polri.Karena terbukti jadi dalang pembunuhan Sarmawi dan Jono Anwar serta keterlibatannya dalam aksi perampokan di perusahaan emas 3 tahunan yang lalu.4 anak buah Mr M yang jadi algojo tenyata tertangkap kepolisian dan mereka akhirnya mengaku, kalau pembunuhan dua tokoh politik yang menggegerkan terse
Beberapa tahun kemudian…!Kita tinggalkan dulu kebahagian Brandi yang kini bina keluarga baru dengan Lula Safitri, istri keduanya dan pasangan ini makin bahagia setelah 3 bulanan kemudian Lula hamil anak pertama mereka, hanya setahun setengah kosong hamil lagi anak kedua.Kita kembali ke Kabupaten Batupecah, di sebuah SMP negeri. Ada satu orang yang punya hubungan istimewa dengan Brandi dan pastinya klan Hasim Zailani.Penampilan remaja tanggung kurus ini biasa saja, bajunya pun kadang lusuh jarang di gosok. Dia bahkan salah satu siswa ‘miskin’ di sekolah ini.Kelebihannya hanya dua, wajah ganteng dan tinggi badan menjulang, hampir 175 cm, di usianya yang baru jalan 15 tahunan. Serta kulitnya yang agak putih kekuningan.Baru juga akan menuju kelas, dia sudah dipanggil 3 orang, yang terkenal sebagai premannya di SMP ini.“Hei Chulbuy, ke sini kau!” bentak salah satu siswa itu. Dengan langkah takut-takut Chulbuy mendekat.“Mana uang saku kamu, kemarin kamu nggak nyetor, apa mau ku hajar
Lula terdiam mendengar dalang pembunuh Fanny adalah Greta, sepulang dari rumah sakit, Brandi menceritakan hal ini, lebih kaget lagi saat tahu Greta kini di rawat di rumah sakit jiwa.“Tak disangka ya Bang, Greta sampai tega dan kejam menyuruh dua eksekutor bunuh ka Fanny yang sedang hamil tua dan hampir saja juga bunuh Abang juga!” kata Lula geleng-geleng kepala, ingat kejadian di jalan tol, ketika dia dan Brandi di kuntit kedua pembunuh itu.“Yahh…mau gimana lagi, sudah takdir Tuhan. Tak terasa juga, bulan depan sudah haul yang pertama bayi kami dan Fanny,” sahut Brandi lirih.“Bang…selesaikan dulu hati Abang dengan Fanny…baru Abang lanjutkan niat untuk…?” Lula sengaja tahan kalimatnya.“Setelah haul yang pertama Fanny dan bayi kami, Abang akan melamar kamu!” kata Brandi tak ada keraguan lagi sambil menatap Lula, sekaligus lanjutkan kalimat terpotong Lula tadi.Lula menatap wajah Brandi, melihat kesungguhan di mata itu, tanpa ragu Lula mengangguk.Karena Lula pun tak mau munafik, seja
“Boleh Om lihat ibu kamu nggak di rumah sakit?” tanya Brandi sambil menatap wajah Radin, yang malah mengingatkannya dengan wajahnya saat kecil, agak mirip dirinya.“Tapi Om, jualan Radin belum habis, kan ini bikinan kak Sonya, dulu ibu yang ngajarin, modalnya banyak loh, hampir 100 ribuan!” sahut Radin polos.“Om yang borong semua jualan kamu, yuks kita ke rumah sakit, ikut mobil Om,” ajak Brandi lagi, kali ini Radin mengangguk, lucunya jaket denim Brandi masih tetap berada di bahunya.“Kamu suka jaket itu Radin?” tanya Brandi, sambi menatap ke bahu ke anak kecil ini.“Suka, eeeh maaf, ini Om jaketnya?” sahut Radin buru-buru kembalikan ke Radin yang sedang pegang setiran, kali ini dia duduk di depan dan Lula sengaja duduk di jok tengah, karena Radin jadi penunjuk jalan.“Nggak usah, simpan saja buat kamu, kan kamu bilang suka, Om masih punya banyak kok!” sahut Brandi lagi dan Radin langsung taruh lagi jaket besar ini di bahunya karena dia masih bocil.Sifat spontan dan polos Radin biki
Lula kaget sekali, namun dia membiarkan saja ulah Brandi yang kini mendekati ke 7 orang ini, justru yang dia khawatirkan adalah ke 7 orang tersebut...!Setelah berjarak hanya 3 meteran, Brandi berhenti dan menatap mereka satu persatu, tentu saja dahinya langsung bergerenyit melihat pemuda yang ‘naksir’ Lula juga ikut dalam rombongan pemuda, jadi pemimpinya pula.Padahal kemarin dia sempat salut dengan pemuda ini, tapi kini langsung pupus, apalagi gaya si pemuda hari ini berubah jadi songong.“Hei kamu orang kota, berani sekali ke sini tanpa lapor dengan kami, penguasa kampung ini,” bentak pemuda ini, sekaligus mengeluarkan sifat aslinya.Lula yang ada di dalam mobil Brandi pun sampai heran, kenapa pria yang naksir dengannya jadi begini sok jagoan.Padahal saat pedekati dengannya, pemuda yang bernama Billy ini sopan sekali dengannya, ternyata Lula kecele.“Oh begitu ya, jadi harus lapor dulu? Nah, aku terlanjur masuk ke kampung di sini, artinya aku hari ini sekalian saja lapor!” sahut B
“Aneh banget si Lula, masa uang pemberianku tak di pakai untuk membantu orang tuanya sendiri?” batin Brandi bingung sendiri dengan sikap Lula ini.Begitu ada kesempatan, Brandi yang penasaran pun ajak Lula bicara berduaan di teras depan. Bibi Mira dan dua adik kemenakannya masih di dalam rumah.“Lula….kenapa kamu tidak ambil uang pemberianku, malah…adikmu berhutang di sebuah warung, untuk beli lauk makan malam kita?” tanya Brandi penasaran.Lula terdiam sesaat, seakan mencari jawaban yang pas!“Bang…jangan marah yaa…jujur aku tak enak pakai uang pemberian Abang itu, terlalu besar dan…bikin aku seolah di beli saja!” sahut Lula.Brandi langsung kaget, tak menyangka Lula akan segitunya berpikir, lama-lama Brandi tersenyum dan tertawa kecil.“Kenapa sampai ada pikiran aku akan beli kamu?” tanya Brandi lagi.“Sekaya-kayanya seseorang, tak masuk akal Bang beri duit segitu besarnya, 30 miliar bukan angka main-main. Pasti ada ada udang di balik batu!” cetus Lula serius, hingga bikin Brandi mak
“Kenapa aku jadi cemen begini, selama janur kuning belum melengkung, artinya masih ada kesempatan,” gumam Brandi.Lalu dengan semangat yang tiba-tiba muncul, Brandi lanjutkan perjalanan menuju ke rumah Lula Safitri, hampir saja dia tadi akan balik lagi ke Jakarta.Baru saja sampai di sebuah tikungan yang menuju rumah Lula, pria muda yang bonceng Lula terlihat sudah pulang dan sempat berselisihan dengan mobil SUV mewah Brandi.Pria ini malah mengangguk hormat saat Brandi sengaja buka kaca mobilnya.“Pemuda yang baik dan sopan, juga lumayan ganteng!” batin Brandi memuji ‘cowok’ yang diyakininya sedang pedekati dengan Lula.Lula yang masih di halaman rumahnya tentu saja heran melihat mobil Brandi dan kini turun dari kendaraan ini.“Abang…tumben ke sini?” tanya Lula sambil sambut Abang angkatnya.“Aku hanya khawatir kalau-kalau kondisi ibu kamu makin memburuk, bagaimana sekarang kesehatannya?” Brandi sengaja berbasa-basi, sekaligus bikin alasan yang masuk akal.“Alhamdulillah makin baik Ba
“Abang Topan, kok diam sihh, eh Abang mau kemana, jangan tinggalin Greta Bang, papa dan mamii sudah mati, kenapa Abang malah ikutan pergiiiii, Greta takut Bangg, Greta kini sendiri, Abang Brandi juga tak peduli dengan Greta…Abangggg!”Tiba-tiba Greta menangis sesengukan, Brandi berbalik dan tak jadi pergi, dia lalu mendekat Greta lagi dan memeluknya erat.Matanya berkaca-kaca, Brandi sekaligus ingat ucapannya pada Greta dulu, saat masih di rumah sakit, setelah sakau di rumah orang tuanya.Dia kala itu janji akan menjaga Greta bak adik sendiri dan janji itu pun pernah dia ucapkan pada Mr M dahulu.Brandi lupa dengan janjinya ke gadis cantik yang malang dan salah didik sejaak kecil ini.Kini semuanya harus dia bayar mahal, Greta jadi gila begini dan istri tercintanya jadi korban, termasuk bayinya dengan Fanny."Ya Tuhann...ini semua salahku, andai dulu Greta ku jaga dengan baik, belum tentu Fanny dan bayi kami jadi korban, Greta hanya butuh perhatian," batin Brandi, sambil kejapkan mata
Brandi malah duduk termangu di sisi ranjang. “Benar kata Lula, aku tak boleh memanfaatkannya…!” batin Brandi sambil mengeluh, sulitnya lepaskan bayangan Fanny dari hati dan otaknya.Tapi sampai kapan dia dan Lula mampu bertahan, sedangkan Lula pernah berujar, hanya akan persembahkan tubuhnya pada suami, bukan pacar apalagi yang tak ada hati!Brandi hari ini berniat langsung ke Mabes Polri, dia ingin tahu bagaimana hasil penyelidikan pihak kepolisian terhadap dua orang yang tewas di mobil yang terbakar hebat tersebut di jalan tol.Tapi dia terpaksa menunda ke sana, saat ke Mabes lagi, banyak pekerjaan yang tak bisa di tunda. Di saat yang sama Lula menelpon ingin pulang kampung, karena ibunya sakit.Kali ini Lula tak perlu lagi memikirkan soal uang, Brandi secara royal langsung transfer hingga 30 miliaran buat Lula. Brandi juga berikan satu mobil mewah buat Lula pulkam ke Sukabumi.“Hmm…kalau gini caranya, aku pensiun dari model pun aman sampai ke anak cucu,” canda Lula sambil memeluk
Candaan Lula tak di tanggapi Brandi, hatinya belum terbuka untuk buka hati buat yang baru, dia beda dengan adiknya Aldot Hasim Zailani, yang cepat move on."Kalau putus, ya cari lagi yang baru Bang, buat apa pusing," itulah jawaban Aldot yang bikin Brandi hanya bisa hela nafas, walaupun dia memang nakal, tapi tak seperti adiknya ini.Brandi malah makin sayang dengan Lula, yang sudah dianggapnya adik sendiri, dia senyum saja dan membiarkan Lula makan sampai kenyang, hingga bersendewa saking kenyangnya.“Bang, kira-kira siapa mereka itu? Apakah ada kaitanya dengan pembunuh mendiang istri Abang?” tanya Lula, sambil ngelap mulutnya.“Ntahlah Lula, kita lihat saja nanti, adikku sedang menyelidikinya!” sahut Brandi sambil menatap gelas minumannya.“Yuks ku antar kamu pulang, ini sudah sore, mana macet lagi, besok saja kita cari rumah buat kamu!” ajak Brandi lagi, Lula mengangguk.Begitu sampai di kos milik Lula, Brandi kaget juga, kos milik Lula ‘sederhana’ saja. Sebagai serang super model