Share

Terpaksa Mengaku

last update Last Updated: 2024-09-01 11:37:51

Tidak ada yang tidak patah hati mengetahui sosok pujaan hatinya sudah memiliki tambatan hati. Itulah yang dirasakan oleh Dirga Disastra.

Keterdiaman Claudia membawa Dirga pada satu simpulan bahwa pertama, Claudia memiliki seorang kekasih dan kedua, sosok tersebut ternyata pria yang tidak disukainya.

“Ryuga, Mbak?” tanya Dirga penuh penekanan. Ekspresinya benar-benar dingin. Pun, suaranya.

Ditodong pertanyaan seperti itu, Claudia merasa tidak mungkin lagi bisa mengelak. Dia memberanikan diri menatap Dirga.

“Y-ya, Mbak sama Ryuga memiliki hubungan–

“Sudah sejauh mana, Mbak?” sela Dirga sambil menyugar rambutnya ke belakang. Rahangnya mengeras. Manik hitam tajamnya menyorot sang pujaan hati dengan kecewa.

Mulut Claudia terbuka lantas mengatup lagi. Dia tidak bisa menjelaskan pertanyaan Dirga yang satu itu. Hubungannya dengan Ryuga terlalu kompleks. Claudia membatin, ‘Menghadapi Dirga lebih sulit dibandingkan Aland.’

Kedua tangan Dirga mengepal begitu pikirannya terlempar pada hal-hal yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nurul
aq rasa ddy aruna ad kena mengena dngn kempngn ibunya si claudia
goodnovel comment avatar
Suria
Dirga sepatutnya x boleh masuk campur urusan peribadi Claudia. Status dirga sendiri masih ank2 & Clau sayang pd dirga sama seperti adik sendiri.
goodnovel comment avatar
Lisa Narulia
Masih oenasaran knp ayah clau ga skg orang kaya ya…
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Meyakinkan Dirga

    Usai membuat bekal, Claudia langsung bersiap-siap mandi dan berpakaian. Dia mengenakan pakaian serba putih. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai. Tidak lupa Claudia menambahkan foundation di area lehernya lumayan banyak.Netra matanya menatap lamat-lamat dirinya di depan cermin. ‘Rasanya jadi canggung untuk menemui Dirga,’ batin Claudia. Kepalanya menoleh untuk melihat jam yang melingkar di pergelangan kirinya.Sudah jam enam lebih sekian. Claudia harus cepat membangunkan pemuda itu agar Dirga memiliki waktu untuk sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke kampus.Claudia berencana akan pergi lebih awal. Tentu tidak mungkin Claudia menumpang Vespa merahnya Dirga. Selain karena canggung, mungkin saja pagi ini Dirga berencana menjemput Aruna.Memastikan semuanya sudah rapi, Claudia menyelempangkan tas berwarna oranye di bahunya. Dia membulatkan tekad untuk pergi ke kamar Dirga.“Bagaimana pun, aku tidak bisa menghindari Dirga terus-terusan,” gumam Claudia mengembuskan napas berat.Beberap

    Last Updated : 2024-09-01
  • Pesona Presdir Posesif   Sekali Tepuk Dua Lalat

    Dalam kehidupan ini, akan ada yang tinggal dan ada juga yang pergi. Claire Lee adalah orang yang pergi dalam hidup Claudia. Lebih tepatnya, Claudia juga memilih pergi dari kehidupan Claire.Seruan Claudia yang menyebut nama Claire membuat Dirga akhirnya ikut melihat ke arah pintu masuk.Dengan senyumnya yang cantik, Claire menyapa, “Selamat pagi, Claudia … pagi Dirga,” sapanya dengan ramah. Claire bertingkah seolah sudah melupakan apa yang terjadi kemarin.Detik berikutnya, Dirga menarik tubuh Claudia dan menempatkan wanita itu berada di belakangnya.“Ada keperluan apa Mbak ke sini?” tanya Dirga to the point. Dirga menaruh sebagian rasa hormatnya pada sosok Claire karena bagaimana pun Claire adalah dosen sekaligus dosen wali beserta tunangan dari Sambara–sepupunya.Jika bukan karena ketiga poin tadi, Dirga hanya akan menganggap Claire adalah wanita pengganggu dan tidak layak disebut manusia.“Mbak nggak punya kepentingan sama kamu, Dir,” sahut Claire terkekeh hambar. “Meskipun seharus

    Last Updated : 2024-09-01
  • Pesona Presdir Posesif   Brokoli Rebus

    Nyaris saja Claudia tersandung jika dia tidak cepat-cepat berpegangan pada tiang listrik yang ada di dekatnya. Padahal sebentar lagi, dia tiba di depan mobil Ryuga yang sudah terparkir di depan supermarket.Sejenak, Claudia menutup mata dan membatin, ‘Astaga. Kapan aku tidak tersandung, sih,’ ringisnya.Di dalam mobil, baik sopir, Aruna maupun Ryuga melihatnya secara jelas.“Claudia …,” gumam Ryuga sambil menggelengkan kepala. Entah sudah yang keberapa kali Ryuga melihat kecerobohan wanita itu.Aruna mengerjapkan mata. Dia merasa dejavu melihat Claudia yang tersandung. Dia menolehkan wajah ke arah Ryuga.“Dad, Aruna turun sekarang, ya.” Gadis itu mengangkat sketchbook dalam pelukannya. “Mau mengantarkan ini ke Dirga,” beritahunya.“Nggak apa-apa ‘kan nunggu Aruna bentar?” tambah Aruna lagi. Sebenarnya saat di perjalanan tadi, Aruna sudah memberitahu Ryuga satu kali.Ryuga menganggukkan kepala. “Janji tidak lama? Kalau lama, Daddy tinggal.”Tentu Ryuga tidak serius dengan ucapannya. Apa

    Last Updated : 2024-09-01
  • Pesona Presdir Posesif   Mari Putus

    Tidak mau bertemu Dirga membuat Aruna berinisiatif menaruh sketchbook itu di teras rumahnya saja.“Sebaiknya taruh di teras daripada di meja, takut nggak kelihatan Dirga,” pikir Aruna seraya melirik meja di pojok ruangan. Gadis itu segera merogoh catatan dan pulpen mini di tas kecil yang Aruna selempangkan.Setidaknya Aruna harus sopan sedikit meskipun lebih sopan lagi jika mengembalikannya secara langsung.‘Maaf sketchbook-nya aku balikin di sini ya, Dirga.’Kira-kira itulah yang Aruna tulis di catatan berwarna pink kotak kecil itu sebelum menempelkannya di atas sketchbook. Lantas Aruna berjongkok untuk menaruhnya di teras.Bersamaan ketika tubuh Aruna bangkit, pintu depan rumah Dirga terbuka, menampilkan si empu rumah yang sudah tampan dengan setelan kaos putih dibalut kemeja berwarna navy berlengan pendek.“D-Dirga?!” pekik Aruna tertahankan. Tubuhnya menegak.Pandangan keduanya bertemu. Tadinya Aruna ingin langsung menyelonong pergi. Namun, Aruna mendapati wajah Dirga yang pucat.

    Last Updated : 2024-09-02
  • Pesona Presdir Posesif   Memasuki Babak Baru

    “Putus?” ulang Dirga dengan kedua alis yang menukik kesal. “Nggak mau,” tolak Dirga datar. Tidak sekali pun terlintas dalam pikiran Dirga untuk memutuskan Aruna. Manik hitamnya menyorot Aruna dalam. Suara beratnya mengudara, “Tarik lagi ucapan lo, Aruna. Lo nggak akan bisa putus dari gue.” Mata besar Aruna memicing mendengar ucapan Dirga yang menggelikan dan terkesan egois. Aruna membalas, “Nggak, Dirga. Aku tetap mau putus.” Pada titik itu Dirga merasa gusar. Aruna serius meminta putus darinya? Rahang Dirga mengeras. Dia menggelengkan kepalanya. “Gue menolak, Aruna,” sahutnya tegas. Sebenarnya Aruna kebingungan menghadapi sikap Dirga yang sekarang. 'Nggak, Aruna. Jangan lengah,' batinnya. Aruna mengembuskan napas berat. Wajahnya pasti kusut dan mata besarnya terlihat habis menangis. Dia berharap Ryuga tidak akan menyadari itu. Lalu pandangan Aruna menatap Dirga dengan lelah. "Udah, Dirga. Cukup. Aku pergi," pamit Aruna membalikkan tubuhnya. Ketika itu percuma saja menahan kepe

    Last Updated : 2024-09-03
  • Pesona Presdir Posesif   Hapus Ingatan

    Rasanya Claudia jadi malu sendiri karena Ryuga meresponsnya dengan senyum yang tampak mempesona.Paling tidak, pria itu seharusnya mengatakan sesuatu ‘kan?“A-apa kamu tidak setuju, Ryuga?” tanya Claudia memastikan. Dia membasahi tenggorokannya dengan menelan ludahnya dalam-dalam.Sudut bibir Ryuga terangkat, kini tersenyum menyeringai. “Siapa bilang aku tidak setuju?” Raut wajahnya menunjukkan keberatan.Ryuga menarik tangannya dari Claudia hanya untuk berpindah menyelipkan poni Claudia ke belakang telinga. Dengan suara dalamnya, Ryuga berkata, “Aku bahkan setuju jika kamu ingin mengadakan pesta pertunangan kita di acara reuni kelasmu malam ini, Claudia.”Demi mendengar itu, Claudia terperangah. Yang benar saja?! Ryuga pasti–“Aku tidak sedang menggodamu. Aku serius, Claudia.” Ryuga berucap seolah mengetahui apa yang ada dalam pikiran tunangannya.Kepala Claudia menggeleng kuat-kuat di tengah rasa panas yang menjalari pipinya. Dia memalingkan wajah. Claudia membatin, ‘Tapi, nggak beg

    Last Updated : 2024-09-03
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu

    Beberapa jam kemudian, tugas yang diberikan pada mahasiswa selesai dikumpulkan. Claudia menerima sekumpulan sketchbook yang diserahkan oleh Dirga selaku ketua kelas. “Tolong simpan di sini saja dulu ya, Dir,” pinta Claudia menunjuk bangku panjang di dekat pintu masuk. Mendengar itu, Dirga tidak langsung menurut. Dia tetap memeluk tumpukan sketchbook itu. “Kenapa nggak sekalian langsung dimasukkin ke mobilnya Ryuga, Mbak?” heran Dirga dengan alis yang naik sebelah. Dagunya mengedik ke depan. Manik hitamnya tertuju pada sebuah mobil hitam mewah yang terparkir di luar pintu masuk. “Itu mobilnya Ryuga ‘kan?” desak Dirga. Claudia tidak langsung menjawab. Dia sempat kebingungan, pasalnya Aruna sudah masuk ke dalam mobil. Gadis itu memilih langsung pulang dibandingkan menghabiskan waktu untuk bermain-main di Kebun Binatang seperti teman-teman kelasnya yang lain. “Uhm, ya, tapi– “Tapi, ada Aruna di mobilnya Ryuga?” Dirga mencoba mengartikan wajah kebingungan Claudia. Pemuda itu mendengu

    Last Updated : 2024-09-04
  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Di antara keempatnya, Ryuga satu-satunya orang yang belum mengetahui jika Dirga sudah mengetahui semuanya.Maka, jelas Ryuga yang paling terkejut. Manik hitam tajamnya bertukar pandang dengan Dirga. Lalu Ryuga mengalihkan pandangannya pada Aruna.“Dirga sudah tahu semuanya, Dad.” Penjelasan Aruna dalam satu kalimat membuat Ryuga terdiam.Di sebelah Dirga, Claudia menyikut lengan pemuda itu. Jarak keduanya dekat sehingga Claudia bisa berbisik pelan, “Beri salam, Dirga!”Menggemaskan melihat Dirga yang malah menatap manik hitam Ryuga dengan manik miliknya yang tidak kalah tajam.Ryuga berdeham. Aruna memutar kembali wajahnya ke depan. Dia sama sekali tidak berniat menyapa mantan kekasihnya.“Halo, O-om Ryuga," ucap Dirga sedikit kaku. Ekspresinya tampak kesulitan. Dia hampir tidak percaya karena baru saja membubuhi Ryuga dengan sebutan 'Om'.Pemuda itu masih memiliki keraguan mengenai status ayah dan anak di antara Ryuga dan Aruna. Mungkin saja Dirga masih memerlukan waktu untuk menerim

    Last Updated : 2024-09-04

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Ryuga?

    Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna … kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. ‘Ish, mikir apa, sih, kamu, Clau?!’ “Mom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?” pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah

  • Pesona Presdir Posesif   Jalan-Jalan Sore

    Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. “Coba saja kalau kamu berani, Al.”Suaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.‘Ya mana berani kalau sama Om Ryuga.’ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Om Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?” keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. “Curiga … anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.”Claudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. “Kok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, ‘kan memang Daddy-nya.”Mendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland

  • Pesona Presdir Posesif   Singkat, Padat, Oke

    “Ryuga Ryuga.”Tidak ingin membuat suaminya itu cemburu dan berakhir salah paham, Claudia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi Ryuga agar mendongak supaya bertukar pandangan dengannya.Sepasang manik hitam Ryuga yang menyorotnya tajam cukup berhasil membuat Claudia terintimidasi. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia membatin, ‘Satu-satunya yang tahu soal Dokter Valky hanya Ayah …. Apa saja yang Ayah katakan pada Ryuga?’Claudia yakin sekali dengan soal yang satu itu. Kecil kemungkinan jika Aland yang memberitahu soal Dokter Valky.“Tolong dengarkan penjelasanku dulu, ya?” pinta Claudia dengan suara yang lembut. Karena jika dilihat dari ekspresi Ryuga yang tampak kesulitan, sepertinya akan sulit mengajaknya untuk bicara.Ryuga menggelengkan kepala. Dia sudah mendengarnya dari Aji. Kira-kira begini, “Ayah baru ingat jika dulu sebelum Claudia pergi ke kota untuk melamar sebagai dosen, Dokter Valky sempat ditugaskan di Desa ini.”Mendengar informasi itu, Ryuga menyimaknya de

  • Pesona Presdir Posesif   Cemburunya Ryuga

    Valky …Berulang kali Ryuga memikirkan nama itu saat membersihkan dirinya di kamar mandi. Seingatnya, Aruna tidak memiliki teman pria dengan nama yang disebutkan tadi.Kalau begitu, kemungkinan besar Claudia mungkin saja mengenalnya? Dilanda penasaran, cepat-cepat Ryuga menyelesaikan kegiatan mandinya itu.Saat Ryuga membuka pintu kamar mandi, manik hitamnya tak sengaja menangkap kehadiran Aji yang hendak menuju dapur rumahnya. “Baru selesai mandi, Ryu?”Ryuga hanya menjawabnya dengan gumaman. Namun, langkah kakinya mengikuti Aji menuju dapur. Hubungan keduanya sebagai menantu dan mertua tidak bisa dibilang buruk. Meskipun tidak bisa dibilang akrab, keduanya masih bisa mengobrol dalam beberapa hal, termasuk mengenai festival yang akan diselenggarakan di Desa tempat Claudia tinggal.Alasan itulah yang menyebabkan Ryuga ada di desa kediaman istrinya–Claudia.“Semuanya sudah selesai, Yah?” Selaku sponsor yang mendanai besar acara festival tersebut, Ryuga memastikan. Beberapa saat yang la

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Valky?

    Itu semua dibuktikan dalam sekejap melalui ketukan di pintu kamar Claudia diiringi suara gadis yang terdengar begitu jelas sampai ke dalam. Demi mendengar suara Aruna yang mengalun dengan hati-hati, Ryuga yang sudah menukik kedua alisnya dengan kesal mendadak memudar. “Dad … Mom … Aruna ganggu nggak kira-kira?” Dalam kondisi seperti ini, jelas mengganggu bagi Ryuga. Akan tetapi, itu Aruna. Gadis itu selalu memiliki ruang tersendiri bagi Ryuga. “Gi–gimana, Ryu?” tanya Claudia sambil meringis. Senyum Ryuga kelihatan getir. “Mau bagaimana lagi, Claudia?” Sebelum beranjak pergi, Ryuga menyempatkan diri mengusap pipi Claudia sekilas. Claudia tersenyum memandangi punggung Ryuga yang menjauh. Dia membatin, ‘Tumben Ryuga mau mengalah?’ Merasa penasaran dengan kedatangan Aruna, Claudia pun mencoba bangkit dari ranjang tidur. Sementara Ryuga sudah membukakan pintu, sosok Aruna tampak berjalan menjauh. “Ada apa, Na?” Suara Ryuga yang mengudara seketika membuat Aruna membalikkan tubuhnya.

  • Pesona Presdir Posesif   Aku Merindukanmu

    “Kamu sama Aland membicarakan apa, Ryuga?”Pertanyaan itu sukses membuat Ryuga terdiam dan menatap Claudia lamat-lamat. Dia baru saja selesai mengantar Claudia ke kamar mandi dan membantunya naik kembali ke kamar atas milik istrinya itu.Claudia menolak menggunakan kamar tamu yang letaknya ada di bawah pada kediaman Aji. Padahal kamar tamu lebih dekat dengan kamar mandi. Akan tetapi, Claudia tetap tidak mau. “Bukan apa-apa,” jawab Ryuga setelah terdiam beberapa saat. Dia mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga Claudia. “Hanya pembicaraan di antara pria saja, Claudia.”Lantas setelah itu, Ryuga menjauhkan wajahnya dari Claudia. Sebelum pria itu bangkit dari duduknya, Ryuga menyempatkan diri mencuri kecupan di bibir cherry Claudia.“Tapi, kalau kamu memang penasaran … aku akan memberitahu dengan sebuah syarat.”Mendengarnya, Claudia langsung memejamkan mata. Batinnya berbisik, ‘Tidak jadi.’Dia berpikir dua kali untuk mengetahui pembicaraan itu. Sementara Ryuga tengah mengambil

  • Pesona Presdir Posesif   Si Aland

    Lima bulan kemudian … TUKKK Sebuah kerikil kecil mendarat di lengan Aruna yang beruntungnya mengenakan kaus berlengan panjang. Gadis itu meringis kecil, “Aw!” ‘Siapa, sih?!’ gerutunya dalam batin sambil mengalihkan pandangan tepat pada dua pemuda yang baru saja tiba di depan teras rumah. Aruna mengembuskan napas berat, sudah menebak pelaku yang menjailinya. “Bisa nggak, sehari aja Om Al nggak bersikap rese?!” Aruna bersiap mengeluarkan tanduk tak kasat mata di atas poni depannya. Sang pelaku–yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aland terkekeh pelan. Dia senang jika sudah melihat wajah cantik itu tampak bete. Aland membalas, “Oh jelas … tidak bisa dong.” Wajah tampannya tampak songong. “Lo adalah target yang pas untuk kegabutan gue selama di sini, Ar– “–Kak! Pras! Woy! Kecekik nih!” protes Aland begitu Pras memiting lehernya tiba-tiba dan tanpa aba-aba. Sudut bibir Pras menyeringai. Dia baru melepaskan Aland usai pemuda itu mengatakan tidak bisa bernafas dengan benar. “Yahh,

  • Pesona Presdir Posesif   Tiba-Tiba Putus

    “Halo halo.” Suara berat itu menyapa dari sambungan telepon. Si penerima telepon belum memberikan respons dan untuk itulah suara berat milik seorang pemuda itu kembali mengudara, “Disini dengan Aland Mada, saya ingin melapor kehilangan pacar cantik bernama Anjani Ruby.” Mendengar namanya disebut, sudut bibir Anjani tersenyum. Dia memutuskan untuk berpindah tempat dari kursi belajar menuju ke ranjang tidurnya. Anjani menimpali kekonyolan yang dimulai oleh kekasihnya tersebut, “Sudah berapa lama memangnya pacarmu itu menghilang?” “Hmmm,” gumam Aland di seberang sana yang ikut berbaring. Sesaat, Aland berpikir dengan kedua alis yang menukik tajam. “Hampir seharian ini. Dan itu cukup membuatku tidak bersemangat!” beritahunya. Berhubungan jarak jauh cukup membuat Aland merasa dilanda frustasi. Dia sedang ada di dalam fase jatuh cinta. Rasanya ingin menemui Anjani setiap hari, makan siang bersama, lalu melakukan hal banyak lainnya setelahnya. Namun, Aland tidak bisa melakukan keinginannya

  • Pesona Presdir Posesif   Yang Terjadi dengan Aruna dan Anjani

    Aruna tidak paham bagaimana cara bekerja hukum alam semesta. Itu bukan sesuatu yang bisa dikendalikan olehnya. Dia baru saja membuat Riel pergi setelah mengomelinya panjang lebar dan memutuskan membuat batasan dengan pria yang sudah dikenalinya sejak lama itu. “Pizza-nya sudah datang, Aruna?” Pintu kamar mandi yang dibuka disertai pertanyaan Diana lekas membuat Aruna menoleh cepat. Mata besar Aruna menemukan air wajah Diana yang tampak lebih baik dibandingkan beberapa jam sebelumnya. Kepala Aruna mengangguk-angguk samar. “Aku udah makan tiga, Tante,” akui gadis itu sambil menunjuk potongan pizza di hadapannya yang tidak lagi utuh. Aruna bersyukur, layanan pengantar makanan itu datang di waktu yang tepat sehingga Aruna bisa mengusir kepergian Riel. Meskipun jika boleh jujur, Aruna tampak berat hati melakukannya. Namun, jika Aruna tidak bisa bertindak tegas, sikap Riel ke depannya akan jauh lebih menyakiti perasaan banyak orang, termasuk Lilia. Tanpa menaruh perasaan curiga apapun,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status