BERSAMBUNG
Mereka menggunakan bahasa Inggris, sehingga Brandi paham apa yang dibicarakan.“Kita harus secepatnya temukan anak Putri Zeremiah itu, aku dapat informasi, anak yang bernama Brandi Alfonso itu seorang serdadu yang bertugas di Papua di Indonesia, dia juga kabarnya porak porandakan kantor bisnis kolegaku Tuan Chino Hamuk,” cetus Amir Thamrin lagi.“Berarti anak itu sudah menjelma jadi pemuda kuat, bukan lemah seperti yang dulu kita terima informasinya,” sahut si wanita ini.Keduanya terus berbincang-bincang, tanpa sadar anak kecil berusia 2 tahunan itu sudah lenyap di bawa Brandi, yang memanfaatkan deru badai pasir di luar rumah mewah ini.Brandi sengaja tidak mau terlalu lama mendengarkan pembicaraan dua orang ini.Brandi harus berjibaku dengan waktu dan badai pasir di luar rumah ini, anak kecil terbangun dan menatap Brandi dengan aneh.Tapi Brandi berbisik kalau dia adalah teman ibunya, sehingga anak kecil ini terdiam dan tidak bicara, dia malah memeluk erat Brandi, saat mendengar suar
“Brandi kamu di mana? Aku barusan lihat di breaking news, soal hilangnya Bobby dan Zafera. Ciri-ciri pelaku penculiknya dari sebuah CCTV adalah kamu,” Saffana menelpon Brandi yang kini mampir di sebuah kafe di daerah perbatasan Dubai-Muscat.“Tenang Saffana, Bobby dan Zafera memang aku yang bawa, kami kini berada di tempat aman!” sahut Brandi, tanpa mua sebutkan di mana tempatnya.Saat bicara begitu, Brandi melihat Zafera seakan beri dia sebuah isyarat, yang meminta Brandi jangan memberitahu di mana mereka saat ini, Brandi tentu saja langsung paham! “Bolehkah aku menyusul?” Saffana yang tak sabaran ingin bertemu anaknya justru ingin susul Brandi.“Jangan, aku khawatir kamu justru kini di mata-matai aparat, kalau kamu ke sini, sama saja membawa aparat mengetahui persembunyianku,” kata Brandi buru-buru dan menutup ponselnya, lalu tarik nafas plong.Zafera yang mendengar ucapan Brandi langsung angkat jempol. Brandi pun tersenyum kecil, walaupu hatinya bertanya-tanya juga, ada apa ini?“
Setelah belanja buat keperluan Bobby, mereka kembali lagi ke penginapan ini. Tak sadar sejak tadi gerak-gerik mereka di awasi seorang pria, lalu menelpon seseorang.Brandi dan Zafera tentu saja tak menyadari ini…!Hubungan keduanya kini makin akrab, Zafera malah salut dengan pendirian Brandi, yang ngaku sama sekali tak berminat dengan warisan itu.“Aku tahu diri Zafera, aku bukan anak kandung Emir Thamrin. Andai bundaku masih hiduppun pasti akan ku tolak. Lebih penting bagiku akan bertanya siapa ayah kandungku tersebut. Pamanku Ahmad Miller dan bibiku saja tak tahu, siapa sebenarnya ayah kandungku tersebut!” kata Brandi, mirip keluhan.Kaget juga wanita turunan Timteng ini, masa iya seorang Brandi menolak warisan jumbo Emir Thamrin dan Putri Zeremiah.Di mana nilainya tak main-main, bahkan berlipat-lipat dari kekayaan ayanya tersebut.Sedangkan seluruh keluarganya, terutama bibi-bibinya, atau saudara ayahnya, semuanya berebut warisan tersebut, dari dulu hingga saat ini.Sampai-sampai r
“Aku gagal Saffana, pengawal Amir Thamrin berhasil rebut lagi Bobby dari tanganku,” sahut Brandi, sambil pasang mimik menyesal dan seolah tak berdaya.Pria bule tampan ini terlihat menatap sinis ke Brandi, dia seolah meremehkan kemampuannya, tapi Brandi sengaja terlihat bersikap biasa saja. Tidak tunjukan sikap sebaliknya.“Kok…kamu bisa kalah sih, padahal kamu kan seorag serdadu dan sudah sukses menculik Bobby dari peternakan kuda tuan Amir Thamrin yang di jaga sangat ketat itu?” tanya Saffana seolah tak percaya dengan ucapan Brandi.Diam-diam Brandi heran sendiri, darimana Saffana tahu semua ini, seolah-olah wanita pasang alat pelacak di badannya.“Justru itulah kesalahanku Saffana yang tak perhitungkan situasi. Mereka bawa banyak sekali aparat dan aku tak punya pilihan lain selain kabur. Sekaligus melepaskan Bobby dan Zafera yang sempat aku culik,” cetus Brandi sambil melhat tayangan breaking news di TV di dinding aparteman mewah ini.“Saffana lihat!” si bule tadi lalu tunjuk tayang
Brandi senyum kecil saat Saffana dan James White seakan tak sabaran ingin ajak dirinya ke Swiss, untuk cairkan harta warisan itu.“Kita harus segera tuan Brandi, apalagi saat ini tuan jadi borunan aparat Uni Emirat Arab dan juga pegawal tuan Amir Thamrin yang biasa bertindak keras dan kejam,” kata James White kemukakan alasannya dan mulai membujuk.Namun keduanya mendadak terdiam, saat Brandi bilang justru mau balik ke Indonesia dulu, dengan alasan ada urusan pribadi yang tak bisa di tunda-tunda saat ini.Keduanya terdiam seketika, wajah Saffana nampak sekali menampilkan kekecewaan.“Tak bisakah pulang ke Indonesia Anda tunda dulu tuan Brandi, kita akan bertemu notaris yang selama ini jaga tu harta, baru sama-sama dengan notaris ini ke Swiss..! Nah setelahnya, barulah tuan Brandi pulang ke Indonesia…soal bagian harta, nanti kita rundingkan dengan sang notaris itu!” bujuk Saffana.Tapi Brandi yang punya planning sendiri, langsung menggeleng dan bilang pulang ke Indonesia lebih prioritas
“Saya…tahu diri tuan Amir, tahu diri bukan anak kandung Emir Thamrin seperti yang dikatakan Zafera.” Aku Brandi apa adanya.Amri Thamrin terdiam sesaat, jadi cerita Zafera tak bohong, Brandi menolak warisan jumbo tersebut, pikirnya.Inilah yang bikin kagum Amir Thamrin, masih ada orang yang begitu ‘gila’ menolak warisan yang luar biasa besarnya, dan orang ini ada di depannya saat ini, anak muda pula.Pria ini sampai tak habis pikir, ini di luar nalar, batinnya.Amir Thamrin tarik nafas, sambil isap cerutunya, lalu hembuskan pelan-pelan, bingung sendiri dengan pendirian pemuda tampan ini.“Jadi begin…inilah yang aneh Brandi, kami pun semua heran, kenapa malah kamu yang jadi Pewaris Tunggal seluruh harta Emir Thamrin tersebut. Jujur saja, saya sudah bertemu notaris Emir Thamrin dan dia bilang, kunci harta warisan itu ada padamu, karena Emir Thamrin sudah jadikan kamu sebagai passwordnya, siapapun tak akan bisa tanpa password itu…aturan bank sangat ketat, apalagi jumlah warisan ini tidak
“Temuilah tuan Brandon, aku sudah mengontak beliau, kamu besok di tunggu jam 10 pagi di kantornya. Jangan telat beliau itu on time dan super sibuk!” pesan Mr-KN, tanpa mau jelaskan apa alasannya, sehingga Brandi justru di minta bertemu sang taipan ini.Besoknya…!Brandi tiba 30 menit sebelum pukul 10, dan pas jarum menunjukan angka 10, sekretaris cantik Brandon menelpon ke bawah dan minta Brandi segera naik ke atas sekarang juga.Tanpa buang waktu, Brandi sesuai instruksi Mr-KN, jelaskan semua hasil penyelidikannya terkait Mr M dan Tuan Chino Hamuk ini.Brandon mendengarkan dengan seksama hasil penyelidikan Brandi di Dubai tanpa menyela, setelah Brandi selesai cerita, pria ini tersenyum tipis.Terlihat dari wajahnya sama sekali tidak kaget dengan fakta yang barusan Brandi sampaikan. Brandi sampai bingung. Jangan-jangan sepak terjangku selama di Dubai diketahui tuan Brandon ini? pikir Brandi.“Brandi…aku paham tentu kamu bingung bukan? Kenapa sekarang kamu berada di sini.” ceplos Brando
Orang ini terus berjalan dan menuju ke sebuah kafe and resto di mal mewah ini. Brandi terus mengikuti dan kini dia tak ragu masuk ke sana.Setelah mengintai, akhirnya Brandi menemukan wanita tersebut sedang bicara dengan seseorang.Setelah lihat kiri dan kanan, Brandi pun mendekat menguping apa yang dibicarakan wanita yang mirip Audrey ini.“Aku hanya minta uangku, kapan kamu bayar?” terdengar suara wanita ini.“Nikita, aku kan sudah bilang berkali-kali, saat ini aku tak punya uang!” sahut si lelaki itu.“Loh kenapa begitu? Kan kamu janji hari ini, kamu kan kembali dapat order untuk bunuh Tuan Brandon Hasim Zailani dengan bayaran mahal?” sahut wanita ini hingga si lelaki ini terlihat kaget bukan main.“Wanita sialan, jangan keras-keras, nanti kedengaran orang.” kata orang itu lagi, dengan suara geram.“Tak bisa, perjanjiannya kamu bayar hari uangku yang 150 juta kamu pakai, itu bukan jumlah yang sedikit tau. Atau jangan salahkan aku kalau ku bongkar semua kebusukan kalian,” terdengar w
Beberapa tahun kemudian…!Kita tinggalkan dulu kebahagian Brandi yang kini bina keluarga baru dengan Lula Safitri, istri keduanya dan pasangan ini makin bahagia setelah 3 bulanan kemudian Lula hamil anak pertama mereka, hanya setahun setengah kosong hamil lagi anak kedua.Kita kembali ke Kabupaten Batupecah, di sebuah SMP negeri. Ada satu orang yang punya hubungan istimewa dengan Brandi dan pastinya klan Hasim Zailani.Penampilan remaja tanggung kurus ini biasa saja, bajunya pun kadang lusuh jarang di gosok. Dia bahkan salah satu siswa ‘miskin’ di sekolah ini.Kelebihannya hanya dua, wajah ganteng dan tinggi badan menjulang, hampir 175 cm, di usianya yang baru jalan 15 tahunan. Serta kulitnya yang agak putih kekuningan.Baru juga akan menuju kelas, dia sudah dipanggil 3 orang, yang terkenal sebagai premannya di SMP ini.“Hei Chulbuy, ke sini kau!” bentak salah satu siswa itu. Dengan langkah takut-takut Chulbuy mendekat.“Mana uang saku kamu, kemarin kamu nggak nyetor, apa mau ku hajar
Lula terdiam mendengar dalang pembunuh Fanny adalah Greta, sepulang dari rumah sakit, Brandi menceritakan hal ini, lebih kaget lagi saat tahu Greta kini di rawat di rumah sakit jiwa.“Tak disangka ya Bang, Greta sampai tega dan kejam menyuruh dua eksekutor bunuh ka Fanny yang sedang hamil tua dan hampir saja juga bunuh Abang juga!” kata Lula geleng-geleng kepala, ingat kejadian di jalan tol, ketika dia dan Brandi di kuntit kedua pembunuh itu.“Yahh…mau gimana lagi, sudah takdir Tuhan. Tak terasa juga, bulan depan sudah haul yang pertama bayi kami dan Fanny,” sahut Brandi lirih.“Bang…selesaikan dulu hati Abang dengan Fanny…baru Abang lanjutkan niat untuk…?” Lula sengaja tahan kalimatnya.“Setelah haul yang pertama Fanny dan bayi kami, Abang akan melamar kamu!” kata Brandi tak ada keraguan lagi sambil menatap Lula, sekaligus lanjutkan kalimat terpotong Lula tadi.Lula menatap wajah Brandi, melihat kesungguhan di mata itu, tanpa ragu Lula mengangguk.Karena Lula pun tak mau munafik, seja
“Boleh Om lihat ibu kamu nggak di rumah sakit?” tanya Brandi sambil menatap wajah Radin, yang malah mengingatkannya dengan wajahnya saat kecil, agak mirip dirinya.“Tapi Om, jualan Radin belum habis, kan ini bikinan kak Sonya, dulu ibu yang ngajarin, modalnya banyak loh, hampir 100 ribuan!” sahut Radin polos.“Om yang borong semua jualan kamu, yuks kita ke rumah sakit, ikut mobil Om,” ajak Brandi lagi, kali ini Radin mengangguk, lucunya jaket denim Brandi masih tetap berada di bahunya.“Kamu suka jaket itu Radin?” tanya Brandi, sambi menatap ke bahu ke anak kecil ini.“Suka, eeeh maaf, ini Om jaketnya?” sahut Radin buru-buru kembalikan ke Radin yang sedang pegang setiran, kali ini dia duduk di depan dan Lula sengaja duduk di jok tengah, karena Radin jadi penunjuk jalan.“Nggak usah, simpan saja buat kamu, kan kamu bilang suka, Om masih punya banyak kok!” sahut Brandi lagi dan Radin langsung taruh lagi jaket besar ini di bahunya karena dia masih bocil.Sifat spontan dan polos Radin biki
Lula kaget sekali, namun dia membiarkan saja ulah Brandi yang kini mendekati ke 7 orang ini, justru yang dia khawatirkan adalah ke 7 orang tersebut...!Setelah berjarak hanya 3 meteran, Brandi berhenti dan menatap mereka satu persatu, tentu saja dahinya langsung bergerenyit melihat pemuda yang ‘naksir’ Lula juga ikut dalam rombongan pemuda, jadi pemimpinya pula.Padahal kemarin dia sempat salut dengan pemuda ini, tapi kini langsung pupus, apalagi gaya si pemuda hari ini berubah jadi songong.“Hei kamu orang kota, berani sekali ke sini tanpa lapor dengan kami, penguasa kampung ini,” bentak pemuda ini, sekaligus mengeluarkan sifat aslinya.Lula yang ada di dalam mobil Brandi pun sampai heran, kenapa pria yang naksir dengannya jadi begini sok jagoan.Padahal saat pedekati dengannya, pemuda yang bernama Billy ini sopan sekali dengannya, ternyata Lula kecele.“Oh begitu ya, jadi harus lapor dulu? Nah, aku terlanjur masuk ke kampung di sini, artinya aku hari ini sekalian saja lapor!” sahut B
“Aneh banget si Lula, masa uang pemberianku tak di pakai untuk membantu orang tuanya sendiri?” batin Brandi bingung sendiri dengan sikap Lula ini.Begitu ada kesempatan, Brandi yang penasaran pun ajak Lula bicara berduaan di teras depan. Bibi Mira dan dua adik kemenakannya masih di dalam rumah.“Lula….kenapa kamu tidak ambil uang pemberianku, malah…adikmu berhutang di sebuah warung, untuk beli lauk makan malam kita?” tanya Brandi penasaran.Lula terdiam sesaat, seakan mencari jawaban yang pas!“Bang…jangan marah yaa…jujur aku tak enak pakai uang pemberian Abang itu, terlalu besar dan…bikin aku seolah di beli saja!” sahut Lula.Brandi langsung kaget, tak menyangka Lula akan segitunya berpikir, lama-lama Brandi tersenyum dan tertawa kecil.“Kenapa sampai ada pikiran aku akan beli kamu?” tanya Brandi lagi.“Sekaya-kayanya seseorang, tak masuk akal Bang beri duit segitu besarnya, 30 miliar bukan angka main-main. Pasti ada ada udang di balik batu!” cetus Lula serius, hingga bikin Brandi mak
“Kenapa aku jadi cemen begini, selama janur kuning belum melengkung, artinya masih ada kesempatan,” gumam Brandi.Lalu dengan semangat yang tiba-tiba muncul, Brandi lanjutkan perjalanan menuju ke rumah Lula Safitri, hampir saja dia tadi akan balik lagi ke Jakarta.Baru saja sampai di sebuah tikungan yang menuju rumah Lula, pria muda yang bonceng Lula terlihat sudah pulang dan sempat berselisihan dengan mobil SUV mewah Brandi.Pria ini malah mengangguk hormat saat Brandi sengaja buka kaca mobilnya.“Pemuda yang baik dan sopan, juga lumayan ganteng!” batin Brandi memuji ‘cowok’ yang diyakininya sedang pedekati dengan Lula.Lula yang masih di halaman rumahnya tentu saja heran melihat mobil Brandi dan kini turun dari kendaraan ini.“Abang…tumben ke sini?” tanya Lula sambil sambut Abang angkatnya.“Aku hanya khawatir kalau-kalau kondisi ibu kamu makin memburuk, bagaimana sekarang kesehatannya?” Brandi sengaja berbasa-basi, sekaligus bikin alasan yang masuk akal.“Alhamdulillah makin baik Ba
“Abang Topan, kok diam sihh, eh Abang mau kemana, jangan tinggalin Greta Bang, papa dan mamii sudah mati, kenapa Abang malah ikutan pergiiiii, Greta takut Bangg, Greta kini sendiri, Abang Brandi juga tak peduli dengan Greta…Abangggg!”Tiba-tiba Greta menangis sesengukan, Brandi berbalik dan tak jadi pergi, dia lalu mendekat Greta lagi dan memeluknya erat.Matanya berkaca-kaca, Brandi sekaligus ingat ucapannya pada Greta dulu, saat masih di rumah sakit, setelah sakau di rumah orang tuanya.Dia kala itu janji akan menjaga Greta bak adik sendiri dan janji itu pun pernah dia ucapkan pada Mr M dahulu.Brandi lupa dengan janjinya ke gadis cantik yang malang dan salah didik sejaak kecil ini.Kini semuanya harus dia bayar mahal, Greta jadi gila begini dan istri tercintanya jadi korban, termasuk bayinya dengan Fanny."Ya Tuhann...ini semua salahku, andai dulu Greta ku jaga dengan baik, belum tentu Fanny dan bayi kami jadi korban, Greta hanya butuh perhatian," batin Brandi, sambil kejapkan mata
Brandi malah duduk termangu di sisi ranjang. “Benar kata Lula, aku tak boleh memanfaatkannya…!” batin Brandi sambil mengeluh, sulitnya lepaskan bayangan Fanny dari hati dan otaknya.Tapi sampai kapan dia dan Lula mampu bertahan, sedangkan Lula pernah berujar, hanya akan persembahkan tubuhnya pada suami, bukan pacar apalagi yang tak ada hati!Brandi hari ini berniat langsung ke Mabes Polri, dia ingin tahu bagaimana hasil penyelidikan pihak kepolisian terhadap dua orang yang tewas di mobil yang terbakar hebat tersebut di jalan tol.Tapi dia terpaksa menunda ke sana, saat ke Mabes lagi, banyak pekerjaan yang tak bisa di tunda. Di saat yang sama Lula menelpon ingin pulang kampung, karena ibunya sakit.Kali ini Lula tak perlu lagi memikirkan soal uang, Brandi secara royal langsung transfer hingga 30 miliaran buat Lula. Brandi juga berikan satu mobil mewah buat Lula pulkam ke Sukabumi.“Hmm…kalau gini caranya, aku pensiun dari model pun aman sampai ke anak cucu,” canda Lula sambil memeluk
Candaan Lula tak di tanggapi Brandi, hatinya belum terbuka untuk buka hati buat yang baru, dia beda dengan adiknya Aldot Hasim Zailani, yang cepat move on."Kalau putus, ya cari lagi yang baru Bang, buat apa pusing," itulah jawaban Aldot yang bikin Brandi hanya bisa hela nafas, walaupun dia memang nakal, tapi tak seperti adiknya ini.Brandi malah makin sayang dengan Lula, yang sudah dianggapnya adik sendiri, dia senyum saja dan membiarkan Lula makan sampai kenyang, hingga bersendewa saking kenyangnya.“Bang, kira-kira siapa mereka itu? Apakah ada kaitanya dengan pembunuh mendiang istri Abang?” tanya Lula, sambil ngelap mulutnya.“Ntahlah Lula, kita lihat saja nanti, adikku sedang menyelidikinya!” sahut Brandi sambil menatap gelas minumannya.“Yuks ku antar kamu pulang, ini sudah sore, mana macet lagi, besok saja kita cari rumah buat kamu!” ajak Brandi lagi, Lula mengangguk.Begitu sampai di kos milik Lula, Brandi kaget juga, kos milik Lula ‘sederhana’ saja. Sebagai serang super model