Share

Jangan Menyukaiku

Penulis: catatanintrovert
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah mengaku dan mengeluarkan unek-unek, perasaan Claudia menjadi jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dia merasa lega. Kini, dia bisa pergi ke kantin bersama Diana dengan perasaan yang tenang. Namun, hal itu berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Diana.

"Tadi bagaimana, Diana? Riel menyelesaikan masalah dengan cara apa?" tanya Claudia membuka topik obrolan setelah dia memesan satu cup coffe berukuran sedang. Keduanya duduk berhadapan.

Wajah Diana tampak lesu. Dia menjatuhkan kepalanya di meja kantin. "Tadi ya, Bu Claudia?" perjelas Diana. Jika bisa, Diana ingin menghapus ingatannya soal tadi. Itu sangat memalukan dan Diana rasanya ingin mengganti identitas saja.

"Apa terjadi hal yang serius, Diana? Gadis-gadis magang itu menyerangmu?" Claudia mendadak khawatir. Bagaimana pun gadis magang itu berempat, sementara Diana hanya sendirian.

Claudia pernah tahu rasanya ada di posisi itu.

Detik berikutnya, Diana mengangkat kepalanya lagi. Dia lalu celingukan memastikan tidak ada ka
catatanintrovert

Mohon bersabar untuk yang menunggu bab-nya Ryuga Claudia hehehe

| 77
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Ayu Nida
thorr kapan up nya nih udah di tungguin banyak pembacamu nih....
goodnovel comment avatar
nurhidayuibrahim0216
bolak balik ke sini menanti update..
goodnovel comment avatar
Yuni Astatik
banyakin adegan Claudia dan ryuga dong, yg romann
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β H-1

    β€œRiel …, Diana,” beritahu Claudia sambil mengedikkan dagunya ke arah depan: sosok pria tinggi itu semakin membawa kakinya yang panjang untuk masuk lebih dalam.Diana percaya jika Claudia tidak mungkin berbohong. Seketika rasa panik menyerangnya. Jika Riel menghampirinya–maksud Diana, menghampiri Claudia, otomatis mereka akan bertemu β€˜kan?Wanita muda itu kemudian mengangkat kedua tangannya dan menjambak pelan rambutnya sendiri. β€œApa yang harus aku lakukan?!”Claudia hendak mengatakan sesuatu, β€œBersikapβ€“β€œMenghindar,” sela Diana sambil menganggukkan kepalanya kuat-kuat. Hanya itu yang terlintas dalam pikirannya.Mendengar itu, Claudia mengerjapkan mata. Belum sempat dia mencegah kepergian Diana, wanita itu lebih dulu bangkit dari duduknya dan membalikkan tubuh.Namun, naasnya niat ingin menghindari Riel pupus karena wajah dan tubuh Diana menabrak pria tersebut yang baru saja tiba di belakangnya. Dia meringis karena menabrak tubuh yang keras oleh otot-otot dada Riel.Begitu pun Claudia

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Keputusan Claudia

    Demi menyambut ulang tahun Ryuga, Claudia menolak apa pun ajakan untuk pergi. Termasuk Lilia yang kembali mengajaknya untuk berkumpul bersama yang lain. "Maaf, Lilia. Tapi, aku tidak bisa jika hari ini. Aku sedang sibuk ...." Pun, Aji yang menyuruh Claudia pulang di hari Jum'at. Claudia mencoba untuk jujur. Dia menjawab, "Besok saja ya, Ayah? Hari ini Ryuga berulang tahun, aku tidak mungkin tidak ada di hari penting-nya." Dan untungnya Aji memperbolehkan karena suara Claudia tampak memohon dan terdengar putus asa. Tidak hanya sampai di sana, Claudia juga harus menolak ajakan Emma dan Aruna yang sedang mempersiapkan kue ulang tahun untuk Ryuga. "Nggak apa-apa, Tante Em?" tanya Claudia memastikan. Pandangannya jatuh pada keik di hadapannya yang dihias baru setengah jadi. Ajakan itu terlambat karena Claudia sudah lebih dulu membuatnya atas inisiatif sendiri. "Tidak masalah. Lanjutkan saja, sayang," jawab Tante Emma di seberang sana yang berhasil membuat Claudia menghela napas le

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Dimana Hadiahku?

    Akhir-akhir ini Aruna merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Namun, dia tidak ingin terlalu bahagia. Konon setelah perasaan bahagia itu habis akan datang rasa kesedihan.Dan Aruna tidak menginginkan bentuk kesedihan apa pun lagi untuk saat ini.β€œSedang melamunkan apa, Aruna?”Mendengar suara yang familier itu, Aruna seketika menolehkan wajah dari jendela ke pintu kamarnya yang memang terbuka.β€œMommy!” pekik Aruna setelah melihat Claudia yang mengintip dibalik pintu kamarnya. Gadis itu dengan cepat berbalik badan dan melangkah cepat supaya bisa tiba di hadapan Claudia.Mata besar itu menatap lamat-lamat Claudia dari atas ke bawah lalu begitu sebaliknya dengan ekspresi wajah serius.β€œApa ada yang salah dengan Mommy, Aruna?” tanya Claudia mengusap leher belakangnya. Tatapan Aruna membuat Claudia sedikit salah tingkah.Bibir tipis Aruna mengulas senyum. β€œMommy Clau cantik banget,” pujinya. Lalu Aruna menambahkan, β€œAruna kalau jadi laki-laki bakalan naksir deh sama Mommy,” lanjutnya lagi s

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Hadiah

    Tidak sulit bagi Ryuga dan Claudia berpamitan pergi dari mansion. Aruna juga tampak tidak keberatan tidak diajak. Gadis itu sepertinya paham jika Ryuga dan Claudia membutuhkan ruang dan privasi.Ketika di mobil, berkali-kali Ryuga melirik Claudia yang garis wajahnya menunjukkan ketegangan. Dia menunggu Claudia mengatakan sesuatu. Namun, itu tidak pernah terjadi sampai mobil hitam Ryuga tiba di basement.Barulah Ryuga memutuskan bertanya sebelum keduanya turun. Dia menolehkan kepala ke arah Claudia. β€œAda sesuatu yang mengganggu pikiranmu, Claudia?”Sontak Claudia kebingungan mendengar pertanyaan Ryuga. Wanita itu tersenyum simpul sambil menatap tepat di manik hitam Ryuga.β€œTidak ada, Ryuga,” gelengnya.Jawaban singkat itu tidak serta merta membuat Ryuga puas. Dia menautkan kedua alisnya dan berkata, β€œAyahmu tidak berubah pikiran lagi β€˜kan, Claudia?”Ryuga Daksa juga manusia. Dan dia juga memiliki ketakutan. Meskipun ketakutannya sedikit konyol karena takut tidak diberikan restu.Menden

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Mengajari Claudia

    β€œA-apa, Ryuga?” Kedengarannya yang dikatakan Ryuga barusan lebih membuat Claudia tercengang dan lebih gila dibandingkan β€˜bercinta’-nya sendiri. Ryuga tampak tidak keberatan mengulangi apa yang tadi diucapkannya. β€œSimulasi … bercinta, Claudia.” Bibir tipisnya tersenyum menyeringai. Dia menempelkan bibirnya di bahu Claudia dan mengecupnya samar disertai usapan sensual di pinggang wanita tersebut. Mendapat sentuhan itu, Claudia cukup dibuat geli. Dia mencoba menyentuh wajah Ryuga agar menjauhkan bibir pria itu. Untungnya berhasil. Ryuga segera mengangkat wajah. Namun, kembali membisikki Claudia dengan nada yang seduktif. β€œIni akan menyenangkan, Claudia.” Kali ini ucapan Ryuga terdengar seperti menjanjikan sesuatu. Refleks Claudia menggigit bibir bawah bagian dalamnya. Sebagai seseorang yang mengandalkan visual dan daya imajinasi tinggi, pikiran Claudia seketika meliar ke mana-mana. Perlahan Claudia memiringkan wajah agar bisa bersinggungan dengan manik hitam Ryuga. Claudia bisa men

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Mencicipi Claudia

    Cepat-cepat Ryuga menarik jari tangannya keluar dari mulut Claudia. Kepalanya langsung menoleh ke belakang, ke samping nakas tempat tidur, mencari air minum. Namun, nihil. Ryuga kembali menolehkan wajah untuk menatap Claudia lagi. Pria itu berujar, β€œAku akan mengambilkan air– β€œT-tidak perlu, Ryuga,” cegah Claudia sambil berdehem beberapa kali. Dia hanya terbatuk kecil. β€œKamu yakin?” tanya Ryuga dengan serius. Manik hitamnya menyorot tajam. Bagaimana pun, kenyamanan Claudia nomor satu bagi Ryuga. Claudia memberikan anggukan. β€œMaaf yang barusan,” ucapnya disertai ringisan. Netra matanya memandang Ryuga lamat-lamat. β€œAku akan melakukannya lebih berhati-hati … pada milikmu.” Usai mengatakan itu, Claudia kembali membuang wajahnya yang sudah memerah bak kepeting rebus. Dia tidak sanggup berlama-lama menatap Ryuga. Manik hitam tajam pria itu seolah-olah menelanjanginya. Dada Claudia semakin dibuat berdebar. β€œYang barusan baru jariku, Claudia. Dan kamu sudah tersedak,” dengus Ryuga berni

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Bagian Claudia

    Karena Ryuga hanya bisa mengandalkan tangan kanannya saja untuk saat ini, pria itu tidak bisa menarik turun kain segitiga hitam Claudia sekaligus memegangi gaun satin tipis yang ditahan Ryuga pada pinggang wanita tersebut. Maka, pilihan Ryuga adalah membiarkan gaun satin tipis itu kembali menutup setengah paha Claudia. Toh melepaskan kain segitiga itu jauh lebih darurat. Tangan Ryuga menarik turun dari samping dengan cekatan. Jari-jarinya menyentuh kulit paha halus Claudia secara langsung. Akibatnya, kaki Claudia bergerak-gerak tidak karuan karena merasa geli. Namun, itu menjadikan Ryuga lebih mudah menarik kain segitiga tersebut hingga turun melewati lutut Claudia dan meluncur bebas ke bawah. Bibir tipis Ryuga tersenyum menyeringai. β€œMari kita mulai stimulasinya, Claudia.” Usai mengatakan itu, jari-jari tangan Ryuga bergerak menyentuh betis Claudia dengan gerakan pelan dan sensual. Pria itu mengangkat kedua kaki Claudia bergantian untuk sepenuhnya lepas dari kain segitiga yang d

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Bagian Ryuga

    Esok paginya, Ryuga terbangun kala mendengar bunyi alarm yang berasal dari luar kamar apartemennya. Itu … terdengar cukup berisik. Jadi, tidak hanya membangunkan Ryuga saja, melainkan sesosok wanita yang tertidur di sebelahnya dengan posisi tengah memeluknya. Kedua sudut bibirnya berkedut menahan senyum. Dia menyentuh tangan wanita itu dan mengecupnya tepat di pergelangan nadi. Ryuga hanya meniru apa yang wanita tersebut lakukan padanya. Itu membuat Ryuga merasa dicintai. Perlahan wanita di sebelahnya membuka mata dan berusaha menyesuaikan pandangannya dengan pencahayaan yang ada di dalam kamar menyala terang. β€œJam tiga dini hari, Claudia …,” gumam Ryuga menyebut nama wanita tersebut dengan suaranya yang dalam. Bibirnya kembali mengecup di tempat yang sama. Begitu mendengar alarm itu berbunyi, Ryuga langsung melirik ke arah jam dinding yang terpasang di dinding kamar apartemennya. Ryuga membiarkan lampunya menyala semalaman karena mengetahui jelas Claudia tidak menyukai gelap.

Bab terbaru

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Akhir untuk Memulai

    Sebelum menjawab pertanyaan Ryuga, Claudia ikut jatuh berlutut seperti apa yang Ryuga lakukan. Wanita itu mencoba bersikap tegar. β€œIni juga sulit bagiku, Ryuga,” ungkap Claudia seraya melarikan satu tangannya untuk menyentuh sisi wajah kanan Ryuga. Lamat-lamat Claudia memandangi wajah pria yang akan sangat dirindukannya. Netra mata Claudia menelusuri dahi Ryuga lalu jatuh pada kedua alis tebalnya yang seringkali menukik tajam. Tanpa sadar, Claudia tersenyum lemah. Pandangannya jatuh pada manik hitam Ryuga yang sekarang tengah menyorotnya dalam. Claudia bersumpah, tidak ada pria lain yang menatapnya sedalam Ryuga menatapnya. β€˜Aku mencintaimu, Ryuga,’ akui Claudia dalam hati kecilnya. Buliran bening menetes begitu Claudia mengedipkan matanya. Namun, cepat-cepat Claudia mengendalikan diri. Perlahan, air wajah Claudia berubah datar. Sorot matanya tampak dingin saat bersinggungan dengan manik hitam Ryuga dan suaranya juga tidak kalah dingin, β€œTidak ada cara lain yang lebih baik d

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Titik Terang Part 4 (Kita Selesai)

    Baru saja Ryuga hendak mencari kamar mandi yang Claudia pakai–instingnya mengatakan tata letak kamar mandi masih ada di lantai bawah dan kebetulan manik hitam Ryuga tertuju pada satu pintu di bawah tangga.Namun, langkahnya tertahan setelah mendengar pintu masuk rumah dibuka dari luar. Alis Ryuga naik sebelah, dia baru menyadari sesuatu: kemana perginya anggota keluarga Claudia yang lain dan yang terpenting … di mana Aruna?Kedua alis Ryuga langsung menukik tajam. Apakah sosok yang membuka pintu adalah Aruna?β€œAru–Ucapan Ryuga terputus sendiri sebab sosok dibalik pintu bukanlah berwujud Aruna, melainkan sosok wanita tambatan hatinya.β€œClaudia …,” panggil Ryuga menggeram tertahan.Tubuh Claudia mematung. Dia memandangi Ryuga lamat-lamat. "Ryuga ...," batinnya berbisik lirih.Wajah Claudia tampak jauh lebih murung dibandingkan ketika dirinya ada di kamar tamu tadi. Netra matanya langsung bersinggungan dengan Ryuga.Claudia menggigit bibir bawah bagian dalamnya tanpa bisa mengatakan se

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Titik Terang Part 3

    β€œTante Emma ….” Sosok tersebut adalah Emma. Wanita itu melemparkan senyum tipis yang mirip sekali dengan pria yang Claudia cintai: Ryuga Daksa. β€œClaudia … sayang,” panggil Emma dengan suara yang terdengar lirih. Claudia segera memalingkan wajah. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Claudia berusaha menghempas ingatan akan kejadian satu bulan lalu yang telah merubah banyak hal dalam kehidupannya sekarang. *Kembali ke hari di rumah Claudia Suasana dalam kamar tamu itu menjadi keruh dan menegangkan. Apalagi setelah Aland memanggil anggota keluarga inti: Aji, Bahtiar, dan Rudi untuk masuk dan mendengar klarifikasi Emma atas tindak pidana yang dilakukannya pada Lani Mada sebelum Ryuga menelepon Tirta. Siapa yang tidak terkejut dengan klarifikasi itu? Bahu Aji sampai naik turun karena napasnya memburu, menahan amarah. β€œTega sekali kamu melakukan hal kotor itu pada istriku!” komentar Aji dengan mata yang sudah memerah. Posisi Claudia masih di dekat Emma dan Ryuga. Dia se

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Perubahan Sikap Aruna

    Jika Anjani sudah sampai di komplek perumahannya, maka Aruna masih dalam setengah perjalanan. Ryuga mengemudikan mobilnya dengan penuh kehati-hatian.β€œPundakmu pasti pegal, Claudia,” ucap Ryuga selagi manik hitamnya memperhatikan dibalik spion tengah mobil.Claudia menggelengkan kepalanya. β€œAku masih bisa menahannya, Ryuga,” balasnya sambil menundukkan pandangan agar bisa menatap wajah menggemaskan Aruna yang tampak damai.Bibir Claudia menyunggingkan senyum. Tangannya gatal untuk tidak menyentuh ujung hidung Aruna. Meskipun bukan putri kandung Ryuga, tapi Claudia rasa hidung Aruna dan Ryuga sangat mirip.Dan siapa sangka sentuhan jari telunjuk Claudia di hidung Aruna membuat gadis itu mengerutkan dahinya samar.β€œAruna …,” panggil Claudia mengerjapkan matanya. Karena detik setelah itu, gadis yang sedang menyandarkan kepalanya di pundak Claudia mulai membuka mata.Suara erangan pelan terdengar. β€œDaddy ….” Pandangan Aruna yang sedikit mengabur mulai tampak jelas. Dia melihat Ryuga duduk

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Nasib Aland

    Claudia gamang. Dia ingin menjawab, tapi takut salah. Tapi, tidak dijawab sepertinya lebih salah lagi. Ekor mata Claudia melirik Ryuga, β€˜Bisa-bisanya Ryuga menanyakan itu di saat seperti ini?’Kepala Ryuga menatap lurus ke depan. Dia mendengus tidak percaya. Rasa-rasanya Ryuga tidak akan berpikir selama itu jika Claudia menanyakan hal yang serupa.β€œAkan aku pikir-pikir dulu, Ryuga,” jawab Claudia pada akhirnya. Tepat setelah Claudia meluruskan pandangannya, matanya memicing untuk melihat dua orang gadis yang terlihat duduk di bawah pohon, lebih tepatnya yang satu tengah berbaring.Mulut Ryuga terbuka, hendak menimpali. Namun, tertahan oleh suara Claudia. Wanita itu juga mengarahkan jari telunjuknya ke depan, membuat manik hitam Ryuga bergerak mengikutinya.β€œI-itu Aruna dan Anjani, Ryuga!” seru Claudia. Wanita itu sama sekali tidak sedang berusaha mengalihkan topik. Karena untuk sekarang, lebih baik fokus pada Aruna.Ryuga memarkirkan mobilnya di tepi jalan tidak jauh dari tempat Aruna

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Prioritas Claudia

    Karena pertolongan dua pemuda itu, Aruna dibaringkan di sisi lapangan tepat di bawah pohon yang cukup rindang sehingga tidak terpapar sinar matahari secara langsung.Usai membaringkan Aruna, Aland menatap ke arah gadis yang diduga sebagai teman larinya Aruna.β€œKenapa Aruna bisa sampai pingsan segala?!” protesnya.Ditodong pertanyaan seperti itu, siapa yang tidak kesal? Anjani tidak merasa dirinya salah, alhasil dia menyahut santai. β€œMana aku tahu. Kamu tanya Aruna saja.”Aland yang hendak menyahut lagi tertahan karena tangannya disentuh oleh pemuda yang bersamanya. β€œTidak perlu marah-marah segala, Al. Mending kamu belikan Aruna minuman hangat.β€β€œSekalian sama minyak kayu putih, ya!” tambah Anjani. Takut disemprot lagi, Anjani menambahkan, β€œBiar Aruna cepet sadar β€˜kan?!”Kalau bukan untuk Aruna, Aland mana mau. Mengembuskan napas berat, Aland pun berdiri lalu pergi meninggalkan keduanya.Entah kenapa Anjani merasa lucu melihat wajah kesal Aland yang tertahankan. Namun, fokusnya langsun

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Dari Sisi Aruna

    Tidak ingin menyia-nyiakan hari terakhir libur sebelum masuk perkuliahan, Aruna dan Anjani pagi-pagi sekali sudah siap dengan setelan training dan sweater rajut.Ya, keduanya memutuskan untuk berjalan sehat mengitari lapangan lari yang jaraknya tidak jauh dari kampus.β€œNggak diantar Daddy kamu, Runa?” tanya Anjani begitu melihat Aruna yang datang turun dari ojek online.Aruna menggelengkan kepalanya. β€œDaddy lagi nggak ada.β€β€œEmang Daddy kamu ke mana?” tanya Anjani lagi. Dia merasa penasaran. Anjani mengimbangi langkah Aruna untuk berjalan santai. Bukan berarti Anjani memutuskan tidak berlari seperti orang-orang di sekitarnya karena tahu Aruna memiliki asma, tapi itu karena Anjani malas saja. Dasar.Mata besar Aruna melirik teman dekatnya dengan senyum yang terlihat mengerikan. β€œCari Mommy baru buat aku.”TUKKKβ€œAww, Anjani sakit!” ringis Aruna saat mendapatkan jitakan di pinggir dahinya.Tidak ada tanda-tanda Anjani menunjukkan perasaan bersalahnya. Dia malah mengajukan pertanyaan lag

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Cinta Satu Malam

    Jika bukan karena alarm yang sudah menjerit-jerit, sepasang pria dan wanita yang tidur dalam satu ranjang itu tidak akan terbangun dalam bersamaan.Sang wanita berhasil membuka matanya lebih dulu. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, dia merasakan pergerakan dari sisi ranjangnya yang memang tidak begitu besar.Begitu menoleh, dia mendapati sesosok pria tampan yang tanpa mengenakan atasan juga tengah menolehkan kepalanya. Keduanya bertukar pandangan.β€œSaya bisa jelaskanβ€“β€œNggak perlu, gue inget apa yang terjadi semalam kok,” selanya dengan santai. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis. Dia kembali berucap, β€œGue nggak akan minta pertanggung jawaban apa pun dari lo.” Nada bicaranya terdengar sangat serius sehingga membuat Sang pria mengerutkan dahinya samar.β€œSeharusnya saya bisa membantu Anda dengan cara yang lain, Nona Lilia.” Sang pria menyebutkan nama wanita yang terbaring di sebelahnya.β€˜Cara lain?’ batin Lilia sambil mendengus kasar. Satu-satunya cara yang ampuh untuk melep

  • Pesona Presdir PosesifΒ Β Β Aksi

    Dilihat dari sudut mana pun, jika dari luar Claudia tampak baik-baik saja. Wanita itu baru saja berdiri dari kursi meja riasnya dan tengah memunguti kapas kotor untuk dibuangnya ke dalam tong sampah kecil di sudut ruangan.Namun, belum sempat beranjak pergi, ada sepasang tangan yang melingkari perutnya.β€œRyuga,” tegur Claudia dengan suara yang mengalun lembut.Alih-alih mengerti maksud teguran halus itu, Ryuga malah sengaja mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Claudia.β€œBiarkan seperti ini dulu. Aku masih merindukanmu, Claudia.” Suara rendah Ryuga yang berbisik tepat di belakang cuping telinga Claudia membuat wanita itu merasa kegelian.Pandangan keduanya beradu tatap melalui cermin rias milik Claudia. Manik hitam pria itu menyorotnya lembut. Dan sudah bisa dipastikan itu memicu debar di dada Claudia.Untuk mengalihkan itu, Claudia memutuskan bertanya selagi dirinya teringat, β€œApa aku tidak salah dengar kamu menyebut nama Lilia, Ryuga? Apa terjadi sesuatu padanya?”Ryuga mende

DMCA.com Protection Status