Napas Claudia tercekat. SRETT Belum sempat merespons, Claudia mengerjapkan mata kala merasakan ritsleting di belakang gaunnya terbuka dalam hitungan detik dengan cepat. “R-Ryuga!” panggil Claudia setengah berbisik. Raut wajahnya memperlihatkan kepanikan. Refleks tangan Claudia memegangi bagian depan gaunnya karena takut terlepas. Claudia bertanya, “K-kamu mau apa?!” Sekon berikutnya, Claudia menggeleng pelan. Dia seharusnya bukan bertanya, melainkan memarahi Ryuga. “Hanya membantumu,” jawabnya dengan enteng seraya mengedikkan bahunya. Lantas pandangannya jatuh menatap punggung Claudia yang hampir terbuka di atas pinggang. Ada satu hal tanda yang ditunjukkan Ryuga kala pria itu menggoda Claudia: Ryuga akan memainkan lidah di dalam mulutnya. Menyadari manik hitam Ryuga mengarah ke mana, Claudia dengan cepat membalikkan tubuh. “Jangan aneh-aneh, Ryuga,” ucap Claudia yang sukses membuat Ryuga terkekeh. Aneh-aneh katanya? Apa baru saja Claudia mencoba memperingatinya? Ryuga mendeng
Lain hal Ryuga Claudia, Aruna masih di atas vespa merah Dirga yang sedari tadi terus melaju tanpa tujuan.Sepanjang perjalanan itu, keduanya sama-sama tidak saling bicara sampai Aruna mulai merasa kesal. Dia tidak perlu repot-repot mencondongkan tubuh ke depan agar Dirga bisa mendengarnya.Aruna cukup mendekatkan mikrofon kecil di mulutnya. Gadis itu merengut, “Kita mau ke mana, sih, Dir? Anterin aku pulang daripada muter-muter nggak jelas kayak gini.”Mendengarnya, Dirga tersenyum kecil. Paling tidak, meskipun bicara dengan penuh protes, Dirga senang mendengar Aruna mau bicara padanya.“Bukannya lo selalu pengen diajak muter-muter nggak jelas dulu sebelum pulang ke rumah?” balas Dirga setengah menyindir. Manik hitamnya melirik ke arah spion motor. Sayangnya wajah Aruna sama sekali tidak terlihat di sana.Gadis itu tidak menggubris. Tapi, Aruna menyahuti dalam hati, ‘Ya itu ‘kan dulu waktu aku masih jadi kekasihmu Dirga Disastra!’Melihat keterdiaman Aruna, Dirga memiliki ide dengan s
Satu jam sebelum acara reuni dimulai, Claire sedang melakukan manikur oleh dua pegawai salon yang dipanggilnya ke rumah. Satu Minggu ini dia tidak melakukan perawatan. Mengingat dirinya mencicipi dinginnya lantai jeruji besi membuat Claire kesal pada Claudia. ‘Semua kesialan yang datang padaku bersumber dari wanita itu!’ Beberapa saat kemudian, ketenangannya diusik begitu sosok Liam Lee yang tiba-tiba saja datang dan melemparkan sepucuk amplop putih di atas meja dengan kasar. Kedua alis Claire menukik kesal. Apa-apaan maksud kakaknya itu?! “Kamu resmi diberhentikan, Claire!” ucap Liam to the point. Dia melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Usai menjalani rapat dadakan dengan para petinggi kampus dan ketua yayasan, Liam langsung meluncur ke apartemen Claire membawa kabar buruk. Claire menggertakkan gigi dan menatap Liam dengan netra matanya yang berkilat marah. Suaranya menyahut tidak ramah, “Maksud Kak Liam aku dipecat jadi dosen?!” Pandangannya menatap salah satu pe
“Jangan pernah menyentuh Bu Claudia lagi!!!”Bukan hanya Claudia yang terkejut, melainkan juga semua orang yang ada di sana. Pertama, mereka tidak mengenal baik Aruna maupun Dirga. Kedua, bagaimana kedua bocah itu bisa masuk?Tidak ada undangan, maka tidak diperkenankan.Sempat dibuat mematung, Claire mengerjapkan mata. Dia tidak lagi melihat Aruna sebagai peserta didiknya bahkan menyadari jika gadis itu adalah putri dari Ryuga Daksa.Claire tidak peduli, karena siapa pun yang menghalangi niatnya, maka orang itu hanyalah musuh bagi Claire!Claire menggeram kesal, dia menepis lengan Aruna dengan amarah yang sudah meledak-ledak di kepala. Suaranya mendesis, “Jangan ikut campur, bocah sialan!”Kalau tidak ada Dirga di belakang Aruna, gadis itu mungkin akan terjatuh karena tepisan Claire disertai dorongan yang cukup kuat dan penuh tenaga.Segera Claire mengalihkan pandangan ke arah Claudia lagi. Wajahnya memerah semuka-muka. Pun, Claudia yang menahan diri untuk tidak murka.Tapi, wanita i
Beberapa menit sebelum kedatangan Ryuga masuk ke dalam reuni, dia sudah gelisah dalam duduknya. Berkali-kali manik hitamnya memandang ponsel yang sengaja disimpan di atas meja.Riel yang ikut bertemu klien penting malam itu sudah bisa menebak kegelisahan yang dirasakan oleh atasannya.“Apa ada yang membuatmu tidak nyaman, Ryuga?” Sang klien penting itu bertanya.Tepat setelah pertanyaan itu dilayangkan, ponsel Ryuga bergetar beberapa kali, menandakan ada pesan yang masuk. Demikian, Ryuga lebih memilih melihat isi pesannya alih-alih menjawab pertanyaan kliennya.Riel berinisiatif menjawab dengan nada yang sopan. “Maaf, Pak Bahtiar, sebenarnya Pak Ryuga memiliki hal mendesak saat mengiakan untuk bertemu dengan Anda malam ini.”Klien bernama Pak Bahtiar mengerutkan dahinya. “Kalau begitu, kita tunda dulu untuk pembahasan kerjasamanya jika Ryuga memiliki urusan yang mendesak.” Sosok Pak Bahtiar yang tampak tidak muda menjawab dengan enteng.Hal itu membuat baik Ryuga dan Riel menatapnya l
Jangan seperti ini, Kak Sam!”Sosok Claire menghampiri Sam dengan langkah yang tergesa, padahal beberapa detik yang lalu dia hampir kehilangan keseimbangan. Hal itu mengundang kebingungan bagi Gafi dan yang lain. Jarak di antara Claire dan Sam sangat tipis sehingga ketika Claire membisikki Sam sesuatu hanya pria itu yang bisa mendengarnya. “Mau popularitas Kak Sam meredup karena membongkar berakhirnya pertunangan kita? Huh?!”Manik keduanya bertemu. Sam masih tidak mempercayai jika dalam situasi sekarang Claire melayangkan ancaman padanya.Di tengah-tengah itu, Ryuga juga ikut berbisik di sebelah Claudia.“Mau pulang saja, Claudia?” tawar Ryuga dengan menaikkan satu alisnya.Padahal Ryuga hanya bertanya, tapi bagi Claudia entah mengapa itu terdengar menggodanya. Dia segera menganggukkan kepala.“Ayo, Ryuga. Lagipula kasihan Aruna dan Dirga,” sahut Claudia yang turut berbisik.Mendengarnya, Ryuga tersenyum hangat. Dia melirik ke arah putrinya. Kedua bocah itu–Aruna dan Dirga hanya men
Usai Claudia membalas pernyataan Ryuga, entah bagaimana dan siapa yang memulai, kedua insan itu berakhir saling memagut bibir.Lebih-lebih Claudia juga sudah ada dalam pangkuan Ryuga.Claudia bisa merasakan senyum pria itu kala mencoba menggigit bibir bawah Ryuga. Lantas Claudia menjauhkan diri. Dengan napas yang sedikit tersengal dan bibirnya yang basah, Claudia bertanya, “K-kenapa? A-apa aku menyakitimu, Ryuga?”Sial. Ryuga tidak bisa berkutik dengan raut wajah khawatir Claudia.Tidakkah Claudia sangat cantik sekarang? Matanya yang sayu dan suaranya yang setengah serak berhasil membangkitkan hasrat Ryuga.Pria itu menggigit bibir bawahnya selagi jempol tangannya bergerak untuk mengusap bibir bawah Claudia dengan sensual.Hal itu membuat Claudia merinding sebadan-badan.“Tentu saja tidak, Claudia,” sahut Ryuga terkekeh pelan. Tangan Ryuga berpindah untuk mengusap sebelah pipi wanita itu.Diam-diam Claudia menghela napas lega. Dia segera membatin, ‘Mungkin barusan aku terlalu berseman
Beberapa menit setelah kepergian Ryuga dan Claudia, Sam turut menyusul. Claire mengekorinya di belakang tanpa mempedulikan acara reuni yang sudah kacau balau. Wanita itu tidak menggubris panggilan Glenka dan Jasmine. Claire benar-benar tidak terima sudah dipermalukan. Tidak hanya oleh mantan teman dekatnya, tetapi juga mantan tunangannya?! “Kak, Kak Sam!” panggil Claire dengan sentakan. Dia berusaha mengejar Sambara. Namun, Sam tidak menggubris. Pria itu terus melanjutkan langkahnya menuju lobby hotel. Melihat itu, Claire tersulut emosi. Dia menghentikan langkah lalu berjongkok untuk melepaskan sebelah heels-nya dengan susah payah. ‘Benar-benar menyebalkan!’ rutuknya dalam hati setelah berhasil melepaskan heels dengan model tali tersebut. Kemudian Claire berdiri, dia langsung mengayunkan heels itu ke depan dengan percaya diri bahwa itu akan mengenai punggung Sam. Tapi, ups! Claire memelototkan mata melihat heels-nya mendarat salah sasaran. Seorang pria muda berpakaian serba hitam