Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Presdir Daksa Company

Share

Presdir Daksa Company

last update Last Updated: 2024-03-15 10:27:20

Claudia kehilangan kata-katanya saat netranya beradu dengan manik hitam milik Ryuga. 

Ya, itu Ryuga. 

Mau sebanyak apa pun Claudia mengedipkan mata, sosok yang sedang duduk di sofa itu tetaplah Ryuga. Tidak berubah bentuk menjadi seekor kucing, siluman jadi-jadian, atau pun menghilang layaknya hantu.

Sadar akan hal itu, Claudia langsung memekik dalam hati, ‘KENAPA PRIA ITU BISA DI SINI!?

Claudia bertanya-tanya, sedang apa Ryuga di ruangan Dekan? Tidak mungkin kalau pria itu tahu identitas soal Claudia, bukan? Lagi pula, Mami sudah berjanji, bahkan dibayar mahal oleh Claudia agar privasinya itu terjaga dan aman!

Detik berikutnya, Claudia menutup mulutnya tak percaya. Apa jangan-jangan Ryuga adalah satu satu dosen juga di sini? Kebetulan macam apa ini!?

Bu Yuli yang sedari tadi melihat Claudia melirik ke arah Ryuga menangkap sinyal-sinyal asmara. Dia kira putri teman baiknya ini menyukai Ryuga. Alhasil, dia langsung berkata, “Claudia, sini masuk!” 

Bu Yuli membuka pintu lebar-lebar, sengaja memberi kesempatan bagi Claudia untuk mengejar cintanya. Namun, Claudia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. 

“Nggak usah, Tante. Aku cuma mau kasih hampers dari Claire.” Dia menyodorkan hampers di tangan ke arah Bu Yuli. “Kalau masuk, aku takutnya ganggu.” 

Halah, jelas-jelas Claudia tidak mau masuk karena ada Ryuga.

“Nggak kok, nggak ganggu!” kekeh Bu Yuli. “Udah masuk saja sini!” Alih-alih mengambil hampers di tangan Claudia, Bu Yuli malah menyambar lengan wanita itu dan menyeretnya masuk ke dalam ruangannya.

“Tante!” pekik Claudia membelalakkan matanya seiring Bu Yuli membawanya ke dalam ruangan. 

“Kamu duduk di sini saja,” ujar Bu Yuli seraya memaksa Claudia duduk di salah satu sofa yang cukup dekat dengan tempat Ryuga. 

Setelah itu, Bu Yuli menatap Ryuga. “Pak Ryuga, kenalkan, ini adalah Bu Claudia Mada, salah satu dosen baru berprestasi yang baru bergabung dengan kampus kami,” ucap Bu Yuli memperkenalkan.

Ryuga melirik ke arah Claudia. Manik hitamnya terasa menusuk wanita itu. 

Ditatap seperti itu membuat Claudia frustasi. Bukan hanya di malam yang lalu dia salah mengenali Ryuga sebagai gigolo, dia juga kabur meninggalkan pria tersebut setelah memberikannya uang receh. Sekarang, mereka bertemu lagi di kampus sebagai dosen dan tamu dekan …. 

Astaga, mau ditaruh mana muka Claudia sekarang!?

Claudia menoleh ke arah Bu Yuli. “Tante, sepertinya Tante sedang berbincang soal hal penting, ‘kan? Nggak pantas deh aku di sini ….” Dia masih mencoba untuk kabur.

Namun, Bu Yuli menggeleng. “Clau, kamu tahu 'kan dulu Ibu kamu yang menjalankan program gelar pameran seni untuk para dosen?” tanyanya.

Claudia mengangguk. Tentu saja dia ingat program ibunya itu, tapi kenapa mengungkitnya sekarang?!

Melihat Claudia mengangguk, Bu Yuli tersenyum. “Nah, Tante akan jalankan program acara itu lagi. Kali ini, Pak Ryuga Daksa di sini, selaku presdir dari Daksa Company, akan menjadi sponsor kita,” jelas Bu Yuli dengan senyum semringah, membuat Claudia mengangguk-angguk.

Oh, presdir. Syukur bukan dosen …,’ batin Claudia. 

Namun, detik berikutnya tubuh Claudia membeku.

PRESDIR!?”

Dengan cepat, mata Claudia menatap ke arah Ryuga dengan wajah terkejut. Pria bernama Ryuga ini, yang sempat Claudia kira gigolo, ternyata adalah presdir dari perusahaan konglomerat multinasional Indonesia itu!?

Ingin rasanya Claudia menjambak rambutnya sendiri. ‘Claudia, kebodohan macam apa yang sudah kamu lakukan!?

Mengira seorang presdir sebagai seorang gigolo, dan meninggalkan uang receh untuknya, pasti Ryuga menganggap Claudia telah menghinanya!

Tunggu, apa Ryuga juga akan membunuhnya!?

Ahhh! Claudia mau gila!!!

Tepat pada saat benak Claudia menggila, suara seseorang berdiri dari sofa terdengar, membuat Bu Yuli dan Claudia menoleh. Ternyata, Ryuga yang berdiri dari duduknya.

“Saya rasa, Anda punya tamu lain, Bu Yuli,” ujar Ryuga, mengisyaratkan bahwa dia terganggu dengan keberadaan Claudia. “Karena demikian, saya akan pamit terlebih dahulu.”

Mendengar itu, Claudia ingin bersorak, ‘Ya pergilah, Ryuga! Pergi dan jangan kembali lagi di hadapanku!’

Namun, Bu Yuli malah berkata, “Tunggu sebentar, Pak Ryuga.” Wanita itu berdiri, menahan kepergian Ryuga. “Jangan pergi dulu. Percakapan kita belum selesai.”

Kalimat Bu Yuli membuat Claudia menatap kenalan ibunya itu dengan wajah merengut, mempertanyakan kenapa kepergian Ryuga harus ditahan. Semakin lama pria itu di sini, sepertinya reputasi Claudia akan semakin terancam. Bisa-bisa Ryuga membongkar kejadian di malam lalu!

Ah, tapi tidak mungkin juga. Presdir Daksa Company ini pasti juga harus menyelamatkan reputasinya sendiri, ‘kan?

Ditinggal dengan uang receh oleh seorang wanita muda, itu sangat memalukan.

Berhasil menahan Ryuga, Bu Yuli pun lanjut menjelaskan, “Claudia ini adalah dosen Seni Rupa yang baru masuk. Dia yang saya rekomendasikan untuk menjadi penanggung jawab program acara gelar pameran seni nanti.”

Claudia kaget. Sejak kapan dia setuju untuk menjadi bagian dari program apa pun itu yang Bu Yuli sebutkan barusan?

Bu Yuli melanjutkan, “Dengan sifat Claudia yang tenang dan bertanggung jawab, ditambah dengan kemampuannya yang luar biasa perihal karya seni, saya merasa dia sangat cocok untuk posisi ini, Pak Ryuga.”

Claudia meneguk ludah. Apa ini perasaannya atau Bu Yuli tampak seperti seorang ibu yang sedang mempromosikan putrinya?

Sementara itu, Ryuga melirik ke arah Claudia, matanya memicing penuh keraguan. “Tenang dan bertanggung jawab? Saya rasa lebih cocok mengatakan bahwa dia berjiwa bebas.”

Komentar Ryuga membuat tubuh Claudia mematung. Wanita itu perlahan memutar kepalanya ke arah Ryuga, lalu tersenyum penuh arti pada pria tersebut.

‘Apa maksud Anda, Pak Ryuga?’ Itu yang sepertinya dikatakan oleh wajah Claudia.

Ucapan Ryuga membuat Bu Yuli agak kaget. “Sepertinya … Pak Ryuga mengenal Claudia?”

Claudia melirik Bu Yuli, lalu menoleh lagi ke Ryuga cepat. Wajahnya tampak memohon agar pria itu tidak mengatakan apa pun yang macam-macam. Sekali aib kemarin terbongkar, bukan hanya karirnya, tapi reputasinya sebagai putri sang ibu akan hancur di depan Bu Yuli!

Hal itu membuat sudut bibir Ryuga terangkat, lalu dia menatap Bu Yuli. “Kami ….”

Mata Claudia membola. Pria itu mau bilang apa?!

Comments (10)
goodnovel comment avatar
Ken Aziz
asli jadi penasaran ni
goodnovel comment avatar
Yulianto
jalan ceritanya bagus
goodnovel comment avatar
Yulianto
lanjut thorr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Mengejar Ryuga

    “Kami tidak saling kenal.” Claudia menghela napas, bersyukur Ryuga masih memiliki kebaikan hati. Bisa gawat nasibnya kalau masalah kemarin malam terbongkar! Namun, detik berikutnya, Claudia mendengar pria itu menambahkan, “Hanya saja, dia tampak amatir.” Ucapan itu membuat Claudia menatap Ryuga dengan pelipis berkedut. Pria ini … sedang menyindirnya seperti saat kejadian di malam yang lalu! Tidak terima disindir seperti itu, Claudia membalas, “Saya rasa, Bapak tidak berhak menilai saya seperti itu. Bukankah Bapak tidak mengenal saya? Atas dasar dan bukti apa Bapak bisa menyimpulkan bahwa saya amatir?” “Apakah ucapan saya menyinggung perasaan Bu Claudia?” ‘YA MENURUT BAPAK!?’ Claudia merengut dalam hatinya sebagai respons ucapan Ryuga. Bu Yuli sadar bahwa tampaknya terjadi kesalahpahaman. Dia menatap Ryuga lalu Claudia, dan akhirnya memutuskan untuk mengambil alih menjelaskan, “Claudia, maksud Pak Ryuga bukan seperti itu. Pak Ryuga taunya kamu dosen baru di sini, jadi mungkin Pa

    Last Updated : 2024-03-18
  • Pesona Presdir Posesif   Habis Bertemu Singa, Malah bertemu Ular

    Melihat Claudia mematung karena terlewat kaget, Ryuga berujar dengan suara dalam yang menggelitik telinga, “Bernapas, Claudia.” Sadar dengan dirinya yang tidak bernapas sedari tadi, detik itu Claudia langsung menarik napas sebanyak mungkin. Usai membenarkan napasnya, Claudia yang telah kembali tenang pun langsung menjauhkan tangan Ryuga dari mulutnya. Dia pun bertanya, “Kenapa Anda menarik saya ke sini? Apa yang Anda ingin lakukan?!” Claudia sedikit waspada. Ryuga menatap Claudia dengan mata memicing, tampak sangat mengintimidasi. “Kamu tidak sadar apa kesalahanmu pada saya?” Pertanyaan itu membuat Claudia bingung. “Saya tidak paham maksud Bapak,” balasnya. Ryuga menautkan alis. “Tidak paham?” Tangan Ryuga memukul tembok di sisi kepala Claudia, dan dia mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. “Haruskah aku mengucapkan setiap hal yang salah dari ulahmu yang melarikan diri dari hotel?!” Ah, tentu saja. Claudia pergi meninggalkan Ryuga tanpa berpamitan, dan hal itu pasti membuat Ryu

    Last Updated : 2024-03-19
  • Pesona Presdir Posesif   Terlupakan

    Claire menampakkan senyum yang sangat manis. “Benar, ‘kan? Dosen baru di sini ‘kan ada gue sama lo, jadi akan lebih baik kalau lo sekalian ikut bantu ngerjain juga. Anggap kita sama-sama cari pengalaman.” Claudia terdiam, tak langsung menjawab permintaan Claire. Sejujurnya, Claudia sudah sangat sering melakukan tugas seperti ini jauh sebelum dirinya menjadi dosen. Lagi pula, dulu dia juga pernah menjabat sebagai seorang asisten dosen, jadi tugas seperti ini sangat biasa, itu alasan Bu Desi sepertinya tidak memberikan tugas serupa kepadanya dan hanya kepada Claire saja. Namun, sekarang Claire mengatakan seperti ini …. “Kok muka lo begitu, Clau? Lo keberatan?” tanya Claire, membuat Claudia tersentak. “Oh, eh … enggak, Claire.” Claudia berpikir sejenak. Agaknya memang tidak adil kalau Claire mengerjakan tugas seperti ini sendirian, jadi dia pun mengalah. “Oke … kita kerjain bareng aja,” jawab Claudia pada akhirnya, membuat Claire tersenyum lebar. “Yes! Claudia memang yang terba

    Last Updated : 2024-03-20
  • Pesona Presdir Posesif   Ganti Rugi, Kita Menikah!

    Melihat betapa garangnya sosok Ryuga, Claudia tanpa sadar mengambil langkah mundur ke belakang. Satu langkah maju dari Ryuga, maka Claudia akan melangkah mundur, begitu terus sampai akhirnya punggung wanita itu menabrak tembok. “P-P-Pak Ryuga …,” panggil Claudia dengan suara mencicit, takut. “M-maaf, Pak.” “Untuk?” Suara Ryuga benar-benar tidak ramah. Dia jelas marah besar. “Saya nggak bermaksud ingkar janji atau kabur, Pak. Tapi saya ….” Claudia menggigit bibirnya, agak malu mengakui, tapi tidak ada pilihan. “Saya lupa ….” “Lupa?” Suara Ryuga seakan merendah satu oktaf, membuat seluruh tubuh Claudia bergidik. Claudia menutup mata erat dan berceloteh, “Saya mendadak harus membantu rekan saya menyelesaikan tugas hingga lembur sendirian, Pak! Bukan sengaja atau pun kabur, tolong Pak Ryuga maafkan saya!” Usai mengatakan semua itu, Claudia baru tersadar betapa cepat jantungnya berdetak. Dia tidak tahu apakah Ryuga menerima permintaan maafnya, tapi dia pasrah. Lagi pula, memang itu k

    Last Updated : 2024-03-21
  • Pesona Presdir Posesif   Perjodohan Konyol

    *Siang tadi* Setelah pergi meninggalkan kampus dan kembali ke kantor, Ryuga masih terus terngiang-ngiang ucapan Claudia sebelumnya yang mengira bahwa dirinya seorang gigolo. Untuk kesekian kali, alis Ryuga menukik dengan tajam. Menandakan jika pria itu tengah kesal. Tepat sebelum langkahnya sampai di lobby, Ryuga mendadak berhenti, lalu menoleh ke Riel, sang asisten pribadi, yang berada di sebelahnya. “Pak, Anda baik-baik saja?” tanya Riel yang merasa kebingungan dengan sikap Ryuga. Setelah terdiam beberapa saat, Ryuga bertanya, “Dari penampilan saya, menurutmu saya orang yang seperti apa?” Riel agak terkejut dengan pertanyaan itu, tapi kemudian dia menatap Ryuga saksama sebelum menjawab, “Pak Ryuga adalah orang hebat dan berwibawa yang pantas memimpin perusahaan. Sebagai Presdir Daksa Company, Bapak–” “Oke, cukup,” potong Ryuga dengan alis menekuk tajam, merasa jawaban bawahannya agak dilebih-lebihkan. “Katakan pada saya, apa wajar bila ada orang yang mengira saya seorang … p

    Last Updated : 2024-05-07
  • Pesona Presdir Posesif   Calon Istriku

    Diancam seperti itu, Mila pun ketakutan. Matanya berkaca-kaca dan dia pun menghentakkan kaki kesal sebelum buru-buru keluar dari ruangan.Setelah memastikan Mila ke luar, Ryuga menghela napas. Dia tidak pernah nyaman bersikap kasar pada wanita, tapi untuk wanita seperti Mila, dia terpaksa. Sudah sering wanita-wanita seperti itu mengambil kesempatan atas kebaikannya untuk menciptakan rumor palsu!Usai mendudukkan diri di kursi kebesarannya, Ryuga merogoh ponsel di saku kemejanya. Dia menghubungi seseorang, dan tak lama panggilan itu pun diangkat.“Halo, Ryuga! Tumben telepon? Kenapa? Senang ya, dikunjungi Mila??”Mendengar suara tantenya, Ratih, Ryuga memasang wajah buruk. Jadi, benar dugaannya. Semua adalah ulah Ratih. Ratih adalah adik dari ayah Ryuga. Setelah bertahun-tahun ibu dan ayah Ryuga gagal menjodohkannya dengan wanita pilihan mereka, Ratih pun dimintai tolong untuk mempertemukan Ryuga dengan sejumlah wanita kalangan atas, seperti Mila tadi.“Tante sebaiknya berhenti,” ucap

    Last Updated : 2024-05-07
  • Pesona Presdir Posesif   Tunangan Kontrak

    Masih terkaget-kaget di tempatnya, Claudia menganga. Ryuga bilang apa tadi? Menikah? Apa pria ini sudah kehilangan kewarasannya?! Dengan usaha untuk tetap tersenyum tenang, Claudia bertanya dengan sedikit bergetar, “P-Pak Ryuga bercanda ….” Pandangan Ryuga berubah dingin. “Kamu keberatan?” Nada bicaranya kembali rendah, sangat rendah … seperti ingin menenggelamkan nyali Claudia. Tenggorokan Claudia terasa kering. “B-bukan keberatan, Pak. Tapi … tapi ….” Claudia memutar otak, sebelum kemudian mendapat sebuah balasan. “Tapi saya berasal dari keluarga biasa! Tidak pantas untuk Bapak!” Itu benar. Keluarga Claudia tidak kaya maupun ternama, jelas tidak pantas untuk sosok Ryuga yang berasal dari keluarga Daksa yang terkenal itu. Ditambah lagi dengan latar belakang Claudia yang baru lulus dan bekerja menjadi seorang dosen, tidak ada pencapaian apa pun yang menonjol yang membuatnya setara dengan seorang Ryuga. Demikian, apa yang membuat Ryuga ingin menikah dengannya!? Di saat ini, Ryug

    Last Updated : 2024-05-08
  • Pesona Presdir Posesif   Panggil Ryuga

    “Bapak nggak mau nunggu di mobil aja?” Claudia menjawab pertanyaan Ryuga dengan pertanyaan. Karena bagi Claudia rasanya aneh apabila Ryuga ikut dengannya ke apartemen Claire. Apa kata Claire nanti? “Nggak, saya ikut. Saya bilang sandiwaranya bisa dimulai sekarang,” tegas Ryuga. Maka, Claudia tidak ada pilihan lain selain mengiakan ucapan Ryuga. Keduanya berjalan melewati meja resepsionis untuk menuju lift. Lantas Claudia merogoh ponsel di dalam tasnya untuk menghubungi Claire. “Aku udah sampe di apart, Claire. Tapi, lupa apart kamu ada di lantai berapa,” keluh Claudia. “Sering ke sini tetep aja lo lupa. Clau … Clau. Apart gue lantai 31,” ucap Claire ketus. Melalui ekor matanya, Ryuga melirik Claudia yang sedang meringis menanggapi ucapan Claire. Entah apa maksud tatapannya itu. Claudia berucap, “Maaf, aku beneran lupa. Ya udah aku ke situ sekarang ya, Claire.” Masuk ke dalam lift bersama Ryuga

    Last Updated : 2024-05-08

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Pernyataan Sayang

    Keputusan Aruna sudah benar dengan tidak ingin menambah urusan Claudia lebih banyak. Kini Claudia tengah dibuat pusing karena Emma menodongkan pertanyaan yang cukup membuat Claudia kepikiran.‘Memikirkan jawaban untuk pertanyaan Tante Em jauh lebih sulit dibandingkan memikirkan jawaban untuk pertanyaan mahasiswa,’ batin Claudia seraya menggeleng-gelengkan kepala.Saking fokus berpikir sambil melamun, Claudia sampai tidak lagi mengikuti alur cerita film yang tengah ditontonnya sejak lima belas menit lalu bersama Ryuga. Merasa diabaikan, Ryuga berusaha mencari perhatian. Bersama Claudia, Ryuga merasa menjadi pria yang haus dengan atensi dan juga … sentuhan.Demikian, Ryuga mengubah posisinya yang duduk menjadi terbaring dengan kepala yang sengaja dijatuhkan di atas paha wanita itu.Tindakan kecil Ryuga tersebut berhasil membuyarkan lamunan Claudia. Pandangan Claudia turun dan langsung bertukar pandangan dengan manik hitam Ryuga.“Beritahu aku apa yang mengganggu pikiranmu saat ini, Clau

  • Pesona Presdir Posesif   Nama yang Kembali Disebut

    Tampak seorang pemuda tengah berdiri seorang diri di dekat tempat pembelian tiket masuk. Dia baru saja membeli dua tiket untuk masuk ke dalam wahana bermain. Bibir tipisnya mengulas senyum kecil menatap tiket di tangannya lamat-lamat. Satu tiket untuk dirinya dan satu lagi untuk seorang gadis berharga baginya. Membayangkan keduanya akan menghabiskan waktu berdua membuat Dirga tersenyum sendiri. Detik berikutnya, Dirga menggelengkan kepalanya. Jangan senang dulu, pikirnya. Lantas Dirga meluruskan pandangannya. Dari jarak satu meter, Dirga melihat Aruna berjalan tidak sendirian. Gadis itu ditemani dua sosok yang sangat Dirga kenali. "Apa itu Aland sama Anjani?" gumam Dirga seraya melorotkan kacamata hitamnya ke bawah. Kedua alis Dirga menukik kesal. Sepertinya tebakannya tidak meleset. Aruna memang datang bersama Aland dan Anjani. "Udah lama nunggunya, Dir?" Hilang sudah sapaan manis dari Aruna yang biasa diucapkannya pada Dirga. Kini, Aruna tampak kehilangan minat untuk berbicara

  • Pesona Presdir Posesif   Menjemput Anjani

    Jika Ryuga dan Claudia tengah sibuk dan kewalahan karena baik Emma maupun Ratih mulai membahas tentang pernikahan, di sisi lain mobil yang dikendarai Aland baru saja tiba di depan kompleks perumahan Anjani. Tampak Anjani yang ke luar dari pos satpam. Gadis itu sepertinya menunggu di sana. Dia berlarian kecil sehingga membuat poninya bergerak lucu. “Pagi, Runa!” panggil Jani seraya mendekat ke arah mobil. Dibalik poninya yang sedikit menutupi pandangan, dia bisa melihat sosok lain selain Aruna di mobil tersebut. Demikian, Anjani sedikit memiringkan kepalanya untuk menatap ke arah sosok tersebut. Dia tidak lagi terkejut sebab Aruna sudah memberitahunya tentang sosok itu. Karena itulah Anjani setuju untuk ikut. Aruna melambaikan tangan lalu mengembangkan senyum cerahnya dan membalas, “Pagi, Jani. Ayo masuk!” titah Aruna. Detik setelah Aruna mengatakan itu, Aland–sosok lain dan tidak bukan di sebelah Aruna ke luar dari mobil. “Mau ke mana, Om Aland?” tanya Aruna keheranan. Pandangann

  • Pesona Presdir Posesif   Baju Prewedding?

    Emma mengabaikan Ryuga karena dua hal, pertama karena ternyata Ryuga sudah sembuh. Itu bisa dipastikan saat Emma melihat putra semata wayangnya itu bisa berdiri dan menimpali ucapannya. Dan yang kedua jelas karena Claudia Mada. Emma meneriaki nama wanita itu sekali lagi sesaat sebelum si pemilik nama ke luar dari salah satu ruangan yang ada di rumah Ryuga. “Tante Emma?” panggil Claudia pelan saat melihat sosok Emma. Dalam hatinya Claudia berbicara, ‘Apa tamu barusan itu Tante Emma?’ “Syukurlah ….” Ekspresi wajah Emma yang panik kini perlahan berubah menjadi raut wajah penuh kelegaan. Dia mengelus dadanya perlahan. Baru saja Emma mendapati Claudia keluar dari ruangan kerja Ryuga, bukan dari kamar. Hal itu membuat Emma merasa lega tanpa mengetahui kejadian beberapa saat lalu dirinya datang. Dia mendekati Claudia dengan langkah tergopoh-gopoh. “Kamu di sini karena mendengar Ryuga sakit, Clau?” Seketika Claudia meringis. Dia menatap Emma dengan pandangan tidak enak. “I–iya, Tan

  • Pesona Presdir Posesif   Tamu tak Diundang

    Sadar jika kamar adalah tempat yang paling ‘berbahaya’, Claudia meminta Ryuga untuk membawanya ke ruangan lain. Claudia sempat berpikir, ‘Jika bukan di kamar, semua akan aman. Baik aku dan Ryuga tidak akan berlebihan.’Namun, tidak ada orang yang benar-benar pasti bisa menebak yang akan terjadi selanjutnya.Keduanya berakhir ada di ruangan kerja Ryuga dengan posisi sekarang ini Claudia tengah duduk di atas pangkuan Ryuga. Sementara Ryuga terduduk di atas kursi kerjanya.Mmhh~Suara lenguhan Claudia terdengar. Di sela-sela perang bibir keduanya, Ryuga melarikan kedua tangannya pada tubuh Claudia. Satu di leher dan satu di paha wanita itu. Claudia memberikan respons dengan menyelipkan jari-jari telunjuknya ke dalam helaian rambut Ryuga.Pagutan panas keduanya terlepas kala Sang pria menyadari jika wanitanya membutuhkan pasokan oksigen untuk bernapas. Tampak benang saliva sisa-sisa penyatuan lidah keduanya tampak mengkilat di sekitaran bibir.“Claudia,” panggil Ryuga dengan suara rendah.

  • Pesona Presdir Posesif   Mendapatkan Vitamin Cherry

    Usai mengantarkan Aruna dan Aland, Ryuga dan Claudia masuk kembali ke dalam rumah. Claudia mendadak fokus pada ponsel di tangannya karena kebetulan ada pesan masuk dari Dirga. [Dirga: Di kehidupan selanjutnya, gue nggak mau terlahir sebagai anak tunggal. Gue mau punya Mbak … kayak Mbak Claudia.] Mendapatkan pesan itu, Claudia tidak dapat menahan senyumnya. Dia membatin, ‘Hmm, kayaknya kalau aku dilahirkan kembali juga aku maunya adikku dua. Aland dan Dirga.’ Meskipun sikap kedua pemuda itu tampak sama, sebelas dua belas. Namun, baik Aland dan Dirga memiliki sikap yang berbeda. SRETTTT Terdengar bunyi sesuatu yang ditutup di belakang sana. Hal itu berhasil mengejutkan Claudia. Wanita itu menolehkan wajahnya ke samping terlebih dahulu, Claudia baru menyadari jika Ryuga tidak berjalan di sisinya. ‘Lho, mana Ryuga?’ Detik berikutnya, Claudia menyeletuk, “Ryuga?” panggilnya selagi tangannya memasukkan ponsel ke dalam saku celana. “Aku di sini, Claudia,” sahut Ryuga dengan suaranya

  • Pesona Presdir Posesif   Pacaran Nggak Bikin Cocok

    Insiden air minum itu membuat Aland kesal. Pada akhirnya, Ryuga menyodorkan segelas air minum padanya karena Aruna mengambil gelas milik Claudia. “Jadi minum atau tidak, Aland?” tanya Ryuga dengan alis yang sudah menukik kesal karena pemuda di hadapannya tak kunjung menerima gelas air minum yang disodorkannya. Ujung-ujungnya Aland segera mengambilnya. “Makasih, Om.” Lantas Aland meneguk dan menghabiskan setengah air dari gelas itu. Dia mengusap bibirnya kasar. Pandangan yang dilayangkan Aland pada Claudia tampak sinis. “Mbak udah nggak sayang gue lagi sekarang?” Ditodong pertanyaan seperti itu, Claudia menatap Aland dengan tatapan nanar. “Kamu … ngerasanya gitu, Al?” Jika memang Aland merasa seperti itu, Claudia merasa bersalah. Air wajahnya berubah menjadi murung. “Pertanyaan gue yang barusan nggak serius kok, Mbak, hehe,” cengir Aland sambil memegangi leher belakangnya. Dia lupa jika kakak perempuannya adalah pribadi yang sensitif dan gampang kepikiran. Mata Claudia memicing m

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Bocil Kematian

    Mendadak saja terlintas sebuah ide di kepala Claudia untuk melakukan penawaran dengan Ryuga. Alhasil Claudia tidak segera menjawab. Sengaja Claudia membuat dirinya agak mundur ke belakang. Akan tetapi, Ryuga menarik pinggang ramping Claudia agar tetap berada di posisinya.“Tidak mau memberikannya, Claudia?” tanya Ryuga mengkonfirmasi dengan suaranya yang terdengar rendah.Kepala Claudia menggeleng. Dia baru menjawab, “Dengan senang hati, Ryuga.”Pandangan Claudia turun untuk melihat bibir tipis Ryuga. Bohong jika Claudia tidak merasa kecanduan. Cepat-cepat Claudia menaikkan pandangannya lagi.Hanya Ryuga satu-satunya pria di antara pria lain yang pernah dekat dengannya, yang seakan terobsesi dengan bibir cherry milik Claudia.‘Apa kata Ryuga tadi? Vitamin C-nya adalah bibir cherry-ku?’ batin Claudia masih tidak habis pikir.Jawaban Claudia membawa Ryuga pada tindakan memiringkan wajah, hendak menjemput vitamin C yang ada pada bibir cherry Claudia. Namun, Claudia memundurkan wajah.“A–

  • Pesona Presdir Posesif   Vitamin C Ryuga

    Perlahan, Claudia membuka mata. Netra matanya langsung menyesuaikan dengan pencahayaan penerangan yang ada pada kamar. Seperti yang diketahui, Claudia selalu tidur dengan keadaan lampu yang menyala. Dia segera menolehkan wajah ke sisi kanannya dan menemukan sesosok gadis yang tengah tidur menghadap ke arahnya. Wajah gadis belia itu tampak damai. Melihatnya, Claudia membingkai senyum pertamanya di hari itu. Lantas dia berbisik dalam hatinya, ‘Ini bukan mimpi, Claudia.’ Ingatan Claudia bekerja. Semalam, usai dia dan Aruna menangis, keduanya makan malam sambil membicarakan perasaan masing-masing. Bahkan saat makanan di piringnya sudah tidak tersisa, obrolan itu terus berlanjut selama beberapa jam kedepan sambil menghabiskan satu kotak es krim berdua rasa strawberry. “Omong-omong tadi Aruna nggak sengaja angkat teleponnya Dirga, Mommy.” Aruna baru memberitahu Claudia soal itu, baru teringat. Sendok es krim Claudia mengambang di udara. Dia melupakan satu hal mengenai Dirga. Claud

DMCA.com Protection Status