BERSAMBUNG
“Temuilah tuan Brandon, aku sudah mengontak beliau, kamu besok di tunggu jam 10 pagi di kantornya. Jangan telat beliau itu on time dan super sibuk!” pesan Mr-KN, tanpa mau jelaskan apa alasannya, sehingga Brandi justru di minta bertemu sang taipan ini.Besoknya…!Brandi tiba 30 menit sebelum pukul 10, dan pas jarum menunjukan angka 10, sekretaris cantik Brandon menelpon ke bawah dan minta Brandi segera naik ke atas sekarang juga.Tanpa buang waktu, Brandi sesuai instruksi Mr-KN, jelaskan semua hasil penyelidikannya terkait Mr M dan Tuan Chino Hamuk ini.Brandon mendengarkan dengan seksama hasil penyelidikan Brandi di Dubai tanpa menyela, setelah Brandi selesai cerita, pria ini tersenyum tipis.Terlihat dari wajahnya sama sekali tidak kaget dengan fakta yang barusan Brandi sampaikan. Brandi sampai bingung. Jangan-jangan sepak terjangku selama di Dubai diketahui tuan Brandon ini? pikir Brandi.“Brandi…aku paham tentu kamu bingung bukan? Kenapa sekarang kamu berada di sini.” ceplos Brando
Orang ini terus berjalan dan menuju ke sebuah kafe and resto di mal mewah ini. Brandi terus mengikuti dan kini dia tak ragu masuk ke sana.Setelah mengintai, akhirnya Brandi menemukan wanita tersebut sedang bicara dengan seseorang.Setelah lihat kiri dan kanan, Brandi pun mendekat menguping apa yang dibicarakan wanita yang mirip Audrey ini.“Aku hanya minta uangku, kapan kamu bayar?” terdengar suara wanita ini.“Nikita, aku kan sudah bilang berkali-kali, saat ini aku tak punya uang!” sahut si lelaki itu.“Loh kenapa begitu? Kan kamu janji hari ini, kamu kan kembali dapat order untuk bunuh Tuan Brandon Hasim Zailani dengan bayaran mahal?” sahut wanita ini hingga si lelaki ini terlihat kaget bukan main.“Wanita sialan, jangan keras-keras, nanti kedengaran orang.” kata orang itu lagi, dengan suara geram.“Tak bisa, perjanjiannya kamu bayar hari uangku yang 150 juta kamu pakai, itu bukan jumlah yang sedikit tau. Atau jangan salahkan aku kalau ku bongkar semua kebusukan kalian,” terdengar w
“Nikita kamu di mana, hati-hati jangan bertemu si Andi, dia berniat ingin menghabisi kamu, atas perintah Mr M, karena kamu dianggap akan membocorkan semua rahasianya, Nikita…!” terdengar suara Audrey di telpon itu.“Nikita sudah tewas…!” sahut Brandi pendek.“Ihh ini siapa…apa kamu bilang! Nikita sudah tewas?”“Dia sudah di tembak si Andi di sebuah restoran di mal, kamu cek ke rumah sakit, di mana jenazahnya sedang di urus,” cetus Brandi.Brandi lau langsung menutup ponselnya dan mematikannya sekalian, dia tak mau suaranya di kenali Audrey.Brandi sengaja tak mau sebutkan secara detil, sebab dia yakin di tempat tadi pastinya sudah geger dan viral di mana-mana.“Hmm…aneh sekali, Audrey ternyata kenal baik dengan Nikita juga si Serda Andi ini, mereka rupanya bagian dari komplotan Mr M,” batin Brandi sambil jalankan kembali mobilnya menuju ke pencucian mobil, untuk bersihkan bekas ceceran darah mendiang Nikita.Brandi lalu kontak bagian informasi divisi mereka, agar melacak di mana Serda
Brandi kini menjauh dari kamar ini, dia lalu mendekati dua penjaga yang sedang terkantuk-kantuk dan sedang jaga di bagian depan rumah ini.Makan gaji buta saja, kerjanya molor terus, bukannya jaga, pikir Brandi gemas sendiri. Brandi lalu mengambil sebuah batu dan melemparnya ke arah salah satu penjaga ini. Cukup kuat lemparannya dan telak kena.“Tukkk…Aduhhhh, bangsat siapa yang lempar batu ke aku,” bentaknya marah, karena batu tadi tepat kena jidatnya, sehingg benjol sebesar telor puyuh pun terbentuk.Saat itulah dia melihat ada bayangan orang yang berlari menuju ke arah kamar-kamar istri si bosnya ini.“Tubul bangun, ada maling, dia berlari dan menuju ke arah kamar istri-istri si bos!” kata orang ini bangunkan kawannya.Diam-diam dia rupanya ngeri mengejar sendiri, padahal badannya gempal dan lengannya kokoh. Agaknya jiwa hello kitty nya bangkit melihat bayangan itu.Jangan-jangan hantu, pikirnya.“Mana malingnya, berani sekali ke sini,” kata Tubul langsung nanar matanya, sebab sed
Serda Andi buru-buru mau ambil senjatanya yang terjatuh, tapi Brandi langsung bergerak cepat. Sebuah tendangan kembali dia layangkan, saat itulah tanpa diduga Brandi.Tubul sudah bangkit dengan tertatih-tatuh dan bergerak sambil ayunkan goloknya sekuatnya ke arah Serda Andi.Crakkk….!Perut tanpa pakaian Serda Andi terburai, pria ini terjatuh berbarengan dengan tubuh Tubul yang juga ambruk ke tanah.Tembakan Serda Andi yang menembus perutnya, membuat centeng ini tewas tak lama kemudian. Serda Andi bahkan bak ayam kena sembelih, menggelepar di tanah.Brandi sampai terpana melihat pemandangan yang tak di sangka-sangka ini, dia tak keburu menolong Serda Andi.Terdengar teriakan histeris dari istri-istri bos Syamsudin, melihat suami mereka terkapar di tanah dengan tubuh berlumuran darah.Tapi mata tajam Brandi melihat ada dua wanita yang terlihat tak begitu sedih, dialah si istri ke 2 dan istri ke 5 Syamsudin…Loli.Tak lama datanglah patroli polisi, bunyi sirene nguing-nguing membuat temp
7 hari kemudian…!“Bang, ada yang nyari tuh!” Mona sepupunnya panggil Brandi yang tengah asyik bertelponan dengan dua sahabatnya Loha di Flores dan Pelda Majid di Semarang.Lama tak bertemu mereka langsung bertelponan bertiga, Loha malah ajak kedua sahabatnya agar jalan-jalan ke Flores.Dia juga tak ragu perlihatkan Cicil alias Mechalie kekasih bulenya yang kini sudah berbadan dua.Termasuk Pelda Majid, yang juga segera naik pelaminan, karena Sandra si bule Australia naga-naganya juga telat mens. Setelah di pompa terus oleh si Majid.“Siapa Mona?” sahut Brandi, lalu tutup ponselnya.“Wanita Bang, aku nggak kenal juga, cantik lohh ceweknya!” sahut Mona tertawa, lalu mencium tangan Brandi, sekalian pamit ke sekolah bersama Ryan kakaknya, yang sudah pamit ke Brandi dan menunggu di halaman depan dengan motor maticnya.Brandi pun melangkah keluar, dia tertegun saat menatap seorang wanita cantik lembut, duduk di terasnya. Juga ada sebuah mobil SUV keluaran gres nangkring di halaman rumahnya
Demi penuhi janjinya pada Yeni, sekaligus ingin bekuk salah satu pembunuh bayaran Brandon Hasim Zailan. Brandi pun kembali pantau rumah bos Syamsudin, yang baru 1 hari yang lalu di lepas police line-nya.Polisi menutup kasus ini, karena si pelakunya Serda Andi sudah koit!Sedangkan Arka sampai kini masih koma di rumah sakit, sehingga harapan Brandi untuk korek keterangan dari Arka, tentang jati diri rekan Serda Andi si pembunuh bayaran ini buyar.Tugas Brandi memang harus tuntaskan dua eksekutor, seperti job yang dibebankan padanya, oleh Brandon Hasim Zailani saat di Jakarta dulu.Pengamatan Brandi membuahkan hasil di malam ke 3, saat melihat ada sebuah mobil masuk ke rumah tersebut.Dari kejauhan terlihat seorang pria berbadan gempal keluar dari mobil ini, Brandi agak aneh, mobil ini sepertinya milik mendiang Syamsudin.Si pria ini tak ragu masuk ke rumah ini, seolah-olah rumah ini sudah menjadi miliknya saja. “Aneh sekali, kenapa mobil si bos Syamsudin di pegang laki-laki itu,” bati
“Jadi Wiwi kini terganggu jiwanya…?” Brandi menatap AKP Aldot, saat dia beri keterangan di Mapolsek Bitahan.“Betul banget kapten, kamu ternyata ganas juga hajar si pembunuh bayaran itu, sehingga si Wiwi stres dalam waktu dua minggu kehilangan dua selingkuan sekaligus!” ceplos AKP Aldot, saat kembali bersua Brandi di kantornya.“Apa boleh buat APK Aldot, jijik aku dengan tubuh telanjangnya, yang malah rangkul tubuhku sangat kuat, padahal aku tak niat membunuh, hanya refleks saja!” sahut Brandi.“Ha-ha-ha…andai si Wiwi yang rangkul, mungkin beda kali yaa urusannya!” kelekar Aldot.“Wah itu pasti,” sahut Brandi ikutan tertawa.Keduanya terus bercerita panjang lebar, Aldot kini senang, dia seolah dapat mitra baru, untuk binasakan musuh-musuh keluarganya.Aldot juga sudah tahu siapa ‘big bos’ Brandi, yang tak lain dan tak bukan adalah ayahnya sendiri. Brandi apa adanya bilang semuanya.“Kalau pingin, aku punya dua wanita cantik, kamu boleh pilih yang mana!” bisik Aldot sambi kedipkan mata.