Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Menyentuh Lebih Jauh

Share

Menyentuh Lebih Jauh

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-19 18:46:11
Selagi tangannya bekerja di bawah sana, Ryuga membuat bibir dan lidahnya sibuk mengeksplorasi mulut Claudia lebih dalam melalui ciumannya yang berhasil membuat Claudia mabuk.

Kedua tangan Claudia berpindah, yang tadinya berada di pundak Ryuga menjadi naik ke belakang kepala pria itu. Sesekali Claudia meremat halus ke dalam helaian rambut mullet Ryuga.

Dan satu lenguhan tertahan di tenggorokannya begitu Claudia merasakan gesekan tipis dari jari Ryuga di organ intimnya. Perutnya terasa tergelitik merasakan kulit tangan Ryuga menyentuhnya tanpa kain penghalang.

Tampaknya Ryuga berhasil menurunkan short leggings beserta kain segitiga berenda hingga setengah paha Claudia. Bagaimana pun, Ryuga cukup kesulitan melepaskannya secara hati-hati dan penuh kelembutan.

Sentuhan kecil itu semakin membakar gairah baik Ryuga maupun Claudia. Ryuga bisa memastikan Claudia berada dalam satu jalur yang sama dengannya. Tidak ada penolakan dari wanita tersebut.

CUP

Kini, terdengar bunyi pagutan m
catatanintrovert

Aaaaaa tydaccc, aku menulis apa ini hahahahahah *kaburrrr

| 86
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (19)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
lanjuuuuuuut
goodnovel comment avatar
Adriana Lay
capek tunggu bab berikut nya.. macam malas membaca sudah
goodnovel comment avatar
Siti Zulaika
knp sih dikit dikit lanjut kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Perubahan Sikap Ryuga dalam Sekejap

    Memastikan dirinya tidak salah mendengar, Claudia bertanya lagi. “Kamu … mau apa, Ryuga?” Suaranya terdengar panik.Debar di jantungnya sama sekali tidak berkurang. Tubuh Claudia masih terasa lemas akibat pelepasan barusan sehingga kedua tangannya masih berpegangan pada pundak kokoh Ryuga.“Membersihkan cairanmu … Claudia.” Ucapan Ryuga terdengar vulgar. Belum lagi manik hitam Ryuga yang menyorot Claudia dalam serta lengkungan senyum seringaian di bibir tipisnya menandakan pria itu memiliki niatan lain.Wajah Claudia memerah mendengarnya. Dia tidak merasa siap saat Ryuga tahu-tahu menurunkan dirinya untuk berjongkok di hadapannya.Mata Claudia membola. “R-Ryuga,” panggil Claudia sambil menundukkan pandangan. Jari-jari pria itu masih tinggal di area kewanitaannya sehingga mau tidak mau Claudia masih terus merasa terbakar.Ryuga melarikan jari-jarinya ke paha dalam Claudia. Wajahnya berhadapan dengan perut rata wanita itu. Kepalanya mendongkak, “Ini baru jariku, tapi kamu ke luar sebany

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Pesona Presdir Posesif   Mendatangi Kantor Ryuga

    Apa sebaiknya aku menemui Ryuga saja, ya?” pikir Claudia setelah beberapa saat terdiam.Toh kebetulan jadwal kelas Claudia sudah selesai lebih cepat dikarenakan soal ujian yang sudah dikirim melalui platform kelas masing-masing. Selama masa ujian, sistem kampus menerapkan kelas hybrid yang mana metode pembelajaran bisa dilakukan baik secara tatap muka maupun jarak jauh.Jelas Claudia memilih menggunakan pembelajaran jarak jauh karena jauh lebih efektif. Jadi, Claudia memiliki waktu yang kosong sampai Minggu ini sebelum disibukan di Minggu yang akan datang.“Sekalian memastikan apa Ryuga betulan marah.” Claudia berpikir lama sekali sambil bertopang dagu. Banyak yang dia pikirkan soal Ryuga. Termasuk selama ini hampir selalu Ryuga yang terus menemuinya di kampus.Tatapannya jatuh ke arah tangannya yang lain di atas meja. Lalu Claudia melipat jempol tangannya. Terhitung hanya satu kali dia pernah mengunjungi kantor Ryuga.“Ish, parahnya,” cibir Claudia pada dirinya sendiri. Dia datang at

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Pesona Presdir Posesif   Hal Terkonyol yang Pernah Claudia Lakukan

    Ketika Diana dan Claudia larut dalam pemikiran masing-masing, pintu di ruangan Ryuga terbuka. Refleks, keduanya kompak menoleh, apalagi terdengar suara bisikan khas para gadis-gadis bernada centil.“Ish, Pak Ryuga selera aku banget! Pake kacamata gitu ketampanannya jadi berkali-kali lipat deh!”Claudia dan Diana langsung bertatap-tatapan. Sekilas, Claudia melihat ada sekitar empat gadis yang sepertinya usianya tidak jauh berbeda dengan Aruna.‘Apa yang diucapkan gadis itu benar, toh Ryuga memang tampan.’ Claudia ikut berkomentar dalam hatinya. Demikian, Claudia sama sekali tidak cemburu.“Hot Daddy banget nggak, sih, Pak Ryuga?” Si gadis lain menyahut.Mereka bergosip seakan tidak mempedulikan keberadaan Diana dan Claudia di sekitarnya. Diana menarik Claudia agar bisa berbisik di telinga wanita itu. “Sebenarnya para anak magang itu sangat genit, Bu Claudia. Sebelum Pak Ryuga kembali bekerja, mereka menggoda Riel.” Mengingat itu, Diana kembali kesal.“Aku tidak menyukai anak-anak maga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Pesona Presdir Posesif   Tentang Gadis di Ruangan Ryuga

    Rasa-rasanya Claudia tidak akan selamat mendengar suara geraman Ryuga yang tengah memanggilnya barusan. ‘Jika tadi Ryuga betulan marah dan sekarang malah tambah marah … aku harus apa?!’ panik Claudia yang hanya bisa menundukkan wajah serta menggigit-gigit kecil bibirnya. Di tengah keheningan itu, semuanya menunduk ketakutan setelah Ryuga datang. Tiba-tiba saja sosok Riel yang menjadi bahan gosip di antara gadis magang baru saja tiba di ruangan tersebut. Dia tampak kebingungan dengan apa yang dilihatnya sekarang, terutama rambut-rambut semua gadis itu yang terlihat berantakan. Termasuk Claudia dan Diana yang juga tak kalah berantakannya. “Apa terjadi sesuatu, Pak Ryuga?” tanyanya pada sang atasan. Ryuga mendengus lalu menganggukkan kepalanya. Pria itu masih setia menatap Claudia sebelum beralih menatap Riel. “Tolong bereskan kekacauan ini, Riel.” “Baik, Pak Ryuga,” angguk Riel dengan patuh. “Kalian ikut saya,” kata Riel dengan tegas. Tidak jauh dari ruangan Ryuga, ada sofa untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Pesona Presdir Posesif   Menahan Diri

    Dengan posisi yang cukup intim, Claudia cukup ketakutan apabila seseorang menerobos masuk ke dalam ruangan Ryuga dan menyaksikan ketidakberdayaan Claudia dalam kungkungan Sang Presdir.Claudia mencoba memperingati Ryuga akan hal tersebut. “Nanti ada yang masuk, Ryuga. Aku mohon lepaskan,” pintanya sambil merengut pelan.Jangan sampai kejadian di apartemen Ryuga terulang dua kali. Claudia menggelengkan kepalanya. Tidak boleh! Jangan! Sekalipun orang tersebut adalah Riel–orang kepercayaan Ryuga.Senyum seringaian Ryuga terbit. Dia memainkan lidahnya di dalam mulut sebelum berucap, “Tidak perlu khawatir. Aku sudah mengunci pintunya, Claudia.”Sahutan Ryuga membuat Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Rasanya Claudia kewalahan menyikapi sikap Ryuga yang sedikit-sedikit harus physical touch.Wanita itu menggerakkan lengannya yang dicekal oleh Ryuga. “Mana bisa bicara kalau posisinya seperti ini?” kilah Claudia. Keinginannya hanya satu: Ryuga mau melepaskan tangannya.Kepala Ryuga bergerak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Pesona Presdir Posesif   Wanitanya Ryuga

    Katanya jika wanita tidak dibuat sibuk dengan aktivitasnya, dia akan cenderung memikirkan perasaannya. Dan itu terjadi pada Claudia sekarang.Dia memikirkan Ryuga, padahal pria itu tepat di hadapannya: sedang sibuk dibalik layar komputer usai menerima telepon.“Aku mau merampungkan pekerjaanku dulu. Mau menunggu atau pulang saja–“Menunggu saja, Ryuga,” jawab Claudia setengah jam lalu. Maka itu yang tengah dilakukannya sekarang.Setelah hampir dua bulan Claudia selalu sibuk, baru kali ini dia memiliki waktu senggang. Dia seharusnya bisa mengisi waktunya dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. Namun, alih-alih melakukan hobi atau menonton video idolanya, Claudia lebih senang menikmati ketampanan Ryuga yang tampak seksi dibalik meja kerjanya.Eh, sebentar … apa yang Claudia pikirkan?! Seksi? Kedua matanya mengerjap lucu.‘Sepertinya aku sudah kehilangan setengah dari kewarasanku!’ cibirnya sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.Claudia tahu dia akan terjebak dengan pemikirannya. Un

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Pesona Presdir Posesif   Jangan Menyukaiku

    Setelah mengaku dan mengeluarkan unek-unek, perasaan Claudia menjadi jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dia merasa lega. Kini, dia bisa pergi ke kantin bersama Diana dengan perasaan yang tenang. Namun, hal itu berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Diana. "Tadi bagaimana, Diana? Riel menyelesaikan masalah dengan cara apa?" tanya Claudia membuka topik obrolan setelah dia memesan satu cup coffe berukuran sedang. Keduanya duduk berhadapan. Wajah Diana tampak lesu. Dia menjatuhkan kepalanya di meja kantin. "Tadi ya, Bu Claudia?" perjelas Diana. Jika bisa, Diana ingin menghapus ingatannya soal tadi. Itu sangat memalukan dan Diana rasanya ingin mengganti identitas saja. "Apa terjadi hal yang serius, Diana? Gadis-gadis magang itu menyerangmu?" Claudia mendadak khawatir. Bagaimana pun gadis magang itu berempat, sementara Diana hanya sendirian. Claudia pernah tahu rasanya ada di posisi itu. Detik berikutnya, Diana mengangkat kepalanya lagi. Dia lalu celingukan memastikan tidak ada ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Pesona Presdir Posesif   H-1

    “Riel …, Diana,” beritahu Claudia sambil mengedikkan dagunya ke arah depan: sosok pria tinggi itu semakin membawa kakinya yang panjang untuk masuk lebih dalam.Diana percaya jika Claudia tidak mungkin berbohong. Seketika rasa panik menyerangnya. Jika Riel menghampirinya–maksud Diana, menghampiri Claudia, otomatis mereka akan bertemu ‘kan?Wanita muda itu kemudian mengangkat kedua tangannya dan menjambak pelan rambutnya sendiri. “Apa yang harus aku lakukan?!”Claudia hendak mengatakan sesuatu, “Bersikap–“Menghindar,” sela Diana sambil menganggukkan kepalanya kuat-kuat. Hanya itu yang terlintas dalam pikirannya.Mendengar itu, Claudia mengerjapkan mata. Belum sempat dia mencegah kepergian Diana, wanita itu lebih dulu bangkit dari duduknya dan membalikkan tubuh.Namun, naasnya niat ingin menghindari Riel pupus karena wajah dan tubuh Diana menabrak pria tersebut yang baru saja tiba di belakangnya. Dia meringis karena menabrak tubuh yang keras oleh otot-otot dada Riel.Begitu pun Claudia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Sepotong Pembicaraan

    Kegiatan olahraga berakhir, kegiatan Claudia di kampus pun selesai. Claudia berusaha untuk tidak memikirkan soal Lilia lebih lanjut karena sekarang ini dia akan menemui Aruna untuk pergi ke suatu tempat.“Mommy!”Baru saja Claudia tiba di pintu utama Gimnasium, dia mendengar suara ceria Aruna memanggilnya dari arah samping. Diperhatikannya Aruna yang mendadak memelankan langkah sambil tersenyum malu-malu saat bertukar pandangan dengan dosen-dosen yang ikut berjalan ke luar bersama Claudia.‘Duh, takutnya Mommy malu kalau aku samperin,’ ringis Aruna merasa gamang.Kini, hampir seantero kampus mengetahui jika Claudia adalah Mommy muda-nya Aruna. Sebenarnya kesalahan ada pada dirinya karena dia tidak bisa menahan diri untuk mengunggah kebersamaannya dengan Claudia di sosial media. Dan secara tidak sengaja, Aruna beberapa kali menunjukkan sikap manjanya di hadapan publik.“Rasanya aku pengen seret Aruna ke sini deh, Clau,” celetuk Zoeya yang merasa gemas dengan tingkah malu-malu Aruna.“

  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Kekecewaan

    “Jawabanku tetap tidak!”Detik setelah Idellia melayangkan sebuah penolakan pada teman-teman dosennya, dia meraih bola voli yang ada di dekat kakinya untuk dia pukul sekuat tenaga ke tengah lapangan yang untungnya tidak mengenai dosen lainnya yang ada di sana.Bahunya naik turun menahan amarah yang tiba-tiba saja melambung tinggi begitu Fanya menanyai hal yang tidak ingin Idellia dengar, ‘Besok kamu hadir di pernikahan Lilia ‘kan? Ingat, kalian itu sepupuan loh, Del. Masa kamu tega tidak akan datang, sih?’Satu bulan semenjak Lilia mengumumkan tanggal pernikahan, saat itulah berakhirnya hubungan sepersepupuan Idellia dan Lilia. Mata Idellia memerah kala mengingat hari saat dirinya terpukul dengan kabar bahagia itu. Dia menatap Fanya dengan buas seolah ingin menerkamnya. Sebelum Idellia sempat melakukan sesuatu, aksinya tertahan oleh teriakkan di bawah sana.“APA ADA MASALAH, GUYS?”Sontak baik Idellia maupun yang lain menatap ke bawah lapangan. Seorang pria yang sangat mereka kenali

  • Pesona Presdir Posesif   Sesi Curhat

    Membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari flat Diana menuju kediaman Ryuga. Selagi menunggu kedatangan sekretarisnya, Ryuga kembali masuk ke dalam kamar. Manik hitamnya langsung menyorot ke arah Claudia yang tengah menyisir rambut panjangnya di depan meja rias. Ada banyak pertimbangan dalam kepala Ryuga sampai dia menyeletuk, “Temui Diana besok saja. Kamu perlu istirahat yang cukup malam ini, Claudia.” Refleks, Claudia menolehkan wajahnya ke arah Ryuga yang saat ini berjalan menghampiri. Sorot mata Claudia penuh akan protes. “Loh, kenapa? Aku sudah cukup istirahat tadi siang, Ryuga.” Tiba di hadapan Claudia, Ryuga mendaratkan kedua tangannya di bahu Sang wanita. Tubuh tegapnya setengah membungkuk dan kepalanya saling bersejajar. Suara dalam Ryuga berbisik, “Diana sepertinya mengalami patah hati jilid kedua. Aku tidak ingin kamu merasa terbebani ketika mendengarkan cerita Diana nanti.” Melalui meja rias itu pandangan Claudia dan Ryuga saling bersinggungan. Butuh waktu beberapa det

  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Panggilan telepon tersambung. Namun, alih-alih suara Ryuga yang terdengar, suara lembut Claudia yang menyapa, “Halo, Diana.” Ketika Claudia sedang asyik-asyiknya memainkan sebuah permainan salon di ponsel Ryuga, nama Diana tertera di layar. Tanpa berpikir panjang, Claudia menggeser ibu jarinya ke arah tombol berwarna hijau. “Kamu masih di sana, Diana? Mau berbicara dengan Ryuga, ya?” Karena tidak ada respons dari lawan bicaranya, Claudia bertanya lagi. “Ryuga sedang di kamar mandi. Nanti aku sampaikan jika kamu menghubungi.” “E–eh, kalau begitu, aku bicara dengan Mbak Clau saja,” ucap Diana dengan suara yang terdengar serak. Hal itu disadari Claudia. Sesaat dia terdiam sebelum kembali menyahut, “Ada apa, Diana?” Entah karena mendapati pertanyaan singkat itu atau karena mendengar suara Claudia yang khawatir, Diana hampir menangis dalam sambungan telepon. Dengan satu tangan yang memegang ponsel dan tangan lainnya meremas gaun di bagian dadanya yang terasa sesak, Diana menimpali,

  • Pesona Presdir Posesif   Berbesar Hati

    Sepanjang perjalanan pulang, Diana benar-benar mengunci mulutnya rapat. Kepalanya menghadap ke arah jendela mobil, enggan menatap Riel yang sedang menyetir. Isi pikirannya sedang membuat keributan sehingga Diana memutuskan diam.‘Tidak bisa, Diana. Tidak bisa kalau begini!’Sementara Riel terus-menerus melirik ke arah Diana dengan perasaan khawatir. Pria itu mengembuskan napas berat saat mobil yang dikendarainya tiba di parkiran flat. Lantas Riel membuka suara, “Beritahu aku apa yang membuatmu tidak nyaman.”Mendengar Riel menyeletuk demikian, Diana menyunggingkan senyum getirnya. “Kamu masih boleh berubah pikiran, Riel.”Usai mengatakan hal tersebut, baru Diana menolehkan wajah. Riel menatapnya tidak mengerti. Dan reaksi itu membuat Diana tiba-tiba saja tertawa dengan miris.Pada satu titik, Diana merasa tidak bisa menahan kegilaannya. Tubuhnya mulai bergetar, menahan tangis yang ingin wanita itu ledakan. Belakangan, Diana terlalu dibuat bahagia. Sekarang, Diana tahu jika kebahagian

  • Pesona Presdir Posesif   Diana, Lilia, dan Keluarga Waluyo

    Diana hanya pernah bertemu wanita itu satu kali di malam resepsi pernikahan Ryuga Claudia. Untuk pertama dan terakhir kali itu, wanita tersebut sudah menegaskan bahwa dia dan Riel tidak memiliki hubungan apa pun.“Kenapa Lilia juga ada di sini, Yel?” tanya Diana tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Aku belum menceritakan padamu soal Lilia dan Kak Nuel. Nanti saja, Diana,” jawab Riel seadanya karena langkahnya sudah semakin dekat di meja makan. Tangan Riel menggenggam tangan Diana lebih erat daripada sebelumnya seiring semua pandangan mata tertuju ke arah keduanya.Memberanikan diri, Diana membalas tatapan itu satu persatu hingga terakhir Diana bertukar tatapan dengan Lilia Lua Latesha. Refleks, Diana juga melemparkan senyum.Kala itu Lilia bereaksi di luar kendalinya. Dia membuang wajah karena tidak sengaja menatap ke arah tangan Diana dan Riel yang saling bertautan. Lilia membatin, ‘Ada apa sama lo sebenarnya, Li!’Karena entah ada apa masalahnya, perasaannya seperti tengah dicubit

  • Pesona Presdir Posesif   Kisah Kita Bukan Drama Korea

    Sesi perpisahan Aruna dan Dirga sudah berakhir. Pemuda itu melerai pelukannya pada tubuh Aruna dengan berat hati. Kedua sudut Dirga tertarik ke atas, memperlihatkan senyum yang Aruna inginkan sejak dulu.Merasa diperhatikan, refleks Aruna ingin menolehkan wajah. Akan tetapi, aksinya tertahan oleh tangan besar yang mendarat di puncak kepalanya. Suara Dirga mengudara, “Berani menolehkan wajah, aku akan menganggapmu ingin kembali padaku, Aruna.”Mata besar Aruna menyipit. ‘Apaan, sih, Dirga,’ ucapnya tidak habis pikir.Detik berikutnya, Aruna merasakan kepalanya diusap dengan sayang. Sesuatu yang tidak pernah Dirga lakukan sekali pun. Mata besar Aruna memejam, dia mengepalkan kedua tangan. Dengan sikap tegas dan berani, dia menepis lengan Dirga, membuatnya cukup terkejut dengan reaksi Aruna.“Udah ‘kan? Aku mau masuk.” Aruna tidak ingin terbawa suasana hanya karena sikap Dirga yang satu itu.Sementara Dirga tampak mengembuskan napas berat. “Kamu bisa masuk sekarang.” Karena Dirga tidak m

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Jangan Pernah Bertemu Lagi

    Tampan tapi tidak berperasaan. Julukan itu cocok disematkan untuk seorang Dirga Disastra. Akan tetapi, sejujurnya Dirga hanya cukup payah mengakui apa yang dia rasakan. Apa dia cemburu melihat kedekatan Aruna dan Pras? Dirga hanya menautkan kedua alisnya sambil mendengus kasar begitu mobil yang dikendarainya berhenti tepat di posisi Aruna dan Pras berdiri. Tanpa menatap Aland, Dirga berkata, “Turun duluan, Al.” Suara rendahnya terdengar dingin. Pun, ekspresinya. Mengembuskan napas, Aland menganggukkan kepala, “Oke.” Sementara di luar mobil, Aruna terang-terangan melihat ke arah jendela kaca mobil yang terbuka. Dia tidak menyadari jika Pras sudah menurunkan kepala untuk berbisik rendah di telinganya, “Kamu berhutang penjelasan, Aruna.” Kedua tangan Aruna mengepal di sisi tubuh. Dia sama sekali tidak menyesali tindakannya pada Pras. Gadis itu membatin, ‘Cuma ini satu-satunya cara.’ “Apalagi, Al?” tanya Dirga keheranan melihat Aland yang tidak kunjung ke luar dari mobil. Saat Dirga

  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Cemburu

    Aruna memiliki niatan akan pergi menemui Diana setelah kepulangan Ryuga ke rumah. Karena sekarang ini, Aruna akan fokus menjaga Claudia. Meskipun Emma juga ikut menemani, Aruna tetap ingin bersama Claudia. Bahkan ketika Claudia berbaring dan tertidur, Aruna juga ada di sampingnya. Dia memeluk Claudia dari samping dan menunjukkan sisi manjanya, membuat Emma yang baru kembali dari dapur menggelengkan kepala. “Grammie lihat-lihat kamu nempel terus sama Mommy-mu.” Mendengar itu, Aruna menjawab dengan santai, “Aruna lagi puas-puasin momen, Grammie. Besok-besok, pasti yang nempelin Mommy adik bayi.” Pandangan Aruna turun untuk melihat perut rata Claudia. Dia juga mengangkat sedikit kepalanya. Menyadari satu hal, Aruna mengembuskan napas berat. Dia menambahkan, “Belum Daddy ….” Suaranya terdengar lesu. Meskipun Ryuga adalah Daddy-nya, tetapi pria itu juga adalah saingan terberatnya. “Cari pengganti Dirga sana, biar nggak kesepian,” celetuk Emma dengan entengnya. Dia bertukar pandangan de

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status