Share

172. Firasat Istri

Author: GREYWIND
last update Last Updated: 2024-05-16 14:00:52

Firasat seorang istri tak pernah berdusta, bahkan meleset pun jarang. Vania langsung datang ke rumah sakit dan berjanji akan kembali dalam satu jam pada Gia dan keluarga Arka.

Vania tidak yakin, tapi semua harus dipastikan dengan mata kepala sendiri. Bahwa, Gavi bermain api di belakangnya.

Vania sudah akan menuju ruangan Gavi, namun telinganya tak sengaja mendengar nama Sandra disebut. Sehingga kaki yang terburu-buru pun terpaksa dihentikan lajunya.

‘’Sandra belum keluar-keluar juga dari ruangan Dokter Gavi?’’

‘’Kayaknya belum, tuh. Ya ampun, kalau istrinya tau gimana, ya?’’

‘’Tapi istrinya Dokter Gavi jarang sekali datang ke sini. Bisa dihitung pakai jari

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   173. Maaf Dari Hati

    ‘’Ayo cepat minta maaf.’’ Tak akan Leo biarkan putranya membuat onar.‘’Memangnya salah Ryan apa, Pi?’’ balasnya karena merasa tak melakukan kesalahan.‘’Masih bisa bertanya?’’ Leo mulai naik darah. ‘’Memangnya papi dengar Ryan ngomong apa ke dia?’’ Menunjuk Gia yang masih jadi pusat simpati orang-orang.‘’Mamaaaaaaaaa…’’ Gia berteriak pilu lalu memeluk Vania yang mendekatinya. Air mata terus saja mengalir di pipi Gia. Sekalipun Vania telah mengusapnya, tetapi tetap tak kunjung henti.‘’Cup, cup. Hapus air matanya, ya. Nanti cantiknya Gia hilang, loh.’’ Vania mencoba menenangkan.‘’Mbak Van, kenapa?’’ Vania menggeleng. Karena, dia pun tidak tahu apa yang terjadi.‘’Cantik kenapa? Kasih tahu Tante Valerie. Cantik diapain Ryan?’’‘’Orang dia memang jelek, kok.’’‘’Mamaaaaaaaaaaa…’’Pletak!‘’Aduh!’’ Lagi-lagi mendapat hadiah dari Leo.Isakan Gia membuat semua mata tertuju pada Gia dan berakhir pada Ryan.‘’Sekarang sudah tahu salahnya apa?’’ tekan Leo.‘’Papi, Ryan kan bicara jujur, P

    Last Updated : 2024-05-20
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   174. Tak Sanggup Menerima

    Udara di sekitar telah berubah temperaturnya. Sejuk karena bumi dibasuh hujan rintik-rintik. Berdiri dengan kaki lemah dan berada di antara pemandangan memilukan, Vania terkejut dengan ramahnya Yura pada Sandra. Sehingga tak hanya menyakiti mata, namun juga menyakiti hati. Kini merangkul Sandra dan juga tak sungkan melempar senyuman.Dulu Vania juga diperlakukan seperti itu. Namun sekarang sudah tidak.Bertanya-tanya dengan manik perih, kapan Yura akan memperlakukannya seperti itu lagi? Dalam hati begitu rindu.Pantas saja Sandra berani bertindak agresif, rupanya karena telah akrab dengan sang mama mertua sehingga berani bertindak suka-suka. Sama-sama liar mau itu di tempat kerja ataupun di luar.‘’Gav, kamu mau kemana?’’ Sandra menarik tangan Gavi karena melihatnya akan pergi. Namun Gavi segera menyentak pegangan itu hingga terlepas.‘’Aku mau ketemu istriku. Gak biasa-biasanya aku pulang jam segini. Vania pasti nyariin.’’‘’Nggak apa-apa dong, Gav. Kan kamu terlambat karena istrimu

    Last Updated : 2024-05-27
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   175. Kamu Kaget?

    Elsa…Sandra…Rupa memang sama. Namun tabiat siapa yang bisa menduga?Sandra berani mendekati atasan. Sementara Elsa, begitu profesional dan hanya bergerak di balik meja kerja saja.Melirik Leo atau Rendi pun, Elsa bahkan tak pernah..Wanita muda itu selalu terfokus pada berkas laporan, laptop dan juga jadwal bos.Vania termenung berbaring di tempat tidur. Memikirkan wanita yang dijanjikan Yura akan menggantikan posisinya.Sedangkan Gavi, bersandar pada sofa bertanya-tanya akan sikap Vania. Karena tiba-tiba terlihat begitu sedih.‘’Sayang, apa acara ulang tahun si kembar berjalan lancar?’’ ‘’Ya.’’‘’Kamu sudah makan?’’‘’Sudah.’’Gavi mencoba bersabar. ‘’Gia sudah tidur?’’‘’Sudah.’’Kali ini segera mencari tahu dengan berlutut di samping Vania. ‘’Kenapa?’’‘’Kenapa apanya?’’ Vania menyembunyikan perasaan dengan berbicara pelan. ‘’Apa karena kehadiran Sandra?’’ Gavi menduga cepat.Vania diam namun pandangan tetap bertautan. Gavi tak bisa berbuat apa-apa sekalipun telah mengetahu

    Last Updated : 2024-05-29
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   176. Buang Saja

    Sulit menerima jika Gia menyukai Sandra. Orang yang harusnya Gia jauhi tapi malah mudah untuk akrab dengan Gia.Apakah nantinya, Gia akan menerima Sandra sebagai ibu tiri?Vania menatap langit gelap dari jendela. Rasanya cobaan datang bertubi-tubi.Tapi, selagi Gavi menolak, maka pernikahan itu hanya sebatas mimpi bagi Sandra.Bukannya Vania tak membaca situasi, bahwa keinginan Sandra bisa terwujud, hanya jika Gavi setuju.‘’Nyonya!’’Lamunan Vania teralihkan oleh suara teriakan.Ketika melihat ke dapur, Lia s

    Last Updated : 2024-05-30
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   177. Setelah Bercinta

    Mata bulat indah mempesona. Tubuh bagus bak gitar spanyol. Tinggi semampai layaknya model ibu kota.Itulah Sandra di mata Vania.Tak ada kecacatan di fisik namun cacat dimoral.Seandainya Sandra tidak terang-terangan menginginkan jadi istri Gavi yang lain, mungkin Vania akan mengagumi kemolekan wanita ini.Mata Sandra turun dari atas ke bawah. Melihat penampilan Vania, Sandra terlihat sangat terganggu.‘’Ada apa kamu kemari?’’‘’Vania, boleh aku bicara empat mata?’’Vania pun mempersilakan Sa

    Last Updated : 2024-05-30
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   178. Dok?

    Berulang kali Vania mengatakan…‘’Gav, baiknya aku tidak menjenguk mama. Kamu saja, ya?’’Namun berulang kali juga Gavi menjawab…‘’Tidak baik bersikap begitu, Sayang. Biarkan mama dengan sifat buruknya, kamu jangan ikut-ikutan.’’‘’Tapi—’’‘’Percayalah. Mama hanya sementara saja begitu. Tidak akan selamanya.’’Namun bagi Vania sudah sangat lama. Bahkan secercah sikap bila Yura akan berubah pun tidak kelihatan sama sekali. Tapi khirnya, di sanalah Vania berada. Berdampingan dengan Gavi di depan kamar sang mertua.Yura tengah tidur dengan Lia yang menjaga. Lega sekali napas Vania, karena tak perlu berkontak mata sekaligus bertatapan wajah.Kalimat tanya yang telah disiapkan pun tampaknya tak perlu keluar dari mulut Vania.‘’Bagaimana mama?’’‘’Tuan,’’ Lia melirik Vania sekilas. ‘’Nyonya membaik, Tuan.’’ Sebenarnya ada yang ingin Lia sampaikan. Namun tak enak mengatakannya. ‘’Ada apa? Katakan saja,’’ seru Gavi melihat gelagat takut di mimik sang art.‘’Anu, Tuan. Itu… tadi…’’ ‘’Bibi

    Last Updated : 2024-05-31
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   179. Air Mati

    Tut!Bersama tarikan napas pendek, Vania menutup telepon dari Gavi.Sebenarnya masih ingin berlama-lama. Tetapi, Vania tak bisa menolak karena sudah berkunjung sejak tadi pagi.Gia yang tengah asik bermain dengan Inah dan Pak Sena pun, mau tak mau harus Vania interupsi.‘’Papa menelepon. Kita harus segera pulang.’’‘’Yah, padahal Gia, kan, baru main sebentar, Ma,’’ serunya tak ingin beranjak.‘’Pak Sena sama Inah sudah lelah, Nak. Nanti kita main lagi, ya?’’‘’Kapan, Ma?” ‘’Kalau Gia libur,’’ seru Vania dengan seulas senyum menjanjikan.‘’Kenapa Bi Inah dan Pak Sena tidak kita bawa saja, Ma?’’‘’Waduh, memangnya bibi dan Pak Sena ini barang?’’ celetuk Inah sembari terkekeh.‘’Aku sih enggak. Kalau kamu memang iya, Nah,’’ balas laki-laki tua itu tak mau kalah.‘’Dasar aki-aki bau tanah. Pergi sana siram kebun.’’ Dilemparnya boneka panda ke muka Pak Sena.‘’Aduh. Enak saja. Aku sudah tadi pagi. Gantian dong!’’ Pak Sena jadi sewot. Lalu balas melempar boneka barbie. Tepat mengenai kepala

    Last Updated : 2024-05-31
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   180. Kedatangan Gavi

    Tak boleh menggoda. Sandra telah berjanji. Tak boleh lagi mencari perhatian Gavi. Hidup ikhlas tanpa bayang-bayang seseorang. Sekalipun rasa cintanya tumbuh begitu besar, namun Sandra berusaha berkomitmen menjalankannya.Namun hari ini, tanpa perlu melakukan hal yang telah Sandra batasi, Gavi malah mendatanginya. Kini bahkan saling bertatapan dalam. Memeluknya erat.Sandra segera tersadar ketika handuk yang melilit akan terlepas dan menarik diri secepatnya.Beruntung sempat tertahan meski gunung kembar itu sempat terlihat setengah.Gavi menelan ludah dan Sandra menjadi salah tingkah.‘’Aku kemari ingin melihat mama. Maaf tidak tahu kalau kamu…’’‘’Bukan salahmu, Gav. Aku yang salah keluar dengan kondisi begini,’’ serunya dengan wajah menunduk. Bagaimana tidak? Rasa malu membuncah di dalam dada.‘’Aku akan segera keluar. Sekali lagi maaf.’’Sandra menarik napas dalam-dalam begitu Gavi sudah menghilang. Jantungnya berdegup kencang. Sementara Gavi, juga merasakan hal yang sama. ‘’Gav

    Last Updated : 2024-06-01

Latest chapter

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   259. Cinta Sejati Tidak Ditemukan Dari Satu Wanita

    Selain itu, walau dulunya sering bertengkar, kini Rian sangat menyayangi Gia. Tidak ada lagi aksi nakal hingga Gia menangis.Rian sudah bisa menerima Gia.Bahkan memanggil Gia dan Alia dengan julukan si kembar kedua.‘’Nggak nyangka, ya, kita jadi kakak adik.’’ Rian tersenyum pada Gia, mungkin itu untuk pertama kalinya. Entahlah, mungkin sejak lama Rian sudah peduli dan sayang pada Gia tetapi terlalu malu menunjukkannya karena Gia bukan Alia. Alias sang adik.Tetapi kini sudah resmi. Sehingga Rian tidak menutup apapun lagi.‘’Iya. Semoga kamu jadi kakak yang baik seperti baiknya kamu ke Alia.’’ Gia pun membalas senyuman tersebut. ‘’Kalau mas nggak baik, kasih tau aku saja. Nanti aku laporin ke Papi Leo,’’ celetuk Alia walau mata dan tanganya sibuk menata boneka.Ketiganya tengah main bersama. Tak lama si kembar datang bersama orang tua mereka.‘’Rian, mana kedua mami sama papimu?’’ seru Delia.‘’Di kamar, Tante.’’‘’Ngapain?’’ Alin kini yang bertanya. Padahal mereka sekeluarga beren

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   258. Rumah Sakit Jiwa

    Beberapa hari setelahnya…Vania, Valerie dan Leo kompak menuju rumah sakit jiwa. Melihat Gavi tidak sendiri di dalam dunianya. Sandra dan Elsa menemani, satu ruangan berisi tiga orang.Elsa kehilangan bayinya saat di rumah sakit dan berakhir seperti Sandra yang terobsesi pada Gavi.Hingga kini pun Sandra memanggil nama Gavi.Elsa menyebut nama Rendi.Dan Gavi menyebut nama Vania.‘’Apa ada kemungkinan bisa sembuh?’’ tanya Vania pada perawat yang mendampingi.‘’Bisa. Tapi tidak bisa sembuh total. Hanya jika gejalanya diredakan, mereka akan kembali normal. Tetapi, kemungkinan kambuhnya juga akan sangat tinggi.’’Vania tidak menyangka jika kembalinya dirinya pada Leo adalah penyebabnya. ‘’Lebih baik jangan diredakan. Dia itu kriminal. Kalaupun disembuhkan untuk menjalani pemeriksaan biar bisa dikurung di penjara.’’ Leo masih memendam dendam yang belum terlampiaskan.‘’Dia sudah mendapat hukuman setimpal. Mungkin bukan penjara tempatnya dihukum, tapi di sini.’’ Valerie menepuk bahu Vani

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   257. Buah Dari Perbuatannya Sendiri

    ‘’Kamu biadab!’’Gavi ingin sekali melayangkan tamparan, tetapi…‘’Jangan bergerak!’’ Polisi berteriak tegas.Kenyataan itu membuat peluh bercucuran membasahi tubuhnya. Penyesalan menyeruak masuk, menusuk kalbu. Berawal dari cinta dan abadi menjadi benci.Baru terasa bila memilih Sandra adalah kesalahan terbesar seumur hidup. Dan dirinya menyia-nyiakan Vania. Yang tidak sadar makin tidak ada orangnya makin Gavi jatuh cinta.Pipinya basah meneteskan air mata penyesalan.Mengapa semua diketahui ketika sudah terlambat?Apakah tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya dan Vania bahagia dengan anak mereka?Gavi hanya ingin lepas. Bebas dari sini dan menjemput Vania dengan mulut terucap meminta maaf dan kedua tangan menangkup memohon ampun.Seorang suami pun hanya manusia biasa tidak ada yang sempurna.‘’Aku harus bertemu Vania.’’ Itulah yang terucap dari bibir Gavi.‘’Tidak akan ku biarkan kau mendekati adik iparku lagi.’’ Rendi mendesis sinis.Adik ipar?Tetapi sayangnya belum resmi. Gavi

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   256. Terkuak

    ‘’Apa-apaan…’’‘’Gav, ini anak-anak kita. Aku membawanya karena bayi kita telah gugur. Dan ini sebagai penggantinya. Lihat, lihat,’’ Sandra menarik si kembar ke depan Gavi yang kebingungan dan dua bocah itu semakin takut. ‘’Aku bisa memberimu anak. Mereka lucu juga menggemaskan. Artinya, kita tidak bercerai, bukan?’’Saat ini Sandra terlihat seperti wanita gila. Takut ditinggalkan, membutuhkan kepastian. Ternyata perkataan Gavi membuatnya putus asa sehingga menculik anak orang untuk diakui. ‘’Jika kamu tidak bisa memberiku anak, maka aku akan menceraikanmu,’’ Sandra mengulang kalimat yang pernah Gavi ucapkan. ‘’Dan mereka adalah alasan kamu tidak bisa menceraikan aku, Gav.’’Gavi kian geram dengan tingkah Sandra. Perkataannya sudah kemana-mana.‘’Yang aku maksud dari rahimmu. Bukan dari rahim orang lain!’’ desisnya. Andai bisa berteriak tentu dibarengi kekerasan. Tapi ini rumah sakit. Di mana dirinya sedang bersembunyi untuk menjalankan rencana.‘’Ini anakku, Gav. Mereka adalah anak

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   255. Leo Menggantikannya

    Senja di sore hari. Pemandangan indah untuk dinikmati dengan mata telanjang. Di saat orang-orang baru pulang dari lelahnya mencari uang, Gavi berdiri di balkon dengan earphone yang baru saja dihancurkan olehnya.Penyadap yang diletakkan di jendela tempat Vania dirawat meremukkan hatinya menghancurkan rencana yang telah disusun matang.Rasanya tidak mungkin secepat itu Vania memutuskan menikah lagi. Mungkinkah dengan trauma yang diberikannya Vania bisa membangun rumah tangga dalam waktu dekat? Apalagi menikah lagi dengan mantan suami pertama.Tidakkah Vania merasa malu?Tidakkah Vania berpikir sampai ke sana?Setelah Vania keluar dari rumah sakit, dirinya akan menculik Vania dan juga putri mereka tinggal bersamanya.Di rumah yang dibelinya ketika melihat gelagat Vania tidak mau lagi serumah dengan Yura.Gavi tidak sudi, putrinya memanggil Leo sebutan papa padahal Gia adalah anaknya.Mungkinkah Gia dipaksa? Gia dicuci otaknya agar lupa padanya yang kini menyesal menyia-nyiakan anak dan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   254. Pertanda Mimpi

    ‘’Gia kangen dipeluk. Dicium. Dibacakan dongeng sebelum tidur.’’ Betapa bayangan Gavi mencuat ke relung hati. Tangisan itu tidak lagi tentang keinginan melainkan tentang kerinduan.Rindu dengan sang ayah.Mulai dari caranya bicara.Mengajaknya bercanda.Menyuapinya.Dada Gia kian terasa sesak, menyadari kalau itu semua tinggal kenangan. Luka yang dicurahkan sang ayah sudah terlalu dalam, mengobati pun akan percuma karena tidak akan bisa sembuh.‘’Gia mau ketemu sama papa, Nak?’’ Terasa berat sekali bertanya. Tetapi sebrengsek apapun mantan suaminya itu, tetaplah ayah bagi putrinya.Namun dengan tegas Gia menggeleng.Valerie dan Vania pun dibuat heran.Gia angkat kepala yang menyembunyikan air matanya. Lalu menyeka walau airnya masih saja keluar. Terlalu sakit sehingga butuh sedikit lebih lama untuk kembali bicara.‘’Gia nggak mau papa Gavi.’’ Intinya, Gia cukup ingat kenangannya dengan Gavi tapi tidak mau papanya Gavi lagi. Traumanya sudah mendarah daging. Gia bisa mengingat dengan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   253. Meminang Sang Kakak

    ‘’Kamu mau menikah lagi?’’Begitulah yang didengar Leo.Valerie mendesah panjang. Membuatnya harus mengulang lagi. Mengatakannya saja sudah sangat sulit apalagi ini sampai dua kali.Wanita kuat sekalipun akan rapuh bila meminta sang suami mendua.‘’Dengar, nggak? Tolong nikahi Mbak Van,’’ ucapnya lemah tanpa berkedip.Kata-kata itu membuat Leo membesarkan matanya. Sekaligus menggelengkan kepala. Lalu tertawa merasa tidak masuk akal.‘’Sayang, pikiran kamu nggak beres di sini. Sebaiknya kita pulang ke Kalimantan. Mas pesan tiket sekarang.’’ Leo mengambil ponsel dan langsung membuka aplikasi pemesanan penerbangan, tetapi, Valerie menurunkannya.‘’Valerie serius!’’ Cara bicara Valerie bukanlah cara bicara yang biasanya. Leo merasa permintaan itu sangat konyol. Karena tidak sama seperti meminta permen ataupun tas mahal. Leo mengira jika menurut apa yang diinginkan Valerie semua akan lebih mudah ke depannya. Tetapi dugaannya salah.Dirinya pun sampai hati tidak mau membantu Vania lagi.

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   252. Memberi Separuh Atap

    ‘’Iya, Ma. Tapi Gia takut kalau nanti di sekolah ada Tante Sandra lagi. Boleh nggak, Gia bawa om-om itu besok?’’ Gia menunjuk pengawal di depan ruangan.Sebagai ibu, Vania sedih anaknya jadi merasa terancam. Seolah keselamatannya berada di ujung tanduk.Seharusnya Vania menjadi tameng terdepan untuk melindungi, tetapi di saat Gia membutuhkannya Vania malah terbaring sakit.Dan ketika bangun penyerangan itu sudah terjadi.‘’Gimana, Ma? Boleh, nggak?’’ pintanya penuh harap.‘’Jangan om itu, ya. Om lain saja. Gimana kalau Pak Sena?’’ Vania tidak mau merepotkan Valerie. Takutnya Valerie kian benci padanya.Sudah bagus Valerie ada bersamanya walau tidak berkata apapun sejak dirinya bangun. Meski sebenarnya Vania mengharapkan pelukan hangat juga beberapa kalimat dari sang adik. ‘’Tentu boleh. Gia mau yang mana?’’ Valerie mendekati ponakannya, seolah menawarkan mainan boneka.Sejak tadi menunggu waktu yang tepat, akhirnya ada pembicaraan yang bisa membuatnya terlibat.Vania menatap Valerie d

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   251. Luka Kehilangan Anak

    ‘’Siapa yang nggak punya otak, Al?’’ Tiba-tiba saja Rian sudah berada di sebelah Rico.‘’Itu tuh, Mas.’’ Menunjuk si kembar dengan mulut yang dimajukan.‘’Kalian apakan adikku?’’ ‘’Jangan salah paham, Sepupu. Kami hanya bercanda.’’ Raffi cengengesan lalu menyenggol lengan Rico untuk ikut tertawa. ‘’Dasar kalian!’’ Alia menggeleng-geleng tetapi sesaat kemudian sudah berdamai lagi.Rian melihat sedikit embun di mata Gia, tetapi tidak berkata apapun. Ingin berempati namun kelakuannya selama ini membuatnya malu untuk tiba-tiba memberi perhatian.‘’Kamu sudah nggak sedih lagi, kan?’’ ‘’Sedikit,’’ jawab Gia pelan.‘’Ayo kita main. Nanti papa aku jemput, terus ngajak kita main di mall,’’ jabar Alia dengan rasa bahagia.Lili dan Nathan sudah menganggap Gia juga sebagai anak mereka. Sangat tidak tega melihat Gia sendirian bertemankan Pak Sena dan Inah saja. Apalagi Alia sering bercerita, betapa sedihnya Gia selama sekolah.Tidak adanya kemajuan tentang Vania, berpengaruh besar pada sang pu

DMCA.com Protection Status