Share

Bab 115. Pertarungan dua Gagah

"Aku tidak main-main," bisik Asta Renggo. Tangan pemuda itu mencengkeram pundak Raden Prana Kusuma. Bola matanya yang lebar melotot marah. Dia dan ibunya sudah terlanjur menyayangi gadis itu. Mereka tidak akan membiarkan orang lain menyakitinya.

Raden Prana Kusuma tersenyum. "Asta Renggo, kurasa kau terlambat. Sebelum Sekar Pandan bertemu denganmu, dia sudah bertemu denganku terlebih dulu. Jadi aku berhak mengingatkan dirimu untuk tidak terlalu dekat dengannya!" Kedua tangannya menepis tangan Asta Renggo dengan rahang mengeras.

Darah Asta Renggo mendidih. Pemuda itu menyerang titik syaraf Raden Prana Kusuma dengan jari-jarinya. Pemuda keturunan India itu ingin mengetahui kemampuan tamunya. Kalau perlu melumpuhkannya dengan totokan. Dengan kedua tangan, pemuda dari kota raja Majapahit itu menangkis serangan Asta Renggo. Kemana pun tangan pemuda tinggi besar itu ingin melumpuhkan dirinya, disitu juga serangannya dipatahkan.

Raden Prana Kusuma merupakan pemud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status