Beranda / Urban / Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia / 139. Pihak Kampus Akan Memecatmu

Share

139. Pihak Kampus Akan Memecatmu

Penulis: Y Airy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-30 04:20:00

Arfeen langsung ke ruangan Rektor ketika sampai di kampus, beberapa polisi ada di ruangan itu.

"Permisi, Pak!" ucapnya membuka pintu.

"Arfeen, masuklah!" ujar Pak Rektor.

Arfeen memasuki ruangan dengan santai.

"Ini adalah Kepala polisi setempat di mana kita mengadakan outbound. Mereka ingin mendengar kesaksian mu mengenai Mario!"

Arfeen pun menyalami kedua polisi itu. Mereka pun kembali duduk.

"Kami sangat mengharapkan kerja sama dari Anda, ada beberapa mahasiswa yang mengatakan jika korban sering bersitegang dengan Anda. Apakah itu benar?"

"Ya, itu benar. Lebih tepatnya Mario selalu merundungku selama ini!" Ia jujur mengakui hal itu. Terang saja para polisi pun tercengang. Mereka menatapnya penuh selidik.

"Apakah Anda berada di tempat kejadian saat korban terjatuh?"

"Apakah ada yang berkata seperti itu?"

"Tidak, kami hanya ingin memastikan."

"Kami sedang melakukan permainan dalam acara outbound, saat itu kami sedang mencari sesuatu. Tiba-tiba saja kaki Mario terkilir, dia ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   140. Menjadi Kelemahan Arfeen

    Larena sedang beristirahat ketika ia mendengar kaca jendela pecah. Sontak itu membuatnya terkejut. Ada sosok pria yang mengenakan pakaian serba hitam dan juga menutup wajah. "Siapa kau?" Mendengar suara kaca pecah, Jean yang berjaga di luar kamar pun hendak menerobos masuk. Sayangnya pintu ruangan terkunci dari dalam. Setelah masuk menerobos melalui kaca jendela, pria itu dengan gerakan cepat mengunci pintu ruangan. Larena melepas jarum infus dari telapak tangannya, ia tersungkur ketika meloncat dari ranjang. "Nyonya. Ada apa di dalam? Anda baik-baik saja?" teriak Jean. "Jean!" teriaknya yang tak terlalu kencang karena lehernya masih sakit. Namun Jean tetap bisa mendengarnya. "Nyonya!"Pria itu menghampiri Larena dengan membawa sebilah pisau, Larena mencoba menjauh."Nyonya!" Jean mencoba mendobrak pintu itu. "Jean, ada apa?""Sepertinya ada yang menerobos masuk melalui jendela Nyonya!" jawabnya."Apa? Larena! Larena!" teriak Viera. Ada beberapa perawat juga yang tertarik meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   141. Saya Tidak Suka Terikat

    "Saat ini aku sedang malas berkelahi, lagi pula aku ingin cepat sampai ke rumah sakit. Jadi suruh saja orang untuk mengurus mereka!""Baik, Presdir."Jordi menghubungi Edi agar membawa satu tim melawan para penghadang mereka. Sementara ia mencoba mencari jalan lain menuju rumah sakit. Para penghadangnya pun mengejar. Beruntung Edi segera datang lalu menghalau para pengejar mereka. Terjadi pertarungan di jalanan itu. Sementara Arfeen sampai juga di rumah sakit, ia lekas menuju ruangan sang istri yang baru. Viera langsung menghampiri ketika Arfeen sampai di depan ruangan. "Larena sedang tidur, jangan diganggu!" halaunya. "Mana mungkin aku ingin mengganggunya, Ma.""Anak buahmu itu bagaimana? Kenapa bisa kecolongan? Ada seorang pria masuk melalui jendela dan meneror Larena. Lalu mereka tak bisa menangkapnya. Payah sekali!" cibir Viera. "Maaf, Ma. Aku akan memperketat penjagaan mulai sekarang.""Satu lagi. Ada isu bahwa produk La Viva mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, saat in

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   142. Larena yang Tiba-tiba Manja

    "Kau tidak akan bisa lari sebelum menyelesaikan tugas!" ujar si pria berjas. Pria berhoodie itu pun menegakkan tubuhnya, berbalik membalas tatapan tajam pria di depannya. Ia selalu memegang prinsipnya, jika sejak awal ia menyatakan tidak akan mengambil job berikutnya maka tidak! "Anda tidak bisa memaksa saya, Tuan!" balasnya melesat untuk menyerang pria itu. Si pria berjas yang juga memiliki kemampuan bela diri mumpuni pun menghindar dengan mudah. Ia juga membalas serangan lawannya. Namun ia juga tahu kemampuan bocah itu! Bukan hanya pandai menyelinap akan tetapi juga pandai bertarung. Itu sebabnya kenapa dirinya memilih bocah itu untuk melaksanakan tugas dari nonanya. Tetapi ia tak menyangka jika bocah itu keras kepala sekali dan susah untuk dibujuk. Pria berhoodie berhasil menendang tubuh si pria berjas hingga terhempas ke sofa dan sofa itu terbalik. Kesempatan itu ia gunakan untuk melarikan diri. Jika ia tak sedang butuh uang maka ia tidak akan menerima job dari seora

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   143. Tamu Siapa? Laki-laki apa Perempuan?

    Arfeen menggaruk kepala. Ia tak tahu kenapa sang istri bisa tiba-tiba manja seperti itu padanya. Baginya ini sangat aneh dan tak biasa. Larena yang ia kenal adalah wanita mandiri. "Arfeen!" suara wanita itu membawanya kembali ke dunia nyata. "Sayang, untuk saat ini kau harus perhatikan kesehatan dulu. Nanti setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit ... aku janji kau boleh makan apa pun yang kau mau. Ok!" "Apa pun?" Mata Larena mengerjap. Arfeen hanya bisa mengangguk. "Apa pun!" Larena tersenyum senang, ia membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin. Akan tetapi Arfeen mulai khawatir, sikap wanita itu yang tiba-tiba berubah tentu saja menimbulkan tanda tanya. Tapi bagaimana pun Arfeen tetap merasa bahagia, dan hanya dalam waktu satu jam lebih Jordi kembali membawa pesanan Larena. Bukan hanya soto mie yang ia serahkan tapi juga video ketika dirinya sampai di tempat yang lokasinya sudah ia searching sebelumnya. Video saat ia membeli makanan itu agar sang Nyonya percaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   144. Tak Berhutang Apa Pun

    “Dokter kandungan?” desis Arfeen sekali lagi. “Apa hubungan semua ini dengan dokter kandungan?”Viera menoleh menantunya yang bodoh itu. “Sekali lagi kau mengeluarkan pertanyaan bodoh aku akan memukul kepalamu!” ancamnya kesal. Arfeen pun langsung diam. Viera menoleh Jordi. “Dan kenapa kau masih di sini? Cepat panggilkan dokternya!” Jordi menoleh Arfeen yang memberinya anggukan, maka ia pun lekas meninggalkan ruangan untuk mencari dokter kandungan. Kebetulan ia berpapasan dengan dokter yang merawat Larena, jadi ia minta tolong saja. “Dokter kandungan?” tanya Randy. “Kata Nyonya besar seperti itu!” jawabnya. Randy mengelus dagunya, sepertinya ia tahu kecurigaan mamanya Larena. Tapi ia tetap menuntun Jordi menemui dokter kandungan. Untung saja dokter jaga saat itu adalah dokter Dea. “Ini Larena teman kuliahmu itu kan?”Randy mengangguk. “Tak masalah, kebetulan aku sedang free. Ayo!” ia bangkit dari kursinya. Mereka pun menuju ke ruangan Larena. “Selamat pagi!” sapa Dea dan Rand

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   145. Kau Tak Suka Mengandung Anakku?

    "Dokter bagaimana?" tanya Viera yang tidak sabaran. "Larena, selamat ya ... kau sedang hamil!" "Ha-hamil?" beo ketiganya. Dua wanita itu masih terbengong sementara Arfeen merelakan senyum di wajah. "Hamil? Aku akan jadi Ayah?""Iya, selamat ya Arfeen!""Terima kasih!" sautnya lalu meraih Larena dalam dekapan, mengecup kening wanita itu tanpa malu. "Terima kasih, sayang!" "Aku hamil?" tanya Larena yang masih tak percaya. Ekspresi itu juga membuat Arfeen melenyapkan senyum. "Iya, apa kau tidak suka?" "Bu-bukan! Hanya ... ini ... terlalu mengejutkan!" Dea merasa ada yang tidak beres dengan pernikahan Arfeen dan Larena, karena wanita itu tak tampak bahagia dengan kabar kehamilannya. Viera juga masih mematung di tempatnya. Ia tak tahu harus bahagia atau bersedih. Di satu sisi ia juga ingin seorang cucu, tapi di sisi lain ... apakah ia harus memiliki cucu dari Arfeen? Dulu ia pasti akan menentang habis-habisan tentang hal ini, tapi setelah tahu Arfeen kini cukup memiliki kedudukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   146.

    "Kenapa Mama bicara seperti itu tentang Damian? kenapa Mama memakinya?" Larena bertanya dengan polos.Viera tercenung, ia sepakat dengan sang suami untuk tidak memberitahu kebejatan Damian selama ini. Di mata Larena, Damian itu adalah pria baik dan bersahaja. Putrinya sangat tergila-gila Dengan pria itu sehingga sedikit pun tak ingin mendengar hal buruk tentang Damian.Larena sangat mempercayai Damian, jadi apa pun yang pria itu katakan itulah yang Larena yakini. Jadi mereka sangat bersyukur ketika Damian menghilang dan tak kunjung kembali. Itu sebabnya mereka terus mendesak Larena untuk segera menikah agar jika Damian kembali suatu saat nanti, pria itu sudah tidak memiliki kesempatan lagi.Sayangnya Larena malah menikahi pria tak berguna seperti Arfeen, yang memiliki pekerjaan hina, seorang tukang sapu jalan. Bahkan karena itu, dana investasi dari Ferano di La Viva dicabut. Meski setelah itu Arfeenlah yang mengupayakan dana untuk membuat La Viva tetap beroperasi. Tadinya Viera ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   147

    Pria itu menatap tajam pada Arfeen, saat ini suami Larena Jayendra yang katanya hanya seorang pria terhina itu tampak seperti iblis di mata si pria. Bahkan penampilannya seperti bos mafia kejam dan kaya raya. Apakah benar pria itu adalah menantu Vano Jayendra? Menyaksikan hal itu, si pria mulai ketakutan. Bahkan jika pemuda itu bisa menyuruh anak buahnya menyiram wajah pacarnya dengan cairan kimia tanpa belas kasih, maka tak menutup kemungkinan dirinya akan mendapatkan siksaan yang jauh lebih pedih. "Si-siapa kau sebenarnya?" tanya pria itu dengan suara gemetar. Suara tangisan dan ruangan wanita itu masih terdengar pilu. "Aku adalah iblis yang akan menyiksamu hari ini!" jawab Arfeen dengan nada dingin. Sekarang Kemal yang menghampiri si pria, tanpa aba-aba ia meninju wajahnya beberapa kali. Darah segar muncrat dari mulut pria itu, juga mengalir dari hidungnya. Bahkan giginya ada yang copot. "Hukuman apa yang pantas bagi mereka yang suka menebar fitnah?" ujar Arfeen menyeringai

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05

Bab terbaru

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status