Brandi kini menjauh dari kamar ini, dia lalu mendekati dua penjaga yang sedang terkantuk-kantuk dan sedang jaga di bagian depan rumah ini.Makan gaji buta saja, kerjanya molor terus, bukannya jaga, pikir Brandi gemas sendiri. Brandi lalu mengambil sebuah batu dan melemparnya ke arah salah satu penjaga ini. Cukup kuat lemparannya dan telak kena.“Tukkk…Aduhhhh, bangsat siapa yang lempar batu ke aku,” bentaknya marah, karena batu tadi tepat kena jidatnya, sehingg benjol sebesar telor puyuh pun terbentuk.Saat itulah dia melihat ada bayangan orang yang berlari menuju ke arah kamar-kamar istri si bosnya ini.“Tubul bangun, ada maling, dia berlari dan menuju ke arah kamar istri-istri si bos!” kata orang ini bangunkan kawannya.Diam-diam dia rupanya ngeri mengejar sendiri, padahal badannya gempal dan lengannya kokoh. Agaknya jiwa hello kitty nya bangkit melihat bayangan itu.Jangan-jangan hantu, pikirnya.“Mana malingnya, berani sekali ke sini,” kata Tubul langsung nanar matanya, sebab sed
Serda Andi buru-buru mau ambil senjatanya yang terjatuh, tapi Brandi langsung bergerak cepat. Sebuah tendangan kembali dia layangkan, saat itulah tanpa diduga Brandi.Tubul sudah bangkit dengan tertatih-tatuh dan bergerak sambil ayunkan goloknya sekuatnya ke arah Serda Andi.Crakkk….!Perut tanpa pakaian Serda Andi terburai, pria ini terjatuh berbarengan dengan tubuh Tubul yang juga ambruk ke tanah.Tembakan Serda Andi yang menembus perutnya, membuat centeng ini tewas tak lama kemudian. Serda Andi bahkan bak ayam kena sembelih, menggelepar di tanah.Brandi sampai terpana melihat pemandangan yang tak di sangka-sangka ini, dia tak keburu menolong Serda Andi.Terdengar teriakan histeris dari istri-istri bos Syamsudin, melihat suami mereka terkapar di tanah dengan tubuh berlumuran darah.Tapi mata tajam Brandi melihat ada dua wanita yang terlihat tak begitu sedih, dialah si istri ke 2 dan istri ke 5 Syamsudin…Loli.Tak lama datanglah patroli polisi, bunyi sirene nguing-nguing membuat temp
7 hari kemudian…!“Bang, ada yang nyari tuh!” Mona sepupunnya panggil Brandi yang tengah asyik bertelponan dengan dua sahabatnya Loha di Flores dan Pelda Majid di Semarang.Lama tak bertemu mereka langsung bertelponan bertiga, Loha malah ajak kedua sahabatnya agar jalan-jalan ke Flores.Dia juga tak ragu perlihatkan Cicil alias Mechalie kekasih bulenya yang kini sudah berbadan dua.Termasuk Pelda Majid, yang juga segera naik pelaminan, karena Sandra si bule Australia naga-naganya juga telat mens. Setelah di pompa terus oleh si Majid.“Siapa Mona?” sahut Brandi, lalu tutup ponselnya.“Wanita Bang, aku nggak kenal juga, cantik lohh ceweknya!” sahut Mona tertawa, lalu mencium tangan Brandi, sekalian pamit ke sekolah bersama Ryan kakaknya, yang sudah pamit ke Brandi dan menunggu di halaman depan dengan motor maticnya.Brandi pun melangkah keluar, dia tertegun saat menatap seorang wanita cantik lembut, duduk di terasnya. Juga ada sebuah mobil SUV keluaran gres nangkring di halaman rumahnya
Demi penuhi janjinya pada Yeni, sekaligus ingin bekuk salah satu pembunuh bayaran Brandon Hasim Zailan. Brandi pun kembali pantau rumah bos Syamsudin, yang baru 1 hari yang lalu di lepas police line-nya.Polisi menutup kasus ini, karena si pelakunya Serda Andi sudah koit!Sedangkan Arka sampai kini masih koma di rumah sakit, sehingga harapan Brandi untuk korek keterangan dari Arka, tentang jati diri rekan Serda Andi si pembunuh bayaran ini buyar.Tugas Brandi memang harus tuntaskan dua eksekutor, seperti job yang dibebankan padanya, oleh Brandon Hasim Zailani saat di Jakarta dulu.Pengamatan Brandi membuahkan hasil di malam ke 3, saat melihat ada sebuah mobil masuk ke rumah tersebut.Dari kejauhan terlihat seorang pria berbadan gempal keluar dari mobil ini, Brandi agak aneh, mobil ini sepertinya milik mendiang Syamsudin.Si pria ini tak ragu masuk ke rumah ini, seolah-olah rumah ini sudah menjadi miliknya saja. “Aneh sekali, kenapa mobil si bos Syamsudin di pegang laki-laki itu,” bati
“Jadi Wiwi kini terganggu jiwanya…?” Brandi menatap AKP Aldot, saat dia beri keterangan di Mapolsek Bitahan.“Betul banget kapten, kamu ternyata ganas juga hajar si pembunuh bayaran itu, sehingga si Wiwi stres dalam waktu dua minggu kehilangan dua selingkuan sekaligus!” ceplos AKP Aldot, saat kembali bersua Brandi di kantornya.“Apa boleh buat APK Aldot, jijik aku dengan tubuh telanjangnya, yang malah rangkul tubuhku sangat kuat, padahal aku tak niat membunuh, hanya refleks saja!” sahut Brandi.“Ha-ha-ha…andai si Wiwi yang rangkul, mungkin beda kali yaa urusannya!” kelekar Aldot.“Wah itu pasti,” sahut Brandi ikutan tertawa.Keduanya terus bercerita panjang lebar, Aldot kini senang, dia seolah dapat mitra baru, untuk binasakan musuh-musuh keluarganya.Aldot juga sudah tahu siapa ‘big bos’ Brandi, yang tak lain dan tak bukan adalah ayahnya sendiri. Brandi apa adanya bilang semuanya.“Kalau pingin, aku punya dua wanita cantik, kamu boleh pilih yang mana!” bisik Aldot sambi kedipkan mata.
Yeni kontan terdiam, tapi isyarat matanya terlihat menunggu…! Menunggu di serang pastinya.Brandi senyum sendiri, sebagai pria berpengalaman, dia paham, saat ini si manis lembut ini sedang menunggu gebrakan dari dirinya.Wanita walaupun kepingin, pasti jaim…!!!Brandi bangkit dan kini duduk mendekati Yeni. Lalu tanpa ragu dia menarik tangan si janda manis ini menuju ke rudal balistiknya yang masih tertutup celana jeansnya.Awalnya Yeni melengus ke samping, malu menatap wajah Brandi. Tapi tanpa di tuntun lagi, tangannya malah menarik resleting Brandi dan kini malah menelusup ke dalam dan akhirnya sampailah ke pengaman segitiga.Tangan lentik ini ternyata sangat trampil. Dalam waktu hitungan detik, Yeni sampai menatap nanar wajah Brandi, tanda kaget, si rudal balistik kini sudah terangkat tegak dalam posisi siap tempur.Yang bikin Yeni melongo, benda ini selain keras, juga bikin tangannya hampir tak muat meremasnya.Brandi langsung menarik wajah Yeni dan melumat bibir merah ini, adu gel
Malamnya…!Brandi menceritakan usahanya ke Ela ibu angkatnya, untuk mencari jati diri ibunya yang ternyata bernama Putri Zeremiah.Ela tentu aja kaget dan tak menyangka, kalau anak angkatnya ini anak seorang wanita keturunan Eropa-Timteng.Walaupun dulu salah satu faktor dia ngebet mau bawa Brandi, karena melihat wajah Brandi saat bayi lucu bak bule, hidungnya mancung pula, tapi rambutnya lurus hitam.Tapi….siapa ayah kandung Brandi?“Jadi keluarga Amir Thamrin juga mengaku tak tahu siapa ayah kandungmu, karena kamu bukan anak Emir Thamrin?” tanya Ela“Betul bu…inilah yang membuat aku bingung, kepada siapa lagi aku bertanya?” keluh Brandi, sambil hela nafas panjang.Tapi ia belum mau menceritakan soal harta warisan jumbo itu, khawatir ibunya keceplosan pada semua orang, ini berbahaya bagi keselamatan dirinya dan juga ibu angkatnya ini.“Satu-satunya jalan…kamu tanyalah pamanmu itu, tuan Ahmad Miller, ku rasa dia pasti tahu dengan siapa dulu ibu kamu dekat!” saran Ela.“Jadi…aku harus b
Marcia tak sungkan ajari Brandi mobil SUV mewah ini saat mereka tes drive, kadang tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan, tapi Marcia pura-pura tak tahu saja.Dia sibuk menjelaskan kelebihan mobil berharga mehong ini, sedangkan Brandi malah keasyikan menatap bodynya yang memang yahud punya.Sesaat Brandi lupa dengan si janda Yeni, karena Marcia di matanya menang segalanya. Walaupun soal denok, Yeni tak kalah dengan Marcia. “Gimana pa…eh Bang saja yaa, Bang Brandi, apakah sudah paham?” tanya Marcia.“Paham gunung montok…aduuuhh eh maksudnya kalau di bawa naik gunung enak nggak?” ceplos Brandi sambil tepuk jidatnya.Marcia malah tertawa dan justru tidak berniat memperbaiki baju blousenya yang mencetak bodynya ini, dengan rok sebatas lutut.“Tentu enak donk Bang, kan ini 4X4, kalau naik gunung yang bisa bergerak, nah itu beda lagi,” sahut Marcia tertawa.“Maksudnya bisa bergerak gimana?” sahut Brand pura-pura lugu.“Ih si Abang pura-pura polos, emank aku nggak tahu sejak di dealer tadi