Syena kini kembali lagi masuk kamar dan menidurkan Zahira. "Bobo dulu ya pinter, biar besok bisa main sama Papa!" Zahira mengangguk senang, dia segera mengambil guling kesayangannya dan naik ke tempat tidur.Syena menatap pilu putri cantiknya, "Maafkan mama nak, papamu memang bukan milik kita saja. Tapi ada orang lain yang juga memilikinya."Terdengar hembusan nafas Syena yang kini harus menanggung beban karena harus mau berbagi suami dengan madunya. Meskipun di sini posisinya yang salah, namun Syena tetap bertekad akan mencoba berusaha untuk menjadikan Arkan suaminya saja.Ternyata Maya benar-benar sakit, bahkan kini terlihat selang infusnya sudah menempel ditubuhnya. Wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya lemah tak bertenaga. Sudah beberapa hari ini Maya kesulitan untuk makan, karena perutnya menolak hingga akhirnya dia tumbang juga karena tidak ada asupan makanan ditubuhnya."Maya, gimana kondisi kamu sekarang nak? " Mama Maya menatap anaknya tak berkedip, dia takut sakitnya Maya ada
Arkan sedang membujuk Zahira melalui ponselnya yang masih terhubung dengan ponsel Syena. Dia malah meminta video call dengan Zahira. Batapa sedih hati Arkan melihat air mata yang berurai dipipi putri cantiknya."Sayang.. Zahira jangan nangis dong, besok papa pulang ya.. " Arkan mencoba merayu putrinya agar menghentikan tangisannya. Zahira terlihat menggelengkan kepalanya, dan menolak menatap wajah papanya."Papa udah bohong sama aku, papa ngga bisa dipercaya!! " Zahira sudah berteriak marah. Arkan tentu saja hanya bisa menatap Zahira dengan sedih.Zahira benar-benar terluka karenanya, kini gadis kecilnya sedang merajuk, sedangkan Syena terlihat masih memeluk Zahira yang masih menyisakan air matanya. "Aku pulang besok, aku ngga bohong. Pulang kerja aku langsung ke sana! "Arkan langsung menutup pembicaraannya dengan anak istrinya. Dia baru merasakan betapa pusingnya memiliki dua istri yang karakternya bertolak belakang. Ingin rasanya kembali ke masa lalu saja saat dia masih bersama mam
Arkan mengumpat Maya dalam hatinya, awalnya Arkan berpikir jika Maya pasti orang yang setia selama ini. Ternyata setelah mengetahui kedoknya kini, penilaian baik untuk Maya langsung menguap entah kemana.Maya masih belum menyadari ke hadiran Arkan di caffe yang sama. Sampai akhirnya Arkan mencoba menghubungi Maya, dia ingin tahu jawaban dari Maya. "Hallo, Maya..kamu ada dimana sekarang? "Maya terlihat menjawab dengan tenang pertanyaan Arkan sambil memberi kode tutup mulut pada Irdam. Yang dikasih kode malah cengar-cengir ngga jelas. "Aku ada di rumah mas, kan tadi kamu pesan aku ngga boleh kemana-mana! ""Oke kalau begitu aku akan pulang, ada barang yang ketinggalan." Arkan sengaja mengatakan akan pulang agar Maya segera pergi dari caffe itu dan pulang saat itu juga. Dugaannya ternyata benar, Maya terlihat panik karena dia harus buru-buru pulang agar tidak ketahuan Arkan.Senyum smirk muncul dari bibir Arkan, dia ingin tau seperti apa hebohnya Maya saat akan pulang ke rumah. "Loh, sa
Arkan kini bekerja dengan tenang, rencananya berjalan dengan lancar. Pulang kerja sesuai dengan janjinya pada Zahira, dia segera mendatangi putri cantiknya yang sudah menunggu dirinya."Papaaa..ayo kita jalan-jalan, aku udah siap niiih!" Senyum Zahira yang menggemaskan membuat Arkan langsung memeluk putrinya. "Waah, udah wangi dan cantik banget anak papa. Mau jalan-jalan kemana sayang?"Syena tersenyum bahagia melihat Zahira yang manja kepada papanya. Arkan langsung menggendong dan menciumi Zahira sampai membuat Zahira tertawa geli.Maya semakin kesal di rumah, tadinya dia berniat untuk pergi lagi menemui Irdam. Namun saat Irdam dihubungi ternyata ponselnya tidak aktif. Maya kini malah merasa curiga karena tidak biasanya Irdam mematikan ponselnya."Kemana sih laki-laki itu? Masa dia marah hanya gara-gara ngga jadi ketemu sama aku? " Akhirnya Maya menemui mamanya, dia segera ke rumah mamanya yang tinggalnya tidak jauh dari rumahnya."Ma, lagi sibuk ngga? Maya melihat mamanya sedang ser
Awalnya Anggi marah karena merasa dibohongi oleh Irdam. Namun kejujuran Irdam padanya terlihat saat putranya memeluknya, dia tidak menghindarinya malah menyambutnya.Padahal saat itu bisa saja Irdam mengelak dan tidak memperdulikan anaknya. Namun dia lebih memilih kehilangan dirinya dari pada kehilangan putra kesayangannya.Melihat sikap Irdam tentu saja mendapat nilai plus di mata Anggi. Karena itu Anggi memutuskan akan mencoba menjalani hubungannnya dengan Irdam meskipun dia tahu kalau Irdam sudah memiliki istri.Senyum smirk muncul dibibir Anggi, dia kembali teringat wajah tidak suka dari perempuan yang membawa anak itu. Tadi juga Irdam sempat menceritakan bagaimana pernikahannya dengan Ines terjadi.Ines dulunya memang teman mantan kekasihnya. Irdam saat itu sedang menjalin kasih dengan Maya, namun ternyata Ines juga mendekatinya. Ines sebenarnya sudah lama menyukai Irdam namun tidak pernah mendapat balasan dari Irdam.Saat diadakan pesta perpisahan seorang teman yang akan melanju
Anggi tidak akan melepaskan Irdam, dia harus cepat membalaskan sakit hati kakaknya secepatnya. Astri yang kini sedang terpasung di kampungnya karena dianggap gila oleh warga setempat.Kisah pilu Astri yang terjadi setelah dirinya mengenal Irdam dan memiliki anak darinya. Meskipun anak tersebut akhirnya meninggal di dalam kandungannya.Astri ternyata hanya dijadikan sebagai alat pemuas nafsu Irdam saja. Semuanya begitu menyakitkan bagi Astri, setelah kehormatannya direnggut secara paksa oleh Irdam dan ternyata tidak berhenti sampai disitu saja. Irdam bahkan mengancam akan menyebarkan aib Astri melalui rekaman videonya saat mereka melakukan hubungan intim jika Astri tidak mau mengikuti keinginannya.Astri yang tidak tau harus mengadu kemana karena kedua orangtuanya sudah tiada. Kini Astri bersama Anggi adiknya tinggal bersama nenek dari ibunya. Hidup seadanya dan sederhana, namun tidak disangka Anggi baru mengetahui kehamilan Astri sudah terlambat.Saat Astri jatuh di kamar mandi tanpa
Maya tidak terima karena merasa dipermainkan Irdam, namun dia juga tidak ingin rumah tangganya berantakan. Maya berusaha menghubungi Arkan, kali ini telfonnya dijawab oleh Arkan."Mas, kapan kamu pulang. Masa sudah satu minggu lebih kamu tidak pulang menengok aku dan anak-anak? " Awalnya Arkan berusaha berkelit tidak mau pulang, dia masih menyimpan luka dihatinya karena Maya sudah mengkhianatinya.Namun akhirnya Arkan bersedia pulang sebentar dengan syarat Maya tidak akan menghalanginya menemui Syena lagi. Akhirnya Maya mengijinkannya demi bisa bertemu dengan suaminya. Meskipun rasa marah dan cemburu sudah dari tadi bercokol dihatinya.Arkan memang berniat menemui Maya hanya ingin meminta penjelasan padanya tentang laki-laki yang dia temui waktu itu. Kini Arkan juga sulit mempercayai kata-kata Maya dan mertuanya.Arkan tau kalau ibunya Maya adalah penyuka hal-hal yang berbau gaib. Seperti saat kehilangan suaminya, mamanya Maya mengatakan jika suaminya meninggal karena ada yang menyant
Irdam mulai merasakan keanehan sikap Anggi, semakin hari Anggi semakin membatasi kegiatannya. Awalnya Irdam senang karena merasa diperhatikan, namun lama kelamaan dia mulai curiga.Hingga akhirnya Irdam terlambat menyadarinya. Dia tidak sadar selama ini Anggi sering memberinya makanan dan minuman yang sudah dicampuri obat untuk menurunkan hasratnya untuk bercinta sampai baru disadarinya jika dirinya kini sudah tidak bisa lagi melakukannya.Anggi kini tersenyum saat menyadari Irdam semakin lemah dan tidak bisa lagi beraktifitas menggunakan alat vitalnya untuk melakukan hubungan intim. Irdam mulai ketakutan dan diam-diam dia melakukan pengobatan ke dokter.Tanpa sepengetahuan Anggi karena Irdam malu jika diketahui penyakitnya. Anggi sendiri bersorak dalam hatinya. Usahanya selama ini ternyata tidak sia-sia. Dia membalaskan sakit hati kakaknya tanpa diketahui oleh Irdam.Di sisi lain, Ines semakin khawatir dengan kondisi Irdam yang semakin memprihatinkan. Kini Irdam terlihat lesu dan tid