“Oh, Sayang membelikan aku pakaian? Kapan?” heran Jessica yang bingung akibat dia senantiasa bepergian dengan Joandra. Namun, mereka tak ada mampir ke mana pun untuk membelikan pakaian.
“Aku meminta Leonal menjemput pakaiannya semalam.”
“Menjemput?!”
“Iya. Ini stelan terbaru dari butik yang biasanya dulu Mama kunjungi. Dan mulai hari ini Abang ingin Jessica memakai beberapa stelan terbaru itu. Kainnya sangat halus dan modelnya juga sangat modis.”
“Astaga? Kok Abang tau banyak tentang Fashion wanita sih?!” kaget Jessica sambil mengeluarkan salah satu stel pakaian yang sudah dipesan oleh Joandra khusus untuknya, merasa begitu penasaran dengan selera dan gaya Fashion yang dikatakan modis oleh suaminya itu.
Glukk!
Baru memegang kainnya saja Jessica sudah mulai menelan salivanya. Kain itu bena
Joandra berkata pelan sambil mencubit hidung mancung itu berulang kali. Punggung itu masih berada di dalam dekapannya, dan itu membuat Joandra begitu leluasa memperlakukan gadisnya yang kembali terlihat syok saat dia menyelesaikan perkataannya barusan.Jessica terdiam dengan pikirannya yang terus berjalan. Kata-kata kewajiban itu mungkin bisa dipahaminya. Tapi, bukankah mereka sudah melakukan kesepakatan?!Ketika kata-kata ‘menuntut hak’ itu terus berdengung di kepala Jessica, dia segera mendorong dada bidang Joandra agar tubuh mereka berdua saling menjauh satu sama lainnya.“Hak? Jessica merasa tak pernah minta apa-apa sama Abang. Apa semua pemberian Abang ini termasuk Hak yang Abang maksud? ... kalau memang begitu, Jessica akan kembalikan semuanya. Sama seperti yang Abang katakan, Jessica tak menjalankan kewajiban dan Jessica juga tak akan meminta Hak apa pun dari Abang.”Jessica menjabarkan apa yang saat ini membuat dirinya mera
Jessica yang pagi ini merasa hatinya seolah merasa terus berdebar tak beraturan, membuatnya salah tingkah dan hampir terjatuh.“Hati-hati Honey.”Joandra yang sigap langsung mendekap tubuh itu dengan cepat.“M-maaf. Jessica nggak sengaja,” kaget Jessica segera meminta maaf pada suaminya. Untung saja pergerakan Joandra sangat cepat sehingga dia tak tersungkur ke depan.Joandra mengembangkan senyumnya, dan itu membuat semua pegawai yang saat ini sedang melihat penampakan itu membesarkan bola mata mereka.Semua yang berpapasan dengan mereka selalu saja menunduk hormat sambil menyapa. Semua pasang mata juga terlihat tidak mengedipkan matanya saat melihat tuan Presdir mereka yang kaku dan dingin itu tersenyum saat berbicara dengan Jessica. Ya, itu adalah sebuah hal yang belum pernah mereka lihat selama ini.Senyuman tuan presdir mereka begitu mahal. Padahal, saat tersenyum seperti itu, ketampanannya langsung meluruhkan hati semua para wanita. Dan, mungkin karena itu juga lah selama ini Jo
"Meski demikian, Segala sesuatu yang berkaitan dengan Kontrak kerja sama serta berita acara dan segala macamnya, tetap melalui saya. Partner Kepemimpinan baru, hanya memantau dan berperan menandatangani dan mengesahkan melalui saya secara pribadi. Semua Masalah dan segala urusan kerja dalam dan lapangan tetap berada di bawah pengawasan saya sendiri."Kembali semuanya dikejutkan dengan info yang baru saja disampaikan oleh Joandra. Namun begitu, semuanya juga tampak mengurut dadanya masing-masing. Tampaknya semua juga berpikiran yang sama dengan Jessica, kalau-kalau saja Perusahaan Raksasa di mana tempat mereka bekerja selama ini sedang mendapatkan masalah keuangan yang sangat berat. Sehingga mengharuskan tuan presdir mereka menjual sebagian sahamnya secara begitu tiba-tiba. Seperti apa yang pernah terjadi dan diumumkan Joandra saat itu.Jelas saja mereka semuanya merasa sangat khawatir, karena jika hal itu sampai terjadi, posisi mereka semuanya juga pasti akan mendapatkan masalah, apa
Kenrick menonjok meja kerjanya dengan kepalan tangannya, menahan amarah yang begitu memenuhi rongga dadanya, hingga membuatnya terasa begitu sesak dan begitu menderita.Ricko meletakkan sebuah dokumen yang dari tadi sudah dipegangnya, dan langsung membukanya di hadapan nona mudanya.“Tanda tangan di sini Sayang,” ujar Joandra kembali membuat semuanya melongo, sambil menunjukkan bagian yang harus ditandatangani oleh Jessica sekarang juga di hadapan semuanya dan disorot oleh kamera.Glukk!Jessica terdiam sambil menelan salivanya berulang kali. Jangankan semua yang hadir di sana, bahkan dirinya sendiri saja tak percaya dengan apa yang saat ini sedang terjadi padanya.Di Zaman moderen dan canggih seperti sekarang ini, tidak lagi membuat pasangan yang sudah menikah akan langsung memberikan sebagian harta kekayaannya kepada pasangan hidupnya. Meski terjadi perceraian sekali pun.Dan itu membuat semuanya begitu heran meilhat Joandra su
“Sayang, kamu sudah mereservasinya sejak awal?” tanya Jessica yang sedikit heran, karena sejak tadi dia bahkan terus bersama dengan Joandra dan tak melihat jika suaminya itu melakukan pemesanan.“Leonal yang pesan.”“Lalu, kenapa Leonal nggak ikut makan juga?”“Kita lagi mau lunch berdua loh ini, Honey? Kamu kok ... malah mikirin Leonal,” jawab Joandra cepat dengan nada yang terdengar kesal.Jessica langsung menyunggingkan senyumannya tak tahan saat melihat wajah Joandra yang terlihat muram dan suram.“Hehee. Jadi Sayang juga bisa cemburu ya?”“Kalau nggak cinta, nggak sayang. Ya sudah pasti Abang nggak akan cemburu dan gak akan ambil perduli.”“Ternyata Abang lucu juga. Gak beda jauh dengan Jessica, kan?”Joandra memicingkan matanya dan menatap Jessica dengan tatapan penuh cintanya, lalu menggapai kepala itu dengan cepat.Joandra sukses
“Memangnya sejak kapan Jessica menikah dengan Joandra? Bukankah setelah berpisah dengan Claudia, Joandra belum menikah dengan Jessica? ... aku yang sudah pikun karena tua, atau memang mereka sudah menikah secara diam-diam?!”Kakek Raharja yang sejak tadi merasa begitu penasaran dengan kabar yang didengarnya, mempertanyakan hal yang sungguh belum diketahuinya. Rasanya, baru beberapa bulan yang lalu mereka bertemu. Kenapa dia sama sekali tak bisa mengingat jika cucunya Jessica sudah menikah dengan Joandra.Juka benar Jessica dan Joandra sudah menikah secara diam-diam, artinya keduanya tak menganggapnya dan tak menghormatinya lagi sama sekali!Semuanya terdiam. Ya, saat ini mereka baru terpikir ke arah sana. Bahkan mereka hampir melupakan jika Joandra dan Jessica memang belum menikah, dan itu semua karena selama ini Joandra dan Jessica memang sudah terlihat dekat satu sama lainnya.“Apa Andi dan Donna sudah menyelenggarakan pernikahan merek
“T-tidak, Tuan Presdir. M-maaf,” Leonal menjawab gelagapan.Jessica mencubit pelan pinggang Joandra, ketika kembali mendengarkan suaminya itu mengancam Leonal.“Sayang ngapain sih?” tanya Jessica berbisik pelan, sambil menegadahkan wajahnya melihat ke arah Joandra dengan kedua keningnya yang terlihat mengkerut.“Gak ada. Abang cuma becanda doang,” balas Joandra ikut berbisik.“Candanya kayak gitu lagi, ah. Jessica nggak suka,” kesal Jessica ketika kembali mendengarkan ancaman dari bibir tebal suami tampannya.“Kalau yang ini suka gak?” tanya Joandra langsung menyambar bibir Jessica dengan cepat. Posisi saat ini memang membuatnya sangat mudah melakukan hal itu, dan Joandra tak tahan lagi karena kembali mendengarkan istri kecilnya itu membela Leonal.“Umh!”Jessica yang kaget kembali mencubit pinggang kekar itu sedikit keras, membuat Joandra langsung tertawa lepas.
“Kenapa Abang tidak membangunkan Jessica saja. Lain kali jangan menggendongku lagi, bagaimana kalau aku terjatuh saat Abang kelelahan menggendongku? Itu sangat berbahaya,” ujar Jessica terlihat begitu terkejut ketika mendengar ocehan Joandra barusan, yang membuatnya bergidik ngeri membayangkan jika suaminya itu tidak kuat menopang tubuhnya dan membuatnya menjadi terjatuh di atas tangga.Jessica tampak segera bangun dari posisi berbaringnya, saking kaget mendengar penuturan Joandra barusan.“Oh, jadi Jessica meragukan kekuatan Abang, gitu?!” tanya Joandra yang kaget mendengar jawaban istri kecilnya barusan, begitu menganggap remeh keperkasaan dan kekuatannya. “Jessica benar meragukan Abang, begitu?!” tanya Joandra sekali lagi sambil membuka matanya lebar-lebar, kening pria itu juga terlihat hampir manyatu satu sama lainnya.“B-bukan meragukan. Tapi kan Jessica cuma takut kalau tiba-tiba tangan Abang nggak kuat menahan beb