Share

Trik Dimitri

last update Last Updated: 2024-07-30 19:18:02
“Dimitri, kamu salah alamat tau!” Idellia dengan tingkahnya yang bar-bar mendorong punggung Dimitri agar menjauh dari area dosen prodinya berkumpul.

Usaha Idellia itu percuma karena tenaga Dimitri jauh lebih besar darinya. Tidak sejengkal pun Dimitri beranjak dari posisi berdirinya, membuat Idellia kesal tidak terima.

“Liliaaaaa,” rengek Idellia, mengadu.

“Kenapa deh? Salah? Nggak boleh saya di sini?” tanya Dimitri memasang wajah tampang tidak bersalahnya.

“Nggak boleh!” jawab Idellia dengan galak. Kali ini dia serius.

Tatapan dari dosen-dosen wanita prodi Manajemen terlihat sinis. Dan itu tidak hanya dirasakan oleh Idellia, yang lainnya juga merasa begitu.

Pun, Claudia yang sedari tadi memilih diam mengistirahatkan diri.

Dimitri melirik jam yang melingkar di tangannya. Masih tersisa dua menit terakhir sebelum set terakhir di mulai, sekaligus set penentuan siapa yang akan lolos ke dalam babak final.

“Cabut gih, Dim. Beneran nggak enak suasananya,” ucap Lilia mengedikkan dagunya
catatanintrovert

Ada yang numpang kapal inikah atau stay RyuxClau?

| 60
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
sarah azania
Apasi dimitri maksa bgt ga lucu
goodnovel comment avatar
young hanida
ngelu ngrasakno claudia
goodnovel comment avatar
hildayaaaa
jelas nyaa a Ryuxclau
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Di Antara Semua Orang, Kalian di Mana?

    Peluit dibunyikan dengan panjang setelah tiga puluh menit berlangsung pada set tiga, menandakan pertandingan tim voli putri dosen sudah selesai.Raut wajah lelah samar terlihat pada wajah cantik Claudia. Senyumnya mengembang sambil kedua tangan menumpu pada lutut.Lilia menghampiri dan mengajaknya untuk bertos.“Lo keren, Clau, hari ini!” puji Lilia.Tubuh Claudia menegak dan dia menyambut ajakan tos Lilia, berakhir memeluk pundak wanita itu.“Kamu juga keren, Lilia!” balas Claudia memberikan pujian.Tapi, itu bukan sembarang pujian sebab Lilia memang keren saat bermain tadi. Selaku ketua tim, Lilia banyak menyumbangkan poin.“Aaa mau pelukan jugaaa,” rengek Idellia yang menghampiri keduanya dengan langkah tergopoh-gopoh.“Ke pinggir aja yuk,” celetuk Praya dari belakang Idellia. Yang lain mengangguk dan lekas bergegas.Pada akhirnya yang berhasil lolos ke babak final besok adalah tim voli prodi Manajemen. Demikian, itu artinya tim voli prodi Seni dinyatakan kalah.“Nggak apa-apa, guy

    Last Updated : 2024-07-30
  • Pesona Presdir Posesif   Hantu Penunggu Tangga Darurat

    Paling tidak, Ryuga bisa menahan diri untuk tidak menghampiri Dimitri dan mengatakan, “Jangan mengganggu tunanganku!” sampai pertandingan benar-benar selesai. Atau paling parah menyuruh Claudia untuk tidak mengikuti set berikutnya. Tidak mungkin. Jadi sepanjang sisa pertandingan, senyum mahal Ryuga terenggut. Yang ada hanya aura mencekam yang bisa dirasakan oleh Riel, Diana bahkan Aruna. “Ayo pergi,” ajak Ryuga di sisa menit pertandingan terakhir. Pria itu menolehkan wajah ke arah Aruna. Meskipun menyeramkan di mata orang lain, tapi di depan Aruna, Ryuga selalu memasang wajah yang hangat namun tetap tegas. “Pertandingannya belum beres, Dad. Kita belum tahu siapa yang lolos ke babak final,” ujar Aruna menatap Ryuga tidak mengerti. “Tim voli prodi dosenmu kalah, Aruna,” ucap Ryuga dengan entengnya. Pria itu mengembuskan napas. “Claudia tidak akan menang.” Sontak saja Aruna keheranan mendengar ucapan Daddy-nya itu. Satu alisnya bertaut. ‘Kalau Daddy mengatakan ini pada Bu Clau, ras

    Last Updated : 2024-07-31
  • Pesona Presdir Posesif   Dasar Presdir Menyebalkan!

    Tapi, memangnya ada hantu berjenis pria tampan? Lalu bermasker pula?!Sosok yang Claudia duga sebagai hantu melepaskan bekapan tangannya sehingga Claudia bisa bicara sekarang, “Ryuga?!” serunya kaget.Dia mengais napas banyak-banyak seraya memalingkan wajah karena sosok tersebut tepat berada di hadapan Claudia.Pada detik yang sama, Ryuga menendang ujung pintu dengan kaki kirinya sehingga pintu tertutup rapat-rapat dengan bunyi yang nyaring.Claudia mengerjapkan mata, terkejut bukan main. Debar jantungnya mulai berdetak berlebihan, antara takut dan senang bahwa Ryuga ada di hadapannya.“Mmm, ini aku,” sahut Ryuga dengan enteng. Satu tangan Ryuga menarik masker putihnya turun lantas beralih meraih dagu Claudia agar wanita itu menatap lurus ke arahnya.Manik hitam Ryuga menyorotnya tajam dengan kedua alis yang bertaut. Ini tatapan yang sering Claudia lihat sejak awal-awal mengenal Ryuga.“Sudah ada lampu di sini. Kenapa tatapanmu masih menunjukkan kalau kamu takut, Claudia?” tanya Ryug

    Last Updated : 2024-08-01
  • Pesona Presdir Posesif   Apa Kamu Juga Menginginkanku?

    Alih-alih menjawab pertanyaan Claudia, Ryuga malah mendekatkan wajahnya. Refleks, Claudia memalingkan wajah ke arah samping, menghindar. Pun, Ryuga hanya menatap wajah Claudia dari jarak beberapa senti lalu mendengus tidak percaya. Ryuga … ditolak. Hening. Hanya napas keduanya yang saling bersahutan. Claudia merasa gugup bukan main. Takut jika membuat pria itu marah. Tapi, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan demikian. Maka, Claudia memutuskan untuk bicara terlebih dahulu. “Jangan lakukan apa pun pada Pak Dimitri, Ryuga,” ucap Claudia benar-benar serius. Sebelum Ryuga memprotesnya, Claudia menambahkan, “Bagaimana pun kontrak di antara kita masih berlaku ‘kan, Ryuga?” “Pak Dimitri hanya rekan dosen bagiku.” Claudia masih tetap dalam posisinya. Tidak mungkin Claudia membuat kepalanya menoleh karena Ryuga masih tepat di depan pipinya. Sial. “Katakan sambil melihatku, Claudia,” tantang Ryuga menarik mundur wajahnya. Namun, dia sama sekali tidak menjauhkan tubuhnya. Claudia mencob

    Last Updated : 2024-08-02
  • Pesona Presdir Posesif   Sesudah Pencemaran Otak, Terbitlah Pencemaran Telinga

    Satu dua … lima detik Ryuga menunggu Claudia bersuara, namun yang Ryuga dengar hanya deru napas keduanya yang saling bersahutan.Meskipun saling bertatapan, Ryuga bisa melihat Claudia tampak memikirkan banyak hal. Satu yang tidak Ryuga temukan, yakni ketakutan yang ada dalam netra Claudia.“Apa pertanyaan itu terlalu sulit untuk kamu jawab, Claudia?”Kepala Ryuga rasanya menjadi pening. Sepertinya malam ini dia akan mandi dengan air dingin untuk menyegarkan baik pikiran maupun tubuhnya.“Uhm ….” Claudia menimbang, dia sudah mempersiapkan jawabannya.Namun, belum sempat berucap, Ryuga menyela, “Jawab saja antara ya atau tidak.” Itu jawaban pasti.“Tanpa tapi!” tegas Ryuga menambahkan.Seketika itu Claudia meneguk ludahnya. Dalam jawabannya memang terdapat kata hubung ‘tapi’. Jadi, bagaimana?“Kenapa tidak boleh tanpa tapi?” protes Claudia. Alisnya naik sebelah.Ryuga mendengus dan menyugar rambutnya ke belakang. Dia menusukkan lidahnya ke pipi sebelum menjawab Claudia, “Pertanyaanku bu

    Last Updated : 2024-08-02
  • Pesona Presdir Posesif   Kayaknya Makin Naksir

    “Berhenti menggodaku, Ryuga,” ucap Claudia merengut pelan. “Aku … mau pulang.” Raut wajahnya terlihat memelas.Posisi Claudia seperti anak kucing yang sedang terjepit. Dia hanya bisa kembali menarik ujung kaos Ryuga. Pandangan Ryuga turun untuk melihat hal tersebut. Dia mendengus.“Oke.”Jawaban singkat Ryuga sontak membuat Claudia memelotot tidak percaya.‘Kenapa nggak daritadi, sih, Ryuga?’Baru Claudia akan menghela napas lega, tapi Ryuga menarik tangan Claudia hingga tubuhnya menempel padanya.Ya, Ryuga memeluk Claudia. Pria itu menaruh dagu di pundak wanitanya. Jika tangan kirinya sudah berfungsi dengan baik nanti, dia akan memeluk Claudia dengan kedua tangannya.“Kenapa, Ryuga?” tanya Claudia heran. Setelah itu, Claudia merasakan usapan lembut si belakang kepalanya. Siapa lagi jika bukan Ryuga yang melakukannya?“Meski amatir, kamu tampak keren saat bermain tadi, Claudia,” ucap Ryuga baru menyinggung soal pertandingan.Perasaan Claudia terenyuh. Claudia hanya bisa pasrah jika de

    Last Updated : 2024-08-03
  • Pesona Presdir Posesif   Selamat Bersenang-senang!!

    Setelah melalui hari yang padat, Claudia sudah memutuskan untuk tidur di jam tujuh malam. Dia memakai piyama dan sudah membaringkan diri di ranjang tidur.“Hmmm, selamat tidur Claudia. Terima kasih untuk kerja kerasmu hari ini,” ucapnya pada diri sendiri.Lima detik setelah memejamkan mata, tiba-tiba terlintas ingatan apa saja yang sudah terjadi hari ini. Dan ingatan yang muncul dalam kepalanya adalah tentang Ryuga.Cepat-cepat Claudia kembali membuka mata dan menggelengkan kepalanya keras-keras. Bukan hanya soal ingatan saja, Claudia seolah bisa merasakan sentuhan Ryuga pada bibirnya.Refleks Claudia menyentuh bibir cherry-nya dan bergumam, “Ngapain malah mikirin Ryuga coba Clau?” tanyanya tidak habis pikir.Karenanya, jantung Claudia jadi bertalu-talu lagi dengan cukup cepat. Claudia langsung mengubah posisi tidurnya menjadi miring. Netra matanya bisa langsung menemukan buket bunga yang diletakkannya di meja.Claudia menggigit bibir. Dalam batinnya dia berbicara, ‘Ah, aku belum semp

    Last Updated : 2024-08-04
  • Pesona Presdir Posesif   Mbak Strawberry dan Om Pacar

    Rencana Claudia untuk tidur lebih awal tidaklah terlaksana. Dia bergegas ke supermarket depan tanpa berniat mengganti pakaiannya terlebih dahulu.‘Mau ketemu Ryuga ini kok, bukan ketemu Presiden,’ pikir Claudia.Toh piyamanya juga panjang dan tertutup. Claudia hanya membawa selembar uang yang ditaruh dibalik belakang case ponselnya serta barang tadi yang disimpan di saku celana.Tidak lupa, Claudia mengunci pintu sebelum pergi. Larissa memberikan kunci cadangan rumah pada Claudia semenjak dirinya tinggal di kamar loteng.Diam-diam Claudia bersyukur Dirga dan Aland sedang tidak di rumah. Kalau ada, dengan alasan apa Claudia harus pergi?Beberapa menit kemudian, Claudia sampai dengan selamat tanpa tersandung. Dia sengaja mengangkat celana piyamanya tinggi-tinggi agar lebih leluasa bergerak.Begitu Claudia masuk dan membuka pintu supermarket, seorang karyawan pemuda tempo lalu menyapanya dibalik kasir.“Selamat malam. Selamat datang di supermarket Impian,” ucapnya.Lalu dibalik bulu mata

    Last Updated : 2024-08-04

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!”Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian.“Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya.Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?”Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti.“Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.”Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Aruna aka

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Ryuga?

    Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna … kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. ‘Ish, mikir apa, sih, kamu, Clau?!’ “Mom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?” pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah

  • Pesona Presdir Posesif   Jalan-Jalan Sore

    Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. “Coba saja kalau kamu berani, Al.”Suaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.‘Ya mana berani kalau sama Om Ryuga.’ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Om Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?” keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. “Curiga … anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.”Claudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. “Kok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, ‘kan memang Daddy-nya.”Mendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland

  • Pesona Presdir Posesif   Singkat, Padat, Oke

    “Ryuga Ryuga.”Tidak ingin membuat suaminya itu cemburu dan berakhir salah paham, Claudia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi Ryuga agar mendongak supaya bertukar pandangan dengannya.Sepasang manik hitam Ryuga yang menyorotnya tajam cukup berhasil membuat Claudia terintimidasi. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia membatin, ‘Satu-satunya yang tahu soal Dokter Valky hanya Ayah …. Apa saja yang Ayah katakan pada Ryuga?’Claudia yakin sekali dengan soal yang satu itu. Kecil kemungkinan jika Aland yang memberitahu soal Dokter Valky.“Tolong dengarkan penjelasanku dulu, ya?” pinta Claudia dengan suara yang lembut. Karena jika dilihat dari ekspresi Ryuga yang tampak kesulitan, sepertinya akan sulit mengajaknya untuk bicara.Ryuga menggelengkan kepala. Dia sudah mendengarnya dari Aji. Kira-kira begini, “Ayah baru ingat jika dulu sebelum Claudia pergi ke kota untuk melamar sebagai dosen, Dokter Valky sempat ditugaskan di Desa ini.”Mendengar informasi itu, Ryuga menyimaknya de

  • Pesona Presdir Posesif   Cemburunya Ryuga

    Valky …Berulang kali Ryuga memikirkan nama itu saat membersihkan dirinya di kamar mandi. Seingatnya, Aruna tidak memiliki teman pria dengan nama yang disebutkan tadi.Kalau begitu, kemungkinan besar Claudia mungkin saja mengenalnya? Dilanda penasaran, cepat-cepat Ryuga menyelesaikan kegiatan mandinya itu.Saat Ryuga membuka pintu kamar mandi, manik hitamnya tak sengaja menangkap kehadiran Aji yang hendak menuju dapur rumahnya. “Baru selesai mandi, Ryu?”Ryuga hanya menjawabnya dengan gumaman. Namun, langkah kakinya mengikuti Aji menuju dapur. Hubungan keduanya sebagai menantu dan mertua tidak bisa dibilang buruk. Meskipun tidak bisa dibilang akrab, keduanya masih bisa mengobrol dalam beberapa hal, termasuk mengenai festival yang akan diselenggarakan di Desa tempat Claudia tinggal.Alasan itulah yang menyebabkan Ryuga ada di desa kediaman istrinya–Claudia.“Semuanya sudah selesai, Yah?” Selaku sponsor yang mendanai besar acara festival tersebut, Ryuga memastikan. Beberapa saat yang la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status