Share

Bab 114. Menolong Selasih

Raden Prana Kusuma telah lebih dulu membantu gadis itu membersihkan makanannya. Nenek Bunga Seruni mengulum senyum melihat raut wajah anaknya. Dia kalah cepat dengan pemuda tampan yang menjadi tamunya.

Selesai menyantap makanan, mereka duduk di atas tikar. Suara jangkrik dan serangga malam lainnya turut serta meramaikan malam. Asta Renggo diam. Diam-diam dia selalu mengawasi gerak-gerik Raden Prana Kusuma.

"Nek, boleh aku meminta agar Selasih tidak lagi dihukum duduk bersimpuh di halaman? Aku tidak tahu dia memiliki kesalahan apa terhadap kalian. Dia datang ke sini karena mengantar aku yang terluka. Jika Nenek ingin menghukum, hukum aku juga."

Sekar Pandan dan Asta Renggo menoleh pada Raden Prana Kusuma. Asta Renggo mengerutkan alis tebalnya. Dia merasa pemuda itu bertindak tanpa berpikir. Nenek Bunga Seruni tetap melanjutkan makan sirih yang hampir habis. Tampak tidak peduli.

"Tolong ampuni dia. Malam sangat dingin. Dia hanya memakai kemban. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status