Hari itu sudah berlalu, dan saat ini Joandra sedang mendekap pundak Jessica sambil melangkahkan kakinya perlahan.
“Memangnya Jessica bisa lewat tanpa Pasport?”
Tiba-tiba Jessica melayangkan pertanyaannya saat mereka sudah akan masuk ke dalam gerbang bagian dalam. Dan itu akibat matanya menangkap 2 orang penjanga yang ada di kiri kanan bagian gerbang itu.
“Nanyanya kok sekarang? Telat.”
“Terus? Gimana kalau Jessica malah di tahan di sana? Apa Sayang akan ninggalin Jessica?” tanya Jessica dengan wajahnya yang terlihat begitu serius. Dia belum pernah naik pesawat selama ini, dan ini membuatnya merasa sangat gugup.
“Ya iya, ditinggalin. Habisnya kan Abang sudah melakukan persiapan untuk melakukan penerbangan. Jessica nungguin di sini saja sampai Abang pulang dari Turki.”
“Apa?! Sayang kok tega. Jessica mau pulang saja.”
Jessica menghentikan langkahnya ketika mendengar apa yang di
Setelah hampir 40 menit, jarak 53 km mereka tempuh dengan duduk santai sambil menikmati pemandangan yang mereka lewati sepenjang perjalanan dari Bandara tadi.Mereka sudah tiba di depan lobi Shangri-La Bosphorus Instanbul. Hotel yang terletak di antara Istana Dolmabahce dan Museum Angkatan Laut di pesisir Eropa Selat Bosporus.Satpam hotel mewah itu terlihat langsung sigap membawakan ketiga koper yang barusan diturunkan oleh sang pengendara mobil.Hanya dengan menunjukkan kartu yang dibawanya, Resepsionis itu langsung memberikan kunci kamar pada Joandra.Sang Resepsionis langsung menginstruksikan 2 pelayan yang ada di dekatnya. Pelayan yang mendapatkan perintah itu langsung berganti mebawakan 3 buah koper milik Joandra yang dibawakan oleh satpam barusan. Pelayan itu terlihat mulai memberikan petunjuk di mana letak keberadaan kamar tamu kehormatan mereka.Joandra berjalan pelan sambil menggandeng tangan Jessica, yang terlihat sudah mulai kelel
“Em! Abang jangan dekat-dekat gitu dong. Jauhan lagi,” kesal Jessica sambil mendorong perut Joandra lebih menjauh darinya.Deg! Deg! Deg!Hampir saja tangan itu salah menyentuh. Perut Joandra yang memiliki six pack itu terasa begitu keras di tangan Jessica barusan, dan itu membuat Jessica sedikit kaget.“Sayang?”Tiba-tiba Jessica memiringkan sebagian posisi tubuhnya.“Iya?” jawab Joandra masih dengan dadanya yang berkumandang hebat.“Kenapa perutmu rasanya keras sekali? Apa Sayang lagi sakit?” tanya Jessica kembali menekan perut Joandra yang terasa begitu keras di tangannya.“Nggak.”Joandra menjawab sambil menelan salivanya kasar.“Oh ya? Jadi perut laki-laki memang seperti ini ya? Rasanya keras sekali,” gumam Jessica sambil bergantian menekan perutnya yang terasa lembut, dan itu membuatnya tanpa sadar sudah mempertontonkan kedua gunung kembar polo
“Ohh itu. Itu bukan apa-apa. Dokternya hanya menjelaskan cara kerja obat yang akan diberikan nanti,” jelas Joandra kepada sang gadis pujaan hatinya.Sejak awal pertemuan tadi, Joandra memang terus berbicara menggunakan bahasa turki bersama sang dokter, sehingga Jessica yang tidak mengerti bahasa itu sama sekali menjadi semakin takut tatkala melihat beberapa kulit yang sejak tadi menjadi bahan penjelasan dari sang dokter ahli tersebut.“Beneran? Tapi Jessica takut.”“Jangan takut. Katanya Cuma sebentar saja sudah selesai. Palingan kita hanya butuh menginap 2 hari saja untuk pemulihan agar tak terjadi iritasi dan lainnya pada kulit.”“Apa kamu boleh menemaniku di dalam sana nanti, Sayang?” tanya Jessica dengan suara pelannya, terlihat begitu berharap.Joandra kembali terkekeh pelan, lalu dia langsung membicarakan hal itu dengan sang dokter yang masih duduk di hadapan mereka.Setelah semua persiap
“Ini sangat indah. Suasananya juga adem banget,” Jessica yang ikut tertawa kini mulai bergumam pelan.“Iya. Tempat ini cocok sekali untuk bersantai dan menikmati kuliner. Pantas saja sangat ramai yang datang ke sini.”“Hmm. Ini pertama kalinya Jessica melihat pemandangan bagus seperti ini, dan ini juga pertama kali Jessica ke Luar Negeri.”“Nanti Abang akan sering-sering membawamu ke Luar Negeri kalau Honey memang suka. Korea akan lebih indah dibanding ini, Honey. Nanti kita akan prewed di sana saja.”“Prewed?!”“Hmm. Kita belum melakukan sesi foto. Kapan ya kira-kira,” gumam Joandra mulai menyinggung pernikahan mereka.“Itu nanti saja.”“Kenapa begitu? Honey nggak mau segera menikah denganku?”“Bukan begitu. Tapi nanti saja. Kita akan mengurus masalah itu setelah Papa memberi restu.”Joandra terdiam. Gadisnya itu
Begitu selesai mandi, Joandra kembali mengajak gadisnya itu menikmati keindahan di kota Turki itu dan tentunya untuk melaksanakan sarapan mereka terlebih dahulu di bawah sana.Makanan yang ada di hotel itu ratusan jenis dengan berbagai cita rasa, dan itu membuat Joandra serta Jessica tak merasa jemu untuk mencicipi makanan baru yang belum mereka nikmati.Selesai mengisi perut mereka berdua, mobil mulai bergerak setelah Joandra dan Jessica masuk ke dalamnya.Hari ini Joandra sudah menjadwalkan mereka akan pergi ke beberapa tempat wisata yang sangat unik di sana.Tujuan pertama Joandra pagi ini adalah Cappodocia. Tempat wisata itu sangat terkenal hingga ke seluruh dunia hingga membuat Joandra sendiri merasa begitu penasaran.Setiba di sana, sudah terlihat begitu banyak pengujung dari berbagai negara yang terlihat sedang mengabadikan momen mereka di sana.Lokasi tempat wisata itu terletak pada distrik kuno di bagian timur dari Anatolia, t
“Kenapa begitu?” heran Joandra menatap manik Jessica dengan pandangan kagetnya. Keningnya juga sudah terlihat saling bertautan, dan itu membuat Jessica menjadi salah tingkah mulai merasa tak enak hati.“Ngapain. Itu pasti mahal kan, Sayang? Tolong jangan memberikan aku kemewahan seperti ini. Ini akan semakin mempersulit posisiku nanti.”“Posisi apanya, Honey? Tidak perlu memikirkan terlalu aneh dan jauh seperti itu. Ayo, Abang langsung pakaikan.”Joandra tak perduli dan langsung memasangkan kalung perak yang terlihat sangat bersinar itu dileher jenjang Jessica.“Bagus banget. Anting dan cincinnya nanti saja kita pakai di hotel ya.”Joandra yang tak perduli dan tak mau mendengarkan perkataan Jessica langsung mengeluarkan dompetnya dan melakukan pembayaran.Selesai melakukan pembayaran, Joandra dan Jessica berjalan keluar dari toko itu dengan menenteng sebuah paper bag unik.“Abang s
Hening. Jessica tak menjawab dan tak juga mengeluarkan suara isakannya. Yang pasti, hatinya merasa sakit seakan sedang dibohongi mentah-mentah oleh Joandra.“Gak ada, Honey. Mana mungkin Abang menyelingkuhimu. Gambaran cewek lain saja gak ada sama sekali. Suer, Abang sumpah nggak ada main yang lain-lain.”Joandra kelabakan sendiri dan langsung menjelaskan panjang lebar pada Jessica. Gadis kecilnya itu memang masih belia. Tapi, wanita itu terlalu mahir menggengam hati dan membuatnya merasa panik ketakutan tak terkendali seperti saat ini.“Kemarikan ponselmu!”Hardik Jessica dengan wajahnya yang sudah basah oleh air matanya.Secepat kilat Joandra langsung menyodorkan ponselnya. Dia tak ingin Jessica malah mencurigai dan menuduhnya bermain api dengan wanita lain, padahal itu tak pernah terlintas di pikirannya sama sekali.Joandra merasa bersyukur karena tadi dia sudah langsung menghapus pesan dari ayahnya. Jika pesan itu
“Oh, Sayang membelikan aku pakaian? Kapan?” heran Jessica yang bingung akibat dia senantiasa bepergian dengan Joandra. Namun, mereka tak ada mampir ke mana pun untuk membelikan pakaian.“Aku meminta Leonal menjemput pakaiannya semalam.”“Menjemput?!”“Iya. Ini stelan terbaru dari butik yang biasanya dulu Mama kunjungi. Dan mulai hari ini Abang ingin Jessica memakai beberapa stelan terbaru itu. Kainnya sangat halus dan modelnya juga sangat modis.”“Astaga? Kok Abang tau banyak tentang Fashion wanita sih?!” kaget Jessica sambil mengeluarkan salah satu stel pakaian yang sudah dipesan oleh Joandra khusus untuknya, merasa begitu penasaran dengan selera dan gaya Fashion yang dikatakan modis oleh suaminya itu.Glukk!Baru memegang kainnya saja Jessica sudah mulai menelan salivanya. Kain itu bena
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl