BERSAMBUNG
Setelahnya, lagi-lagi Fuji menikmati ‘perkosaan’ yang dilakukan Brandi. Fuji yang selama ini tak berani selingkuh, tapi di tangan Brandi malam ini berubah.Bukannya marah di kasari sang ajudan tampan ini, justru Fuji seakan jadi kuda betina liar, yang butuh di puaskan kuda jantan malam ini. Gaya kasar Brandi menggauli-nya menimbulka sensasi aneh baginya. Sekali selingkuh, justru bertemu Brandi yang gagah perkasa dan gaya bercinta yang kasar.Lama-lama Fujianti bukannya merasa di perkosa, tapi sebaliknya, dia membuka pintu nya seluas-luasnya, agar Brandi menggauli sepuasnya.Fujianti yang juga masih sama seperti Brandi, masih terpegaruh miras.Kini menjerit-jerit 'keenakan' sekaligus menumpahkan air yang selama ini tertahan. Kenikmatan yang selama ini dia impikan dia rasakan saat ini.Fuji bahkan tak ragu minta berbagai gaya, yang dengan senang hati serta wajah sinis Brandi iyakan dengan semangat tinggi.“Gila…teruskan sayangg…achhh…akhirnya aku menemukan pria yang sesuai dengan khalay
“Lebih bangsat lagi kelakuanku, berani selingkuhi istri bos sendiri,” cetus Brandi dan Fuji kaget saat Brandi menggendongnya dan membawa ke dalam kamar lagi.“K-kamu mau apa Brandi,” bisik Fuji, yang terkaget-kaget dengan ulah Brandi, tapi hatinya membuncah, sebagai wanita berpengalaman, dia paham, pagi ini Brandi pasti ingin ajak berlayar lagi di jalan berlumpur.“Kamu cantik dan menggairahkan, pagi ini kita bercinta lagi sayang,” bisik Brandi, sambil melumat bibir seksoi Fuji dan kamar ini pun sunyi, yang terdengar hanya lenguhan dan bunyi orang sedang jalan di tanah yang becek.Lagi-lagi Fuji menikmati gaya bercinta dengan tempo tinggi dari Brandi. Tapi dia justru sangat menikmati percintaan ini, dengan alasan makin kasar justru makin cepat dia klimaks.Mereka berdua bak botol bertemu tutup, cocok satu sama lain, Fuji tak malu-malu lagi ekspresikan dirinya, yang selama ini terpendam.Cukup lama juga mereka bercinta di pagi hari ini, hingga matahari sudah naik agak tinggi. Lalu kemba
Jagat berita tanah air geger, dua tokoh politik tewas mengenaskan. Ahmad Sarmawi di temukan tewas dengan mulut berbusa di sebuah panti pijat dan Jono Anwar tewas kecelakaan mobil tunggal di jalan to arah Jagorawi.Brandi yang baru pulang 5 harian yang lalu dari hotel, setelah satu malam hingga siang hari bersama Fujianti, duduk termangu di depan TV di rumahnya, menyaksikan breaking news ini.Jarak antara kematian Sarmawi dan Jono hanya berselisih 6 jam, Sarmawi tewas pukul 16-an lewat beberapa menit dan Jono pukul 21-an.Selama 4 harian ini Brandi memang tidak ke rumah Mr M, dia hanya masuk kantor di Mabes saja. Karena Mr M masih cuti ke Eropa, sehingga dia berkantor di mabes.“Mr M ternyata tak main-main, dia sudah laksanakan niatnya, benar-benar sangat berbahaya orang ini dan pastinya berdarah dingin,” batin Brandi.Walaupun berjiwa ‘ganas’, Brand bergidik juga dengan ulah si marsekal ini, nekat dan penuh dengan muslihat.Tapi apakah polisi tinggal diam dengan kejadian yang menggeger
“Silahkan duduk Ipda Joko, juga Briptu Dewi,” kata Brandi, sambil duduk di hadapan kedua polisi ini.“Terima kasih…sebelumnya maaf sudah ganggu waktunya pa Iptu Brandi. Kami mnta waktu, untuk ajukan beberapa pertanyaan pada bapak!” kata Ipda Joko ini lagi, Brandi pun mempersilahkan.“Sudah berapa lama pa Brandi jadi ajudan pa Marsekal Marko Jelantik? Dan benarkah anda yang serahkan cek buat bapak Sarmawi dan Jono Anwar..?” “Belum lama pa Joko, baru 5 bulanan ini, ya saya akui itu pernah berikan cek sesuai perintah Mr M…!” sahut Brandi.“Tahukah pa Brandi, darimana uang besar itu diperoleh pa Marsekal Marko Jelantik atau Mr M tersebut berasal? Kami minta maaf sebelumnya, ada kasus lama sekitar 3 tahunan yang lalu, di mana ada sebuah perampokan besar di perusahaan emas di Papua, yang hilang 2 ton emas dan 3 karung uang berbentuk dolar amerika, yang di rampok orang-orang yang berseragam tentara, sejak lama kepolisian curiga, Mr M terlibat aksi jahat itu!”“Maaf pa Joko, saya sama sekali
Selama Lea berada di rumahnya dengan kondisi masih ketakutan, Brandi pun selalu hibur wanita cantik ini, agar jangan terlalu stres berlebihan.“Kamu tenang saja, cuti dulu kuliah dan kalau tak penting-penting amat, di rumah saja,” saran Brandi, Lea tentu saja mengangguk dan makin aman berada di dalam lindungan Brandi.Inilah sifat Brandi yang menganggumkan Lea, Brandi selalu bersikap sopan padanya.Padahal kalau Brandi ingin merasakan kehangatan tubuh denoknya, yang sepintas mirip body mendiang Leni. Lea dengan senang hati berikan itu, kapanpun Brandi pingin.Seminggu kemudian, Brandi pun melihat lagi tayangan TV breaking news. Marsekal Marko Jelantik alias Mr M resmi dinyatakan borunan Polri.Karena terbukti jadi dalang pembunuhan Sarmawi dan Jono Anwar serta keterlibatannya dalam aksi perampokan di perusahaan emas 3 tahunan yang lalu.4 anak buah Mr M yang jadi algojo tenyata tertangkap kepolisian dan mereka akhirnya mengaku, kalau pembunuhan dua tokoh politik yang menggegerkan terse
Sepeninggal Fujianti yang pulang dengan kecewa dan hati hampa, karena keinginannya tak terpenuhi, Brandi menyusun buku-bukunya dan memasukannya ke dalam kotak, lalu memerintahkan asisten-nya yang berpangkat Serda memasukan semua ke mobilnya.Mulai hari ini, dia meninggalkan ruang kerjanya yang bersebelahan dengan bekas ruang kerja Marsekal Marko Jelantik yang sudah di pecat dan digantikan pejabat baru dari Angkatan Darat.Berpangkat Letnan Jenderal dan dikatakan orang dekatnya Brando Hasim Zailani, yang artinya militer saat ini di ‘kuasai’ sang taipan tampan ini.Termasuk Kapolri yang baru beberapa bulan di jabat sahabat dekatnya Jenderal Polisi Anang Marjono, yang sebenarnya di pilih Presiden berdasarkan koneksi Brandon Hasim Zailani.Otomatis kini Lettu Brandi Alfonso non job, karena dia belum tahu akan di tempatkan di mana kelak.Saat terkena macet, karena Brandi sengaja bawa sendiri mobilnya, di sisi jalan dia melihat bilboard bergambar Brandon Hasim Zailani, dengan tulisan CEO dan
Melihat sudah on 100 persen, Lea yang sudah terbakar nafsu ini, lalu melepas segitiga bermudanya yang sudah basah sejak tadi.Dia kembali sempat melirik Brandi, yang terlihat masih ‘nyenyak’ tidur.Lea lalu pelan-pelan mengangkangi tubuh Brandi dan mulai menggesekan hutan rimbunnya yang basah tadi ke arah si On ini.Terdengar bunyi orang berjalan di lumpur, begitu dua kutub berlawanan ini saling menggesek. Lenguhan pelan terdengar dari mulut Lea.Si on ini sudah mulai menyeruak lubang air mancur miliknya, yang terus mengeluarkan pelumas. Lea makin lupa diri dan pelan-pelan menekan punggungnya sendiri.“Gilaa…enak banget…!” desisnya tak mampu menahan jiwanya yang mulai terbang ke awan, setelah kepala yang mirip topi baja serdadu ini menyeruak masuk.Arggghhh…desis Lea kaget, tiba-tiba saja ada serangan rudal balistik yang masuk secara tepat ke dalam hutan rimbunnya, lalu menancap kokoh maksimal ke dalam rahimnya yang sempit.Brandi tersenyum dan menarik tubuh Lea lalu melumatnya dengan
Brandi bingung kemana harus hubungi Mr M, juga keluarganya. Untung saja Greta tak terlambat dibawa Brandi ke rumah sakit, andai telat satu jam saja, selesailah jiwa gadis cantik malang ini.Brandi lalu kontak si ART ini melalui telpon rumah, si ART ini sebut, semenjak lama hubungan keluarga Mr M tak akur lagi dan tidak saling kontak.“Hanya ada adik dari mendiang mama-nya Greta, tapi aku sudah lupa, di mana alamatnya, sebab sejak bertahun-tahun mereka lost komunikasi,” kata si bibik ini.Bingunglah Brandi, siapa kini yang harus dia temui dan beritahu kondisi Greta yang kini dalam perawatan intensief ini.Dia juga tak bisa kontak Mr M yang berada di LN dan masih jadi borunan interpol dan pastinya gonta ganti nomor ponsel, unuk hindari di lacak aparat.“Satu-satunya jalan…aku akan bertanya pada…tuan Brandon Hasim Zailani, mungkin dia masih kenal dengan keluarga ibunya Greta…! Sebab cerita Fujianti, mama-nya Greta ini mantan kekasih tuan Brandon di masa muda, sekalian aku akan kisahkan so
“Jadi Kapoltabes di Banjarbaru Om…?” Chulbuy agak kaget. “Iya Chul, besok kamu harus terbang ke sana, untuk sertijab dengan pejabat sebelumnya,” kata Komjen Joko, yang kini jabat Wakapolri.Saat Komjen Joko jelaskan ini dan itu, mata buaya Chubuy malah terfokus pada seorang polwan cantik berpangkat Bripda, yang jadi asisten sang Wakapolri ini.Komjen Joko mendehem, hingga Chulbuy gelagapan dan si polwan ini menahan tawanya.“Itu kemenakanku, sepupu misanmu sendiri, macam-macam ku ketuk palamu,” sungut Komjen Joko, yang tahu track record keponakannya ini.Chulbuy tertawa berderai dan dia pun tak sungkan menyapa sepupu misannya ini.“Hati-hati dengan si playboy ini Rika, mau shopping atau jalan kemanapun, bahkan mobil atau rumah enteng dia belikan. Tapi kamu nggak bakalan jadi nyonyahnya,” kata Komjen Joko peringatkan Bripda Rika, yang kembali tertawa berderai perlihatkan giginya yang putih rata.“Tenang Om, aku dah tahu sepak terjangnya,” sahut Bripda Rika terkekeh. Chulbuy, kembali k
Dahi Chulbuy berkerut, saat melihat seorang pria tampan berbaju militer mendatangi Kanika dan…memeluknya.Keduanya kini mendekatinya. “Komisaris Chul ini suamiku, Kolonel Pakor,” Kanika tak sungkan kenalkan suaminya, yang tingginya hampir sama dengan Chulbuy.Tak kalah tampannya di bandingkan Chulbuy.Kolonel Pakor dengan ramah menyalami Chulbuy, sehingga otomatis hasratnya padam seketika, tak ada minat lagi ajak Kanika aneh-aneh.Chulbuy ingat pesan paman Darlan di Batupecah, jangan sesekali gauli bini orang, atau ilmu kebalnya runtuh dan dia akan tewas mengenaskan.Setelah pasangan ini berlalu, Chulbuy menepuk jidatnya sambil tertawa sendiri. "Hampir saja, ruwah kajian ilmu kebalku, duehh nafsu-nafsuuu...!" gumam Chulbuy.Setelah beri laporan ke atasannya, Chulbuy hari itu juga terbang ke Bangkok.Tak ingin berlama-lama, walaupun Sawika sempat menelponnya apakah butuh kehangatannya lagi. Namun dengan alasan capek tawaran ‘enak’ ini di tolaknya, dia langsung carter private jet dan te
“Aku ikut!” kata Chulbuy saat Kanika bergegas keluar kafe ini untuk kembali ke markas sektor Pulau Kasino, di mana saat ini dilaporkan anak buah Kanika,Chino Hamuk kabur bersama anak buahnya, yang serbu markas polisi sektor itu.“Jangan bunyikan serine, siapa tahu komplotan itu masih berada di sana, juga agar tak bikin kaget warga di Pulau ini!” kata Chulbuy dan Kanika mengangguk dan tak jadi ambil lampu strobo yang bisa di copot di kap mobil, kini mereka tancap gas menuju ke tempat tadi.Belum 5 menitan tancap gas, tiba-tiba mereka berselisihan dengan dua buah mobil yang larinya sangat kencang.“Kanika sini aku yang bawa, kayaknya itu mobil para komplotan Chino Hamuk,” kata Chulbuy.Kanika langsung mengangguk dan mereka pun bertukar posisi dalam kondisi mobil masih jalan, walaupun perlahan.“Maaf..!” kata Kanika saat tak sengaja duduk di pangkuan Chulbuy, sampai tercium bau harum lembut tubuh si Letkol Polisi ini.Sesaat Chulbuy terlena juga dengan bau parfum ini, apalagi tubuh Kanik
Proses pemindahan uang kemenangan Chulbuy yang sangat besar butuh waktu lumayan lama, saking banyaknya kemenangannya ini.Bahkan keduanya masih sempat ngopi di ruangan khusus, sambil menunggu proses ini, di sinilah Huang Lie cerita, kalau dia mengetahui Chulbuy seorang polisi, karena penasaran."Kok tuan bisa begitu tenang main judinya, andai kartu yang terakhir datang beda, kebayang banyaknya tuan kalah? Juga uangku pasti habis!" kata Huang bertanya, karena penasaran."Sebenarnya kenapa aku tenang?Jujur uang yang aku pakai buat main judi itu uang tak halal juga, makanya aku main tanpa beban. Kalau itu uang negara atau uang pribadi, mungkin sama saja kayak anda, pasti guguplah, aku nggak munafik," cetus Chulbuy, hingga Huang Lie tertawa dan langsung jempol. "Hebat, cerdik dan anda layak di sebut dewa judi," puji Huang lagi.Setelah proses transfer beres, mereka pun langsung ke kantor polisi sektor susul Letkol Kanika.Di markas polisi sektor Pulau Kasino…!“Anda berdua harusnya jang
Huang Lie yang duduk di sisi Chulbuy ikutan tegang, bahkan Sawika pucat pasi, melihat Chulbuy yang terlihat berubah wajahnya.Benar-benar pemandangan yang sangat bikin spot jantung berdetak kencang. Bahkan ratusan penonton yang tentu saja paham main judi poker kini sampai tak ada yang berani bersuara, saking tegangnya.Andai ada yang batuk, pasti se antero ruangan kasino yang luas ini akan terdengar jelas.Wajah Chino Hamuk terlihat makin ceria melihat Chulbuy yang berubah wajahnya. Senyum kemenangan makin nampak dari raut wajahnya.Tapi alis Chino Hamuk kini terangkat, saat melihat raut muka Chulbuy kini kembali berubah, senyum tipis tersungging di bibirnya, bahkan kini Chulbul mengisap cerutunya dengan gaya santai.“Anda memang penjudi hebat tuan Chino Hamuk, tak mudah di gertak, tapi…kartu aku adalah…!”Dengan cepat bak main sulap, Chulbuy tarik kartu bawahnya dan memperlihatkan ke semua orang, apa kartu di bawah itu.Lantas, setelahnya dengan santai meletakaannya di atas meja dan
Inilah trik jitu Chulbuy, yang sengaja permainkan emosi para penjudi lain, terutama Chino Hamuk, Huang Lie pun sampai geleng-geleng kepala melihat hebatnya Chulbuy bermain judi.Taktik Chulbuy berhasil, setelah permainan di lanjutkan, lama-lama 3 orang terpaksa keluar dengan wajah keruh, karena keok besar.‘Teror’ mental yang Chulbuy lakukan benar-benar bikin ke 3 penjudi, yang terdiri dari 2 wanita dan satu orang bule ini out, dengan kekalahan tak sedikit.Kini tersisa Chulbuy, Huang Lie, Chino Hamuk dan satu pria berwajah Asia lainnya, yang Chulbuy duga pasti ‘rekan’ Chino Hamuk.Permainan lanjut, ke 4 orang ini silih berganti menang, tapi lama-lama terlihat, kalau Chulbuy dan Chino Hamuk yang paling unggul, bahkan si pria Asia ini siap-siap out, karena modalnya hampir habis, termasuk…Huang Lie.Huang Lie memang kerap mengalah, seakan beri jalan agar Chulbuy unggul, begitu juga dengan si wajah Asia, yang juga berlaku begitu buat Chino Hamuk.Kartu kembali di bagi untuk ke sekian kali
Penjudi lain tak paham apa yang diomongkan Chino Hamuk, tapi Huang Lie sepertinya paham, terlihat kekagetan di wajahnya, tahu Chulbuy seorang polisi!Tapi si mata sipit ini tentu saja tak ingin bertanya, dia seolah sibuk ‘menyusun’ koin—koin miliknya.“Tentu saja, dari mana lagi aku dapat uang kalau bukan uang sogokan itu. Siapa tahu peruntunganku ada di sini dan uang itu nambah berkali-kali lipat. Nggak perlu jadi penyulundup narkoboy agar tajir melintir, lalu sewa centeng-centeng tolol untuk habisi orang yang pernah di sogok!” sahut Chulbuy kalem sambil senyum kecil, hingga mata Chino Hamuk makin mendelik, mendekati melotot.Sindiran Chulbuy tentu saja sangat telak. Tapi Chino Hamuk kini pasang wajah cuek bebek.“Tuan-tuan dan nyonyah, kita siap bermain. Kartu akan segera di kocok dan di bagi!” si pembagi kartu remi mulai kocok kartunya dan menaruhkan di sebuah tempat khusus.Lalu mulai membagi satu kartu yang di telungkupkan pada ke 7 orang ini, lalu kartu kedua sengaja di buka, dua
Chulbuy seolah menemukan Nova dan Kristin dalam diri Sawika, si gadis Thai ini benar-benar pasangan yang sepadan dalam bercinta.Mau gaya apa saja, ho oh terus si Sawika ini.“Gilaa kamu tuan Mike, i like it…!” lenguh Sawika keenakan saat Chulbuy gunakan jurus gendongnya, juga jurus-jurus ‘mabuk’ lainnya hingga Sawika bilang, baru kali ini menemukan partner yang hebat.Mereka terus bercinta hingga tengah malam dan berlanjut terus hingga 3 hari kemudian.Mereka bahkan malas keluar kamar hotel mewah ini, apalagi Sawika sudah pindah ke kamar Chulbuy, tidak lagi di kamar terpisah.“Sayangnya aku pake pengaman tuan Mike, kalau nggak pasti cakep banget blasteran anak kita yaah,” canda Sawika, setelah untuk ke sekian kalinya mereka kembali memadu ciinta.Chulbuy…hanya tertawa saja, teringat ia ucapan ayahnya, yang juga semacam Undang-undang mutlak bagi keturunan Hasim Zailani, yakni tak boleh lari dari tanggung jawab.“Berani berbuat, beranii tanggung jawab, apapun resikonya,” kata Brandi, ya
“Hehe…tenang aku datang dalam keadaan damai bukan mau bentrok, kenalkan namaku Huang Lie, aku berasal dari Tiongkok,” Huang langsung sodorkan tangannya dan tanpa ragu di sambut Chulbuy.Si Huang Lie ini agaknya punya kebiasaan suka tertawa.“Aku…Mike Gordan, berasal dari Singapura, tapi aku punya dua paspor, Singapura dan Indonesia,” sahut Chulbuy, sebutkan nama samarannya.“Kita duduk lagi, ada yang ingin aku sampaikan, anggap saja kita mulai saat ini sahabat baik dan mitra, mitra main judi poker he-he-he!” kata Huang yang kembali tertawa ini, walaupun dia baru saja alami kekalahan besar.Chulbuy pun ajak Sawika duduk lagi di sisinya, Huang Lie senyum saja melihat polah keduanya yang terlihat 'mesra' ini, dua bodyguardnya tetap berdiri…siaga.“Begini tuan Mike Gordan, 4 hari dari sekarang, aku bakal melawan musuh yang hebat. Dia ini musuh judi bebuyutanku sejak dulu, nah aku minta…maukah tuan Mike berkolaborasi denganku hadapi dia. Sebab di perjudian terakhir dulu, aku kalah banyak, b