BERSAMBUNG
“Lebih bangsat lagi kelakuanku, berani selingkuhi istri bos sendiri,” cetus Brandi dan Fuji kaget saat Brandi menggendongnya dan membawa ke dalam kamar lagi.“K-kamu mau apa Brandi,” bisik Fuji, yang terkaget-kaget dengan ulah Brandi, tapi hatinya membuncah, sebagai wanita berpengalaman, dia paham, pagi ini Brandi pasti ingin ajak berlayar lagi di jalan berlumpur.“Kamu cantik dan menggairahkan, pagi ini kita bercinta lagi sayang,” bisik Brandi, sambil melumat bibir seksoi Fuji dan kamar ini pun sunyi, yang terdengar hanya lenguhan dan bunyi orang sedang jalan di tanah yang becek.Lagi-lagi Fuji menikmati gaya bercinta dengan tempo tinggi dari Brandi. Tapi dia justru sangat menikmati percintaan ini, dengan alasan makin kasar justru makin cepat dia klimaks.Mereka berdua bak botol bertemu tutup, cocok satu sama lain, Fuji tak malu-malu lagi ekspresikan dirinya, yang selama ini terpendam.Cukup lama juga mereka bercinta di pagi hari ini, hingga matahari sudah naik agak tinggi. Lalu kemba
Jagat berita tanah air geger, dua tokoh politik tewas mengenaskan. Ahmad Sarmawi di temukan tewas dengan mulut berbusa di sebuah panti pijat dan Jono Anwar tewas kecelakaan mobil tunggal di jalan to arah Jagorawi.Brandi yang baru pulang 5 harian yang lalu dari hotel, setelah satu malam hingga siang hari bersama Fujianti, duduk termangu di depan TV di rumahnya, menyaksikan breaking news ini.Jarak antara kematian Sarmawi dan Jono hanya berselisih 6 jam, Sarmawi tewas pukul 16-an lewat beberapa menit dan Jono pukul 21-an.Selama 4 harian ini Brandi memang tidak ke rumah Mr M, dia hanya masuk kantor di Mabes saja. Karena Mr M masih cuti ke Eropa, sehingga dia berkantor di mabes.“Mr M ternyata tak main-main, dia sudah laksanakan niatnya, benar-benar sangat berbahaya orang ini dan pastinya berdarah dingin,” batin Brandi.Walaupun berjiwa ‘ganas’, Brand bergidik juga dengan ulah si marsekal ini, nekat dan penuh dengan muslihat.Tapi apakah polisi tinggal diam dengan kejadian yang menggeger
“Silahkan duduk Ipda Joko, juga Briptu Dewi,” kata Brandi, sambil duduk di hadapan kedua polisi ini.“Terima kasih…sebelumnya maaf sudah ganggu waktunya pa Iptu Brandi. Kami mnta waktu, untuk ajukan beberapa pertanyaan pada bapak!” kata Ipda Joko ini lagi, Brandi pun mempersilahkan.“Sudah berapa lama pa Brandi jadi ajudan pa Marsekal Marko Jelantik? Dan benarkah anda yang serahkan cek buat bapak Sarmawi dan Jono Anwar..?” “Belum lama pa Joko, baru 5 bulanan ini, ya saya akui itu pernah berikan cek sesuai perintah Mr M…!” sahut Brandi.“Tahukah pa Brandi, darimana uang besar itu diperoleh pa Marsekal Marko Jelantik atau Mr M tersebut berasal? Kami minta maaf sebelumnya, ada kasus lama sekitar 3 tahunan yang lalu, di mana ada sebuah perampokan besar di perusahaan emas di Papua, yang hilang 2 ton emas dan 3 karung uang berbentuk dolar amerika, yang di rampok orang-orang yang berseragam tentara, sejak lama kepolisian curiga, Mr M terlibat aksi jahat itu!”“Maaf pa Joko, saya sama sekali
Selama Lea berada di rumahnya dengan kondisi masih ketakutan, Brandi pun selalu hibur wanita cantik ini, agar jangan terlalu stres berlebihan.“Kamu tenang saja, cuti dulu kuliah dan kalau tak penting-penting amat, di rumah saja,” saran Brandi, Lea tentu saja mengangguk dan makin aman berada di dalam lindungan Brandi.Inilah sifat Brandi yang menganggumkan Lea, Brandi selalu bersikap sopan padanya.Padahal kalau Brandi ingin merasakan kehangatan tubuh denoknya, yang sepintas mirip body mendiang Leni. Lea dengan senang hati berikan itu, kapanpun Brandi pingin.Seminggu kemudian, Brandi pun melihat lagi tayangan TV breaking news. Marsekal Marko Jelantik alias Mr M resmi dinyatakan borunan Polri.Karena terbukti jadi dalang pembunuhan Sarmawi dan Jono Anwar serta keterlibatannya dalam aksi perampokan di perusahaan emas 3 tahunan yang lalu.4 anak buah Mr M yang jadi algojo tenyata tertangkap kepolisian dan mereka akhirnya mengaku, kalau pembunuhan dua tokoh politik yang menggegerkan terse
Sepeninggal Fujianti yang pulang dengan kecewa dan hati hampa, karena keinginannya tak terpenuhi, Brandi menyusun buku-bukunya dan memasukannya ke dalam kotak, lalu memerintahkan asisten-nya yang berpangkat Serda memasukan semua ke mobilnya.Mulai hari ini, dia meninggalkan ruang kerjanya yang bersebelahan dengan bekas ruang kerja Marsekal Marko Jelantik yang sudah di pecat dan digantikan pejabat baru dari Angkatan Darat.Berpangkat Letnan Jenderal dan dikatakan orang dekatnya Brando Hasim Zailani, yang artinya militer saat ini di ‘kuasai’ sang taipan tampan ini.Termasuk Kapolri yang baru beberapa bulan di jabat sahabat dekatnya Jenderal Polisi Anang Marjono, yang sebenarnya di pilih Presiden berdasarkan koneksi Brandon Hasim Zailani.Otomatis kini Lettu Brandi Alfonso non job, karena dia belum tahu akan di tempatkan di mana kelak.Saat terkena macet, karena Brandi sengaja bawa sendiri mobilnya, di sisi jalan dia melihat bilboard bergambar Brandon Hasim Zailani, dengan tulisan CEO dan
Melihat sudah on 100 persen, Lea yang sudah terbakar nafsu ini, lalu melepas segitiga bermudanya yang sudah basah sejak tadi.Dia kembali sempat melirik Brandi, yang terlihat masih ‘nyenyak’ tidur.Lea lalu pelan-pelan mengangkangi tubuh Brandi dan mulai menggesekan hutan rimbunnya yang basah tadi ke arah si On ini.Terdengar bunyi orang berjalan di lumpur, begitu dua kutub berlawanan ini saling menggesek. Lenguhan pelan terdengar dari mulut Lea.Si on ini sudah mulai menyeruak lubang air mancur miliknya, yang terus mengeluarkan pelumas. Lea makin lupa diri dan pelan-pelan menekan punggungnya sendiri.“Gilaa…enak banget…!” desisnya tak mampu menahan jiwanya yang mulai terbang ke awan, setelah kepala yang mirip topi baja serdadu ini menyeruak masuk.Arggghhh…desis Lea kaget, tiba-tiba saja ada serangan rudal balistik yang masuk secara tepat ke dalam hutan rimbunnya, lalu menancap kokoh maksimal ke dalam rahimnya yang sempit.Brandi tersenyum dan menarik tubuh Lea lalu melumatnya dengan
Brandi bingung kemana harus hubungi Mr M, juga keluarganya. Untung saja Greta tak terlambat dibawa Brandi ke rumah sakit, andai telat satu jam saja, selesailah jiwa gadis cantik malang ini.Brandi lalu kontak si ART ini melalui telpon rumah, si ART ini sebut, semenjak lama hubungan keluarga Mr M tak akur lagi dan tidak saling kontak.“Hanya ada adik dari mendiang mama-nya Greta, tapi aku sudah lupa, di mana alamatnya, sebab sejak bertahun-tahun mereka lost komunikasi,” kata si bibik ini.Bingunglah Brandi, siapa kini yang harus dia temui dan beritahu kondisi Greta yang kini dalam perawatan intensief ini.Dia juga tak bisa kontak Mr M yang berada di LN dan masih jadi borunan interpol dan pastinya gonta ganti nomor ponsel, unuk hindari di lacak aparat.“Satu-satunya jalan…aku akan bertanya pada…tuan Brandon Hasim Zailani, mungkin dia masih kenal dengan keluarga ibunya Greta…! Sebab cerita Fujianti, mama-nya Greta ini mantan kekasih tuan Brandon di masa muda, sekalian aku akan kisahkan so
“Ada yang aneh kah…Lettu Brandi Alfonso?” tegur Brandon, hingga Brandi kaget dan buru-buru mendekati Brandon sekaligus menyalami pria ini, bahkan dia seolah terhipnotis hingga mencium tanga si taipan ini.“Duduklah…!” kata Brando dengan suara baritonnya yang sangat berwibawa. Kini mereka saling berhadapan.“Maaf kalau aku lancang Om….!” sahut Brandi, yang seakan ‘takluk’ di depan pria ini, yang baginya jauh lebih berwibawa dibandingkan Mr M.Brandi sebenarnya belum tau, kalau Brandon ini polisi non aktif yang baru saja naik pangkat jadi Jenderal Bintang 4, tak lama setelah sahabatnya Jenderal Anang Marjono jadi Kapolri.“Hmm…ada apa Brandon, ada yang bisa aku bantu?” tanya Brandon lagi sambil terus menatap wajah Brandi.“Om…tolong jangan marah, kalau ceritaku ini kurang berkenan dengan Om?”“Sudahlah, langsung saja ke pokok masalah, jangan terlalu banyak drama,” desak Brandon lagi, hingga Brandi makin serba salah.“Apakah…Om kenal dengan wanita bernama Sherly…?”Brandon terdiam sesaat,