Cup!
Joandra mengecup bibir mungil itu dan mulai mengulumnya penuh rasa sayang. Tapi, baru beberapa detik saja, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu kamar Vvip tersebut.
“Kayaknya itu Dokter yang datang. Abang bukain pintu dulu ya, Honey.”
“Hmm.”
Joandra tersenyum dan kembali mengecup bibir itu sekali lagi sebelum dia beranjak membukakan pintu.
“Pagi Dok.”
“Pagi Tuan Joandra. Bagimana, apa semalam Nona Jessica bisa tidur dengan baik?”
Sang Dokter langsung menanyakan keadaan Jessica.
“Bisa Dok. Tapi, ini rasanya, berdenyut-denyut terus,” Jessica menyampaikan keluhannya yang membuatnya merasa sangat tak nyaman sejak tadi.
Sang Dokter mulai melakukan pemeriksaan, dengan dibantu oleh suster yang ikut dengannya ke sana.
“Sepertinya kita harus melakukan Rontgen. Pinggiran lukanya terlihat mulai membengkak. Benturan benda keras ini terlalu kenc
“Hmm.”“Ngapain?!”“Menurut Honey?”“Jangan bilang hanya untuk menyembuhkan bekas luka ini,” todong Jessica yang tadi sudah mendengarkan informasi dan penjelasan dari sang dokter.“Hanya, katamu Honey?”“Sayang jangan berlebihan. Luka ini akan sembuh pada waktunya!”Tegas Jessica yang tidak ingin menyusahkan pria pujaan hatinya, terlebih di relung hatinya yang terdalam mulai merasa was-was dengan hubungan mereka yang terasa seperti berjalan di atas bara api, dan itu akibat tanpa restu sang ayah pria pujaan hatinya.“Sampai kapan kira-kira? Kita akan segera menggelar acara besar. Dan aku tidak ingin wajahmu yang cantik ini ternoda dengan bekas luka itu,” jawab Joandra tak kurang tegas.“Acara besar apanya?! Sudahlah, Sayang jangan membuat masalah lagi. Tidak perlu acara-acara lagi. Lagian, luka ini cuma luka kecil.”“Itu kan menurutmu.”“Kenapa? Apa Abang malu jika kedapatan berdampingan dengan wanita yang berwajah cacat seperti aku ini?”Jessica bertanya serius sambil menatap ke arah
Hari itu sudah berlalu, dan saat ini Joandra sedang mendekap pundak Jessica sambil melangkahkan kakinya perlahan.“Memangnya Jessica bisa lewat tanpa Pasport?”Tiba-tiba Jessica melayangkan pertanyaannya saat mereka sudah akan masuk ke dalam gerbang bagian dalam. Dan itu akibat matanya menangkap 2 orang penjanga yang ada di kiri kanan bagian gerbang itu.“Nanyanya kok sekarang? Telat.”“Terus? Gimana kalau Jessica malah di tahan di sana? Apa Sayang akan ninggalin Jessica?” tanya Jessica dengan wajahnya yang terlihat begitu serius. Dia belum pernah naik pesawat selama ini, dan ini membuatnya merasa sangat gugup.“Ya iya, ditinggalin. Habisnya kan Abang sudah melakukan persiapan untuk melakukan penerbangan. Jessica nungguin di sini saja sampai Abang pulang dari Turki.”“Apa?! Sayang kok tega. Jessica mau pulang saja.”Jessica menghentikan langkahnya ketika mendengar apa yang di
Setelah hampir 40 menit, jarak 53 km mereka tempuh dengan duduk santai sambil menikmati pemandangan yang mereka lewati sepenjang perjalanan dari Bandara tadi.Mereka sudah tiba di depan lobi Shangri-La Bosphorus Instanbul. Hotel yang terletak di antara Istana Dolmabahce dan Museum Angkatan Laut di pesisir Eropa Selat Bosporus.Satpam hotel mewah itu terlihat langsung sigap membawakan ketiga koper yang barusan diturunkan oleh sang pengendara mobil.Hanya dengan menunjukkan kartu yang dibawanya, Resepsionis itu langsung memberikan kunci kamar pada Joandra.Sang Resepsionis langsung menginstruksikan 2 pelayan yang ada di dekatnya. Pelayan yang mendapatkan perintah itu langsung berganti mebawakan 3 buah koper milik Joandra yang dibawakan oleh satpam barusan. Pelayan itu terlihat mulai memberikan petunjuk di mana letak keberadaan kamar tamu kehormatan mereka.Joandra berjalan pelan sambil menggandeng tangan Jessica, yang terlihat sudah mulai kelel
“Em! Abang jangan dekat-dekat gitu dong. Jauhan lagi,” kesal Jessica sambil mendorong perut Joandra lebih menjauh darinya.Deg! Deg! Deg!Hampir saja tangan itu salah menyentuh. Perut Joandra yang memiliki six pack itu terasa begitu keras di tangan Jessica barusan, dan itu membuat Jessica sedikit kaget.“Sayang?”Tiba-tiba Jessica memiringkan sebagian posisi tubuhnya.“Iya?” jawab Joandra masih dengan dadanya yang berkumandang hebat.“Kenapa perutmu rasanya keras sekali? Apa Sayang lagi sakit?” tanya Jessica kembali menekan perut Joandra yang terasa begitu keras di tangannya.“Nggak.”Joandra menjawab sambil menelan salivanya kasar.“Oh ya? Jadi perut laki-laki memang seperti ini ya? Rasanya keras sekali,” gumam Jessica sambil bergantian menekan perutnya yang terasa lembut, dan itu membuatnya tanpa sadar sudah mempertontonkan kedua gunung kembar polo
“Ohh itu. Itu bukan apa-apa. Dokternya hanya menjelaskan cara kerja obat yang akan diberikan nanti,” jelas Joandra kepada sang gadis pujaan hatinya.Sejak awal pertemuan tadi, Joandra memang terus berbicara menggunakan bahasa turki bersama sang dokter, sehingga Jessica yang tidak mengerti bahasa itu sama sekali menjadi semakin takut tatkala melihat beberapa kulit yang sejak tadi menjadi bahan penjelasan dari sang dokter ahli tersebut.“Beneran? Tapi Jessica takut.”“Jangan takut. Katanya Cuma sebentar saja sudah selesai. Palingan kita hanya butuh menginap 2 hari saja untuk pemulihan agar tak terjadi iritasi dan lainnya pada kulit.”“Apa kamu boleh menemaniku di dalam sana nanti, Sayang?” tanya Jessica dengan suara pelannya, terlihat begitu berharap.Joandra kembali terkekeh pelan, lalu dia langsung membicarakan hal itu dengan sang dokter yang masih duduk di hadapan mereka.Setelah semua persiap
“Ini sangat indah. Suasananya juga adem banget,” Jessica yang ikut tertawa kini mulai bergumam pelan.“Iya. Tempat ini cocok sekali untuk bersantai dan menikmati kuliner. Pantas saja sangat ramai yang datang ke sini.”“Hmm. Ini pertama kalinya Jessica melihat pemandangan bagus seperti ini, dan ini juga pertama kali Jessica ke Luar Negeri.”“Nanti Abang akan sering-sering membawamu ke Luar Negeri kalau Honey memang suka. Korea akan lebih indah dibanding ini, Honey. Nanti kita akan prewed di sana saja.”“Prewed?!”“Hmm. Kita belum melakukan sesi foto. Kapan ya kira-kira,” gumam Joandra mulai menyinggung pernikahan mereka.“Itu nanti saja.”“Kenapa begitu? Honey nggak mau segera menikah denganku?”“Bukan begitu. Tapi nanti saja. Kita akan mengurus masalah itu setelah Papa memberi restu.”Joandra terdiam. Gadisnya itu
Begitu selesai mandi, Joandra kembali mengajak gadisnya itu menikmati keindahan di kota Turki itu dan tentunya untuk melaksanakan sarapan mereka terlebih dahulu di bawah sana.Makanan yang ada di hotel itu ratusan jenis dengan berbagai cita rasa, dan itu membuat Joandra serta Jessica tak merasa jemu untuk mencicipi makanan baru yang belum mereka nikmati.Selesai mengisi perut mereka berdua, mobil mulai bergerak setelah Joandra dan Jessica masuk ke dalamnya.Hari ini Joandra sudah menjadwalkan mereka akan pergi ke beberapa tempat wisata yang sangat unik di sana.Tujuan pertama Joandra pagi ini adalah Cappodocia. Tempat wisata itu sangat terkenal hingga ke seluruh dunia hingga membuat Joandra sendiri merasa begitu penasaran.Setiba di sana, sudah terlihat begitu banyak pengujung dari berbagai negara yang terlihat sedang mengabadikan momen mereka di sana.Lokasi tempat wisata itu terletak pada distrik kuno di bagian timur dari Anatolia, t
“Kenapa begitu?” heran Joandra menatap manik Jessica dengan pandangan kagetnya. Keningnya juga sudah terlihat saling bertautan, dan itu membuat Jessica menjadi salah tingkah mulai merasa tak enak hati.“Ngapain. Itu pasti mahal kan, Sayang? Tolong jangan memberikan aku kemewahan seperti ini. Ini akan semakin mempersulit posisiku nanti.”“Posisi apanya, Honey? Tidak perlu memikirkan terlalu aneh dan jauh seperti itu. Ayo, Abang langsung pakaikan.”Joandra tak perduli dan langsung memasangkan kalung perak yang terlihat sangat bersinar itu dileher jenjang Jessica.“Bagus banget. Anting dan cincinnya nanti saja kita pakai di hotel ya.”Joandra yang tak perduli dan tak mau mendengarkan perkataan Jessica langsung mengeluarkan dompetnya dan melakukan pembayaran.Selesai melakukan pembayaran, Joandra dan Jessica berjalan keluar dari toko itu dengan menenteng sebuah paper bag unik.“Abang s