Share

Brokoli Rebus

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-01 20:00:56
Nyaris saja Claudia tersandung jika dia tidak cepat-cepat berpegangan pada tiang listrik yang ada di dekatnya. Padahal sebentar lagi, dia tiba di depan mobil Ryuga yang sudah terparkir di depan supermarket.

Sejenak, Claudia menutup mata dan membatin, ‘Astaga. Kapan aku tidak tersandung, sih,’ ringisnya.

Di dalam mobil, baik sopir, Aruna maupun Ryuga melihatnya secara jelas.

“Claudia …,” gumam Ryuga sambil menggelengkan kepala. Entah sudah yang keberapa kali Ryuga melihat kecerobohan wanita itu.

Aruna mengerjapkan mata. Dia merasa dejavu melihat Claudia yang tersandung. Dia menolehkan wajah ke arah Ryuga.

“Dad, Aruna turun sekarang, ya.” Gadis itu mengangkat sketchbook dalam pelukannya. “Mau mengantarkan ini ke Dirga,” beritahunya.

“Nggak apa-apa ‘kan nunggu Aruna bentar?” tambah Aruna lagi. Sebenarnya saat di perjalanan tadi, Aruna sudah memberitahu Ryuga satu kali.

Ryuga menganggukkan kepala. “Janji tidak lama? Kalau lama, Daddy tinggal.”

Tentu Ryuga tidak serius dengan ucapannya. Apa
catatanintrovert

Jujur, aku juga baru tau ini dari Ryuga wkwk :') ngakak bgt

| 70
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Dyandra Mulya
Yg bener, Brokoli itu Antioksidan bagi tubuh. Baru kali ini denger kalo Brokoli itu bisa buat Ningkatkan Libido, Wkwkwk ... Dasar Ryuga aja yg Horny Mulu ke Claudia. Hih, kesel gue...
goodnovel comment avatar
Binti Suciati
iyakah ...,masa sih Thor
goodnovel comment avatar
Adam Radityo
aduuuh claire beruoah teruzz bikin gemes
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Putus

    Tidak mau bertemu Dirga membuat Aruna berinisiatif menaruh sketchbook itu di teras rumahnya saja.“Sebaiknya taruh di teras daripada di meja, takut nggak kelihatan Dirga,” pikir Aruna seraya melirik meja di pojok ruangan. Gadis itu segera merogoh catatan dan pulpen mini di tas kecil yang Aruna selempangkan.Setidaknya Aruna harus sopan sedikit meskipun lebih sopan lagi jika mengembalikannya secara langsung.‘Maaf sketchbook-nya aku balikin di sini ya, Dirga.’Kira-kira itulah yang Aruna tulis di catatan berwarna pink kotak kecil itu sebelum menempelkannya di atas sketchbook. Lantas Aruna berjongkok untuk menaruhnya di teras.Bersamaan ketika tubuh Aruna bangkit, pintu depan rumah Dirga terbuka, menampilkan si empu rumah yang sudah tampan dengan setelan kaos putih dibalut kemeja berwarna navy berlengan pendek.“D-Dirga?!” pekik Aruna tertahankan. Tubuhnya menegak.Pandangan keduanya bertemu. Tadinya Aruna ingin langsung menyelonong pergi. Namun, Aruna mendapati wajah Dirga yang pucat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Pesona Presdir Posesif   Memasuki Babak Baru

    “Putus?” ulang Dirga dengan kedua alis yang menukik kesal. “Nggak mau,” tolak Dirga datar. Tidak sekali pun terlintas dalam pikiran Dirga untuk memutuskan Aruna. Manik hitamnya menyorot Aruna dalam. Suara beratnya mengudara, “Tarik lagi ucapan lo, Aruna. Lo nggak akan bisa putus dari gue.” Mata besar Aruna memicing mendengar ucapan Dirga yang menggelikan dan terkesan egois. Aruna membalas, “Nggak, Dirga. Aku tetap mau putus.” Pada titik itu Dirga merasa gusar. Aruna serius meminta putus darinya? Rahang Dirga mengeras. Dia menggelengkan kepalanya. “Gue menolak, Aruna,” sahutnya tegas. Sebenarnya Aruna kebingungan menghadapi sikap Dirga yang sekarang. 'Nggak, Aruna. Jangan lengah,' batinnya. Aruna mengembuskan napas berat. Wajahnya pasti kusut dan mata besarnya terlihat habis menangis. Dia berharap Ryuga tidak akan menyadari itu. Lalu pandangan Aruna menatap Dirga dengan lelah. "Udah, Dirga. Cukup. Aku pergi," pamit Aruna membalikkan tubuhnya. Ketika itu percuma saja menahan kepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Pesona Presdir Posesif   Hapus Ingatan

    Rasanya Claudia jadi malu sendiri karena Ryuga meresponsnya dengan senyum yang tampak mempesona.Paling tidak, pria itu seharusnya mengatakan sesuatu ‘kan?“A-apa kamu tidak setuju, Ryuga?” tanya Claudia memastikan. Dia membasahi tenggorokannya dengan menelan ludahnya dalam-dalam.Sudut bibir Ryuga terangkat, kini tersenyum menyeringai. “Siapa bilang aku tidak setuju?” Raut wajahnya menunjukkan keberatan.Ryuga menarik tangannya dari Claudia hanya untuk berpindah menyelipkan poni Claudia ke belakang telinga. Dengan suara dalamnya, Ryuga berkata, “Aku bahkan setuju jika kamu ingin mengadakan pesta pertunangan kita di acara reuni kelasmu malam ini, Claudia.”Demi mendengar itu, Claudia terperangah. Yang benar saja?! Ryuga pasti–“Aku tidak sedang menggodamu. Aku serius, Claudia.” Ryuga berucap seolah mengetahui apa yang ada dalam pikiran tunangannya.Kepala Claudia menggeleng kuat-kuat di tengah rasa panas yang menjalari pipinya. Dia memalingkan wajah. Claudia membatin, ‘Tapi, nggak beg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu

    Beberapa jam kemudian, tugas yang diberikan pada mahasiswa selesai dikumpulkan. Claudia menerima sekumpulan sketchbook yang diserahkan oleh Dirga selaku ketua kelas. “Tolong simpan di sini saja dulu ya, Dir,” pinta Claudia menunjuk bangku panjang di dekat pintu masuk. Mendengar itu, Dirga tidak langsung menurut. Dia tetap memeluk tumpukan sketchbook itu. “Kenapa nggak sekalian langsung dimasukkin ke mobilnya Ryuga, Mbak?” heran Dirga dengan alis yang naik sebelah. Dagunya mengedik ke depan. Manik hitamnya tertuju pada sebuah mobil hitam mewah yang terparkir di luar pintu masuk. “Itu mobilnya Ryuga ‘kan?” desak Dirga. Claudia tidak langsung menjawab. Dia sempat kebingungan, pasalnya Aruna sudah masuk ke dalam mobil. Gadis itu memilih langsung pulang dibandingkan menghabiskan waktu untuk bermain-main di Kebun Binatang seperti teman-teman kelasnya yang lain. “Uhm, ya, tapi– “Tapi, ada Aruna di mobilnya Ryuga?” Dirga mencoba mengartikan wajah kebingungan Claudia. Pemuda itu mendengu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Di antara keempatnya, Ryuga satu-satunya orang yang belum mengetahui jika Dirga sudah mengetahui semuanya.Maka, jelas Ryuga yang paling terkejut. Manik hitam tajamnya bertukar pandang dengan Dirga. Lalu Ryuga mengalihkan pandangannya pada Aruna.“Dirga sudah tahu semuanya, Dad.” Penjelasan Aruna dalam satu kalimat membuat Ryuga terdiam.Di sebelah Dirga, Claudia menyikut lengan pemuda itu. Jarak keduanya dekat sehingga Claudia bisa berbisik pelan, “Beri salam, Dirga!”Menggemaskan melihat Dirga yang malah menatap manik hitam Ryuga dengan manik miliknya yang tidak kalah tajam.Ryuga berdeham. Aruna memutar kembali wajahnya ke depan. Dia sama sekali tidak berniat menyapa mantan kekasihnya.“Halo, O-om Ryuga," ucap Dirga sedikit kaku. Ekspresinya tampak kesulitan. Dia hampir tidak percaya karena baru saja membubuhi Ryuga dengan sebutan 'Om'.Pemuda itu masih memiliki keraguan mengenai status ayah dan anak di antara Ryuga dan Aruna. Mungkin saja Dirga masih memerlukan waktu untuk menerim

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Pesona Presdir Posesif   Memilih Gaun

    Dalam hitungan hari, Ryuga Daksa bersikap seolah dirinya bukanlah Presdir Daksa Company.Jika biasanya, Ryuga akan mengisi hari liburnya dengan menghabiskan waktu bersama Aruna atau menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menumpuk. Namun, saat ini, setelah sekian lama, Ryuga menggunakan waktunya untuk berkencan.Tentu bersama tunangannya yang cantik dan tidak tertandingi, Claudia Mada.Usai dari klinik, Ryuga mengajak Claudia untuk memilih gaun untuk dikenakan pada acara reuni. Dua orang karyawan menyambut kedatangan keduanya. Hanya dalam waktu hitungan detik Claudia segera disodorkan beberapa pilihan gaun-gaun yang menawan.‘Aku yakin harganya benar-benar mahal,’ batin Claudia meringis. Dilihat dari tempatnya saja, butik ini merupakan butik yang sudah memiliki nama.“Tidakkah ada gaun yang dirimu sukai, Claudia?” Sosok Ryuga yang memutuskan duduk di sofa kini bangkit dan menghampiri Claudia.Kepala Claudia menggeleng ragu. Dia menatap Ryuga dengan sungkan. Sebelum menyahut, netra matan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Pesona Presdir Posesif   Jangan Aneh-Aneh

    Napas Claudia tercekat. SRETT Belum sempat merespons, Claudia mengerjapkan mata kala merasakan ritsleting di belakang gaunnya terbuka dalam hitungan detik dengan cepat. “R-Ryuga!” panggil Claudia setengah berbisik. Raut wajahnya memperlihatkan kepanikan. Refleks tangan Claudia memegangi bagian depan gaunnya karena takut terlepas. Claudia bertanya, “K-kamu mau apa?!” Sekon berikutnya, Claudia menggeleng pelan. Dia seharusnya bukan bertanya, melainkan memarahi Ryuga. “Hanya membantumu,” jawabnya dengan enteng seraya mengedikkan bahunya. Lantas pandangannya jatuh menatap punggung Claudia yang hampir terbuka di atas pinggang. Ada satu hal tanda yang ditunjukkan Ryuga kala pria itu menggoda Claudia: Ryuga akan memainkan lidah di dalam mulutnya. Menyadari manik hitam Ryuga mengarah ke mana, Claudia dengan cepat membalikkan tubuh. “Jangan aneh-aneh, Ryuga,” ucap Claudia yang sukses membuat Ryuga terkekeh. Aneh-aneh katanya? Apa baru saja Claudia mencoba memperingatinya? Ryuga mendeng

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Pesona Presdir Posesif   Mengkhawatirkan Claudia

    Lain hal Ryuga Claudia, Aruna masih di atas vespa merah Dirga yang sedari tadi terus melaju tanpa tujuan.Sepanjang perjalanan itu, keduanya sama-sama tidak saling bicara sampai Aruna mulai merasa kesal. Dia tidak perlu repot-repot mencondongkan tubuh ke depan agar Dirga bisa mendengarnya.Aruna cukup mendekatkan mikrofon kecil di mulutnya. Gadis itu merengut, “Kita mau ke mana, sih, Dir? Anterin aku pulang daripada muter-muter nggak jelas kayak gini.”Mendengarnya, Dirga tersenyum kecil. Paling tidak, meskipun bicara dengan penuh protes, Dirga senang mendengar Aruna mau bicara padanya.“Bukannya lo selalu pengen diajak muter-muter nggak jelas dulu sebelum pulang ke rumah?” balas Dirga setengah menyindir. Manik hitamnya melirik ke arah spion motor. Sayangnya wajah Aruna sama sekali tidak terlihat di sana.Gadis itu tidak menggubris. Tapi, Aruna menyahuti dalam hati, ‘Ya itu ‘kan dulu waktu aku masih jadi kekasihmu Dirga Disastra!’Melihat keterdiaman Aruna, Dirga memiliki ide dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Yang Belum Terungkap

    Seorang Riel Waluyo sangat bisa diandalkan dalam pekerjaan, terutama dalam situasi-situasi darurat. Seperti yang terjadi lima belas menit lalu saat Lilia jatuh pingsan. Tanpa banyak bicara, Riel langsung membawanya untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat bersama Idellia yang ikut membantu.“Tolong cepat ditangani, Sus!”Sementara Lilia ditangani oleh dokter jaga dan suster yang bertugas, Idellia langsung menatap Riel dan menepuk bahunya.“Aku mau membelikan Idellia air minum. Kamu bisa tunggu di sini temani Lilia ‘kan, Riel?” pinta Idellia penuh harap.Riel memberikan anggukan di kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.“Thanks!” ucap Idellia sambil berlari ke luar dari UGD. Di perjalanan tadi, dia sempat mengecek ponsel untuk melihat keberadaan calon suami Lilia yang sudah diberitahu ketika Idellia masih berada di mobil.[Idellia: Cepat ke RS Permata, El! Lilia pingsan.]Hanya selang beberapa menit dokter melakukan pemeriksaan, dia menolehkan wajah untuk menatap Riel–sat

  • Pesona Presdir Posesif   Kemisteriusan Lilia

    “Aman kok, Clau, aman.”Jawaban Lilia tampak sangat meyakinkan. Bahkan untuk membuat Claudia percaya jika dirinya baik, Lilia mendaratkan satu tangannya di atas punggung tangan Claudia lantas mengusapnya lembut.“Lihat wajah gue … emang nggak kelihatan baik-baik aja, Clau?” Selagi bertanya, air wajah Lilia menunjukkan bahwa dirinya terlihat baik.Itu dia masalahnya. Jika Idellia sangat ekspresif, Lilia adalah kebalikannya. Kedua sepupu itu memiliki sifat yang berbanding terbalik. Jadi, Claudia tidak bisa memastikan. Ditambah Claudia belum terlalu mengenal Lilia lebih jauh lagi. Claudia sendiri tipe manusia yang cukup tertutup dan sulit membuka diri. Pun, dia juga merasa Lilia masuk ke dalam tipe tersebut. Itu sebabnya keduanya cocok berteman.Claudia berdehem, “Oke, aku berusaha percaya semuanya baik.” Hatinya merasa sedih. Dia paling dekat dengan Lilia dibandingkan teman-teman dosennya yang lain.Senyum Lilia mengembang, walau kelihatan agak sedikit canggung. Kepalanya mengangguk pel

  • Pesona Presdir Posesif   Extra Part

    Siang itu, Claudia sudah memiliki janji akan makan siang bersama Lilia. Dan sesuai janji Ryuga, dia tidak akan membiarkan Claudia kehilangan waktu bersama temannya meskipun sudah menikah. Hanya saja, ini tidak sesuai yang dibayangkan Claudia. Pandangannya melirik Ryuga yang melangkah bersamanya ke dalam cafe. Mendadak langkahnya berhenti. Otomatis, di sebelahnya Ryuga juga menghentikkan langkah. “Tidak bisakah kamu meninggalkanku berdua saja dengan Lilia, Ryuga?” Suara Claudia terdengar putus asa. Satu kakinya menghentak kesal. Bukan apa-apa, pertemuan makan siang ini hanya untuk dia dan Lilia. Pasti ada sesuatu, duga Claudia, mengingat Lilia tidak mengikutsertakan teman-temannya yang lain. Sebuah masalah karena Ryuga ‘kan tidak diajak. Belum sempat Ryuga memberikan respons, suara Claudia mengudara lagi. “Ayo berpisah di sini saja, Ryuga.” Ekspresi Ryuga tampak kesulitan. Dia sedikit keberatan harus meninggalkan Claudia seorang diri. Tapi, itu pilihan Claudia. Dengan suara yang en

  • Pesona Presdir Posesif   Selesai

    Claudia seringkali masih kesulitan untuk menolak permintaan Ryuga dalam urusan ranjang. Akan tetapi, sebagian besar alasannya adalah Claudia sendiri juga menikmati aktivitas keduanya. Seperti yang terjadi beberapa saat lalu, Claudia ikut dengan Ryuga ke perusahaan dan menuruti permintaannya. Mengingat itu kembali membuat Claudia tidak tahan untuk menjambak sisi rambutnya. Dia menghela napas. “Aku rasa aku sudah tidak waras!” cibir Claudia sambil menatap dirinya di depan cermin toilet. Pakaiannya sedikit berantakan dengan beberapa kancing atas yang terbuka. Ketika Ryuga menyentuhnya tadi, itu terasa tidak nyaman bagi Claudia. Tidak seperti biasanya. Demikian, dia meminta Ryuga untuk tidak menjangkau bagian dada. Setengah penasaran, Claudia mencoba menyentuh salah satu dadanya sendiri. ‘Kenapa terasa sakit, ya?’ batin Claudia sambil mengernyitkan dahinya samar. Kedua alisnya bertaut. Namun, Claudia tidak ingin memikirkannya lebih lanjut. Cepat-cepat Claudia merapikannya lalu turun

  • Pesona Presdir Posesif   Berbagi Istri

    “Sudah dua bulan ….”Pagi itu tiba-tiba saja Aruna bernyanyi dengan suara yang sumbang. Mata besarnya menatap Ryuga dan Claudia bergantian. Kepalanya miring ke arah kiri. Dia pun menyeletuk, “Kapan Aruna bisa tidur bareng Daddy sama Mommy Clau?”Dua bulan waktu yang cukup bagi Ryuga dan Claudia memiliki waktu berdua. Apalagi beberapa kali Aruna mengungsikan dirinya menginap di mansion agar orang tuanya bisa bebas berpacaran. Bukankah Aruna cukup pengertian?Sekarang, Aruna juga ingin bermanja-manja pada Ryuga dan Claudia. Masa bodoh dengan umur. Toh, Aruna setuju ‘Umur hanyalah angka.’Kemudian gadis itu bertopang dagu menggunakan kedua tangan. Mata besarnya mengerjap beberapa kali seraya memasang wajah yang penuh harap layaknya emoji.Claudia yang melihat itu terkekeh pelan. Dia menaikkan satu tangannya di atas meja makan untuk bertopang dagu. Dia berpikir sejenak, “Mmm, tanya Daddy saja, Aruna,” jawab Claudia sambil melirik Ryuga penuh maksud.“Kalau Mommy sendiri, malam ini juga ay

  • Pesona Presdir Posesif   Penjelasan Sebelum Pergi

    Ada pun, di sisi lain seorang gadis muda juga wajahnya ikut memanas dibalik selimut yang dikenakan. Beberapa detik lalu, dia mendengar suara yang memanggilnya dari luar kamar. “Anjani Ruby.”DEGSuara berat itu lagi-lagi mengudara di dalam kamar hotel yang ditempatinya. Anjani menahan napas dibalik selimut. Itu … jelas-jelas bukan suara Aruna.“Gue tahu lo nggak sakit, lo cuma menghindar dari gue ‘kan?”Mata Anjani memejam erat-erat dengan debar jantung berdebar keras mendengar celetukkan suara berat familier itu di luar kamar. Anjani merasa gamang, haruskah dia menyudahi aksi menghindarinya ini?‘Tapi, aku terlalu malu untuk menunjukkan wajah di hadapan Aland hiyaaaa!’ batin Anjani menjerit. Bahkan sangking malunya, dia tidak sanggup menceritakan hal itu pada Aruna tadi. Sangking malunya, Anjani bahkan memutuskan tidak ikut dalam acara resepsi pesta Ryuga dan Claudia.Gadis itu hanya bisa berguling-guling di atas ranjang tidur sambil memikirkan kejadian di kolam renang yang terus b

  • Pesona Presdir Posesif   Akhir Kesalahpahaman (Riel-Diana-Lilia)

    Malam itu acara resepsi berjalan lancar dan terkendali. Para tamu undangan terus berdatangan dan memberikan ucapan selamat pada kedua pengantin. Kebanyakan tamu-tamu yang hadir didominasi oleh kenalan Rudi dan Aji. Pun, Ryuga sendiri hanya mengundang kolega bisnis yang dia percaya. Kini, Tirta datang beserta istri untuk memberikan ucapan selamat. Sosok Tirta memeluk Ryuga erat-erat. “Selamat sekali lagi, Ryu.” Terdengar nada suara Tirta yang mengatakannya penuh keharuan. Akhirnya setelah sekian lama menduda, teman dekatnya itu pun menikah. Keharuan lain dirasakan Tirta karena menyaksikan sendiri perjalanan kisah cinta Ryuga dan Claudia yang cukup berliku. Ryuga menyunggingkan senyum tipisnya. Dia balas menepuk punggung Tirta. “Mmm, terima kasih, Ta.” Selagi masih berpelukan, Tirta berkesempatan untuk berbisik di telinga Ryuga, “Kamu akan suka hadiah dariku, Ryu. Jangan lupa digunakan sebaik-baiknya dengan Claudia!” Mendengar ucapan Tirta, tampaknya Ryuga tahu apa yang dihadiahkan

  • Pesona Presdir Posesif   Praktek Usai Resepsi

    Beberapa jam kemudian, saat malam menjelang acara resepsi dimulai, Aruna yang baru selesai dirias langsung tergopoh-gopoh melangkah menuju sebuah ruangan yang sudah dipersiapkan menjadi ruang tunggu pengantin.‘Pokoknya harus sempat ketemu Mommy Clau dulu!’ batin Aruna bertekad. Sebab sudah dipastikan nanti malam dia tidak akan bertemu dengan ibu sambungnya.Di sisi lain, Aruna senang karena akhirnya Ryuga dan Claudia menikah sehingga bisa hidup bersama. Di sisi lain, Aruna juga ingin memiliki banyak waktu bersama Claudia lebih lama. Tapi, Aruna lihat-lihat Ryuga sering kedapatan tidak mau berbagi Claudia dengannya.Aruna memasang senyum lemah begitu menemukan Ryuga dan Riel yang tengah mengobrol di depan ruangan pengantin. Tangannya terangkat, melambaikan tangan. “Daddy!” seru Aruna. Mata besarnya memicing, “Mommy Clau mana, Dad?” sambungnya sambil celingukan.Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga langsung menjawab, “Masih di dalam, Aruna,” tunjuknya sambil mengangkat jari dan menga

  • Pesona Presdir Posesif   Perlu Napas Buatan

    Di sisi lain restoran, terdapat dua kolam renang dalam hotel Azzata. Satu berada di luar dan satu berada di dalam. Kolam renang privat di dalam ruangan terhubung dengan toilet dan ruangan ganti. Meskipun di luar juga terdapat fasilitas yang sama. Tapi, tadi … Anjani pergi ke kamar mandi yang berada dalam untuk menyelesaikan urusan pribadinya. Siapa sangka dia akan menemukan dua sosok pemuda yang sedang berenang berduaan?! Tanpa menyapa, Anjani terburu memasuki salah satu bilik kamar mandi. ‘Ada hal penting yang lebih darurat!’ Begitu Anjani ke luar dari toilet sekitar sepuluh menit kemudian, dia bermaksud menyapa dua sosok pemuda yang dikenalinya itu. Namun, pandangannya hanya bisa menangkap satu sosok pemuda saja yang masih di area kolam renang. ‘Loh, kok cuma Aland aja, sih? Perasaan tadi sama Dirga ‘kan?’ batin Anjani terdiam di depan pintu kamar mandi. Sesaat, dia merasa gamang untuk meneruskan langkah. Jantungnya berdebar lebih cepat mendapati pemuda itu sendirian. Suara bati

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status