Share

Kelakuan Ryuga

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-15 18:12:51

Kepala Claudia terasa pening. Dia ingin meminta Ryuga berhenti, tapi bagaimana cara mengatakannya?

Tampak Bahtiar sedang melihat-lihat menu dengan Aruna.

“Eyang belum tahu apa makanan kesukaanmu, jadi pesanlah yang kamu sukai, Aruna.” Kali itu Bahtiar menyebut nama Aruna dengan benar.

“Baik, Eyang.”

Sementara keduanya sibuk memilah dan memilih menu, Claudia memanfaatkan kesempatan itu dengan memberikan sinyal pada Ryuga melalui dekhaman pelan sambil menatap pria itu lurus-lurus.

Dan siapa sangka … berhasil. Manik hitam Ryuga tepat menatap di netra mata Claudia. Kedua sudut bibirnya menyeringai sambil menusukkan lidahnya ke salah satu pipi dan berucap, “Ada yang ingin kamu katakan, Claudia?” Manik hitamnya tampak memicing menggoda.

‘BISAKAH KAMU MENGHENTIKAN APA YANG TENGAH KAMU LAKUKAN SEKARANG, RYUGA?!’ Ucapan itu Claudia transfer melalui pandangan matanya pada Ryuga. Dia sampai memelototkan mata.

Beberapa hari tidak bertemu Ryuga seperti kehilangan kewarasannya.

“Tanpa aku katakan,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
apakah gerangan yang sedang direncanakan oleh Aruna dan Clau
goodnovel comment avatar
Siti Zulaika
lanjut kak lagi seru seruy
goodnovel comment avatar
Adriana Lay
please 2bab donk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Basah?

    “Ryuga ….” Bertepatan Claudia membuka kelopak mata, denting lift berbunyi. Begitu pintu lift sudah terbuka, alih-alih masuk, Claudia malah bergeming di tempatnya. Satu embusan napas menerpa belakang telinga Claudia. “Kenapa diam? Tidak jadi masuk, Claudia?” Suara berat pria itu membuat telinga belakangnya tergelitik. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia menolehkan wajah dan menemukan wajah tampan Ryuga dekat sekali dengannya sehingga dia mencoba mengambil jarak. “Kamu mengikutiku, Ryuga?” tanya Claudia menatapnya tidak percaya. Detik setelahnya, Claudia menggelengkan kepala. Dia meralat pertanyaannya. “Kenapa mengikutiku?” Manik hitam Ryuga memicing ke arah Claudia. “Aku rasa kamu tidak tahu letak toiletnya ada di mana, Claudia,” jawabnya dengan setengah menyindir. Detik setelah mengatakan itu, Ryuga membawa langkah kakinya maju dan Claudia bergerak mundur tanpa sadar hingga keduanya masuk ke dalam lift yang kebetulan sedang kosong. ‘Hanya berdua dengan Ryuga?’ pikir Claud

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Pesona Presdir Posesif   Check-in

    Baru Claudia menolehkan wajah untuk menanyakan lebih lanjut, bibir cherry-nya dibungkam lebih dulu oleh bibir tipis Ryuga melalui kecupan singkat sebanyak dua kali.Claudia merasa tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Matanya tampak sayu ketika bersinggungan dengan manik hitam Ryuga yang dihiasi kabut gairah.“Jangan menolakku kali ini, Claudia.” Suara berat Ryuga melirih dan serak. Jika sebelum-sebelumnya ucapan Ryuga terdengar memerintah, yang satu ini terdengar seperti memohon.Pria itu meneguk ludah seiring tangan besarnya mengelusi pinggang ramping Claudia. Masing-masing keduanya terlihat saling menahan diri satu sama lain sampai akhirnya secara perlahan Ryuga melepaskan Claudia.Detik setelahnya, Claudia merasakan kehilangan hanya sesaat sebelum Ryuga berucap, “Kita membutuhkan kamar, Claudia.”“KAMAR?!” Mendengarnya, detak jantung Claudia menggila. Dia berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tetap berdiri dan memberanikan diri menghadap Ryuga seluruhnya. Dia mengepalkan kedu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pesona Presdir Posesif   Repetisi

    Sebuah repetisi. Ryuga membawa Claudia ke kamar hotel selayaknya malam itu terjadi. Saat pintu kamar hotel itu terbuka, manik hitam milik Ryuga menoleh ke arah Claudia dan menyorotnya dalam.“Kamu yakin dengan ini, Claudia?” Suara tegas Ryuga mengudara. Ekspresi wajahnya menunjukkan keseriusan.Di satu sisi Ryuga ingin memaksakan kehendaknya. Di sisi lainnya, Ryuga takut membuat Claudia merasa tidak nyaman padanya.Claudia bisa merasakan keraguan dari pertanyaan Ryuga. “Sebenarnya aku juga tidak merasa yakin, Ryuga,” sahut Claudia sambil menggigit bibir bawah bagian dalamnya.Jawaban Claudia membuat Ryuga mengembuskan napas berat. Dia sudah menduga Claudia akan mengatakan demikian. Meskipun tidak ada ketakutan dibalik mata indah wanita itu. Namun, Ryuga bisa membaca jelas kegugupan yang tergambarkan dari wajah cantik Claudia.“Mau dibatalkan sa–“J-jangan!” sela Claudia menggelengkan kepalanya cepat. Dia mengepalkan kedua tangannya erat di sisi tubuh. Lantas menerobos tubuh Ryuga aga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pesona Presdir Posesif   Menyentuh Lebih Jauh

    Selagi tangannya bekerja di bawah sana, Ryuga membuat bibir dan lidahnya sibuk mengeksplorasi mulut Claudia lebih dalam melalui ciumannya yang berhasil membuat Claudia mabuk. Kedua tangan Claudia berpindah, yang tadinya berada di pundak Ryuga menjadi naik ke belakang kepala pria itu. Sesekali Claudia meremat halus ke dalam helaian rambut mullet Ryuga. Dan satu lenguhan tertahan di tenggorokannya begitu Claudia merasakan gesekan tipis dari jari Ryuga di organ intimnya. Perutnya terasa tergelitik merasakan kulit tangan Ryuga menyentuhnya tanpa kain penghalang. Tampaknya Ryuga berhasil menurunkan short leggings beserta kain segitiga berenda hingga setengah paha Claudia. Bagaimana pun, Ryuga cukup kesulitan melepaskannya secara hati-hati dan penuh kelembutan. Sentuhan kecil itu semakin membakar gairah baik Ryuga maupun Claudia. Ryuga bisa memastikan Claudia berada dalam satu jalur yang sama dengannya. Tidak ada penolakan dari wanita tersebut. CUP Kini, terdengar bunyi pagutan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Pesona Presdir Posesif   Perubahan Sikap Ryuga dalam Sekejap

    Memastikan dirinya tidak salah mendengar, Claudia bertanya lagi. “Kamu … mau apa, Ryuga?” Suaranya terdengar panik.Debar di jantungnya sama sekali tidak berkurang. Tubuh Claudia masih terasa lemas akibat pelepasan barusan sehingga kedua tangannya masih berpegangan pada pundak kokoh Ryuga.“Membersihkan cairanmu … Claudia.” Ucapan Ryuga terdengar vulgar. Belum lagi manik hitam Ryuga yang menyorot Claudia dalam serta lengkungan senyum seringaian di bibir tipisnya menandakan pria itu memiliki niatan lain.Wajah Claudia memerah mendengarnya. Dia tidak merasa siap saat Ryuga tahu-tahu menurunkan dirinya untuk berjongkok di hadapannya.Mata Claudia membola. “R-Ryuga,” panggil Claudia sambil menundukkan pandangan. Jari-jari pria itu masih tinggal di area kewanitaannya sehingga mau tidak mau Claudia masih terus merasa terbakar.Ryuga melarikan jari-jarinya ke paha dalam Claudia. Wajahnya berhadapan dengan perut rata wanita itu. Kepalanya mendongkak, “Ini baru jariku, tapi kamu ke luar sebany

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Pesona Presdir Posesif   Mendatangi Kantor Ryuga

    Apa sebaiknya aku menemui Ryuga saja, ya?” pikir Claudia setelah beberapa saat terdiam.Toh kebetulan jadwal kelas Claudia sudah selesai lebih cepat dikarenakan soal ujian yang sudah dikirim melalui platform kelas masing-masing. Selama masa ujian, sistem kampus menerapkan kelas hybrid yang mana metode pembelajaran bisa dilakukan baik secara tatap muka maupun jarak jauh.Jelas Claudia memilih menggunakan pembelajaran jarak jauh karena jauh lebih efektif. Jadi, Claudia memiliki waktu yang kosong sampai Minggu ini sebelum disibukan di Minggu yang akan datang.“Sekalian memastikan apa Ryuga betulan marah.” Claudia berpikir lama sekali sambil bertopang dagu. Banyak yang dia pikirkan soal Ryuga. Termasuk selama ini hampir selalu Ryuga yang terus menemuinya di kampus.Tatapannya jatuh ke arah tangannya yang lain di atas meja. Lalu Claudia melipat jempol tangannya. Terhitung hanya satu kali dia pernah mengunjungi kantor Ryuga.“Ish, parahnya,” cibir Claudia pada dirinya sendiri. Dia datang at

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Pesona Presdir Posesif   Hal Terkonyol yang Pernah Claudia Lakukan

    Ketika Diana dan Claudia larut dalam pemikiran masing-masing, pintu di ruangan Ryuga terbuka. Refleks, keduanya kompak menoleh, apalagi terdengar suara bisikan khas para gadis-gadis bernada centil.“Ish, Pak Ryuga selera aku banget! Pake kacamata gitu ketampanannya jadi berkali-kali lipat deh!”Claudia dan Diana langsung bertatap-tatapan. Sekilas, Claudia melihat ada sekitar empat gadis yang sepertinya usianya tidak jauh berbeda dengan Aruna.‘Apa yang diucapkan gadis itu benar, toh Ryuga memang tampan.’ Claudia ikut berkomentar dalam hatinya. Demikian, Claudia sama sekali tidak cemburu.“Hot Daddy banget nggak, sih, Pak Ryuga?” Si gadis lain menyahut.Mereka bergosip seakan tidak mempedulikan keberadaan Diana dan Claudia di sekitarnya. Diana menarik Claudia agar bisa berbisik di telinga wanita itu. “Sebenarnya para anak magang itu sangat genit, Bu Claudia. Sebelum Pak Ryuga kembali bekerja, mereka menggoda Riel.” Mengingat itu, Diana kembali kesal.“Aku tidak menyukai anak-anak maga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Pesona Presdir Posesif   Tentang Gadis di Ruangan Ryuga

    Rasa-rasanya Claudia tidak akan selamat mendengar suara geraman Ryuga yang tengah memanggilnya barusan. ‘Jika tadi Ryuga betulan marah dan sekarang malah tambah marah … aku harus apa?!’ panik Claudia yang hanya bisa menundukkan wajah serta menggigit-gigit kecil bibirnya. Di tengah keheningan itu, semuanya menunduk ketakutan setelah Ryuga datang. Tiba-tiba saja sosok Riel yang menjadi bahan gosip di antara gadis magang baru saja tiba di ruangan tersebut. Dia tampak kebingungan dengan apa yang dilihatnya sekarang, terutama rambut-rambut semua gadis itu yang terlihat berantakan. Termasuk Claudia dan Diana yang juga tak kalah berantakannya. “Apa terjadi sesuatu, Pak Ryuga?” tanyanya pada sang atasan. Ryuga mendengus lalu menganggukkan kepalanya. Pria itu masih setia menatap Claudia sebelum beralih menatap Riel. “Tolong bereskan kekacauan ini, Riel.” “Baik, Pak Ryuga,” angguk Riel dengan patuh. “Kalian ikut saya,” kata Riel dengan tegas. Tidak jauh dari ruangan Ryuga, ada sofa untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Sepotong Pembicaraan

    Kegiatan olahraga berakhir, kegiatan Claudia di kampus pun selesai. Claudia berusaha untuk tidak memikirkan soal Lilia lebih lanjut karena sekarang ini dia akan menemui Aruna untuk pergi ke suatu tempat.“Mommy!”Baru saja Claudia tiba di pintu utama Gimnasium, dia mendengar suara ceria Aruna memanggilnya dari arah samping. Diperhatikannya Aruna yang mendadak memelankan langkah sambil tersenyum malu-malu saat bertukar pandangan dengan dosen-dosen yang ikut berjalan ke luar bersama Claudia.‘Duh, takutnya Mommy malu kalau aku samperin,’ ringis Aruna merasa gamang.Kini, hampir seantero kampus mengetahui jika Claudia adalah Mommy muda-nya Aruna. Sebenarnya kesalahan ada pada dirinya karena dia tidak bisa menahan diri untuk mengunggah kebersamaannya dengan Claudia di sosial media. Dan secara tidak sengaja, Aruna beberapa kali menunjukkan sikap manjanya di hadapan publik.“Rasanya aku pengen seret Aruna ke sini deh, Clau,” celetuk Zoeya yang merasa gemas dengan tingkah malu-malu Aruna.“

  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Kekecewaan

    “Jawabanku tetap tidak!”Detik setelah Idellia melayangkan sebuah penolakan pada teman-teman dosennya, dia meraih bola voli yang ada di dekat kakinya untuk dia pukul sekuat tenaga ke tengah lapangan yang untungnya tidak mengenai dosen lainnya yang ada di sana.Bahunya naik turun menahan amarah yang tiba-tiba saja melambung tinggi begitu Fanya menanyai hal yang tidak ingin Idellia dengar, ‘Besok kamu hadir di pernikahan Lilia ‘kan? Ingat, kalian itu sepupuan loh, Del. Masa kamu tega tidak akan datang, sih?’Satu bulan semenjak Lilia mengumumkan tanggal pernikahan, saat itulah berakhirnya hubungan sepersepupuan Idellia dan Lilia. Mata Idellia memerah kala mengingat hari saat dirinya terpukul dengan kabar bahagia itu. Dia menatap Fanya dengan buas seolah ingin menerkamnya. Sebelum Idellia sempat melakukan sesuatu, aksinya tertahan oleh teriakkan di bawah sana.“APA ADA MASALAH, GUYS?”Sontak baik Idellia maupun yang lain menatap ke bawah lapangan. Seorang pria yang sangat mereka kenali

  • Pesona Presdir Posesif   Sesi Curhat

    Membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari flat Diana menuju kediaman Ryuga. Selagi menunggu kedatangan sekretarisnya, Ryuga kembali masuk ke dalam kamar. Manik hitamnya langsung menyorot ke arah Claudia yang tengah menyisir rambut panjangnya di depan meja rias. Ada banyak pertimbangan dalam kepala Ryuga sampai dia menyeletuk, “Temui Diana besok saja. Kamu perlu istirahat yang cukup malam ini, Claudia.” Refleks, Claudia menolehkan wajahnya ke arah Ryuga yang saat ini berjalan menghampiri. Sorot mata Claudia penuh akan protes. “Loh, kenapa? Aku sudah cukup istirahat tadi siang, Ryuga.” Tiba di hadapan Claudia, Ryuga mendaratkan kedua tangannya di bahu Sang wanita. Tubuh tegapnya setengah membungkuk dan kepalanya saling bersejajar. Suara dalam Ryuga berbisik, “Diana sepertinya mengalami patah hati jilid kedua. Aku tidak ingin kamu merasa terbebani ketika mendengarkan cerita Diana nanti.” Melalui meja rias itu pandangan Claudia dan Ryuga saling bersinggungan. Butuh waktu beberapa det

  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Panggilan telepon tersambung. Namun, alih-alih suara Ryuga yang terdengar, suara lembut Claudia yang menyapa, “Halo, Diana.” Ketika Claudia sedang asyik-asyiknya memainkan sebuah permainan salon di ponsel Ryuga, nama Diana tertera di layar. Tanpa berpikir panjang, Claudia menggeser ibu jarinya ke arah tombol berwarna hijau. “Kamu masih di sana, Diana? Mau berbicara dengan Ryuga, ya?” Karena tidak ada respons dari lawan bicaranya, Claudia bertanya lagi. “Ryuga sedang di kamar mandi. Nanti aku sampaikan jika kamu menghubungi.” “E–eh, kalau begitu, aku bicara dengan Mbak Clau saja,” ucap Diana dengan suara yang terdengar serak. Hal itu disadari Claudia. Sesaat dia terdiam sebelum kembali menyahut, “Ada apa, Diana?” Entah karena mendapati pertanyaan singkat itu atau karena mendengar suara Claudia yang khawatir, Diana hampir menangis dalam sambungan telepon. Dengan satu tangan yang memegang ponsel dan tangan lainnya meremas gaun di bagian dadanya yang terasa sesak, Diana menimpali,

  • Pesona Presdir Posesif   Berbesar Hati

    Sepanjang perjalanan pulang, Diana benar-benar mengunci mulutnya rapat. Kepalanya menghadap ke arah jendela mobil, enggan menatap Riel yang sedang menyetir. Isi pikirannya sedang membuat keributan sehingga Diana memutuskan diam.‘Tidak bisa, Diana. Tidak bisa kalau begini!’Sementara Riel terus-menerus melirik ke arah Diana dengan perasaan khawatir. Pria itu mengembuskan napas berat saat mobil yang dikendarainya tiba di parkiran flat. Lantas Riel membuka suara, “Beritahu aku apa yang membuatmu tidak nyaman.”Mendengar Riel menyeletuk demikian, Diana menyunggingkan senyum getirnya. “Kamu masih boleh berubah pikiran, Riel.”Usai mengatakan hal tersebut, baru Diana menolehkan wajah. Riel menatapnya tidak mengerti. Dan reaksi itu membuat Diana tiba-tiba saja tertawa dengan miris.Pada satu titik, Diana merasa tidak bisa menahan kegilaannya. Tubuhnya mulai bergetar, menahan tangis yang ingin wanita itu ledakan. Belakangan, Diana terlalu dibuat bahagia. Sekarang, Diana tahu jika kebahagian

  • Pesona Presdir Posesif   Diana, Lilia, dan Keluarga Waluyo

    Diana hanya pernah bertemu wanita itu satu kali di malam resepsi pernikahan Ryuga Claudia. Untuk pertama dan terakhir kali itu, wanita tersebut sudah menegaskan bahwa dia dan Riel tidak memiliki hubungan apa pun.“Kenapa Lilia juga ada di sini, Yel?” tanya Diana tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Aku belum menceritakan padamu soal Lilia dan Kak Nuel. Nanti saja, Diana,” jawab Riel seadanya karena langkahnya sudah semakin dekat di meja makan. Tangan Riel menggenggam tangan Diana lebih erat daripada sebelumnya seiring semua pandangan mata tertuju ke arah keduanya.Memberanikan diri, Diana membalas tatapan itu satu persatu hingga terakhir Diana bertukar tatapan dengan Lilia Lua Latesha. Refleks, Diana juga melemparkan senyum.Kala itu Lilia bereaksi di luar kendalinya. Dia membuang wajah karena tidak sengaja menatap ke arah tangan Diana dan Riel yang saling bertautan. Lilia membatin, ‘Ada apa sama lo sebenarnya, Li!’Karena entah ada apa masalahnya, perasaannya seperti tengah dicubit

  • Pesona Presdir Posesif   Kisah Kita Bukan Drama Korea

    Sesi perpisahan Aruna dan Dirga sudah berakhir. Pemuda itu melerai pelukannya pada tubuh Aruna dengan berat hati. Kedua sudut Dirga tertarik ke atas, memperlihatkan senyum yang Aruna inginkan sejak dulu.Merasa diperhatikan, refleks Aruna ingin menolehkan wajah. Akan tetapi, aksinya tertahan oleh tangan besar yang mendarat di puncak kepalanya. Suara Dirga mengudara, “Berani menolehkan wajah, aku akan menganggapmu ingin kembali padaku, Aruna.”Mata besar Aruna menyipit. ‘Apaan, sih, Dirga,’ ucapnya tidak habis pikir.Detik berikutnya, Aruna merasakan kepalanya diusap dengan sayang. Sesuatu yang tidak pernah Dirga lakukan sekali pun. Mata besar Aruna memejam, dia mengepalkan kedua tangan. Dengan sikap tegas dan berani, dia menepis lengan Dirga, membuatnya cukup terkejut dengan reaksi Aruna.“Udah ‘kan? Aku mau masuk.” Aruna tidak ingin terbawa suasana hanya karena sikap Dirga yang satu itu.Sementara Dirga tampak mengembuskan napas berat. “Kamu bisa masuk sekarang.” Karena Dirga tidak m

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Jangan Pernah Bertemu Lagi

    Tampan tapi tidak berperasaan. Julukan itu cocok disematkan untuk seorang Dirga Disastra. Akan tetapi, sejujurnya Dirga hanya cukup payah mengakui apa yang dia rasakan. Apa dia cemburu melihat kedekatan Aruna dan Pras? Dirga hanya menautkan kedua alisnya sambil mendengus kasar begitu mobil yang dikendarainya berhenti tepat di posisi Aruna dan Pras berdiri. Tanpa menatap Aland, Dirga berkata, “Turun duluan, Al.” Suara rendahnya terdengar dingin. Pun, ekspresinya. Mengembuskan napas, Aland menganggukkan kepala, “Oke.” Sementara di luar mobil, Aruna terang-terangan melihat ke arah jendela kaca mobil yang terbuka. Dia tidak menyadari jika Pras sudah menurunkan kepala untuk berbisik rendah di telinganya, “Kamu berhutang penjelasan, Aruna.” Kedua tangan Aruna mengepal di sisi tubuh. Dia sama sekali tidak menyesali tindakannya pada Pras. Gadis itu membatin, ‘Cuma ini satu-satunya cara.’ “Apalagi, Al?” tanya Dirga keheranan melihat Aland yang tidak kunjung ke luar dari mobil. Saat Dirga

  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Cemburu

    Aruna memiliki niatan akan pergi menemui Diana setelah kepulangan Ryuga ke rumah. Karena sekarang ini, Aruna akan fokus menjaga Claudia. Meskipun Emma juga ikut menemani, Aruna tetap ingin bersama Claudia. Bahkan ketika Claudia berbaring dan tertidur, Aruna juga ada di sampingnya. Dia memeluk Claudia dari samping dan menunjukkan sisi manjanya, membuat Emma yang baru kembali dari dapur menggelengkan kepala. “Grammie lihat-lihat kamu nempel terus sama Mommy-mu.” Mendengar itu, Aruna menjawab dengan santai, “Aruna lagi puas-puasin momen, Grammie. Besok-besok, pasti yang nempelin Mommy adik bayi.” Pandangan Aruna turun untuk melihat perut rata Claudia. Dia juga mengangkat sedikit kepalanya. Menyadari satu hal, Aruna mengembuskan napas berat. Dia menambahkan, “Belum Daddy ….” Suaranya terdengar lesu. Meskipun Ryuga adalah Daddy-nya, tetapi pria itu juga adalah saingan terberatnya. “Cari pengganti Dirga sana, biar nggak kesepian,” celetuk Emma dengan entengnya. Dia bertukar pandangan de

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status