Bab 5

Dengah wajah memerah, Kiara mundur dari pelukan Billy, menunduk memandang kekacauan di lantai.

Kiara segera membungkuk untuk memungut anggur yang berceceran. Saat Kiara membungkuk, Billy juga ikut membungkuk.

Keduanya secara kebetulan meraih anggur yang sama, membuat tangan mereka bersentuhan.

Tangan Billy terasa lembab dan hangat.

Wajah Kiara semakin menunduk dan tanpa sadar menarik kembali tangannya.

Tentu saja, Billy juga menyadari gerakannya. Dia juga menarik kembali jarinya.

Suara di luar membuat Martha bertanya, "Kiara, ada apa?"

Mendengar suara Martha, Billy menjawab dengan tenang, "Nggak apa-apa."

Kiara terdiam dan tidak bergerak lagi. Kemudian, Billy dengan cepat memunguti anggur yang tercecer, mencucinya kembali.

"Kamu bersihkan dirimu dulu, aku pergi duluan."

Usai bicara, Billy melangkah keluar dari pantry sambil menggulung lengan bajunya kembali hingga rapi.

Kiara berdiri diam di tempat dengan jantung yang masih berdegup kencang. Tangannya tanpa sadar mencengkeram salah satu sudut wastafel.

Dia menghabiskan beberapa waktu untuk membersihkan noda susu di pakaiannya. Suara air yang mengalir menutupi percakapan di dalam kamar.

Setelah berlama-lama di pantry, akhirnya Kiara kembali ke kamar.

Tepat saat itu, dia melihat Billy mengambil jasnya dan berkata, "Aku masih ada urusan, jadi nggak bisa mengantar Kiara pulang, biar dia temani kamu sebentar di sini. Aku akan menyuruh sopir untuk menjemputnya."

Meninggalkan dirinya di sini dan menyuruh sopir datang menjemputnya, tindakan ini jelas untuk menghindari situasi di mana mereka berdua terlalu sering berdua.

Kiara mengepalkan tangan di samping tubuhnya.

Namun, Martha malah berkata, "Nggak perlu, lebih baik kamu antar Kiara pulang saja."

Kemudian, Martha menggenggam tangan Billy yang berdiri di samping ranjang dan melanjutkan, "Billy, tolong ya."

Billy menunduk menatapnya. Ketika Martha mendongak, tatapan mereka bertemu. Ada sesuatu yang tak terucapkan di antara keduanya, sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.

Setelah petugas rumah sakit selesai membersihkan pantry, akhirnya Billy menjawab, "Iya."

Karena mendapat jawaban yang diinginkannya, Martha melepaskan tangannya perlahan dari lengan baju Billy.

Kiara hanya terpaku menyaksikan semua itu. Dia tak menyangka akan menyaksikan pemandangan seperti ini.

Kiara tahu persis apa yang sedang terjadi di sini, satu pihak mencoba mendorongnya keluar, sementara pihak lain justru menariknya masuk.

Dan apa peran dirinya? Apa peran dirinya di antara hubungan mereka?

Billy yang berdiri cukup lama di sana, akhirnya berbalik melihat Kiara yang diam membisu. Dengan datar, dia berkata, "Ayo, pergi."

Usai bicara, Billy melangkah lebih dulu. Kiara ingin menolak, tetapi melihat tatapan Martha yang penuh harap, dia menelan kembali kata-katanya dan mengikuti langkah Billy.

Di perjalanan pulang, Billy tetap diam tanpa bicara.

Di dalam kamar rumah sakit tadi, Kiara jelas merasakan ada sesuatu yang aneh antara kakaknya dan Billy, tetapi sulit dijelaskan keanehan apa.

Dalam keheningan disepanjang perjalanan pulang, akhirnya sampai juga di depan gerbang rumah kiara.Billy yang selama ini diam , tiba-tiba berkata, “ saya engga antar kamu masuk ya."

Sepanjang perjalanan pulang, Billy memperlihatkan upayanya menjaga jarak untuk menghindari kesalahpahaman. Kiara pun memecahkan keheningan, berkata, "Terima kasih, Kak Billy."

Kiara juga tak ingin berbasa-basi lebih banyak. Yang dia inginkan hanya segera keluar dari situasi ini. Namun, tepat saat dia hendak membuka pintu mobil untuk turun, tiba-tiba Billy memanggilnya, "Kiara."

Kiara menghentikan gerakannya, menoleh dan menatap Billy dengan bingung.

"Hubungan aku dan kakakmu bukan urusanmu."

Dia berbicara dengan tenang, merujuk pada perdebatan di rumah sakit tadi.

Siapapun yang berada di posisi didorong ke sana kemari, harga diri mereka pasti akan terluka. Namun, Kiara tahu jelas posisi dirinya. Di depan Billy, dia hanya menekan bibirnya rapat, menahan diri cukup lama, lalu berkata, "Aku nggak apa-apa, Kak Billy."

Mendengar jawabannya, Billy menatapnya agak lama, sebelum akhirnya menjawab datar, "Hm."

Setelah dialog singkat itu, Kiara langsung turun dari mobil dan berlari ke rumah.

Mobil Billy berhenti di depan gerbang beberapa detik. Dari dalam mobil, dia melihat sosok Kiara yang berlari menjauh.

Setelah beberapa lama, dia mengalihkan pandangannya, mengetuk sandaran tangan mobil, lalu sopir pun memutar arah mobil dan meninggalkan tempat.

Saat tiba di rumah, Kiara menerima banyak pesan dari teman-temannya. Semuanya bertanya tentang hubungannya dengan Tedy dan menyampaikan bahwa Tedy mencarinya.

Namun, Kiara menghapus semua pesan itu.

Selama beberapa hari, dirinya hanya berdiam diri di rumah dan tidak berani pergi ke kampus.

Setiap hari, ibu tirinya memasak banyak sup untuk memperkuat tubuhnya. Kiara tahu apa maksud dari semua sup itu, tetapi dirinya juga tak menolak.

Setiap kali ibu tiri membawakannya, Kiara selalu menghabiskannya.

Semua orang di rumah terus memperhatikan perutnya.

Terkadang, Kiara merasa dirinya bukanlah seorang manusia di mata mereka, melainkan hanya alat untuk memperpanjang hidup kakaknya.