Arga masih mondar-mandir gelisah, setelah dia menangis dipelukan Kania tadi sore. Arga ingin sekali mengajak Kania makan malam diluar, namun Arga tidak siap jika ditolak. Setelah penolakan Intan tempo hari padanya, kini dia tidak mau mengalami hal yang sama dengan Kania."Tok.. Tok..! Assalamualaikuum! " Akhirnya Arga memberanikan diri ke rumah Bi Parni untuk mengajak Kania pergi makan malam. Kania masih kaget dengan kedatangan Arga, dia pikir Arga masih bergelut dengan kesedihannya."Kania, mas mau ngajak kamu makan malam di restoran yang terkenal enak makanannya. Kamu mau ya nemenin mas? " Arga benar-benar memohon kepada Kania untuk menerima ajakannya.Lagi-lagi Kania terpana, selain melihat penampilan Arga yang semakin tampan dengan balutan kemeja biru dongkernya dengan lengan baju digulung keatas membuatnya nampak muda dan segar diusianya yang sekarang ini.Arga memang sudah tidak muda lagi namun usianya yang sudah matang mencerminkan kepribadiannya yang semakin dewasa. Akhirnya K
Kania akhirnya mengungkapkan isi hatinya kepada Arga. "Maafkan aku mas, bukannya aku menolak lamaranmu, tapi aku masih belum mau buru-buru menikah! " Sambil memainkan ujung roknya Kania menunduk tidak berani menatap Arga.Hati Arga mencelos mendengar jawaban dari Kania. Padahal dia berharap melihat wajah Kania yang cerah dengan mata berbinar takjub mendengar pernyataannya. "Maksudmu gimana Nia? Kamu menolakku? "Wajah Arga sudah terlihat gusar dan tidak sabar menunggu jawaban dari bibir gadis itu. "Aku merasa ini terlalu cepat, bolehkah aku minta waktu untuk berpikir dulu? " Sekali lagi jawaban Kania membuatnya bingung."Memangnya mau sampai kapan Nia, usiaku yang tidak bisa menunggu. Coba jelaskan padaku memangnya kamu mau aku nunggu sampai kapan? " Kania tersentak mendengar nada suara Arga sudah mulai meninggi, terlihat diwajahnya rasa takut melihat Arga mulai tidak bisa mengontrol emosinya.Arga yang menyadari wajah didepannya langsung mengkerut ketakutan mulai mengendorkan amarahn
Harapan Arga tidak terkabul, sedikitpun Intan tidak pernah menunjukkan rasa cemburunya. Bahkan kemarin dia lihat ada laki-laki lain yang terlihat mencoba mendekati Intan sehingga membuatnya cemburu.Tanpa sadar Arga menggebrak mejanya, membuat teman-temannya terlonjak kaget, "Apa-apaan sih lu Ga, ngagetin aja kita!! " Arga langsung menoleh dan meminta maaf setelah sadar dimana dia kini sedang berada. Karena fikirannya dari tadi hanya fokus pada Intan.Kemarin sore saat pulang kerja, seperti biasa Arga melewati rumah Intan. Terlihat tokonya sedang ramai, kini Intan kembali meminta bantuan Yanti setelah Indri keluar dan pamit pergi membawa Dio dan Dito.Namun Intan tidak sedang melayani pembeli biasa, dia memborong banyak dagangan Intan. Bahkan mereka juga terlihat bercanda sambil sesekali ditimpali oleh Yanti. Entah apa yang mereka bicarakan, namun ada yang tercubit dihati Arga saat melihat kedekatan mereka.Sampai dirumah Arga masih juga memikirkan laki-laki yang bersama Intan tadi. P
Sambil bersiul Jay menenteng semua belanjaannya dari toko Intan dengan hati yang bahagia. Tidak disangka Intan yang dia cari selama ini ternyata tinggal di kota ini.Jay bersyukur karena dia tidak jadi belanja di supermarket, jika tidak mungkin pertemuannya dengan Intan belum tentu terjadi. Ternyata Intan sekarang sudah sendiri dan memiliki anak setelah bercerai dengan suaminya yang kini sedang mendekam di penjara.Jay merasa dewi fortuna sedang bersamanya kini, selain proyek besar yang sedang digarapnya disini dia juga bisa bertemu kembali dengan Intan yang selama ini sering dia rindukan.Pekerjaan Jay memang tidak akan selesai dalam waktu singkat, malah bisa saja memakan waktu berbulan-bulan lamanya. Arga yang melihat Jay keluar dari toko Intan dengan banyak belanjaan akhirnya hanya bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.Rasa aneh mulai menjalari tubuhnya kini, dia tidak terima kalau Intan bisa meladeni Jay dengan waktu yang cukup lama. Padahal saat itu Arga masih bersama dengan
Hari-hari Intan kini mulai berwarna setelah bertemu lagi dengan Jay teman masa kecilnya. Jay benar-benar bisa mengubah karakter Intan, dia yang dulunya pendiam kini mulai ketularan sering ngobrol dan kadang jalan-jalan bersama Jay yang suka bercanda.Intan tidak tampak malu-malu lagi, pengaruh Jay memang luar biasa. Hal ini tentu saja membuat Jay senang, seperti saat ini misalnya. Setelah menyelesaikan pekerjaannya diproyek, Jay pasti akan menyempatkan diri belanja ke toko Intan agar bisa ngobrol lebih lama dengannya.Intan juga tidak merasa keberatan, apalagi Jay sering menghiburnya dengan segala kelucuannya. Hingga akhirnya saat itu tiba, setelah seringnya mereka bertemu. Jay ingin mengajak Intan keluar bersama Dini.Selama ini Jay menahan diri dulu untuk tidak terlalu tergesa mengajak Intan menuju ke hubungan yang lebih serius. Jay tau jika Intan butuh waktu yang cukup panjang untuk menikah lagi.Setelah seringnya mereka berbincang bahkan Intan juga sudah mulai membuka dirinya dan
Jay terlihat bahagia setelah meninggalkan toko Intan. Sore nanti mereka sudah berjanji akan keluar bersama. Jay akan membawa mobil sajalah, lagi pula dia disini juga ada mobil yang disediakan kantor untuk menunjang pekerjaannya.Intan tidak tau alasannya mengikuti keinginan Jay, namun meskipun awalnya ragu dia tetap harus mencoba membuka hatinya. Kepergian mereka kali ini memang hanya untuk jalan-jalan saja.Tidak disangka kebahagiaan mereka saat bersama di sebuah mall ternyata membuat seseorang mengacaukannya. "Heh, jangan dekati calon istriku. Berani-beraninya kamu mengajak dia untuk berkencan!! "Laki-laki itu terlihat murka saat mereka bertemu tidak sengaja disana. Intan tentu saja kaget mendengar kata-katanya. Matanya menatap tajam pada laki-laki tersebut, orang yang pernah dia tolak belum lama ini sedang memaki Jay di depan matanya."Eh, apa maksudmu! Memangnya siapa calon istrimu dan sejak kapan kamu mengakuinya sebagai calon istri?? " Jay akhirnya tidak mau kalah dengan laki-l
Arga masih geram dengan kejadian kemarin saat bertemu dengan Intan. Kini dia harus segera pulang. Keinginan awalnya menginap sampai dua hari dirumah Pandu akhirnya dibatalkan.Arga butuh waktu untuk menyembuhkan luka hatinya, namun saat ini Arga juga belum mau bertemu dengan Kania. Kini Arga masih ditemani Pandu minum kopi dan membiarkan hatinya tenang dulu."Sekarang apa rencana kamu Ga? " Pandu menatap Arga dengan menyelidik, dia khawatir Arga tidak bisa menjaga emosinya. Hanya Pandu yang tau bagaimana temperamentalnya Arga jika sedang dalam kondisi seperti ini.Arga membuang nafasnya dengan kasar, dia sendiri masih bingung menghadapinya. "Atau kamu masih meneruskan hubungan dengan Kania? " Kini Arga menggeleng dengan lemah, "Aku tidak mau mengalami hal yang sama dengan Eric, menikah dengan orang yang tidak kita cintai. Cukup dengan Ica saja, aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama! "Pandu mengangguk setuju dengan pendapat Arga. "Sebaiknya kamu siap-siap menghadapi kemarahan Ka
Jay menikmati hari-harinya bersama Intan dan Dini. Mereka terhanyut dalam kebahagiaan, namun ternyata hal itu tidak berlangsung lama saat kedua orangtua Jay mengunjunginya."Jadi ini janda yang sudah membuat anak saya melupakan orangtuanya!! " Deggh.. Intan hanya menatap nanar kedua orangtua Jay yang tiba-tiba datang ke rumahnya."Kamu ngga usah bingung dari mana kami tau rumahmu! Banyak mata-mata yang jadi kamera pengawas untuk menginformasikan semua kegiatan anak saya termasuk juga hubungan kamu dengan dia! "Mama Jay menatap Intan dari ujung rambut sampai ujung kakinya dengan senyum sinis. Wanita ini memang cantik, pantas saja Jay menyukainya, dia tidak tahu bagaimana anaknya bisa kenal dengannya."Tolong putuskan hubungan kamu dengan anak kami, karena sampai kapanpun kami tidak akan merestuinya. Camkan itu!! " Intan tentu saja terhenyak mendengar kata-kata calon mertuanya."Anak kami tidak pantas untukmu, carilah ayah sambung untuk anakmu yang sepadan. Dan jelas anak kami tidak ak
Kegigihan Irgi mendekati Cristal patut diacungi jempol. Oscar senang melihat adiknya kini mulai merespon kehadiran Irgi. Mendapat sambutan yang cukup baik dari Cristal tentu saja membuat Irgi semakin semangat membuat Cristal jatuh cinta padanya.Akhirnya setelah sekian lama berjuang Irgi mendapatkan apa yang dia inginkan. Cristal menerima cintanya dan mau dijadikan kekasihnya. Bahkan mereka juga akhirnya menjalani hubungan dengan serius.Perjalanan cinta mereka diakhiri dengan pernikahan, rupanya jodoh Cristal akhirnya dengan Irgi. Cristal juga mencoba untuk melepas bayangan masa lalunya. Dia juga tidak akan mengganggu lagi rumah tangga Aldo yang sudah bahagia bersama keluarganya.Sedangkan Arga kini mulai menata hidupnya bersama Lisda meskipun ternyata Lisda mengalami masalah di rahimnya. Bagi Arga tidak menjadi masalah karena dia juga sudah memiliki Nino.Dyara sahabat Arga akhirnya terus hidup bersama Arsya dan Alea putrinya. Dia tidak bisa meninggalkan Alea meskipun tidak mencinta
Ica merasa lega setelah kepergian Cristal, begitu juga dengan Aldo. Sedangkan Cristal pulang dengan wajah ditekuk, dia benar-benar geram karena semua rencananya digagalkan oleh Nino.Cristal tidak menyangka kalau Nino ternyata ada di situ, awalnya Cristal pikir Nino sedang bersama Arga. "Kamu sudah pulang Cristal? " Suara Bariton Oscar terdengar menyapanya. Mata Cristal membelalak melihat Oscar ada di rumah."Sejak kapan kakak ada di sini? " Oscar tersenyum mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh dari Cristal. "Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen bahagia adikku! "Cristal terhenyak, tubuhnya langsung luruh di kursi. "Aku ngga tau kak, pernikahanku dengan Aldo sepertinya belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini. "Kini Oscar yang melotot tidak terima, "Memangnya kenapa lagi si Aldo itu? Bikin ulah lagi ya. Sekarang apa dia mundur lagi membatalkan pernikahan karena alasan perempuan itu lagi? "Cristal mengangguk tegas, "Aku benci d
Cristal benar-benar terkejut dengan perubahan Aldo. Dia masih shock setelah menerima jawaban dari Aldo. Cristal segera menyambar kunci mobilnya, dia tau pasti ada yang tidak beres dengan pekerjaan paranormal yang dia percaya untuk mengganggu ketenangan keluarga Aldo."Loh Cristal, kamu mau kemana sore-sore begini sebentar lagi mau magrib, pamali anak gadis keluar rumah. Apalagi kamu sebentar lagi mau menikah! " Mama Cristal setengah berteriak untuk melarang anaknya pergi.Tapi Cristal tidak menjawabnya, dia terus melangkah mengabaikan permintaan mamanya. Dia langsung masuk ke mobilnya untuk mendatangi paranormal tersebut. Dia tidak mau Aldo lepas darinya untuk yang kedua kalinya.Kali ini dia tidak akan diam saja. Dia ingin kembali membuat Aldo tergila-gila padanya. Namun sesampainya di sana yang terlihat adalah bendera kuning di ujung gang tempat tinggal paranormal itu.Cristal melihat anak paranormal yang pernah dikenalkan padanya sedang sibuk mengeluarkan kursi bersama seorang tet
Ica menatap tajam suaminya, dia ingin mendengar jawaban Aldo. Baginya tiada maaf jika berurusan dengan pengkhianatan. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi."Ica tersenyum sinis, "Aku hanya memberikan kesempatan satu kali saja mas. Jika mas tidak memanfaatkan kesempatan itu maka aku yang akan mundur." Kata-kata tegas Ica membuat Aldo tersentak."Sayang, apa maksudmu? Kita sudah memiliki dua anak lalu kamu akan meninggalkan aku? " Ica terkekeh pelan, "Kamu pikir aku tidak berani melakukannya mas, bagiku seorang laki-laki yang sudah berselingkuh dia tidak akan melakukannya hanya sekali, jika dia memiliki kesempatan pasti dia akan melakukannya lagi."Aldo lagi-lagi terhenyak, "Aku sendiri bingung sayang, kenapa aku melakukannya. Padahal aku sangat mencintaimu. " Kini Ica yang curiga dengan kata-kata Aldo. "Apa maksudmu mas? "Aldo kini terlihat bingung, " Aku tidak mencintai Cristal dari dulu. Tapi sekarang aku bingung karena mulai ingin didekatnya terus. Sampai akhirnya
Kania mulai disibukkan dengan acara pernikahan ayahnya dengan ibu Suci. Dia mulai bisa menerima Edy kembali secara perlahan. Meskipun belum bisa sepenuhnya namun Kania berusaha demi Ghania.Tidak disangka Feri juga akhirnya bisa menerima kenyataan kalau Kania sekarang sudah menjadi istri Edy dan kembali bersatu setelah rumah tangga mereka sempat diganggu oleh Arum.Kini Arum dan Pardi harus menjalani hukuman mereka karena perbuatan mereka sendiri. Sedangkan Arga masih mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Lisda agar tidak bercerai kembali.Nino hanya bisa mendukung keputusan ayahnya. Dia juga tidak mau ikut campur karena khawatir ayahnya terluka lagi. Meskipun akhirnya Lisda kembali ke rumah namun dia masih curiga dengan hubungan Arga dengan Mona.Hingga suatu saat Lisda bertemu dengan Mona yang sedang menggandeng laki-laki lain di sebuah restoran saat dia sedang makan dengan Nino. Netranya menatap lekat ke arah Mona, hingga Nino curiga dengan pandangan ibu sambungnya.Nino hany
Edy menatap lekat wajah Kania, berkali-kali dia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia mengkhianati rumah tangganya hanya demi seorang Arum?"Kania, maafkan aku? Maaf kalau selama ini aku menyakitimu dengan menikahi Arum. Maaf karena aku sudah mengabaikanmu dan Ghania. Bolehkah aku memintamu dengan sangat agar kita bisa kembali lagi bersama seperti dulu? "Kania hanya menatap Edy dengan keraguan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena semua ini mungkin takdir yang harus kujalani. Meskipun aku tak mau tapi aku harus menerimanya. Aku masih belum bisa memberikan jawaban atas permintaanmu, karena hatiku masih belum sembuh mas! "Edy hanya termangu mendengar jawaban dari Kania. Tutur kata yang disampaikan Kania benar-benar menyentuh hatinya yang terdalam, bahkan dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Kali ini dia harus menerima keputusan Kania, meskipun hatinya tidak rela.Demi menyatukan kembali keutuhan rumah tangganya, Edy lagi-lagi harus menekan egonya. Dia tidak mau dijauhi oleh K
Kania terlihat melirik sinis ke arah Edy. Sedangkan Edy benar-benar tidak menyangka kalau Arum yang selama ini selalu menunjukkan dirinya lemah dan tidak berdaya ternyata sekejam itu pada Kania.Arum benar-benar tidak bisa lagi berpura-pura selalu menjadi korban Kania. Selama ini Edy percaya kalau dia adalah orang yang selalu teraniaya oleh keluarga Broto. Kini dia melihat sendiri kenyataan di depan matanya."Maafkan aku Kania, maafkan karena selama ini mataku tidak bisa melihat kebenaran." Arum yang tadinya sudah menyangka kalau Edy akan memilihnya dari pada Kania, kini menunggu dengan dada berdebar penuh kecemasan."Hari ini aku sudah mendengar dan melihat permasalahannya. Aku hanya bisa berharap kamu memaafkan kebodohanku selama ini yang mau saja percaya dengan semua yang dikatakan Arum padaku. "Kedua mata Arum kini membola, dia yang awalnya sangat percaya diri kalau Edy akan memilihnya kini mulai kebingungan. Dihadapan Kania dan mertuanya Subroto akhirnya Edy menjatuhkan talak un
Pardi mulai tidak nyaman hidupnya, tatapan sinis menantunya kini dia dapatkan tanpa ampun. "Sebenarnya apa sih yang ada di otak ayah saat itu? Apakah ayah tidak memikirkan reputasi pekerjaanku? " Edy benar-benar geram mengetahui perbuatan ayah Arum yang membuatnya malu di kantor. "Edy, lihat mertuamu? Apa kamu sedang menuai apa yang kamu tanam Ed?" Rio meledeknya saat mereka bertemu kembali di tempat mereka biasa berkumpul. Edy merasa malu dan tidak punya muka untuk bertemu dengan teman-teman satu kantornya juga mereka yang tinggal didekat rumahnya. Pardi hanya terdiam mendengar pertanyaan Edy menantunya. Dia merasa bersalah telah mencoreng nama baik menantunya, bahkan Edy tidak sudi untuk membantunya mengeluarkan dirinya dari penjara. Dan akhirnya berita itu juga sampai ke telinga Arum. Bahkan Arum yang awalnya tidak percaya, kini ayahnya sudah ditemuinya di penjara membuat dia harus menerima kenyataan menyakitkan ini. "Ayah, ternyata ada sisi lain didiri ayah yang tidak pernah
Arga masih bingung menghadapi sikap Lisda yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah ini dikarenakan dia belum juga memiliki momongan setelah menikah dengannya? Mungkin dia khawatir dengan kondisi tubuhnya yang sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ke arah itu.Nino memperhatikan ayahnya yang sedang nonton TV tapi terlihat tidak fokus. Nino sebenarnya tidak mau mengganggu ayahnya, tapi karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya dia memberanikan diri menegur ayahnya."Apa ayah menyesal membiarkan mama Lisda pergi dari rumah?" Terlihat tatapan menyelidik dari Nino kepadanya, membuat dia jadi kikuk. "Ngga, ayah ngga mikirin itu. Memangnya kenapa No?""Nino ngga suka liat mama Lisda merajuk kaya gitu. Padahal kan, seharusnya itu tidak perlu terjadi. Dan semuanya bisa dibicarakan tanpa perlu menggunakan drama seperti tadi. "Arga hanya tersenyum menanggapi kata-kata Nino, dia tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini. Dia hanya tidak ingin mengalami kegagalan kembali dalam rumah ta