Jay terlihat bahagia setelah meninggalkan toko Intan. Sore nanti mereka sudah berjanji akan keluar bersama. Jay akan membawa mobil sajalah, lagi pula dia disini juga ada mobil yang disediakan kantor untuk menunjang pekerjaannya.Intan tidak tau alasannya mengikuti keinginan Jay, namun meskipun awalnya ragu dia tetap harus mencoba membuka hatinya. Kepergian mereka kali ini memang hanya untuk jalan-jalan saja.Tidak disangka kebahagiaan mereka saat bersama di sebuah mall ternyata membuat seseorang mengacaukannya. "Heh, jangan dekati calon istriku. Berani-beraninya kamu mengajak dia untuk berkencan!! "Laki-laki itu terlihat murka saat mereka bertemu tidak sengaja disana. Intan tentu saja kaget mendengar kata-katanya. Matanya menatap tajam pada laki-laki tersebut, orang yang pernah dia tolak belum lama ini sedang memaki Jay di depan matanya."Eh, apa maksudmu! Memangnya siapa calon istrimu dan sejak kapan kamu mengakuinya sebagai calon istri?? " Jay akhirnya tidak mau kalah dengan laki-l
Arga masih geram dengan kejadian kemarin saat bertemu dengan Intan. Kini dia harus segera pulang. Keinginan awalnya menginap sampai dua hari dirumah Pandu akhirnya dibatalkan.Arga butuh waktu untuk menyembuhkan luka hatinya, namun saat ini Arga juga belum mau bertemu dengan Kania. Kini Arga masih ditemani Pandu minum kopi dan membiarkan hatinya tenang dulu."Sekarang apa rencana kamu Ga? " Pandu menatap Arga dengan menyelidik, dia khawatir Arga tidak bisa menjaga emosinya. Hanya Pandu yang tau bagaimana temperamentalnya Arga jika sedang dalam kondisi seperti ini.Arga membuang nafasnya dengan kasar, dia sendiri masih bingung menghadapinya. "Atau kamu masih meneruskan hubungan dengan Kania? " Kini Arga menggeleng dengan lemah, "Aku tidak mau mengalami hal yang sama dengan Eric, menikah dengan orang yang tidak kita cintai. Cukup dengan Ica saja, aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama! "Pandu mengangguk setuju dengan pendapat Arga. "Sebaiknya kamu siap-siap menghadapi kemarahan Ka
Jay menikmati hari-harinya bersama Intan dan Dini. Mereka terhanyut dalam kebahagiaan, namun ternyata hal itu tidak berlangsung lama saat kedua orangtua Jay mengunjunginya."Jadi ini janda yang sudah membuat anak saya melupakan orangtuanya!! " Deggh.. Intan hanya menatap nanar kedua orangtua Jay yang tiba-tiba datang ke rumahnya."Kamu ngga usah bingung dari mana kami tau rumahmu! Banyak mata-mata yang jadi kamera pengawas untuk menginformasikan semua kegiatan anak saya termasuk juga hubungan kamu dengan dia! "Mama Jay menatap Intan dari ujung rambut sampai ujung kakinya dengan senyum sinis. Wanita ini memang cantik, pantas saja Jay menyukainya, dia tidak tahu bagaimana anaknya bisa kenal dengannya."Tolong putuskan hubungan kamu dengan anak kami, karena sampai kapanpun kami tidak akan merestuinya. Camkan itu!! " Intan tentu saja terhenyak mendengar kata-kata calon mertuanya."Anak kami tidak pantas untukmu, carilah ayah sambung untuk anakmu yang sepadan. Dan jelas anak kami tidak ak
Bi Parni mulai menjalankan rencananya, hari ini dia akan bertemu dengan abah Anom, yang menurutnya bisa membantunya untuk membalaskan rasa sakit hatinya juga keponakannya Kania kepada Arga.Ternyata ucapan bi Parni tidak main-main, apalagi setelah melihat kondisi Kania sekarang yang lebih sering melamun setelah Arga menolaknya secara terang-terangan.Kania sekarang lebih pendiam dan banyak melamun. Apalagi kini Arga sudah tidak lagi menganggapnya ada. Kadang-kadang Kania terlihat sedang menangis terisak secara tiba-tiba.Arga sendiri kini tetap menjalankan rutinisnya seperti biasa seperti sebelum ada Kania. Kini Arga terlihat lebih santai, dia tidak perlu kucing-kucingan lagi dengan Kania.Arga masih sering memperhatikan kehidupan Intan bahkan mencoba kembali mendekati Intan. Arga tidak pernah kapok meskipun sudah pernah ditolak Intan sampai dua kali.Seperti saat ini netranya masih asyik melihat kesibukan Intan ditokonya sepert biasa. Namun kali ini ada yang berbeda dari penampilan I
Intan tersentak melihat senyum laki-laki didepannya, ternyata ayah biologis Dini kembali mendatanginya. Setelah sekian lama tidak ada kabar darinya kini tiba-tiba tanpa diundang sudah dihadapannya.Darel menatap wajah Intan yang semakin cantik, "Apa kabar Intan, boleh aku ketemu dengan Dini? " Intan tersenyum dan membolehkan Darel masuk. Tidak lama kemudian Intan mengajak Dini untuk bertemu papa sambungnya.Darel senang dengan kelembutan Intan dan kesabarannya, jika diijinkan sebenarnya Darel ingin menikahi Intan. Namun Intan pernah menolaknya saat Darel mengatakan niatnya.Kini mereka sedang ngobrol bersama, namun Intan tidak mau berlama-lama. Dia juga khawatir ada fitnah lagi, jadi Intan meninggalkan Darel dengan alasan akan menjaga tokonya dulu. Kebetulan memang toko sedang ramai dan Yanti terlihat kewalahan melayani pembeli sendirian.Darel tentu saja kecewa melihat penolakan Intan secara halus dengan kedatangannya. Meskipun memang benar saat Darel melihat pembelinya sedang banyak
Arga menjemput Nino disebuah Mall, mereka bertemu disana. Ica dan Aldo mengantarkan Nino untuk bertemu dengan ayah kandungnya. Nino terlihat senang karena akan jalan-jalan dengan ayahnya. Ica dan Aldo hanya tersenyum mendengar celotehan Nino sepanjang perjalanan menuju Mall. Sesampainya disana tidak lama kemudian Arga datang menghampiri mereka. Tatapan Arga yang terpana melihat mantan istrinya kini semakin menarik membuat Aldo kesal, "Ehmm.. Maaf kami hanya mengantarkan Nino dan harus pergi! " Arga tersentak kaget mendengar kata-kata Aldo, dia langsung tertunduk malu karena terlihat menatap penuh minat kepada Ica. Sedangkan Ica sendiri melengos tidak mau memandang wajah mantan suaminya. "Eh, maaf dan terima kasih sudah mengantarkan Nino kemari. Nanti aku beritahu kalau kami sudah selesai, atau aku antarkan saja ke rumah? " "Tidak usah terima kasih, biar kami yang jemput lagi disini. Atau ditempat yang sudah ditentukan. Kami permisi, jaga Nino baik-baik!" Arga mengepalkan tangann
Kania menikmati makanan yang dia pesan bersama Diah dengan perlahan. Dia masih merasakan sakit didadanya, sepertinya dia sudah tidak kuat lagi. Dia harus merelakan Arga pergi mencari cinta sejatinya. Semakin ditahan, Arga semakin memperlihatkan penolakannya.Diah hanya menatap iba teman baiknya, "Sudahlah Nia, kalau saran aku sih mending kamu cari yang lain aja deh. Dari pada setiap hari makan hati liat sikap Arga yang begitu. "Kania mengangguk lesu, "Aku juga sepemikiran sama kamu, aku udah ngga kuat kalau liat Arga selalu dekat dengan perempuan lain. Apalagi sikap Arga padaku juga udah jauh berubah."Ditempat lain, Misya masih asyik menanggapi cerita Nino sedangkan Arga hanya tersenyum melihat mereka. Tiba-tiba Misya melihat jam mungil yang melingkar ditangannya."Aduh, maaf nih tante harus ketemuan sama temen tante dulu ya Nino." Saat melihat ponselnya ternyata sudah ada panggilan di ponselnya dua kali dari orang yang ditunggunya.Nino hanya mengangguk dan Arga masih bengong. "Me
Rasanya Arga masih belum puas bermain bersama Nino. Tapi sesuai perjanjian dia harus mengembalikan Nino kepada Ica.Wajah sedih terlihat dari Nino,karena harus berpisah dengan Ayahnya. Terlihat Ica dan Aldo sudah menunggunya disana, Nino berlari menyambut kedatangan Ica yang menjemputnya.Setelah mengantarkan Nino, Arga tidak segera pulang. Arga malas jika harus bertemu lagi dengan Kania, dia kembali berbalik ke dalam Mall. Kali ini matanya menyipit melihat dua insan sedang saling menyuapi makanannya."Bukankan itu Misya, jadi laki-laki itu yang tadi dia tunggu! " Arga hanya bisa membuang nafasnya dengan kasar. Ternyata selera Misya tidak berubah selain tampan dan kaya dia tidak pernah tertarik dengan laki-laki miskin seperti dirinya.Tadinya Arga sempat berharap dapat kembali menjalin hubungan dengan Misya. Namun pemandangan di depan matanya sudah menjawab semua keinginannya.Misya sudah pasti akan menolaknya dan memilih laki-laki itu yang terlihat lebih mapan dari pada dirinya. Lang