Syena pulang dengan menggerutu, "Semua harga barang mahal, popok dan susu benar-benar jadi primadona banget di supermarket." Sambil menyelonjorkan kakinya Syena mencari-cari Zahira. "Ini sih cape karena duitnya kurang, jadi harus muter-muter nyari yang lebih murah! "Nadine tidak menggubris sama sekali ocehan Syena. Nadine sedang kesal sekali dengan Syena. Tadi Zahira rewel, sampai akhirnya tertidur karena kelelahan. Zahira menangis karena menunggu mamanya yang tidak pulang-pulang."Nadine, Zahira mana? Kok ngga kedengeran suaranya tumben." Nadine hanya melirik Syena dengan malas, "Lagi tidur di kamar. " Syane hanya mengangguk tanpa bicara lagi.Mama hanya melihat ke arah mereka kemudian masuk ke kamarnya. "Mama kenapa Din? " Nadine menggelengkan kepalanya. Syena akhirnya membawa masuk barang belanjaannya ke kamar, dia juga laporan kepada suaminya setelah belanja keperluan Zahira.Maya masih uring-uringan karena Arkan kini tidak lagi perhatian padanya. "Kamu kenapa May, ada masalah l
Maya mulai tenang ketika tidak lama kemudian dia menerima telfon dari Arkan. "Ma, kemarin kamu kemana? Kok Aby ditinggal sendirian di rumah? "Maya sempat tersentak ketika Arkan menanyakan kepergiannya, waktu itu dia memang sedang bertemu dengan Irdam. "Oh iya mas, aku ketemuan sama temen SMA. Aku lupa ngga ngasih tau kamu, maaf? ""Oh ya sudah, hari ini aku pulang ke rumah mungkin akan menginap beberapa hari sebelum tugas lagi ke luar kota. " Maya kini terhenyak, pendengarannya tadi tidak salah kan? Arkan akan pulang, dan menginap lama.Hati Maya bersorak senang, kini dia tersenyum, "Iya mas, aku tunggu di rumah." Arkan akhirnya menutup telfonnya, dia kini sedang bingung. Kenapa sekarang dia ingin sekali pulang dan bertemu dengan Maya?Padahal selama ini dia sudah tidak ingin bersama dengan Maya, bahkan dia ingin jauh dari Maya. Kini malah berbanding terbalik, mungkin saja dia kini ingin berkumpul juga dengan anak-anaknya.Syena menatap heran suaminya, " Mas Arkan mau pulang kemana?
Syena mulai terlihat tidak sabar lagi, sudah hampir seminggu Arkan tidak memberi kabar sama sekali padanya. Padahal dia sudah kehabisan uang, Zahira membutuhkan susu dan popoknya.Namun Arkan seolah lenyap ditelan bumi. Dia benar-benar sudah melupakan Syena dan Zahira, bahkan pesan dari Syena tidak dibalas satupun oleh Arkan. Pesan itu ternyata tidak pernah sampai kepada Arkan karena semuanya sudah dihapus oleh Maya.Selama Arkan tinggal bersama Maya, hubungan mereka semakin membaik, bahkan seperti pengantin baru lagi. Hingga keintiman mereka seperti tidak ada habisnya. Aby tentu saja senang melihat keceriaan ibu sambungnya.Namun Aby juga mencela sikap tidak bertanggungjawabnya Arkan terhadap mama sambungnya yang kini telah memberinya seorang adik perempuan. Aby menarik nafasnya lelah, sebenarnya dia sendiri merasa heran dengan sikap ayahnya yang kini menjadi pencinta wanita.Saat dulu bersama almarhum ibunya, Arkan tidak pernah membiarkan ibunya kelelahan atau menderita sendirian sa
Maya kebigungan bersama Mamanya, sepanjang jalan Maya berpikir keras, siapa yang sudah berani membuang kerisnya. Selama ini Maya sudah sangat berhati-hati agar tidak ada orang yang tahu tentang keris itu.Saat tiba di rumah ternyata tidak ada siapa-siapa karena Aby langsung ke rumah temannya setelah membuang keris itu. Hatinya diliputi kekhawatiran, semoga saja mamanya tidak mencurigainya.Selagi mereka mencari-cari sepanjang tempat sampah ternyata ada beberapa tetangga mereka yang tidak sengaja melihat perbuatan mereka. "Loh bu Dewi dan Maya sedang apa? Apa kalian kehilangan sesuatu? "Mereka gugup saat ternyata ada seorang tetangga yang menegurnya. Kelihatan sekali kalau bu Salma curiga melihat sikap mereka. "Iya bu, maaf nih anak saya kehilangan benda berharga disekitar sini katanya.""Ooh kalau boleh tau bendanya apa ya bu, biar saya bantu carikan? " Mamanya Maya langsung gelagapan, "Eh, sudah ngga usah bu. Lagi pula tempatnya kotor begini. Makasih ya sudah mau bantuin! ""Loh ngg
Syena kini kembali lagi masuk kamar dan menidurkan Zahira. "Bobo dulu ya pinter, biar besok bisa main sama Papa!" Zahira mengangguk senang, dia segera mengambil guling kesayangannya dan naik ke tempat tidur.Syena menatap pilu putri cantiknya, "Maafkan mama nak, papamu memang bukan milik kita saja. Tapi ada orang lain yang juga memilikinya."Terdengar hembusan nafas Syena yang kini harus menanggung beban karena harus mau berbagi suami dengan madunya. Meskipun di sini posisinya yang salah, namun Syena tetap bertekad akan mencoba berusaha untuk menjadikan Arkan suaminya saja.Ternyata Maya benar-benar sakit, bahkan kini terlihat selang infusnya sudah menempel ditubuhnya. Wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya lemah tak bertenaga. Sudah beberapa hari ini Maya kesulitan untuk makan, karena perutnya menolak hingga akhirnya dia tumbang juga karena tidak ada asupan makanan ditubuhnya."Maya, gimana kondisi kamu sekarang nak? " Mama Maya menatap anaknya tak berkedip, dia takut sakitnya Maya ada
Arkan sedang membujuk Zahira melalui ponselnya yang masih terhubung dengan ponsel Syena. Dia malah meminta video call dengan Zahira. Batapa sedih hati Arkan melihat air mata yang berurai dipipi putri cantiknya."Sayang.. Zahira jangan nangis dong, besok papa pulang ya.. " Arkan mencoba merayu putrinya agar menghentikan tangisannya. Zahira terlihat menggelengkan kepalanya, dan menolak menatap wajah papanya."Papa udah bohong sama aku, papa ngga bisa dipercaya!! " Zahira sudah berteriak marah. Arkan tentu saja hanya bisa menatap Zahira dengan sedih.Zahira benar-benar terluka karenanya, kini gadis kecilnya sedang merajuk, sedangkan Syena terlihat masih memeluk Zahira yang masih menyisakan air matanya. "Aku pulang besok, aku ngga bohong. Pulang kerja aku langsung ke sana! "Arkan langsung menutup pembicaraannya dengan anak istrinya. Dia baru merasakan betapa pusingnya memiliki dua istri yang karakternya bertolak belakang. Ingin rasanya kembali ke masa lalu saja saat dia masih bersama mam
Arkan mengumpat Maya dalam hatinya, awalnya Arkan berpikir jika Maya pasti orang yang setia selama ini. Ternyata setelah mengetahui kedoknya kini, penilaian baik untuk Maya langsung menguap entah kemana.Maya masih belum menyadari ke hadiran Arkan di caffe yang sama. Sampai akhirnya Arkan mencoba menghubungi Maya, dia ingin tahu jawaban dari Maya. "Hallo, Maya..kamu ada dimana sekarang? "Maya terlihat menjawab dengan tenang pertanyaan Arkan sambil memberi kode tutup mulut pada Irdam. Yang dikasih kode malah cengar-cengir ngga jelas. "Aku ada di rumah mas, kan tadi kamu pesan aku ngga boleh kemana-mana! ""Oke kalau begitu aku akan pulang, ada barang yang ketinggalan." Arkan sengaja mengatakan akan pulang agar Maya segera pergi dari caffe itu dan pulang saat itu juga. Dugaannya ternyata benar, Maya terlihat panik karena dia harus buru-buru pulang agar tidak ketahuan Arkan.Senyum smirk muncul dari bibir Arkan, dia ingin tau seperti apa hebohnya Maya saat akan pulang ke rumah. "Loh, sa
Arkan kini bekerja dengan tenang, rencananya berjalan dengan lancar. Pulang kerja sesuai dengan janjinya pada Zahira, dia segera mendatangi putri cantiknya yang sudah menunggu dirinya."Papaaa..ayo kita jalan-jalan, aku udah siap niiih!" Senyum Zahira yang menggemaskan membuat Arkan langsung memeluk putrinya. "Waah, udah wangi dan cantik banget anak papa. Mau jalan-jalan kemana sayang?"Syena tersenyum bahagia melihat Zahira yang manja kepada papanya. Arkan langsung menggendong dan menciumi Zahira sampai membuat Zahira tertawa geli.Maya semakin kesal di rumah, tadinya dia berniat untuk pergi lagi menemui Irdam. Namun saat Irdam dihubungi ternyata ponselnya tidak aktif. Maya kini malah merasa curiga karena tidak biasanya Irdam mematikan ponselnya."Kemana sih laki-laki itu? Masa dia marah hanya gara-gara ngga jadi ketemu sama aku? " Akhirnya Maya menemui mamanya, dia segera ke rumah mamanya yang tinggalnya tidak jauh dari rumahnya."Ma, lagi sibuk ngga? Maya melihat mamanya sedang ser
Kegigihan Irgi mendekati Cristal patut diacungi jempol. Oscar senang melihat adiknya kini mulai merespon kehadiran Irgi. Mendapat sambutan yang cukup baik dari Cristal tentu saja membuat Irgi semakin semangat membuat Cristal jatuh cinta padanya.Akhirnya setelah sekian lama berjuang Irgi mendapatkan apa yang dia inginkan. Cristal menerima cintanya dan mau dijadikan kekasihnya. Bahkan mereka juga akhirnya menjalani hubungan dengan serius.Perjalanan cinta mereka diakhiri dengan pernikahan, rupanya jodoh Cristal akhirnya dengan Irgi. Cristal juga mencoba untuk melepas bayangan masa lalunya. Dia juga tidak akan mengganggu lagi rumah tangga Aldo yang sudah bahagia bersama keluarganya.Sedangkan Arga kini mulai menata hidupnya bersama Lisda meskipun ternyata Lisda mengalami masalah di rahimnya. Bagi Arga tidak menjadi masalah karena dia juga sudah memiliki Nino.Dyara sahabat Arga akhirnya terus hidup bersama Arsya dan Alea putrinya. Dia tidak bisa meninggalkan Alea meskipun tidak mencinta
Ica merasa lega setelah kepergian Cristal, begitu juga dengan Aldo. Sedangkan Cristal pulang dengan wajah ditekuk, dia benar-benar geram karena semua rencananya digagalkan oleh Nino.Cristal tidak menyangka kalau Nino ternyata ada di situ, awalnya Cristal pikir Nino sedang bersama Arga. "Kamu sudah pulang Cristal? " Suara Bariton Oscar terdengar menyapanya. Mata Cristal membelalak melihat Oscar ada di rumah."Sejak kapan kakak ada di sini? " Oscar tersenyum mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh dari Cristal. "Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen bahagia adikku! "Cristal terhenyak, tubuhnya langsung luruh di kursi. "Aku ngga tau kak, pernikahanku dengan Aldo sepertinya belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini. "Kini Oscar yang melotot tidak terima, "Memangnya kenapa lagi si Aldo itu? Bikin ulah lagi ya. Sekarang apa dia mundur lagi membatalkan pernikahan karena alasan perempuan itu lagi? "Cristal mengangguk tegas, "Aku benci d
Cristal benar-benar terkejut dengan perubahan Aldo. Dia masih shock setelah menerima jawaban dari Aldo. Cristal segera menyambar kunci mobilnya, dia tau pasti ada yang tidak beres dengan pekerjaan paranormal yang dia percaya untuk mengganggu ketenangan keluarga Aldo."Loh Cristal, kamu mau kemana sore-sore begini sebentar lagi mau magrib, pamali anak gadis keluar rumah. Apalagi kamu sebentar lagi mau menikah! " Mama Cristal setengah berteriak untuk melarang anaknya pergi.Tapi Cristal tidak menjawabnya, dia terus melangkah mengabaikan permintaan mamanya. Dia langsung masuk ke mobilnya untuk mendatangi paranormal tersebut. Dia tidak mau Aldo lepas darinya untuk yang kedua kalinya.Kali ini dia tidak akan diam saja. Dia ingin kembali membuat Aldo tergila-gila padanya. Namun sesampainya di sana yang terlihat adalah bendera kuning di ujung gang tempat tinggal paranormal itu.Cristal melihat anak paranormal yang pernah dikenalkan padanya sedang sibuk mengeluarkan kursi bersama seorang tet
Ica menatap tajam suaminya, dia ingin mendengar jawaban Aldo. Baginya tiada maaf jika berurusan dengan pengkhianatan. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi."Ica tersenyum sinis, "Aku hanya memberikan kesempatan satu kali saja mas. Jika mas tidak memanfaatkan kesempatan itu maka aku yang akan mundur." Kata-kata tegas Ica membuat Aldo tersentak."Sayang, apa maksudmu? Kita sudah memiliki dua anak lalu kamu akan meninggalkan aku? " Ica terkekeh pelan, "Kamu pikir aku tidak berani melakukannya mas, bagiku seorang laki-laki yang sudah berselingkuh dia tidak akan melakukannya hanya sekali, jika dia memiliki kesempatan pasti dia akan melakukannya lagi."Aldo lagi-lagi terhenyak, "Aku sendiri bingung sayang, kenapa aku melakukannya. Padahal aku sangat mencintaimu. " Kini Ica yang curiga dengan kata-kata Aldo. "Apa maksudmu mas? "Aldo kini terlihat bingung, " Aku tidak mencintai Cristal dari dulu. Tapi sekarang aku bingung karena mulai ingin didekatnya terus. Sampai akhirnya
Kania mulai disibukkan dengan acara pernikahan ayahnya dengan ibu Suci. Dia mulai bisa menerima Edy kembali secara perlahan. Meskipun belum bisa sepenuhnya namun Kania berusaha demi Ghania.Tidak disangka Feri juga akhirnya bisa menerima kenyataan kalau Kania sekarang sudah menjadi istri Edy dan kembali bersatu setelah rumah tangga mereka sempat diganggu oleh Arum.Kini Arum dan Pardi harus menjalani hukuman mereka karena perbuatan mereka sendiri. Sedangkan Arga masih mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Lisda agar tidak bercerai kembali.Nino hanya bisa mendukung keputusan ayahnya. Dia juga tidak mau ikut campur karena khawatir ayahnya terluka lagi. Meskipun akhirnya Lisda kembali ke rumah namun dia masih curiga dengan hubungan Arga dengan Mona.Hingga suatu saat Lisda bertemu dengan Mona yang sedang menggandeng laki-laki lain di sebuah restoran saat dia sedang makan dengan Nino. Netranya menatap lekat ke arah Mona, hingga Nino curiga dengan pandangan ibu sambungnya.Nino hany
Edy menatap lekat wajah Kania, berkali-kali dia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia mengkhianati rumah tangganya hanya demi seorang Arum?"Kania, maafkan aku? Maaf kalau selama ini aku menyakitimu dengan menikahi Arum. Maaf karena aku sudah mengabaikanmu dan Ghania. Bolehkah aku memintamu dengan sangat agar kita bisa kembali lagi bersama seperti dulu? "Kania hanya menatap Edy dengan keraguan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena semua ini mungkin takdir yang harus kujalani. Meskipun aku tak mau tapi aku harus menerimanya. Aku masih belum bisa memberikan jawaban atas permintaanmu, karena hatiku masih belum sembuh mas! "Edy hanya termangu mendengar jawaban dari Kania. Tutur kata yang disampaikan Kania benar-benar menyentuh hatinya yang terdalam, bahkan dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Kali ini dia harus menerima keputusan Kania, meskipun hatinya tidak rela.Demi menyatukan kembali keutuhan rumah tangganya, Edy lagi-lagi harus menekan egonya. Dia tidak mau dijauhi oleh K
Kania terlihat melirik sinis ke arah Edy. Sedangkan Edy benar-benar tidak menyangka kalau Arum yang selama ini selalu menunjukkan dirinya lemah dan tidak berdaya ternyata sekejam itu pada Kania.Arum benar-benar tidak bisa lagi berpura-pura selalu menjadi korban Kania. Selama ini Edy percaya kalau dia adalah orang yang selalu teraniaya oleh keluarga Broto. Kini dia melihat sendiri kenyataan di depan matanya."Maafkan aku Kania, maafkan karena selama ini mataku tidak bisa melihat kebenaran." Arum yang tadinya sudah menyangka kalau Edy akan memilihnya dari pada Kania, kini menunggu dengan dada berdebar penuh kecemasan."Hari ini aku sudah mendengar dan melihat permasalahannya. Aku hanya bisa berharap kamu memaafkan kebodohanku selama ini yang mau saja percaya dengan semua yang dikatakan Arum padaku. "Kedua mata Arum kini membola, dia yang awalnya sangat percaya diri kalau Edy akan memilihnya kini mulai kebingungan. Dihadapan Kania dan mertuanya Subroto akhirnya Edy menjatuhkan talak un
Pardi mulai tidak nyaman hidupnya, tatapan sinis menantunya kini dia dapatkan tanpa ampun. "Sebenarnya apa sih yang ada di otak ayah saat itu? Apakah ayah tidak memikirkan reputasi pekerjaanku? " Edy benar-benar geram mengetahui perbuatan ayah Arum yang membuatnya malu di kantor. "Edy, lihat mertuamu? Apa kamu sedang menuai apa yang kamu tanam Ed?" Rio meledeknya saat mereka bertemu kembali di tempat mereka biasa berkumpul. Edy merasa malu dan tidak punya muka untuk bertemu dengan teman-teman satu kantornya juga mereka yang tinggal didekat rumahnya. Pardi hanya terdiam mendengar pertanyaan Edy menantunya. Dia merasa bersalah telah mencoreng nama baik menantunya, bahkan Edy tidak sudi untuk membantunya mengeluarkan dirinya dari penjara. Dan akhirnya berita itu juga sampai ke telinga Arum. Bahkan Arum yang awalnya tidak percaya, kini ayahnya sudah ditemuinya di penjara membuat dia harus menerima kenyataan menyakitkan ini. "Ayah, ternyata ada sisi lain didiri ayah yang tidak pernah
Arga masih bingung menghadapi sikap Lisda yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah ini dikarenakan dia belum juga memiliki momongan setelah menikah dengannya? Mungkin dia khawatir dengan kondisi tubuhnya yang sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ke arah itu.Nino memperhatikan ayahnya yang sedang nonton TV tapi terlihat tidak fokus. Nino sebenarnya tidak mau mengganggu ayahnya, tapi karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya dia memberanikan diri menegur ayahnya."Apa ayah menyesal membiarkan mama Lisda pergi dari rumah?" Terlihat tatapan menyelidik dari Nino kepadanya, membuat dia jadi kikuk. "Ngga, ayah ngga mikirin itu. Memangnya kenapa No?""Nino ngga suka liat mama Lisda merajuk kaya gitu. Padahal kan, seharusnya itu tidak perlu terjadi. Dan semuanya bisa dibicarakan tanpa perlu menggunakan drama seperti tadi. "Arga hanya tersenyum menanggapi kata-kata Nino, dia tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini. Dia hanya tidak ingin mengalami kegagalan kembali dalam rumah ta