Share

97. Kutuklah Aku!

Penulis: Y Airy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-26 05:35:00
Freya menatap Arfeen dengan mata mengambang. Ia sungguh tak tahu harus berbuat apa sekarang. Arfeen benar-benar seseorang yang tak mungkin bisa ia rengkuh.

Namun rumah tangganya dengan Robert sudah berada di tepi jurang. Ia tak tahu apakah masih bisa memperbaikinya?

Jika Robert sadar, ia hanya bisa menunggu apakah pria itu akan menceraikannya atau mereka bisa memulainya lagi dari awal.

Namun apa yang dilakukan oleh mama mertuanya telah menciptakan masalah baru. Dan apa yang akan terjadi terhadap mama mertuanya mungkin akan menciptakan dendam terhadap Arfeen Mehasvara.

Mungkin Robert akan lebih memilih diam, namun keluarga besarnya mungkin tidak!

"Arfeen, ma-maksudku ... Tuan Muda. Bolehkah saya memohon agar Anda mengampuni Mama Anika! Apa yang dilakukannya hanyalah bentuk kasih sayang seorang Ibu terhadap putranya. Dia tak bermaksud sengaja menyakitimu!"

Arfeen belum menyahut.

"Saya mohon! Saya janji akan membujuk keluarga besar Collins untuk tak menyelidiki lagi tentang a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   98. Ini Belum Berakhir

    "Aku butuh kerja sama kalian!""Kerja sama? Apa maksudmu?" tanya Dewi."Suamimu melakukan kesalahan yang sangat fatal dengan menghabisi nyawa adikku yang sedang koma di rumah sakit!" ungkap Arfeen membuat Dewi dan Pandu terperangah.Berani sekali Panji melakukan hal itu kepada anggota keluarga Mahesvara? Dewi sangat kecewa, setelah mengetahui penyebab kemarahan tuan muda Mahesvara, ia pun merasa tak bisa memaafkan suaminya.Profesi suaminya adalah seorang dokter yang notabene memiliki tugas untuk menyelamatkan nyawa para pasiennya, bukan justru menghabisi nyawa mereka.Selama ini Dewi selalu bangga terhadap suaminya, namun kenyataan yang ia ketahui membuat rasa bangganya menjadi benci. Sehingga terpaksa ia menyetujui saja saat Arfeen mengatakan akan menghabisi suaminya di dalam rumah itu."Aku akan menghabisi Panji di rumah ini. Tapi sebelumnya aku ingin memberikannya syok teraphy!""Syok teraphy? Untuk apa? Bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   99. Kau Pabriknya dan Aku Pekerjanya

    "Tidak!" Larena sedikit celingukan sebelum kembali menatap sang suami. "Lalu kau menunggu siapa? Tamukah?" ada nada kecewa dalam suaranya. "Aku sedang menunggu seorang bidadari!" Jawabannya membuat mata Larena melebar. Arfeen melangkah ke arahnya. "Kenapa pulang telat?" tanyanya yang belum sempat dijawab oleh sang istri karena ia sudah lebih dulu memagut bibir wanita itu untuk beberapa detik. Larena terpaku, suami kecilnya itu selalu saja berhasil membuatnya salah tingkah. "Hari ini ...." "Sudah kusiapkan air hangat untukmu, mandi dulu. Kau pasti lelah!" potongnya menuntun sang istri masuk ke dalam. "Apa kau sudah pulang sedari tadi?" tanya Larena menatapnya. "Belum lama juga sih, bagaimana harimu di kantor?" Larena menghentikan langkah, menghadap Arfeen. Ia menatap pemuda itu dengan hangat. "Terima kasih ya, berkat bantuanmu produk baru kami berhasil. Dari mana kalian bisa mendapatkan bunga-bunga itu?" Arfeen menyimpan senyum. "Itu rahasia!" jawabnya mencolek ujung hi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   100. Sedalam Itu Cintamu Padaku

    Vano menatap menantunya dengan penuh selidik. Ia tak tahu kenapa tapi ada yang mengganjal di dalam hati. Kenapa menantunya itu ingin sekali membantu tuan muda Mahesvara untuk memecahkan kasus Megaproyek? Benarkah hanya sekedar membantu karena pemuda itu bekerja pada klan Mahesvara? Tapi kenapa kesannya seperti Arfeenlah yang sangat bersemangat ingin memecahkan kasus itu?"Ada apa, Pa?" tanya Arfeen yang menyadari tatapan sang mertua. "Beri aku satu alasan kenapa kau sangat bersemangat ingin memecahkan kasus Megaproyek? Padahal kasus ini sudah sangat lama, 20 tahun yang lalu. Yang pada saat itu ... mungkin kau masih balita!" Aventau suatu saat ia akan mendapatkan pertanyaan ini dari sang papa mertua, dan ia sudah siap untuk jawabannya. "Bukankah sudah kukatakan, Pa. Kasus ini menyangkut tentang Papa, nama baik Papa di dunia bisnis. Sebagai seorang menantu tentu saja aku hanya ingin membantu membersihkan nama Papa!" Vano menghela nafas dalam, jawaban menantunya memang masuk akal.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   101. Jangan Ragukan Perasaanku

    Mendengar kata tak diijinkan keluar ranjang, Larena bisa membayangkan akan sepanas apa pergulatan mereka! Ia ingin kabur tapi hatinya juga mau, lagipula ia memang tak sempat untuk kabur. Sang suami sudah langsung menerkamnya. Arfeen berjalan cepat dan langsung menubruk tubuhnya ketika ia baru sempat sedikit bangun. Menciumnya dengan ganas, sedikit pun tak memberi celah. Tubuh wanita yang 13 tahun lebih tua darinya itu telah membuatnya candu, biasanya ia cepat bosan dan ingin mencari rasa berbeda dari wanita lain. Tapi sekarang ia tak ingin yang lainnya, ia hanya ingin Larena. Ia ingin wanita itu melebihi apa pun. Bukan hanya sebagai teman tidur, tapi juga teman dalam hidupnya. Teman yang bisa ia ajak bicara ketika sedang memiliki masalah. Sayangnya, masalah yang tengah ia hadapi sekarang belum bisa ia bagi dengan sang istri. Ia masih belum bisa mengungkap jati dirinya. Apa yang dibayangkan Larena benar terjadi, bahkan kali ini lebih dari apa yang ia perkirakan. Tubuhnya benar-ben

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   102. Mempercayakan Hidupku Pada Tuhan

    "Taruhannya adalah nyawamu kan?" Larena mengulang pertanyaannya. Dan sebelum suami kecilnya menjawab dengan candaan ia kembali berseru. "Jangan anggap ini sebagai candaan, Arfeen. Memangnya kau mau menjadikanku janda secepat itu? Bukankah katamu kita akan bersama sampai seluruh rambut memutih? Kalau begitu jauhilah bahaya!" Arfeen mengembangkan senyum. Sebenarnya ia sangat bahagia ketika sang istri mencemaskannya. Itu adalah salah satu bukti bahwa wanita itu sudah mencintainya. Tapi sejak kecil kehidupannya memang penuh bahaya, dan ia tak mungkin bisa lari dari hal itu. "Sejak lama, aku sudah mempercayakan hidupku pada Tuhan. Pada dasarnya hidup dan mati seseorang ada di tangannya, kita tak pernah tahu itu kapan. Jika Tuhan masih menghendaki diriku hidup, maka sebahaya apa pun yang aku hadapi, itu tidak akan merenggut nyawaku." Viera yang masih berada di ambang pintu mendengar percakapan mereka. "Sudahlah, Rena. Itu pilihan pekerjaan suamimu, lagipula sebagai pengawal pribadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   103. Bukan Wanita Pertama

    Jordi masih menatap Frita yang mengacungkan handphone dengan bibir manyun dan manja. Ia memungut benda itu, tanpa mengucap apa pun kembali fokus ke layar. Frita yang menunggu reaksi Jordi pun merasa kesal juga, namun ia akan berusaha untuk sabar. Mungkin saat ini dirinya bukan prioritas bagi pria di sisinya itu, tapi perlahan ia akan membuat dirinya menjadi prioritas utama bagi pria itu. Frita tahu jika dirinya keras kepala ia akan kehilangan Jordi, jadi ia akan banyak mengalah. Ia akan jadi gadis penurut demi bisa memenuhi seluruh ruang di hati Jordi. Sampai tak ada lagi ruang untuk orang lain. "Bagaimana kalau malam ini kita nonton? Sepertinya ada film baru. Kau suka film apa?" "Malam ini aku sibuk, Presdir ada pertemuan penting." "Di hari libur pun masih ada pertemuan?" "Memang bukan urusan kantor, tentunya kau tahu siapa Presdir. Dia adalah Zagan, tak ada hari libur di dunia kami!" Frita tercenung, ia baru ingat akan hal itu. Zagan adalah tuan muda Mahesvara. Pria yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   104. Memang Aku Pernah Tidur Dengan Banyak Wanita

    Arfeen mengelus telinganya yang sudah lepas dari tangan sang mertua. "Kau memang benar, usia Larena sudah tidak muda lagi. Memang seharusnya dia sudah memiliki anak. Tapi tidak anakmu!" Mata Arfeen membesar. "Tidak anakku? Ma, kalau bukan anakmu lalu mau anak siapa? Suaminya kan aku? Dan aku juga tidak akan pernah menceraikan Rena!"Viera tak langsung menjawab. Sepertinya memang akan sulit memisahkan mereka. Ia juga bisa melihat putrinya yang sepertinya sudah jatuh cinta pada Arfeen. Tapi Jika Arfeen bisa mempertahankan pekerjaan dan gaji tingginya, apa yang jadi masalah?"Baiklah! Jika kau sudah bisa memberikan Larena rumah dan mobil mewah. Maka kau boleh menghamilinya!" ujar Viera memberi syarat sebelum melenggang ke kamar. Arfeen menatap punggung wanita itu hingga menghilang dari pandangannya. 'Hanya itu, Ma? Kenapa Mama tak minta istana dan jet pribadi saja. Karena itu pun juga tak sulit bagiku untuk kuberikan pada Rena!' sautnya dalam hati sambil berjalan menuju kamar. Mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   105. Satu-satunya Wanitaku

    "Banyak wanita? Apa maksudmu banyak wanita?" tanya Larena dengan sedikit memundurkan tubuh. Membuat tangan Arfeen yang sedang memainkan rambutnya harus memegang udara. Arfeen menggunakan tangan itu untuk menyugar rambutnya. "Kehidupanku yang dulu bisa dikatakan tak biasa," akunya dengan tawa getir. "Sejak kecil aku sudah berhadapan dengan maut!" Ia menatap lekat mata sang istri. "Juga para gadis!" Larena tak menyahut, ia seperti sedang mencoba mencerna tiap kata yang terlontar dari mulut sang suami. "Kau ingin tahu apa aku tidur dengan wanita lain kan? Dan berapa banyak?" tanya Arfeen yang tak mendapatkan jawaban. Hanya kerlingan saja yang wanita itu berikan. "Pertama kali aku tidur dengan wanita ... saat aku usiaku 13 tahun!" aku Arfeen membuat Larena membeku. Tiga belas tahun? Seorang anak lelaki usia 13 tahun sudah melakukan hubungan ranjang? "Kau hanya bercanda kan?" cicit Larena. "Aku serius, sejak saat itu ... aku suka berpetualang. Tapi kau jangan khawatir, di an

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06

Bab terbaru

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status