Beranda / Pernikahan / Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar / 56. Pertengkaran Kita Tidak Akan Ada Habisnya

Share

56. Pertengkaran Kita Tidak Akan Ada Habisnya

Penulis: GREYWIND
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-25 12:32:22

‘’Valerie…’’

Intonasi Leo terdengar menurun.

Valerie juga merasakan bahwa mobil sudah berhenti. Dan saat ia melihat keluar, ternyata Leo sudah menepikan mobil.

‘’Apa, Mas? Apa belum cukup mas menyakitiku?’’

Mata sembab Valerie menyentuh sisi lembut Leo. Sebagai suami, harga dirinya terluka melihat istrinya bersama pria lain. Padahal Leo telah melarang untuk tidak bertemu dengan Nathan.

‘’Mas hanya cemburu melihatmu bersama laki-laki lain,’’ jujurnya sambil mengontrol emosi. ‘’Kamu melanggar apa yang mas perintahkan. Jadi, seharusnya kamu paham kenapa mas bisa berkata seperti itu.’’

‘’Valerie minta maaf, Mas. Tapi, Valerie hanya ingin meminta penjelasan pada Nathan. Itu saja. Tidak lebih.’’

‘’Penjelasan apa?’’ tanya Leo penasaran.

‘’Bila dijawab, maka pertengkaran kita tidak akan ada habisnya.’’

Valerie hanya tidak mau ini semua berlarut-larut. Valerie hanya ingin hidup tenang, meski sebenarnya tidak. Tapi tak ada salahnya berusaha.

Leo menarik tubuh Valerie, mendekapnya erat-erat. M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   57. Mengunjungi Rumah Sakit

    ‘’Anak papi, hari ini bagaimana kabarnya? Jangan nakal-nakal di dalam ya,’’ ucap Leo dengan menengadah ke atas untuk melihat respon Valerie. Namun yang sedang di pandang malah memandang ke arah lain.‘’Lihat, mami sedang melamun,’’ timpal Leo berusaha menarik perhatian sang istri siri.Namun Valerie masih enggan memberi tanggapan. Persis seperti sejak Leo datang.‘’Ada apa? Kenapa mendiami mas, hm? Apa anak kita menyulitkanmu?’’Bukan. Bukan anak mereka, tapi orang yang akan dipanggil nenek oleh anaknya lah yang membuat Valerie kesulitan.‘’Tidak, Mas,’’ jawab Valerie pada akhirnya.‘’Lalu kenapa diam terus?’’‘’Tidak apa-apa,’’ ucap Valerie acuh. Ia baringkan tubuh dengan posisi menyamping. Melebur lelah akan keadaan.‘’Masih marah karena masalah tadi? Maafkan mas, Sayang. Bukankah tadi mas sudah minta maaf?’’ Leo mencoba mengorek informasi dengan ikut berbaring sambil memeluk tubuh Valerie dari belakang. Bukan Leo yang minta maaf. Tapi Valerie. Mungkin laki-laki itu sudah pikun pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   58. Aku Ingin Bertemu Suamimu

    ‘’Valerie, kamu di sini?’’ seru Nathan saat melihat Valerie mendekat.‘’Jadi Valerie doang nih yang ditegur? Mentang-mentang… ehem,’’ goda Delia seperti kebiasaannya dulu. Menjadi obat nyamuk pasangan itu.‘’Bukan begitu, Del.’’Nathan masih mempertahankan senyum salah tingkah dan tak memindahkan pandangannya sedikitpun dari Valerie.‘’Jadi ini, pacar kamu sekarang?’’Lili menunduk malu mendengar Delia berbicara seperti itu. Apalagi saat semua orang menoleh padanya, termasuk Nathan. Ugh, pipi Lili terasa memanas. ‘’Oh, bukan, bukan. Kami hanya berteman,’’ jawab Nathan datar.Sebagai seorang wanita yang mengharapkan balasan cinta dari seorang pria yang diidam-idamkan, kata-kata Nathan langsung menarik Lili dalam lembah kesedihan.Cara Nathan melihat Valerie, sudah sangat melukai Lili. ‘’Maaf, saya harus kembali bekerja. Ada pasien yang harus dirawat.’’ Dengan segera, Lili pamit meninggalkan mereka bertiga. ‘’Del, kamu keberatan gak kalau aku ngobrol sebentar sama Nathan?’’‘’Oh, sil

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   59. Menjaga Perasaan

    Mobil hitam yang dikendarai Leo akhirnya tiba di pekarangan setelah menerjang hujan selama beberapa jam. Vania buru-buru keluar rumah untuk menyambut suaminya. Tapi yang didapati Vania hanya Leo seorang.Berbekal payung, Vania menjemput Leo dan melihat ke dalam mobil.‘’Loh, Valerie mana, Mas?’’‘’Sama Delia.’’‘’Astaga, kenapa mas biarin?’’ seru Vania dengan payung yang sekarang diambil alih oleh Leo.Leo memimpin jalan, menggiring Vania ke halaman rumah.‘’Memangnya kenapa, Sayang? Valerie gak pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   60. Valerie Ingin Sesuatu

    ‘’Sayang.’’Leo menenangkan Vania. Tangis wanita itu terdengar pilu. Leo tak sampai hati untuk membiarkan Vania sendiri.‘’Sampai kapan aku harus menyembunyikan ini, Mas?’’ isaknya kencang.‘’Seumur hidup. Mau tidak mau.’’Vania langsung menoleh pada Leo. ‘’Selamanya?’’Leo mengangguk, lalu memeluk bahu Vania erat-erat. Ia tau bahwa selamanya adalah waktu yang sangat lama.Valerie telah menyatakan persetujuan, menjadi istri sirinya tanpa batas waktu. Sekarang, Vania juga harus berkorban.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   61. Pengakuan

    ‘’Ulangi sekali lagi?’’‘’Tidak ada siaran ulang!’’‘’Mas serius!’’Valerie tau Leo takut salah dengar. Karena permintaan yang diulang, biasanya akan mempengaruhi si pengucap dan menimbulkan keraguan.‘’Bukankah kita sudah sepakat sebelumnya?’’‘’Awalnya pernikahan kita hanya sampai anak ini lahir. Lalu mas memintaku menjadi simpanan. Sekarang Valerie yang ingin meminta sesuatu. Dengan mengakui Valerie sebagai istri kedua kepada keluarga.’’Leo tertegun memahami setiap kata.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   62. Memangnya Salahku Di Mana, Del?

    ‘’Kamu gila, Val!’’Delia berteriak di depan wajahnya.Bukan tanggapan seperti ini yang Valerie harapkan saat memutuskan untuk mengajak Delia bertemu di luar.Valerie ingin mendapat dukungan, bukannya reaksi terkejut seolah-olah permintaannya pada Leo beberapa jam lalu adalah sebuah hal tak masuk di nalar.‘’Memangnya salahku di mana, Del?’’‘’Memang tidak salah, sih. Aku cuma gak nyangka kalau kamu berani keluar dari sarang lalu memutuskan untuk bermain api.’’‘’Aku sudah bermain api di dalam sarang, Del. Bedanya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   63. Jangan Ikut Campur

    ‘’Mas, di mana?’’‘’Ini di depan.’’‘’Gak ada!’’‘’Coba cari lagi. Mas bisa lihat kamu dari sini.’’Dicari-cari selama beberapa detik, tapi Valerie tidak menemukan Leo di depannya. Apalagi tempat parkir itu lumayan gelap.‘’Mas, serius?’’ Valerie menoleh ke kanan dan ke kiri, masih menggenggam telepon di telinga tapi Leo tetap tidak ada.‘’Mas di ma— Akh!’’Leo muncul di belakangnya. Memelukn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   64. Selamat Tinggal

    ‘’Kau apakan Valerie, Bajingan!’’ serunya beringas.Nathan menarik kerah dan memukuli Leo tanpa henti sampai darah segar terciprat kemana-mana. Sebagai istri, Valerie sangat-sangat tak kuasa melihat suaminya tersudut seperti itu.‘’Hentikan, Nathan. Hentikan!’’ Valerie berteriak melerai sementara Lili menarik-narik tubuh Nathan.‘’Mas, sudah! Cukup!’’‘’Dia menyentuhmu, Val. Dia menyentuhmu,’’ pekiknya sembari tak putus-putus memukul.Hati Nathan begitu sakit. Katakan, laki-laki mana yang mampu melihat wanitanya dinodai oleh orang yang selama ini mengaku sebagai

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02

Bab terbaru

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   259. Cinta Sejati Tidak Ditemukan Dari Satu Wanita

    Selain itu, walau dulunya sering bertengkar, kini Rian sangat menyayangi Gia. Tidak ada lagi aksi nakal hingga Gia menangis.Rian sudah bisa menerima Gia.Bahkan memanggil Gia dan Alia dengan julukan si kembar kedua.‘’Nggak nyangka, ya, kita jadi kakak adik.’’ Rian tersenyum pada Gia, mungkin itu untuk pertama kalinya. Entahlah, mungkin sejak lama Rian sudah peduli dan sayang pada Gia tetapi terlalu malu menunjukkannya karena Gia bukan Alia. Alias sang adik.Tetapi kini sudah resmi. Sehingga Rian tidak menutup apapun lagi.‘’Iya. Semoga kamu jadi kakak yang baik seperti baiknya kamu ke Alia.’’ Gia pun membalas senyuman tersebut. ‘’Kalau mas nggak baik, kasih tau aku saja. Nanti aku laporin ke Papi Leo,’’ celetuk Alia walau mata dan tanganya sibuk menata boneka.Ketiganya tengah main bersama. Tak lama si kembar datang bersama orang tua mereka.‘’Rian, mana kedua mami sama papimu?’’ seru Delia.‘’Di kamar, Tante.’’‘’Ngapain?’’ Alin kini yang bertanya. Padahal mereka sekeluarga beren

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   258. Rumah Sakit Jiwa

    Beberapa hari setelahnya…Vania, Valerie dan Leo kompak menuju rumah sakit jiwa. Melihat Gavi tidak sendiri di dalam dunianya. Sandra dan Elsa menemani, satu ruangan berisi tiga orang.Elsa kehilangan bayinya saat di rumah sakit dan berakhir seperti Sandra yang terobsesi pada Gavi.Hingga kini pun Sandra memanggil nama Gavi.Elsa menyebut nama Rendi.Dan Gavi menyebut nama Vania.‘’Apa ada kemungkinan bisa sembuh?’’ tanya Vania pada perawat yang mendampingi.‘’Bisa. Tapi tidak bisa sembuh total. Hanya jika gejalanya diredakan, mereka akan kembali normal. Tetapi, kemungkinan kambuhnya juga akan sangat tinggi.’’Vania tidak menyangka jika kembalinya dirinya pada Leo adalah penyebabnya. ‘’Lebih baik jangan diredakan. Dia itu kriminal. Kalaupun disembuhkan untuk menjalani pemeriksaan biar bisa dikurung di penjara.’’ Leo masih memendam dendam yang belum terlampiaskan.‘’Dia sudah mendapat hukuman setimpal. Mungkin bukan penjara tempatnya dihukum, tapi di sini.’’ Valerie menepuk bahu Vani

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   257. Buah Dari Perbuatannya Sendiri

    ‘’Kamu biadab!’’Gavi ingin sekali melayangkan tamparan, tetapi…‘’Jangan bergerak!’’ Polisi berteriak tegas.Kenyataan itu membuat peluh bercucuran membasahi tubuhnya. Penyesalan menyeruak masuk, menusuk kalbu. Berawal dari cinta dan abadi menjadi benci.Baru terasa bila memilih Sandra adalah kesalahan terbesar seumur hidup. Dan dirinya menyia-nyiakan Vania. Yang tidak sadar makin tidak ada orangnya makin Gavi jatuh cinta.Pipinya basah meneteskan air mata penyesalan.Mengapa semua diketahui ketika sudah terlambat?Apakah tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya dan Vania bahagia dengan anak mereka?Gavi hanya ingin lepas. Bebas dari sini dan menjemput Vania dengan mulut terucap meminta maaf dan kedua tangan menangkup memohon ampun.Seorang suami pun hanya manusia biasa tidak ada yang sempurna.‘’Aku harus bertemu Vania.’’ Itulah yang terucap dari bibir Gavi.‘’Tidak akan ku biarkan kau mendekati adik iparku lagi.’’ Rendi mendesis sinis.Adik ipar?Tetapi sayangnya belum resmi. Gavi

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   256. Terkuak

    ‘’Apa-apaan…’’‘’Gav, ini anak-anak kita. Aku membawanya karena bayi kita telah gugur. Dan ini sebagai penggantinya. Lihat, lihat,’’ Sandra menarik si kembar ke depan Gavi yang kebingungan dan dua bocah itu semakin takut. ‘’Aku bisa memberimu anak. Mereka lucu juga menggemaskan. Artinya, kita tidak bercerai, bukan?’’Saat ini Sandra terlihat seperti wanita gila. Takut ditinggalkan, membutuhkan kepastian. Ternyata perkataan Gavi membuatnya putus asa sehingga menculik anak orang untuk diakui. ‘’Jika kamu tidak bisa memberiku anak, maka aku akan menceraikanmu,’’ Sandra mengulang kalimat yang pernah Gavi ucapkan. ‘’Dan mereka adalah alasan kamu tidak bisa menceraikan aku, Gav.’’Gavi kian geram dengan tingkah Sandra. Perkataannya sudah kemana-mana.‘’Yang aku maksud dari rahimmu. Bukan dari rahim orang lain!’’ desisnya. Andai bisa berteriak tentu dibarengi kekerasan. Tapi ini rumah sakit. Di mana dirinya sedang bersembunyi untuk menjalankan rencana.‘’Ini anakku, Gav. Mereka adalah anak

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   255. Leo Menggantikannya

    Senja di sore hari. Pemandangan indah untuk dinikmati dengan mata telanjang. Di saat orang-orang baru pulang dari lelahnya mencari uang, Gavi berdiri di balkon dengan earphone yang baru saja dihancurkan olehnya.Penyadap yang diletakkan di jendela tempat Vania dirawat meremukkan hatinya menghancurkan rencana yang telah disusun matang.Rasanya tidak mungkin secepat itu Vania memutuskan menikah lagi. Mungkinkah dengan trauma yang diberikannya Vania bisa membangun rumah tangga dalam waktu dekat? Apalagi menikah lagi dengan mantan suami pertama.Tidakkah Vania merasa malu?Tidakkah Vania berpikir sampai ke sana?Setelah Vania keluar dari rumah sakit, dirinya akan menculik Vania dan juga putri mereka tinggal bersamanya.Di rumah yang dibelinya ketika melihat gelagat Vania tidak mau lagi serumah dengan Yura.Gavi tidak sudi, putrinya memanggil Leo sebutan papa padahal Gia adalah anaknya.Mungkinkah Gia dipaksa? Gia dicuci otaknya agar lupa padanya yang kini menyesal menyia-nyiakan anak dan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   254. Pertanda Mimpi

    ‘’Gia kangen dipeluk. Dicium. Dibacakan dongeng sebelum tidur.’’ Betapa bayangan Gavi mencuat ke relung hati. Tangisan itu tidak lagi tentang keinginan melainkan tentang kerinduan.Rindu dengan sang ayah.Mulai dari caranya bicara.Mengajaknya bercanda.Menyuapinya.Dada Gia kian terasa sesak, menyadari kalau itu semua tinggal kenangan. Luka yang dicurahkan sang ayah sudah terlalu dalam, mengobati pun akan percuma karena tidak akan bisa sembuh.‘’Gia mau ketemu sama papa, Nak?’’ Terasa berat sekali bertanya. Tetapi sebrengsek apapun mantan suaminya itu, tetaplah ayah bagi putrinya.Namun dengan tegas Gia menggeleng.Valerie dan Vania pun dibuat heran.Gia angkat kepala yang menyembunyikan air matanya. Lalu menyeka walau airnya masih saja keluar. Terlalu sakit sehingga butuh sedikit lebih lama untuk kembali bicara.‘’Gia nggak mau papa Gavi.’’ Intinya, Gia cukup ingat kenangannya dengan Gavi tapi tidak mau papanya Gavi lagi. Traumanya sudah mendarah daging. Gia bisa mengingat dengan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   253. Meminang Sang Kakak

    ‘’Kamu mau menikah lagi?’’Begitulah yang didengar Leo.Valerie mendesah panjang. Membuatnya harus mengulang lagi. Mengatakannya saja sudah sangat sulit apalagi ini sampai dua kali.Wanita kuat sekalipun akan rapuh bila meminta sang suami mendua.‘’Dengar, nggak? Tolong nikahi Mbak Van,’’ ucapnya lemah tanpa berkedip.Kata-kata itu membuat Leo membesarkan matanya. Sekaligus menggelengkan kepala. Lalu tertawa merasa tidak masuk akal.‘’Sayang, pikiran kamu nggak beres di sini. Sebaiknya kita pulang ke Kalimantan. Mas pesan tiket sekarang.’’ Leo mengambil ponsel dan langsung membuka aplikasi pemesanan penerbangan, tetapi, Valerie menurunkannya.‘’Valerie serius!’’ Cara bicara Valerie bukanlah cara bicara yang biasanya. Leo merasa permintaan itu sangat konyol. Karena tidak sama seperti meminta permen ataupun tas mahal. Leo mengira jika menurut apa yang diinginkan Valerie semua akan lebih mudah ke depannya. Tetapi dugaannya salah.Dirinya pun sampai hati tidak mau membantu Vania lagi.

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   252. Memberi Separuh Atap

    ‘’Iya, Ma. Tapi Gia takut kalau nanti di sekolah ada Tante Sandra lagi. Boleh nggak, Gia bawa om-om itu besok?’’ Gia menunjuk pengawal di depan ruangan.Sebagai ibu, Vania sedih anaknya jadi merasa terancam. Seolah keselamatannya berada di ujung tanduk.Seharusnya Vania menjadi tameng terdepan untuk melindungi, tetapi di saat Gia membutuhkannya Vania malah terbaring sakit.Dan ketika bangun penyerangan itu sudah terjadi.‘’Gimana, Ma? Boleh, nggak?’’ pintanya penuh harap.‘’Jangan om itu, ya. Om lain saja. Gimana kalau Pak Sena?’’ Vania tidak mau merepotkan Valerie. Takutnya Valerie kian benci padanya.Sudah bagus Valerie ada bersamanya walau tidak berkata apapun sejak dirinya bangun. Meski sebenarnya Vania mengharapkan pelukan hangat juga beberapa kalimat dari sang adik. ‘’Tentu boleh. Gia mau yang mana?’’ Valerie mendekati ponakannya, seolah menawarkan mainan boneka.Sejak tadi menunggu waktu yang tepat, akhirnya ada pembicaraan yang bisa membuatnya terlibat.Vania menatap Valerie d

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   251. Luka Kehilangan Anak

    ‘’Siapa yang nggak punya otak, Al?’’ Tiba-tiba saja Rian sudah berada di sebelah Rico.‘’Itu tuh, Mas.’’ Menunjuk si kembar dengan mulut yang dimajukan.‘’Kalian apakan adikku?’’ ‘’Jangan salah paham, Sepupu. Kami hanya bercanda.’’ Raffi cengengesan lalu menyenggol lengan Rico untuk ikut tertawa. ‘’Dasar kalian!’’ Alia menggeleng-geleng tetapi sesaat kemudian sudah berdamai lagi.Rian melihat sedikit embun di mata Gia, tetapi tidak berkata apapun. Ingin berempati namun kelakuannya selama ini membuatnya malu untuk tiba-tiba memberi perhatian.‘’Kamu sudah nggak sedih lagi, kan?’’ ‘’Sedikit,’’ jawab Gia pelan.‘’Ayo kita main. Nanti papa aku jemput, terus ngajak kita main di mall,’’ jabar Alia dengan rasa bahagia.Lili dan Nathan sudah menganggap Gia juga sebagai anak mereka. Sangat tidak tega melihat Gia sendirian bertemankan Pak Sena dan Inah saja. Apalagi Alia sering bercerita, betapa sedihnya Gia selama sekolah.Tidak adanya kemajuan tentang Vania, berpengaruh besar pada sang pu

DMCA.com Protection Status