BERSAMBUNG
“Brandi kamu di mana? Aku barusan lihat di breaking news, soal hilangnya Bobby dan Zafera. Ciri-ciri pelaku penculiknya dari sebuah CCTV adalah kamu,” Saffana menelpon Brandi yang kini mampir di sebuah kafe di daerah perbatasan Dubai-Muscat.“Tenang Saffana, Bobby dan Zafera memang aku yang bawa, kami kini berada di tempat aman!” sahut Brandi, tanpa mua sebutkan di mana tempatnya.Saat bicara begitu, Brandi melihat Zafera seakan beri dia sebuah isyarat, yang meminta Brandi jangan memberitahu di mana mereka saat ini, Brandi tentu saja langsung paham! “Bolehkah aku menyusul?” Saffana yang tak sabaran ingin bertemu anaknya justru ingin susul Brandi.“Jangan, aku khawatir kamu justru kini di mata-matai aparat, kalau kamu ke sini, sama saja membawa aparat mengetahui persembunyianku,” kata Brandi buru-buru dan menutup ponselnya, lalu tarik nafas plong.Zafera yang mendengar ucapan Brandi langsung angkat jempol. Brandi pun tersenyum kecil, walaupu hatinya bertanya-tanya juga, ada apa ini?“
Setelah belanja buat keperluan Bobby, mereka kembali lagi ke penginapan ini. Tak sadar sejak tadi gerak-gerik mereka di awasi seorang pria, lalu menelpon seseorang.Brandi dan Zafera tentu saja tak menyadari ini…!Hubungan keduanya kini makin akrab, Zafera malah salut dengan pendirian Brandi, yang ngaku sama sekali tak berminat dengan warisan itu.“Aku tahu diri Zafera, aku bukan anak kandung Emir Thamrin. Andai bundaku masih hiduppun pasti akan ku tolak. Lebih penting bagiku akan bertanya siapa ayah kandungku tersebut. Pamanku Ahmad Miller dan bibiku saja tak tahu, siapa sebenarnya ayah kandungku tersebut!” kata Brandi, mirip keluhan.Kaget juga wanita turunan Timteng ini, masa iya seorang Brandi menolak warisan jumbo Emir Thamrin dan Putri Zeremiah.Di mana nilainya tak main-main, bahkan berlipat-lipat dari kekayaan ayanya tersebut.Sedangkan seluruh keluarganya, terutama bibi-bibinya, atau saudara ayahnya, semuanya berebut warisan tersebut, dari dulu hingga saat ini.Sampai-sampai r
“Aku gagal Saffana, pengawal Amir Thamrin berhasil rebut lagi Bobby dari tanganku,” sahut Brandi, sambil pasang mimik menyesal dan seolah tak berdaya.Pria bule tampan ini terlihat menatap sinis ke Brandi, dia seolah meremehkan kemampuannya, tapi Brandi sengaja terlihat bersikap biasa saja. Tidak tunjukan sikap sebaliknya.“Kok…kamu bisa kalah sih, padahal kamu kan seorag serdadu dan sudah sukses menculik Bobby dari peternakan kuda tuan Amir Thamrin yang di jaga sangat ketat itu?” tanya Saffana seolah tak percaya dengan ucapan Brandi.Diam-diam Brandi heran sendiri, darimana Saffana tahu semua ini, seolah-olah wanita pasang alat pelacak di badannya.“Justru itulah kesalahanku Saffana yang tak perhitungkan situasi. Mereka bawa banyak sekali aparat dan aku tak punya pilihan lain selain kabur. Sekaligus melepaskan Bobby dan Zafera yang sempat aku culik,” cetus Brandi sambil melhat tayangan breaking news di TV di dinding aparteman mewah ini.“Saffana lihat!” si bule tadi lalu tunjuk tayang
Brandi senyum kecil saat Saffana dan James White seakan tak sabaran ingin ajak dirinya ke Swiss, untuk cairkan harta warisan itu.“Kita harus segera tuan Brandi, apalagi saat ini tuan jadi borunan aparat Uni Emirat Arab dan juga pegawal tuan Amir Thamrin yang biasa bertindak keras dan kejam,” kata James White kemukakan alasannya dan mulai membujuk.Namun keduanya mendadak terdiam, saat Brandi bilang justru mau balik ke Indonesia dulu, dengan alasan ada urusan pribadi yang tak bisa di tunda-tunda saat ini.Keduanya terdiam seketika, wajah Saffana nampak sekali menampilkan kekecewaan.“Tak bisakah pulang ke Indonesia Anda tunda dulu tuan Brandi, kita akan bertemu notaris yang selama ini jaga tu harta, baru sama-sama dengan notaris ini ke Swiss..! Nah setelahnya, barulah tuan Brandi pulang ke Indonesia…soal bagian harta, nanti kita rundingkan dengan sang notaris itu!” bujuk Saffana.Tapi Brandi yang punya planning sendiri, langsung menggeleng dan bilang pulang ke Indonesia lebih prioritas
“Saya…tahu diri tuan Amir, tahu diri bukan anak kandung Emir Thamrin seperti yang dikatakan Zafera.” Aku Brandi apa adanya.Amri Thamrin terdiam sesaat, jadi cerita Zafera tak bohong, Brandi menolak warisan jumbo tersebut, pikirnya.Inilah yang bikin kagum Amir Thamrin, masih ada orang yang begitu ‘gila’ menolak warisan yang luar biasa besarnya, dan orang ini ada di depannya saat ini, anak muda pula.Pria ini sampai tak habis pikir, ini di luar nalar, batinnya.Amir Thamrin tarik nafas, sambil isap cerutunya, lalu hembuskan pelan-pelan, bingung sendiri dengan pendirian pemuda tampan ini.“Jadi begin…inilah yang aneh Brandi, kami pun semua heran, kenapa malah kamu yang jadi Pewaris Tunggal seluruh harta Emir Thamrin tersebut. Jujur saja, saya sudah bertemu notaris Emir Thamrin dan dia bilang, kunci harta warisan itu ada padamu, karena Emir Thamrin sudah jadikan kamu sebagai passwordnya, siapapun tak akan bisa tanpa password itu…aturan bank sangat ketat, apalagi jumlah warisan ini tidak
“Temuilah tuan Brandon, aku sudah mengontak beliau, kamu besok di tunggu jam 10 pagi di kantornya. Jangan telat beliau itu on time dan super sibuk!” pesan Mr-KN, tanpa mau jelaskan apa alasannya, sehingga Brandi justru di minta bertemu sang taipan ini.Besoknya…!Brandi tiba 30 menit sebelum pukul 10, dan pas jarum menunjukan angka 10, sekretaris cantik Brandon menelpon ke bawah dan minta Brandi segera naik ke atas sekarang juga.Tanpa buang waktu, Brandi sesuai instruksi Mr-KN, jelaskan semua hasil penyelidikannya terkait Mr M dan Tuan Chino Hamuk ini.Brandon mendengarkan dengan seksama hasil penyelidikan Brandi di Dubai tanpa menyela, setelah Brandi selesai cerita, pria ini tersenyum tipis.Terlihat dari wajahnya sama sekali tidak kaget dengan fakta yang barusan Brandi sampaikan. Brandi sampai bingung. Jangan-jangan sepak terjangku selama di Dubai diketahui tuan Brandon ini? pikir Brandi.“Brandi…aku paham tentu kamu bingung bukan? Kenapa sekarang kamu berada di sini.” ceplos Brando
Orang ini terus berjalan dan menuju ke sebuah kafe and resto di mal mewah ini. Brandi terus mengikuti dan kini dia tak ragu masuk ke sana.Setelah mengintai, akhirnya Brandi menemukan wanita tersebut sedang bicara dengan seseorang.Setelah lihat kiri dan kanan, Brandi pun mendekat menguping apa yang dibicarakan wanita yang mirip Audrey ini.“Aku hanya minta uangku, kapan kamu bayar?” terdengar suara wanita ini.“Nikita, aku kan sudah bilang berkali-kali, saat ini aku tak punya uang!” sahut si lelaki itu.“Loh kenapa begitu? Kan kamu janji hari ini, kamu kan kembali dapat order untuk bunuh Tuan Brandon Hasim Zailani dengan bayaran mahal?” sahut wanita ini hingga si lelaki ini terlihat kaget bukan main.“Wanita sialan, jangan keras-keras, nanti kedengaran orang.” kata orang itu lagi, dengan suara geram.“Tak bisa, perjanjiannya kamu bayar hari uangku yang 150 juta kamu pakai, itu bukan jumlah yang sedikit tau. Atau jangan salahkan aku kalau ku bongkar semua kebusukan kalian,” terdengar w
“Nikita kamu di mana, hati-hati jangan bertemu si Andi, dia berniat ingin menghabisi kamu, atas perintah Mr M, karena kamu dianggap akan membocorkan semua rahasianya, Nikita…!” terdengar suara Audrey di telpon itu.“Nikita sudah tewas…!” sahut Brandi pendek.“Ihh ini siapa…apa kamu bilang! Nikita sudah tewas?”“Dia sudah di tembak si Andi di sebuah restoran di mal, kamu cek ke rumah sakit, di mana jenazahnya sedang di urus,” cetus Brandi.Brandi lau langsung menutup ponselnya dan mematikannya sekalian, dia tak mau suaranya di kenali Audrey.Brandi sengaja tak mau sebutkan secara detil, sebab dia yakin di tempat tadi pastinya sudah geger dan viral di mana-mana.“Hmm…aneh sekali, Audrey ternyata kenal baik dengan Nikita juga si Serda Andi ini, mereka rupanya bagian dari komplotan Mr M,” batin Brandi sambil jalankan kembali mobilnya menuju ke pencucian mobil, untuk bersihkan bekas ceceran darah mendiang Nikita.Brandi lalu kontak bagian informasi divisi mereka, agar melacak di mana Serda
“Apes aku, gara-gara Bang Prem dan Ange,” batin Hagu yang terpaksa menahan hati kena semprit Tante Ria.Untung saja, melihat wajah teduh Park Hyung, Hagu bisa menahan hati, sehingga tak buru-buru pamit.Begitu Tante Ria masuk meninggalkan Hagu dan Park Hyung berduaan, barulah secara perlahan Hagu sampaikan maksudnya.Park Hyung lantas berbisik.“Nanti malam aku akan temui kamu di hotel, nggak enak kedengaran ibunya si Ange, kalau Om sih tak masalah Prem dan Ange menikah. Tapi tante kamu itu beda…ada masalalu yang belum kelar dengan…Balang, papanya si Prem!” bisik Park Hyung.Hagu tersenyum menganngguk, soal ini dia sudah tahu, kakek Chulbuy sudah ceritakan padanya kalau Balang dan Tante Ria dahulu pernah ada pertalian asmara yang gagal!Yang bikin Hagu tersenyum, kakek Chulbuy dengan nada bercanda juga pernah bilang, sempat suka dengan Tante Ria saat muda, tapi kalah bersaing dengan Balang.“Tante Ria itu saat muda mirip sekali dengan artis Ariel Tatum, bodynya woww…dari semua sepupu
Dan inilah yang bikin Hagu kaget, Datuk minta Hagu saat ini juga balik ke dunia masa depan saat ini juga. Padahal, dirinya lagi anget-angetnya bersama Park Hymin, kemana-mana selalu bersama.“Saat ini tugasmu selesai, kamu harus balik, jangan di tunda. Tugas lain masih menunggu!”“Tapi aku belum pamit dengan Park Hymin?” Hagu masih ngotot, namun saat melihat wajah Datuk, Hagu kalah wibawa.“Nggak usah…nanti aku sampaikan!”Akhirnya Hagu pun tak berani lagi ngotot, apalagi saat Datuk bilang kalau terlambat, maka Hagu akan terjebak selamanya di masa lalu.Mendengar kalimat ini, Hagu keder juga. Sebab dia aslinya belum sanggup berada selamanya di masa lalu.Datuk lalu mengusap wajah Hagu dan pemuda ini berasa mengantuk dan tidak ingat apa-apa lagi.“Bangun…ini sudah siang, molor saja kerjaan kamu itu Hagu.”Hagu langsung buka matanya dan kaget wajah Cynthia neneknya sudah berada di sisinya. Perasaan awalnya dia bersama Prem, tapi pas kembali malah berada di rumah kakek dan neneknya.“S
Hagu…tak ragu mengiyakan, api nafsu yang berkobar sudah terlanjur tak bisa di tahan lagi dan butuh penyaluran saat ini juga.Hagu mau-mau saja bersumpah dan di bimbing Park Hymin.Park Hymin yang kini bahagia dan sudah berstatus ‘istri’ Hagu, kini tak ragu melepaskan pakaiannya di depan suami keduanya ini.“Sekarang…aku adalah milikmu suamiku, lakukanlah sesukamu,” bisik Park Hymin, dan si bangor ini bak kucing garong melihat ikan segar, langsung menyerbu tubuh putih dan mulus ini.Bercumbu di alam terbuka beralaskan pasir putih hangat menimbulkan sensasi aneh bagi Hagu.Hagu lupa, ini bukanlah alam masa depan di mana dia tinggal, tapi alam masa lalu yang rentang waktunya puluhan tahun.Tapi Park Hymin beda lagi, bertemu pria tampan dari alam masa depan, justru bikin dirinya mabuk kepayang sejak awal melihat Hagu.Saat bersama roh Datuk Hasim Zailani, Park Hymin tak sungkan-sungkan lagi bertanya siapa Hagu ini.Awalnya wanita jelita ini kaget bukan main saat tahu kalau Hagu bukan bera
Mata Hagu terus menatap Dean.“Benaran jadi mirip dengan kakek buyut? Kata kakek Chulbuy, kakek buyut saat kecil supel. Tapi berubah jadi pendiam saat tahu kalau Bahar Irwansyah, suami kedua nenek buyut bukan ayah kandung kakek buyutku…!” pikir Hagu dan senyum sendiri melihat kelakuan Dean yang tak kaku pada siapapun.Sepanjang jalan, Dean selalu menyapa warga dan dengan bersemangat acungkan genggam, tanda merdeka.Hagu kadang menahan tawa melihat kelakuan Dean begitu. "Benar-benar anak aneh, tak beda jauh dengan ayah kandungnya," batin Hagu.Akhirnya setelah satu bulanan, mereka sampai juga di desa di mana Park Hymin berada, kedatangan keduanya di sambut si cantik ini.“Pacar paman kakek cantik sekali, jangan di lepas ya paman kakek, kapan lagi dapat wanita secantik ini..!” ceplos Dean lugu, hingga Hagu melotot, tapi Park Hymin malah tertawa dan membelai kepala Dean."Huss...kamu jangan ngomong sembarangan, anak kecil mau tau ajee urusan orang dewasa," tegur Hagu, pura-pura marah, pa
Hagu terus berlari dan tidak peduli berondongan senjata pasukan Jepang, dia merasa seolah Datuk juga berlari bersamanya.Dia juga tak takut nyasar, karena suara Datuk selalu membimbingnya, Hagu juga tak menyadari sudah berlari hampir satu malaman tanpa merasa lelah, padahal sambil pondong tubuh Dean dan kini sudah sangat jauh meninggalkan markas Jepang ini.Begitu tiba di ujung sebuah desa dan hari sudah pagi, Hagu terheran-heran melihat semua warga desa sedang berpesta pora. Orang tua, anak-anak, pria dan wanita tumpah ruah ke jalanan.“Ada apa ini?” tanya Hagu pada seorang warga desa.“Jepang kalah perang, sekarang kita merdeka dari jajahan mereka, saatnya kita pesta dan rayakan kemenangan ini sobat!” kata warga ini dengan wajah sumringah.“Oh syukurlah..!” batin Hagu lalu menurunkan si anak kecil ini yang ternyata sepanjang malam ketiduran dalam pondongannya.Kini mereka berjalan berdua sambil gandengan tangan, persis seperti ayah dan anak saja, sambil melihat kemeriahan pesta ini.
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini