Home / Romansa / Pesona Teman Papa / 73. Cerita Luna

Share

73. Cerita Luna

last update Last Updated: 2023-11-19 11:28:33

Sebenarnya Delotta ingin langsung masuk kamar lalu membenamkan diri di bantal dan berharap bisa langsung tidur nyenyak. Tapi semua rencananya berantakan karena Ricko malah menyuruh Dave mampir. Delotta tidak mungkin meninggalkan keduanya, dan membiarkan mereka ngobrol bebas tanpa dia tahu isi obrolannya.

Siapa tahu Dave membocorkan tentang hubungannya dengan Daniel? Menyebalkan.

"Oh, jadi kamu satu kantor dengan Otta. Kok Otta nggak pernah cerita, ya?" Ricko melirik Delotta, matanya mencelang seolah info itu penting untuk dia tahu.

"Ya, sempat satu tim juga sama Otta sebelum saya pindah ke departemen lain."

Sumpah Delotta muak melihat Dave bicara santun seperti itu sama Ricko, sementara lelaki itu pada dirinya tidak ada santun-santunnya.

"Kamu nggak berniat ngajak Otta balikan?"

"Pa," tegur Delotta. "Dave masih ada urusan penting. Jadi—"

"Ada kok, Om. Saya ada niat balikan sama Otta. Apa Om mengizinkan?"

Delotta melotot tak terima. Jika bukan karena ada Ricko dia pasti sudah menc
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Teman Papa   74. Pernikahan

    Tidak ada veil yang menjuntai panjang pada gaun pengantin yang Luna kenakan. Dia hanya mengenakan gaun berwarna peach dengan kerah dada rendah yang dihiasi bunga tiga dimensi di bagian dada dan lengan. Dominasi brokat dengan warna keemasan membuat tampilan Luna saat ini begitu elegan. Rambutnya juga ditata rapi dengan hiasan sejumput bunga baby breath di atas sanggulnya. Simpel tapi terlihat mengesankan. Dia berjalan begitu anggun di sisi Ricko yang tampil begitu gagah menuju pelaminan.Delotta menyadari sekarang bahwa sang papa memang tidak tua-tua amat. Sangat wajar jika masih memimpikan pernikahan. Dia ikut tersenyum lebar melihat Ricko tampak berbinar menggandeng istrinya di pelaminan. Ya, keduanya sudah sah menjadi suami istri setengah jam lalu. Di tengah tamu undangan Ricko mengikrarkan janji suci pernikahan keduanya. Acara dilanjutkan dengan resepsi di satu gedung yang sama. Konsep pernikahan sederhana persis seperti yang Luna inginkan. Ricko jelas menawarkan pernikahan di b

    Last Updated : 2023-11-20
  • Pesona Teman Papa   75. Boleh Cemburu

    Delotta menatap sebal Daniel yang tengah tertawa bersama Ricko. Entah mereka membicarakan apa. Yang menyebalkan setelah berhasil mengoyak make-up dan sedikit gaunnya, pria itu sama sekali tidak merasa bersalah. Mengingat kejadian di kamar itu membuat Delotta refleks menggigit bibir. Itu bukan pertama kalinya Daniel mengajak bercumbu, tapi tetap saja menyisakan perasaan aneh di hati. Bahkan dia masih bisa merinding saat kejadian itu sudah berlalu. Daniel terus mendesaknya sejauh yang Delotta ingat. Lengannya yang kuat dan kokoh mengurungnya. Delotta tidak menyalahkan. Wajahnya terus maju, bibirnya merampas bibir Delotta. Mencecapnya penuh hasrat seolah lama tidak pernah melakukannya. Mungkin benar, sejak kejadian konyol di rumah Daniel waktu itu, mereka memang belum pernah berdekatan lagi secara intim. Daniel lebih banyak memastikan bahwa semua aman dan baik-baik saja. Lalu benturan pekerjaan yang tiada habisnya membuat keduanya seolah tidak ada waktu untuk sekedar bersama. Apalagi,

    Last Updated : 2023-11-21
  • Pesona Teman Papa   76. Gusar

    Luna menyelinap keluar dari kerumunan banyak tamu setelah sebelumnya dia pamit kepada Ricko. Seharian berdiri dan terus tersenyum menyambut tamu membuat tubuhnya agak pegal. Dia hanya ingin ke toilet sebentar untuk mengeluarkan isi kandung kemihnya yang sudah kencang. Dia menuju ke belakang gedung melalui pintu sebelah kiri, lalu berjalan sedikit sebelum berbelok ke sebuah lorong yang menghubungkan ke arah toilet.Namun, tepat ketika dirinya berbelok sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan terlihat. Luna memekik kaget ketika melihat Delotta tengah berciuman dengan Daniel. Dengan Daniel! Iya, dia tidak salah lihat. Luna menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangan. Pemandangan yang dia lihat cukup membuatnya syok. Begini, dia tahu kalau Delotta dan Daniel dekat. Tapi demi Tuhan, Luna tidak berpikir kalau mereka mungkin memiliki hubungan yang lebih intim daripada hanya sekedar dekat. Tapi pria itu Daniel! Astaga!Otak warasnya langsung berpikir, bagaimana kalau Ricko tahu? Ata

    Last Updated : 2023-11-22
  • Pesona Teman Papa   77. Alasan

    Brengsek! Lagi-lagi dia bersikap kurang ajar. Meski terkejut Delotta tidak diam saja. Dengan cepat kesadarannya pulih dan tangannya mendorong lelaki itu menjauh. Posisinya saat ini benar-benar tidak menguntungkan. Berat tubuhnya terbebankan sepenuhnya di lengan Dave sehingga dia kesulitan untuk bangun dengan benar. Delotta tidak kehilangan akal, dia menarik jas Dave, menjadikannya sebagai tumpuan agar dia bisa berdiri lagi. Ciuman sialan itu terlepas, dan dia berhasil berdiri dengan wajah merah padam. "Brengsek!" makinya mendorong keras dada Dave. "Kamu pikir kamu itu siapa?!" jeritnya tertahan. Meski emosinya meluap-luap Delotta tak ingin menarik perhatian. Bisa saja ada tamu yang melewati lorong ini. "Pacar kamu. Kita belum sepakat putus dulu itu."Delotta menggeram jengkel. Lagi-lagi Dave mengatakan hal konyol. Dasar tidak tahu malu. "Mimpi aja terus kamu!" ujarnya ketus sebelum beranjak meninggalkan Dave. Namun, baru beberapa langkah dia berbalik lagi. Dave bahkan tersenyum s

    Last Updated : 2023-11-23
  • Pesona Teman Papa   78. Pagi = Lelah

    "Pa! Nggak bisa gitu dong, Pa.""Apanya yang nggak bisa?""Itu namanya papa nyodorin aku ke mulut buaya.""Otta, Dave nggak seperti itu.""Dari mana Papa tau? Papa nggak mengenal dia dengan baik." Ricko mengembuskan napas panjang beberapa kali. Rasa lelah makin bergelayut. Dia tidak ingin berdebat dengan putrinya, tapi Delotta terus saja melayangkan protes karena keputusannya."Izinkan saya antar jemput Delotta tiap hari, Om. Saya akan menjaga sikap." Ricko teringat permintaan Dave waktu mengunjungi rumah sakit. Dia ingin menolak karena bisa saja putrinya melakukan hal lebih dari sekedar mematahkan hidung. Tapi Dave bersikeras. "Saya ingin hubungan saya dengan Delotta bisa kembali seperti dulu. Saya harap Om mengizinkan," ucap Dave lagi dengan wajah penuh permohonan yang akhirnya membuat Ricko mengangguk setuju. Mungkin juga ini sebagai kompensasi, wujud terima kasihnya karena Dave tidak melaporkan Delotta ke pihak berwajib. Sebab saat Ricko datang, dia melihat dua polisi sedang me

    Last Updated : 2023-11-24
  • Pesona Teman Papa   79. Make Out

    "Kayaknya dia memang punya strategi deketin kamu, ya. Usahanya perlu diacungi jempol." Wajah Delotta makin masam mendengar Daniel mengatakan itu. Dia baru saja menceritakan kejadian pagi ini dan permintaan Ricko sebelum berangkat ke Eropa. "Lakuin sesuatu dong, Om," rajuknya lagi. "Mungkin untuk sementara kamu nurut dulu apa kata papa kamu. Hanya antar-jemput, kan?" "Hm, awalnya antar-jemput, ntar lama-lama minta lain lagi," kesah Delotta sambil memandangi Daniel kesal. Pria yang rahangnya membayang akibat bekas cukur itu terkekeh. "Kalau dia sudah aneh-aneh, aku nggak mungkin diam saja, Sayang," ucapnya tersenyum. Telapak tangannya menyentuh paha Delotta dan mengusapnya naik turun. "Seminggu ini aku di antar-jemput dia memangnya Om nggak masalah?" tanya Delotta seraya memicingkan mata. Dua lengannya yang sedari tadi nyangkut di leher Daniel saling tertaut satu sama lain. "Nggak masalah kalau sekedar itu. Asal dia nggak sembarangan mencium kamu lagi."Delotta tertegun sesaat me

    Last Updated : 2023-11-25
  • Pesona Teman Papa   80. Apartemen Dave

    Delotta benci macet, tapi tetap saja traffic jam seperti itu tidak bisa dia hindari. Sudah bukan hal yang 'wow' lagi jika jalanan ibukota macet di saat hari-hari kerja. Jangankan ibukota, kota biasa saja macet. Dan kabar buruknya macet kali ini terasa lebih panjang dan lama lantaran seseorang yang duduk bersisian dengannya.Gadis itu mengembuskan napas beberapa kali. Mungkin jika Daniel yang ada di dekatnya kemacetan ini tidak akan ada artinya. Delotta bisa bicara apa pun atau melakukan sesuatu untuk membunuh bosan bersama pria itu. Namun kenyataannya sore ini dia terjebak bersama Dave. "Mampir ke apartemenku ya," ujar Dave yang langsung mendapat respons dari Delotta. "Apa? Ngapain? Nggak mau. Aku mau pulang ke rumah. Capek." Delotta sudah membayangkan berendam di air hangat dengan busa berlimpah lalu akan meminta Sari untuk memijat kepalanya. "Apartemenku nggak jauh dari sini. Sekalian makan malam. Kalau jalanan nggak terlalu macet baru kamu aku antar pulang," bujuk Dave. Dia men

    Last Updated : 2023-11-26
  • Pesona Teman Papa   81. Tidak Ada Kabar

    Dave langsung meloncat turun dari kamar ketika mendengar suara benda jatuh dari arah dapur. Setengah berlari dia menuruni anak tangga. Dan dia terkejut melihat Delotta tengah berjongkong di depan pecahan mug dengan tatapan nanar. "Otta! Kamu baik-baik aja? Apa ada yang luka?" tanya Dave tampak cemas ikut berjongkok, menarik tangan Delotta, dan menelitinya. Delotta menggeleng pelan. "Sori, Dave. Aku udah mecahin mug kamu.""It's ok. Yang penting kamu baik-baik aja. Ayo, bangun. Itu biar aku yang bersihin." Dave menarik pelan gadis itu lalu membimbingnya duduk di sofa. Setelah itu dia sibuk membereskan pecahan mug. Ini hari ketiga Delotta mampir ke apartemen Dave. Awalnya terpaksa, tapi sekarang secara sukarela dia mengangguk ketika Dave mengajaknya mampir ke apartemennya lagi. Dan biasanya selepas makan malam Dave baru mengantar gadis itu pulang. Dave memiliki makan malam sendiri yang tiap hari dikirim oleh ibunya. Dia hanya tinggal memanaskan di microwave. "Lagi mikirin apa? Kam

    Last Updated : 2023-11-27

Latest chapter

  • Pesona Teman Papa   Extra Part - Kebahagian Daniel-Delotta

    "Adik bayi itu dari angsa terbang, Mam?" Pertanyaan yang diajukan dengan nada khas balita itu membuat Dellota dan Daniel terkekeh. Kavia masih penasaran dengan kemunculan adik bayi. Gyan di sisi gadis kecil itu menarik napas panjang. "Bukan Kavia, kan aku udah bilang itu mitos." "Aku nggak tau mitos itu apa." Kavia tidak peduli dan meloncat ke bed ibunya. Seketika Daniel memekik tertahan. "Hati-hati, My Princess. Kamu bisa jatuh," ucapnya dengan dada yang masih berdebar kencang. "Aku cuma mau lihat adik bayi." Kavia bergerak ke sisi ibunya yang tengah menyusui adik barunya. "Mami, boleh aku ikut nenen juga sama mami?" Lagi-lagi Delotta terkekeh. Tangannya terjulur mengusap kepala Kavia dengan lembut. "Kavia kan udah jadi kakak, masa masih mau nenen ke mami?" "Kavia, nenen itu cuma buat bayi. Kita udah jadi kakak, udah besar. Kamu mau diejek sama teman-teman kalau masih nenen sama mami?" Gyan menggeleng tak habis pikir dengan keinginan adiknya. Namun Kavia lagi-lagi tak peduli

  • Pesona Teman Papa   Extra Part - Anak Ketiga

    Tangan Daniel menggenggam kemudi dengan erat. Gigi-gigi dalam rongga mulutnya gemeretakan menahan kesal. Beberapa kali dia menghela napas panjang untuk menghalau amarah akibat tingkah sekretarisnya. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa seorang sekretaris baru seberani itu? Kepalanya penuh dengan Delotta sekarang. Beberapa hari belakangan wanita itu sering uring-uringan perkara sekretaris baru Daniel. Dan malam ini kekhawatiran Delotta terbukti. Daniel membelokkan kemudi ke kawasan rumah mewahnya. Pintu gerbang rumah terbuka saat sensor di sana mengenali mobilnya. Dia bergerak masuk melewati halaman taman yang luas, mengitari tugu air mancur warna-warni hingga mobilnya tepat berhenti di depan teras rumah. Dia turun begitu saja dari mobil dan memasuki rumah yang pintunya otomatis terbuka. Langkahnya berbelok ke kanan menuju jalan alternatif yang akan langsung menuju kamar pribadinya. Ketika tangannya menyentuh sebuah dinding berlapis marmer, dinding itu lantas bergerak terbuka. Danie

  • Pesona Teman Papa   Extra Part - Lembur

    Pekerjaan membuat Daniel harus tinggal lebih lama di kantor. Beberapa saat lalu dia baru saja mengakhiri panggilan video dengan istri dan anak-anaknya yang tengah bersiap tidur. Ini menjadi hal yang sulit untuknya. Dellota tengah hamil anak ketiga, tapi pekerjaan malah makin membuat pria itu sibuk. Tak jarang dia meninggalkan istri dan anak-anak keluar kota. Blue Jagland Indonesia makin melebarkan sayap. Bisnisnya mulai menggurita di beberapa sektor. Itu yang membuat Daniel makin sibuk. Sampai-sampai Gyan dan Kavia protes karena waktu bermain mereka dengan sang papi jadi berkurang. Tidak jarang weekend pun Daniel tetap bekerja."I'm sorry, Baby. Tapi semua ini memang sulit ditinggal," ucap Daniel suatu kali ketika Delotta protes tentang jam kerjanya yang makin tak masuk akal."Tapi kami juga butuh waktu kamu. Lima hari kerja memangnya nggak cukup? Kalau majunya perusahaan malah bikin kamu nggak punya waktu buat kami lebih baik perusahaan nggak usah maju aja." Delotta bersedekap tangan

  • Pesona Teman Papa   Extra Part - Gyan

    Delotta terkikik geli saat melihat Kavia tidur di lengan Daniel—yang juga ikutan tidur dengan lelap. Batita itu terlihat begitu nyaman tidur sambil memegangi lengan Daniel. Dalam keadaan begitu, keduanya tampak begitu mirip. Lima belas menit lalu Delotta sengaja menitipkan putrinya yang sudah dia dandani kepada Daniel. Bahkan dia juga berpesan untuk membawa Kavia jalan-jalan. Dan ternyata jalan-jalan mereka ke pulau kapuk. Delotta bersandar pada kusen pintu menatap mereka. Untuk semua alasan dia sangat bersyukur dengan keadaannya yang sudah sampai sejauh ini.Kepala Delotta menggeleng pelan sambil tersenyum melihat pemandangan itu. Tidak mau mengganggu, dia pun keluar. "Adek mana, Mam?" tanya Gyan saat melihat ibunya berjalan sendiri tanpa Kavia di gendongannya. "Lagi tidur sama papi," ujar Delotta pelan. "Kok tidur sih? Ini kan udah sore? Papi juga janji mau main bola sama aku." Wajah Gyan cemberut, pipi chubby-nya memerah. "Iya maafin, Papi. Nanti kalau Papi udah bangun kamu b

  • Pesona Teman Papa   Extra Part - Satu Lagi

    "Boleh satu lagi?" Delotta berjengit ketika Daniel mencium perutnya. Dia kaget dengan permintaan Daniel. Demi Tuhan! Kavia baru lepas dari asi eksklusif bisa-bisanya Daniel memintanya untuk memberi anak lagi. "Aku masih capek. Tenagaku masih perlu dipulihkan. Ya aku tau kamu memberiku bala bantuan. Tapi paling enggak tunggu sampai Kavia usia dua tahun?""Dua tahun? Bahkan hamil kedua saat Gyan umur satu tahun. Ayolah Sayang, kamu menikah bukan sama pria muda.""Ya, lalu?" Daniel menggigit bibir, tapi lantas menundukkan kepala sambil melukis gerakan abstrak dengan ujung jari di atas lengan Delotta. Mirip sekali dengan Gyan saat merajuk. "Kalau dilama-lamain lagi aku takut dikira sedang menggendong cucu nanti," ujar pria itu, yang mau tak mau membuat Delotta menyemburkan tawa. Daniel berdecak malas melihat reaksi istrinya. "Apanya yang lucu coba?"Delotta mengibas-ngibaskan tangan di depan wajah untuk meredakan tawa. "Maaf, Sayang." Segera mungkin Delotta mendekat dan menyelipkan t

  • Pesona Teman Papa   Extra Part - Kado

    "Ah!" Delotta menengadah sambil menggigit bibir. Rintihan lirihnya membuat suasana di sekitar makin panas. Peluh membanjiri kulit tubuhnya yang seputih susu. Pinggulnya terus bergerak maju mundur dengan tempo sedang. Di bawahnya, Daniel mengerang. Dua tangannya merangkum dada Delotta. Sesekali jarinya menjepit gemas dua puncak dada itu yang kadang mengeluarkan cairan asi. "Sayang, ini perlu dipumping lagi kayaknya deh," ucap Daniel saat jarinya merasakan basah ketika menekan puncak dada istrinya. "Sebentar lagi," sahut Delotta agak terbata. Melihat wajah memerah Delotta, Daniel tersenyum. Dia segera mengambil alih permainan. Ditariknya tubuh gadis itu sampai jatuh ke pelukannya. Lantas dari bawah pinggulnya bergerak menghantamkan miliknya lebih keras dan dalam sampai-sampai membuat Delotta terpekik. "Aku bantu," ucap pria itu memberikan hujaman demi hujaman. Erangan dan desahan Delotta makin menjadi. Dirinya yang memang sudah tidak bisa menahan diri lagi dengan cepat meraih kep

  • Pesona Teman Papa   Extra Part - Welcome To The World

    Daniel mencium pipi Delotta yang sedang mengoles selai pada sehelai roti. Dia lantas beranjak duduk di kursi makan paling ujung. Tepat di depannya ada satu tangkup sandwich segitiga dengan isian sayur. Tangannya meraih gelas panjang berisi air putih dan meneguknya hinga isinya tersisa setengah. Perlahan Delotta duduk di kursi. Perutnya yang sudah membesar membuatnya agak kesulitan bergerak. "Yakin bukan hari ini lahirannya?" tanya Daniel yang selalu seperti menahan sesuatu ketika Delotta bergerak. Ada rasa khawatir tiap kali melihat Delotta tampak kesusahan dengan perutnya yang makin besar. "Yakinlah. Masih sepuluh hari lagi kata dokter." Delotta menggigit roti selai cokelat yang dia buat tadi. "Tapi perut kamu kayak mau jatuh gitu aku liatnya." Delotta memutar bola mata. "Memang Om nggak pernah liat orang hamil sebelumnya?" "Ya, ya liat sih, tapi kan baru sekarang liat istri hamil." "Ya terus apa bedanya? Orang hamil ya begini, namanya juga udah bulannya. Wajar dong kalau peru

  • Pesona Teman Papa   111. Love You Forever

    Belum lengkap rasanya ke Santorini tanpa menikmati Oia sunset di atas ketinggian kota kecil di ujung utara pulau ini. Delotta merasa beruntung karena dia bisa melihat gradasi jingga yang memendar di langit dan bangunan-bangunan unik khas Cyclades berwarna putih bersama orang yang dia cintai. Delotta bisa merasakan kehangatan udaranya. Ditambah pelukan lengan kokoh Daniel di balik punggungnya. Senja terasa sempurna berkat itu. "Are you happy?" "Sure because of you." Tangan Delotta terulur menggapai wajah Daniel yang bersandar di bahunya. "Dia pasti senang juga," ucap Daniel sambil meraba perut Delotta. "Iya dong pasti. Kalau dia lahir kita bakal ke sini lagi kan, Om?" "Ke mana pun kamu mau. Tapi sekarang kita harus pulang ke hotel. Jalan-jalan hari ini cukup. Kamu butuh istirahat." Lelah, tapi cukup terbayarkan semuanya. Seharian ini Daniel menuruti semua keinginan istrinya untuk menjelajah pulau. Dimulai dari Desa Wisata Pygros—yang memiliki jalan-jalan sempit berliku, tembok b

  • Pesona Teman Papa   110. Pesta Pernikahan

    Tya memandang takjub potrait foto Daniel dan Delotta yang dipajang secara estetik di pintu masuk menuju ballroom hotel tempat resepsi pernikahan mereka diadakan. Ukiran inisial huruf D ganda bertinta emas di keramik berbentuk persegi panjang, terpasang cantik di sebelah foto itu dengan hiasan tabung panjang berisi lilin buatan dan segerombolan bunga mawar peony. Di foto itu, Daniel yang terlihat tampan tengah tertawa sambil menatap Delotta yang juga tengah tertawa lebar. Hanya melihat dari foto saja kebahagiaan mereka lantas menular. Di sepanjang dinding koridor setelah melewati petugas keamanan, foto mereka juga dipasang setiap jarak dua meter. "Ini kapan mereka foto beginian sih?" gumam Tya masih dengan tatap takjub. Beberapa tamu sudah melewatinya, meninggalkan gadis itu yang tampak masih mengamati pameran foto prewed ala-ala Daniel Delotta. "Lo mau di sini terus?" Pertanyaan itu membuat Tya menoleh. Dia menemukan Dave dengan setelan jas kupu-kupu berada di sebelahnya. "Dave

DMCA.com Protection Status