Cristal membuka matanya perlahan, dia menatap nanar orang-orang yang ada disekitarnya. Ada mami dan papinya yang sedang bicara dengan seseorang, sontak air matanya langsung meluncur tak tertahankan, "Kak Oscar..!! Kapan kakak datang? "Oscar terkejut mendengar suara adiknya, seketika itu juga mereka bertiga mendekati Cristal. Oscar menatap adiknya yang semakin kurus dan pucat, dia tidak menyangka jika dampaknya begitu hebat bagi Cristal.Setelah mendengar cerita dari mami dan papinya, Oscar tidak bisa juga menyalahkan Aldo sepenuhnya. Aldo berhak menentukan pilihannya juga. Namun melihat kondisi Cristal seperti ini juga dia tidak bisa hanya berpangku tangan saja."Tadi malam dek, kenapa kamu seperti ini. Jangan sia-siakan hidupmu untuk orang yang tidak peduli padamu. Carilah penggantinya dek! " Cristal hanya terdiam kemudian air matanya meluncur satu persatu. Sambil terisak Cristal menggelengkan kepalanya."Aku tidak bisa kak, aku sudah mencoba menjalin hubungan dengan Mario namun kan
Arga masih mondar-mandir gelisah, setelah dia menangis dipelukan Kania tadi sore. Arga ingin sekali mengajak Kania makan malam diluar, namun Arga tidak siap jika ditolak. Setelah penolakan Intan tempo hari padanya, kini dia tidak mau mengalami hal yang sama dengan Kania."Tok.. Tok..! Assalamualaikuum! " Akhirnya Arga memberanikan diri ke rumah Bi Parni untuk mengajak Kania pergi makan malam. Kania masih kaget dengan kedatangan Arga, dia pikir Arga masih bergelut dengan kesedihannya."Kania, mas mau ngajak kamu makan malam di restoran yang terkenal enak makanannya. Kamu mau ya nemenin mas? " Arga benar-benar memohon kepada Kania untuk menerima ajakannya.Lagi-lagi Kania terpana, selain melihat penampilan Arga yang semakin tampan dengan balutan kemeja biru dongkernya dengan lengan baju digulung keatas membuatnya nampak muda dan segar diusianya yang sekarang ini.Arga memang sudah tidak muda lagi namun usianya yang sudah matang mencerminkan kepribadiannya yang semakin dewasa. Akhirnya K
Kania akhirnya mengungkapkan isi hatinya kepada Arga. "Maafkan aku mas, bukannya aku menolak lamaranmu, tapi aku masih belum mau buru-buru menikah! " Sambil memainkan ujung roknya Kania menunduk tidak berani menatap Arga.Hati Arga mencelos mendengar jawaban dari Kania. Padahal dia berharap melihat wajah Kania yang cerah dengan mata berbinar takjub mendengar pernyataannya. "Maksudmu gimana Nia? Kamu menolakku? "Wajah Arga sudah terlihat gusar dan tidak sabar menunggu jawaban dari bibir gadis itu. "Aku merasa ini terlalu cepat, bolehkah aku minta waktu untuk berpikir dulu? " Sekali lagi jawaban Kania membuatnya bingung."Memangnya mau sampai kapan Nia, usiaku yang tidak bisa menunggu. Coba jelaskan padaku memangnya kamu mau aku nunggu sampai kapan? " Kania tersentak mendengar nada suara Arga sudah mulai meninggi, terlihat diwajahnya rasa takut melihat Arga mulai tidak bisa mengontrol emosinya.Arga yang menyadari wajah didepannya langsung mengkerut ketakutan mulai mengendorkan amarahn
Harapan Arga tidak terkabul, sedikitpun Intan tidak pernah menunjukkan rasa cemburunya. Bahkan kemarin dia lihat ada laki-laki lain yang terlihat mencoba mendekati Intan sehingga membuatnya cemburu.Tanpa sadar Arga menggebrak mejanya, membuat teman-temannya terlonjak kaget, "Apa-apaan sih lu Ga, ngagetin aja kita!! " Arga langsung menoleh dan meminta maaf setelah sadar dimana dia kini sedang berada. Karena fikirannya dari tadi hanya fokus pada Intan.Kemarin sore saat pulang kerja, seperti biasa Arga melewati rumah Intan. Terlihat tokonya sedang ramai, kini Intan kembali meminta bantuan Yanti setelah Indri keluar dan pamit pergi membawa Dio dan Dito.Namun Intan tidak sedang melayani pembeli biasa, dia memborong banyak dagangan Intan. Bahkan mereka juga terlihat bercanda sambil sesekali ditimpali oleh Yanti. Entah apa yang mereka bicarakan, namun ada yang tercubit dihati Arga saat melihat kedekatan mereka.Sampai dirumah Arga masih juga memikirkan laki-laki yang bersama Intan tadi. P
Sambil bersiul Jay menenteng semua belanjaannya dari toko Intan dengan hati yang bahagia. Tidak disangka Intan yang dia cari selama ini ternyata tinggal di kota ini.Jay bersyukur karena dia tidak jadi belanja di supermarket, jika tidak mungkin pertemuannya dengan Intan belum tentu terjadi. Ternyata Intan sekarang sudah sendiri dan memiliki anak setelah bercerai dengan suaminya yang kini sedang mendekam di penjara.Jay merasa dewi fortuna sedang bersamanya kini, selain proyek besar yang sedang digarapnya disini dia juga bisa bertemu kembali dengan Intan yang selama ini sering dia rindukan.Pekerjaan Jay memang tidak akan selesai dalam waktu singkat, malah bisa saja memakan waktu berbulan-bulan lamanya. Arga yang melihat Jay keluar dari toko Intan dengan banyak belanjaan akhirnya hanya bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.Rasa aneh mulai menjalari tubuhnya kini, dia tidak terima kalau Intan bisa meladeni Jay dengan waktu yang cukup lama. Padahal saat itu Arga masih bersama dengan
Hari-hari Intan kini mulai berwarna setelah bertemu lagi dengan Jay teman masa kecilnya. Jay benar-benar bisa mengubah karakter Intan, dia yang dulunya pendiam kini mulai ketularan sering ngobrol dan kadang jalan-jalan bersama Jay yang suka bercanda.Intan tidak tampak malu-malu lagi, pengaruh Jay memang luar biasa. Hal ini tentu saja membuat Jay senang, seperti saat ini misalnya. Setelah menyelesaikan pekerjaannya diproyek, Jay pasti akan menyempatkan diri belanja ke toko Intan agar bisa ngobrol lebih lama dengannya.Intan juga tidak merasa keberatan, apalagi Jay sering menghiburnya dengan segala kelucuannya. Hingga akhirnya saat itu tiba, setelah seringnya mereka bertemu. Jay ingin mengajak Intan keluar bersama Dini.Selama ini Jay menahan diri dulu untuk tidak terlalu tergesa mengajak Intan menuju ke hubungan yang lebih serius. Jay tau jika Intan butuh waktu yang cukup panjang untuk menikah lagi.Setelah seringnya mereka berbincang bahkan Intan juga sudah mulai membuka dirinya dan
Jay terlihat bahagia setelah meninggalkan toko Intan. Sore nanti mereka sudah berjanji akan keluar bersama. Jay akan membawa mobil sajalah, lagi pula dia disini juga ada mobil yang disediakan kantor untuk menunjang pekerjaannya.Intan tidak tau alasannya mengikuti keinginan Jay, namun meskipun awalnya ragu dia tetap harus mencoba membuka hatinya. Kepergian mereka kali ini memang hanya untuk jalan-jalan saja.Tidak disangka kebahagiaan mereka saat bersama di sebuah mall ternyata membuat seseorang mengacaukannya. "Heh, jangan dekati calon istriku. Berani-beraninya kamu mengajak dia untuk berkencan!! "Laki-laki itu terlihat murka saat mereka bertemu tidak sengaja disana. Intan tentu saja kaget mendengar kata-katanya. Matanya menatap tajam pada laki-laki tersebut, orang yang pernah dia tolak belum lama ini sedang memaki Jay di depan matanya."Eh, apa maksudmu! Memangnya siapa calon istrimu dan sejak kapan kamu mengakuinya sebagai calon istri?? " Jay akhirnya tidak mau kalah dengan laki-l
Arga masih geram dengan kejadian kemarin saat bertemu dengan Intan. Kini dia harus segera pulang. Keinginan awalnya menginap sampai dua hari dirumah Pandu akhirnya dibatalkan.Arga butuh waktu untuk menyembuhkan luka hatinya, namun saat ini Arga juga belum mau bertemu dengan Kania. Kini Arga masih ditemani Pandu minum kopi dan membiarkan hatinya tenang dulu."Sekarang apa rencana kamu Ga? " Pandu menatap Arga dengan menyelidik, dia khawatir Arga tidak bisa menjaga emosinya. Hanya Pandu yang tau bagaimana temperamentalnya Arga jika sedang dalam kondisi seperti ini.Arga membuang nafasnya dengan kasar, dia sendiri masih bingung menghadapinya. "Atau kamu masih meneruskan hubungan dengan Kania? " Kini Arga menggeleng dengan lemah, "Aku tidak mau mengalami hal yang sama dengan Eric, menikah dengan orang yang tidak kita cintai. Cukup dengan Ica saja, aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama! "Pandu mengangguk setuju dengan pendapat Arga. "Sebaiknya kamu siap-siap menghadapi kemarahan Ka